Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JURNAL REVIEW

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

DOSEN PENGAMPU

Dr. EKO WAHYU NUGRAHADI, M.Si


MUNZIR PHONA, M.Si

NAMA : DINI OKTAVIA SITANGGANG


NIM : 7192142002
KELAS : Reguler B 2019
PRODI : PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

1|pengantar ekonomi mikro


REVIEW JURNAL
Judul Consumer Culture Theory (CCT): Twenty Years of Research

Jurnal I Journal Of Consumer Research

Download Downloaded from https://academic.oup.com/jcr/article-


abstract/31/4/868/1812998 by guest on 17 October 2018

Volume dan Halaman Vol. 31

Tahun March 2005


All rights reserved. 0093-5301/2005/3104-0017$10.00

Penulis ERIC J. ARNOULD and CRAIG J. THOMPSON*

Reviewer Dini oktavia Sitanggang

Tanggal 14 Oktober 2019

Tujuan Penelitian The research aims to provide a viable disciplinary brand for
this research tradition that we call consumer culture theory
(CCT).

Subjek Penelitian Comsumer

Metode penelitian frequently making use of multiple data sources and


triangulation techniques (Arnould and Price 1993; Belk et al.
2003; Celsi et al. 1993; Grayson and Martinec 2004; Mick
and Fournier 1998; Moore and Lutz 2000).
Langkah Penelitian langkah penelitian ini ialah
1) Penulis menentukan masalah yang ingin diteliti yaitu
teori budaya konsumen (CCT) 20 tahun penelitian.
Dimana penelitian ini menyediakan perpaduan dari
gambaran pola penelitian komsumen di 20 tahun lalu
dalam menyelamatkan budaya sosial,symbol serta

2|pengantar ekonomi mikro


aspek ideology dari konsumsi.
2) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan
sebuah merek/produk/brand yang disiplin dan dapat
dipercaya dari cara penelitian ini yang dikenal
sebagai CCT.
3) Peneliti juga memberitahukan bahwa penelitian ini
juga sebagai ganti rugi/memperbaiki 3
kesalahpahaman yang terjadi tentang orientasi
analisis dan sifat dasar dari CCT dan kemudian
peneliti ini mengakses bahwa bagaimana CCT bisa
dikontribusikan pada penelitian konsumen dengan
memperjelas budaya siklus konsumsi dan dengan
mengembangkan teori mengenai 4 hal penting dari
keperluan penelitian ini
4) Peneliti juga memberikan kajian pustaka mengenai
materi terkait.
Hasil Penelitian Penelitian teori budaya konsumen menunjukkan bahwa
banyak kehidupan konsumen dibangun di sekitar berbagai
realitas dan bahwa mereka menggunakan konsumsi untuk
mengalami realitas (terkait dengan fantasi, keinginan
invokatif, estetika, dan bermain identitas) yang berbeda
secara dramatis dari quotidian. Apa batasan baru untuk
CCT? Satu bidang yang secara mencolok absen dari tinjauan
ini, dan oleh implikasi JCR, adalah analisis yang lebih luas
tentang kekuatan historis dan institusional yang telah
membentuk pasar dan konsumen sebagai kategori sosial
(misalnya, Cohen 2003). Salah satu alasan yang mungkin
untuk kurangnya analisis tingkat makro budaya konsumen
adalah kesulitan melakukan pekerjaan tersebut dalam artikel
panjang jurnal. Salah satu cara untuk mendorong dan
menstimulasi penelitian sejarah yang lebih mendalam adalah

3|pengantar ekonomi mikro


untuk para peneliti konsumen untuk memberikan
kepercayaan yang lebih besar terhadap buku-buku dan seri
monograf JCR. Salah satu bentuk khusus dari penelitian ini
yang kami ingin mendorong berusaha untuk menceritakan
sejarah budaya melalui bentuk komoditas (didefinisikan
secara luas).Akhirnya, dengan membangun gagasan modal
budaya (Allen 2002; Holt 1998), CCT dapat dengan mudah
mengejar teori sumber daya berbasis budaya dari pelanggan
yang cocok dalam beberapa hal dengan teori-teori berbasis
sumber daya dari perusahaan (Hunt dan Morgan 1995,
1996). Teori yang berpusat pada konsumen seperti itu akan
menyelidiki bagaimana pelanggan mengalokasikan sumber
daya ekonomi, sosial, dan budaya antara merek bersaing dan
penawaran layanan dan menggunakannya untuk
memperkaya endowmen mereka.

Kekuatan Penelitian Kelebihan pada jurnal ini adalah pembahasan pada jurnal ini
bagus karena setiap isi dari penelitian tersebut memaparkan
dengan jelas apa maksud dari CCT (comsumer culture
theory). Di dalam penelitian ini juga disediakn contoh-
contoh beberapa penelitian mengenai cct dalan bentuk table
sehingga membuat pembaca lebih memperluas pemahaman
tentang teori konsumen. Penelitian ini juga dapat dijadikan
referensi bagaimana langkah langkah yang dapat diambil
agar permasalahan di kalangan konsumen dalam pemenuhan
kebutuhan juga dapat di pergunakan langkah yang lebih
bijaksana lagi dalam memenuhi kebutuhannya.
Kelemahan Penelitian kekurangan pada jurnal tersebut ialah terletak pada langkah
langkah penelitiannya yang kurang dipaparkan secara rinci
sehingga para pembaca yang kurang mengerti tentang
langkah langkah penelitian. Dan di dalam penelitian ini sulit
untuk mengambil intisari dikarenakan keterbatasan dalam

4|pengantar ekonomi mikro


memahami bahasa dalam penelitian ini. Selain itu,metode
dalam penelitian ini juga kurang jelas pemaparannya.

Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan


dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat
bebrapa hal yang harus dipahami dalam penelitian ini yaitu
dengan pembuatan jurnal ini, peneliti mengharapkan agar
konsumen dapat lebih bijaksana lagi dan perlunya menggali
pemahaman konsumen tentang sejarah dan temporalitas dari
teori-teori yang ada. Dengan adanya CCT, Teori yang
berpusat pada konsumen akan menyelidiki bagaimana
pelanggan mengalokasikan sumber daya ekonomi, sosial,
dan budaya antara merek bersaing dan penawaran layanan
dan menggunakannya dengan baik.
.

Saran Saran yang dapat penyusun berikan adalah, agar peneliti


maupun peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian
sejenis dapat memperbaiki jurnal yang dibuat baik dari segi
topik, judul, pendahuluan, pembahasan sampai kesimpulan

5|pengantar ekonomi mikro


Identitas Jurnal II Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2001

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN


Judul
DAGING SAPI DI INDONESIA

Download Scholar.google.co.id

NYAK ILHAM (Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial


Penulis/Peneliti
Ekonomi Pertanian).

Reviewer Dini oktavia Sitanggang

Tanggal 14 Oktober 2019

Abstrak disajikan dengan baik dimana Laju pertumbuhan


konsumsi daging sapi tidak sebanding dengan laju
pertumbuhan produksi daging sapi.

Sejak tahun 1990, selain dari usaha peternakan rakyat,


produksi daging sapi Indonesia ada juga yang dihasilkan dari
Industri Peternakan (feedlotter).

Abstrak / Summary Lebih lanjut, Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran, permintaan,
dan harga daging sapi di Indonesia dan (2) menganalisis
respon penawaran, permintaan, dan harga daging sapi
terhadap perubahan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Beberapa data dari penelitian tersebut juga dicantumkan oleh
penulis secara padat. Di sisi lain, kata kunci dari abstrak
tersebut pun relevan.

6|pengantar ekonomi mikro


Penulis memberikan sedikit pengantar terkait kenaikan harga
daging dari tahun ke tahun. Nyak Ilham juga menerangkan
selama periode 1987-1996 rataan laju peningkatan konsumsi
daging sebesar 7,36% per tahun (DITJEN PETERNAKAN,
1997). Kontribusi daging sapi (21,27%) menduduki urutan
kedua setelah daging unggas (58,02%) dalam memenuhi
kebutuhan daging. Pada periode yang sama konsumsi daging
sapi tumbuh sebesar 4,43%, sedangkan produksi yang
sebagian besar berasal dari peternakan rakyat, populasinya
hanya tumbuh 2,33%. Tanpa upaya-upaya peningkatan
produksi, diduga akan terjadi pengurasan populasi.
Pendahuluan / Konsekuensinya, Indonesia harus melakukan impor. Impor
Introduction
daging sapi awalnya hanya untuk memenuhi segmen pasar
tertentu, namun kini telah memasuki segmen supermarket dan
pasar tradisional. Peningkatan impor dipacu lagi oleh adanya
tuntutan konsumen terhadap kualitas daging

dan harga daging impor yang cukup bersaing.

Melalui pendahuluan yang terasa seperti prolog, pembaca


semakin menemukan titik terang dari inti penelitian Nyak
Ilham. Ini sangat bagus karena penting untuk menyamakan
persepsi terlebih dahulu dengan pembaca dan mereka berhasil
untuk poin tersebut.

Penelitian tersebut membuat metode dengan cara perhitungan


yaitu:

Fungsi penawaran daging sapi


Materi dan Metode
Penelitian Fungsi penawaran dapat diturunkan dengan memaksimumkan
fungsi keuntungan (HENDERSON AND QUANDT, 1980).
Dengan menggunakan teknologi tertentu, fungsi produksi
daging sapi diformulasikan sebagai berikut :

7|pengantar ekonomi mikro


Q = f (S, P, L, T, D, O)
……………………………………………… (1)

dimana:

Q = jumlah daging sapi ; S = jumlah sapi bakalan

P = jumlah pakan sapi ; L = jumlah tenaga kerja

T = teknologi ; D = lama pemeliharaan

O = faktor produksi lain

Fungsi permintaan daging sapi

Fungsi permintaan dapat diturunkan dari fungsi utilitas


konsumen yang dimaksimumkan dengan kendala tingkat
pendapatan (HENDERSON and QUANDT, 1980). Jika
diasumsikan fungsi

utilitas konsumen daging sapi diformulasikan sebagai berikut:

U = u (Q, R)
………………………………………………………... (6)

dimana:

U = total utilitas mengkonsumsi daging sapi

Q = konsumsi daging sapi

R = konsumsi komoditas lain

Ekspor impor

Perbedaan harga merupakan salah satu penyebab terjadinya


perdagangan antar negara (lokasi), dimana suatu produk
cenderung bergerak dari daerah surplus ke daerah defisit,
sampai perbedaan harga mendekati biaya transfer

8|pengantar ekonomi mikro


Indonesia merupakan negara net importer daging sapi.
Permintaan impor daging sapi merupakan kekurangan

produksi tersebut atas konsumsi dalam negeri. Disamping itu,


paritas harga yang tinggi antara harga domestik dengan harga
impor, juga merupakan faktor pendorong terjadinya kegiatan
impor.

Dari uraian di atas persamaan impor daging sapi Indonesia


diformulasikan sebagai berikut:

M = f(PBI, TRI, GNP, NTR, M-1)


…………………………………... (11)

dimana:

M = volume impor daging sapi

PBI = harga daging sapi impor

TRI = tarif impor daging sapi

GNP= pendapatan nasional bruto

NTR= nilai tukar rupiah terhadap dollar AS

M-1 = lag impor

Penelitian ini menggunakan data sekunder mulai tahun


1990.Q1 sampai 1997.Q2. Untuk
Jenis dan sumber
data mencukupi data deret waktu dan melihat fluktuasi triwulanan
maka deret waktu yang digunakan

merupakan deret waktu triwulanan. Data yang tidak lengkap

9|pengantar ekonomi mikro


deret triwulanannya, diolah dengan

menggunakan data tahunan dengan menggunakan data


triwulanan memakai teknik regresi berulang

seperti yang dilakukan BOEDIONO (1979). Sumber data


yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran

1. Data diperoleh dari berbagai sumber, yaitu Biro Pusat


Statistik, Direktorat Jenderal Peternakan,

Asosiasi Pengusaha Feedlotter Indonesia (APFINDO), FAO


Trade Year, dan FAO Quarterly

Bulletin Statistic, serta publikasi lain yang berkaitan dengan


studi ini.

Hasil pendugaan model

Secara menyeluruh persamaan yang ada mampu menjelaskan


sistem persamaan simultan dengan nilai R2 terbobot sebesar
0,89. Untuk masing-masing persamaan, nilai statistik F cukup
tinggi, yaitu antara 6,42–77,26. Demikian juga nilai koefisien
determinasi (R2), yaitu antara 0,65– 0,95. Menurut kriteria
ekonomi, semua tanda parameter sesuai dengan yang
diharapkan. Berdasarkan nilai DW dan Dh, dari tiap
Hasil penelitian
persamaan tidak ada masalah serial korelasi yang berarti.

Pembahasan hasil

Penawaran peternakan rakyat

Selisih harga daging sapi dengan harga ternak sapi


berpengaruh negatif dan nyata secara statistik terhadap
penawaran peternakan rakyat. Semakin besar perbedaan harga
kedua barang tersebut, yang dapat disebabkan oleh naiknya

10 | p e n g a n t a r e k o n o m i m i k r o
harga daging sapi sedangkan harga ternak tetap atau harga
daging sapi tetap sedangkan harga sapi turun, peternak akan
mengurangi penawarannya.

Penawaran industri peternakan

Harga daging sapi memberikan pengaruh positif dan sangat


nyata terhadap penawaran industri peternakan rakyat.
Perubahan harga daging sapi baik jangka pendek maupun
jangka panjang sangat direspon oleh usaha ini dengan nilai
elastisitas masing-masing 5,14 dan 10,99. Tingginya respon
tersebut mengindikasikan usaha ini telah dikelola dengan
komersial layaknya suatu usaha industri.

Selain dipengaruhi dan respon terhadap perubahan harga


output, usaha ini juga dipengaruhi harga input berupa harga
sapi bakalan impor (cif) dan tingkat suku bunga bank. Kedua
faktor input tersebut memberikan pengaruh negatif dan nyata
secara statistik terhadap penawaran daging sapi industri
peternakan.

Impor daging sapi Indonesia

Harga daging sapi impor berpengaruh negatif terhadap jumlah


impor daging sapi, namun

pengaruhnya tidak nyata. Pada umumnya, konsumen daging


sapi impor mempunyai pendapatan

yang relatif tinggi, maka kenaikan harga daging sapi impor


tidak memberikan pengaruh berarti

terhadap volume impor. Tingginya permintaan daging sapi


saat lebaran, berpengaruh positif dan

nyata terhadap volume impor daging sapi. Artinya pada saat

11 | p e n g a n t a r e k o n o m i m i k r o
tersebut, untuk mencukupi permintaan

domestik yang tinggi, Indonesia harus memenuhi dari


pasokan daging impor.

Penulisan referensi sudah sesuai dengan kaidah dan pun


Referensi
relevan dengan isi penelitian.

Penawaran peternakan rakyat dipengaruhi oleh selisih harga


daging sapi dengan harga sapi

domestik dan penawaran industri peternakan rakyat.


Penawaran peternakan rakyat responsif

terhadap perubahan selisih harga daging sapi dengan harga


sapi domestik. Keberadaan industri

peternakan berpengaruh negatif terhadap penawaran usaha


peternakan rakyat.
Kesimpulan
Usaha peternakan sapi potong rakyat masih belum bankable.
Padahal usaha penggemukan sapi

potong dengan periode penggemukan 3–6 bulan cukup


berkembang dan menjanjikan keuntungan

yang cukup baik. Masalahnya sebagian peternak terbatas


modalnya, sehingga mereka hanya

memelihara dalam jumlah terbatas.

12 | p e n g a n t a r e k o n o m i m i k r o
1. Penyusunan artikel sangat baik, karena diikutsertakan
pendapat-pendapat para ahli ataupun para pustaka.
Kelebihan 2. Pengujian yang dilakukan sangat baik, karena dijelaskan
pada tahun berapa saja harga daging itu naik
3. Penggunaan bahasa cukup sederhana dan mudah untuk
dipahami para pembaca.

13 | p e n g a n t a r e k o n o m i m i k r o

Anda mungkin juga menyukai