Anda di halaman 1dari 9

PROYEK

“Peran Orang Tua Dalam Pembentukan Karakter Anak”

Dosen Pengampu: Drs. Arifin Siregar, M.Pd.

DISUSUN OLEH :

NAMA : Debora S.C Hutapea (4182141017)

Roma L. Sihite (4183341020)

KELAS : Biologi Dik A 2018

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkatnya kami
dapat menyelesaikan proyek ini. Proyek ini kami tulis untuk memenuhi tugas mata kuliah
Filsafat Pendidkan. Dan kami berterima kasih kepada dosen filsafat kami bapak Drs. Arifin
Siregar, M.Pd, karena beliau yang telah memberikan dan juga membimbing kami dalam
menyelesaikan tugas ini.
Dan kami sepenuhnya sadar, tulisan ini belumlah sempurna. Dikarenakan hal tersebut,
kami menerima kritik dan saran terkhususnya dari bapak dosen kami, agar kelak kami dapat
membuat tulisan yang lebih baik lagi. Dan diakhir kalimat kami berharap tulisan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Medan , November 2018

Debora S.C Hutapea Roma L. Sihite

i
DAFTAR PUSTAKA

Kata Pengantar..................................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................................ 1
Bab II Pembahasan
A. Landasan Teori........................................................................................................... 2
B. Pembahasan Proyek................................................................................................... 2
Bab III Penutup
A. Kesimpulan................................................................................................................. 5
B. Saran........................................................................................................................... 5
Daftar Pustaka...................................................................................................................... 6

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Lingkungan merupakan tempat dimana seorang anak tumbuh dan
berkembang, sehingga lingkungan banyak berperan dalam membentuk kepribadian
dan karakter seseorang. Bagi kebanyakan anak, lingkungan keluarga merupakan
lingkungan ini yang mempengaruhi perkembangan anak, setelah itu sekolah dan
kemudian masyarakat. Keluarga dipandang sebagai lingkungan dini yang dibangun
oleh orangtua dan orang-orang terdekat. Setiap keluarga selalu berbeda dengan
keluarga lainnya, dalam hal ini yang berbeda misalnya cara didik keluarga, keadaan
ekonomi keluarga. Setiap keluarga memiliki sejarah perjuangan, nilai-nilai, dan
kebiasaan yang turun temurun yang secara tidak sadar akan akan membentuk karakter
anak.
Pengaruh keluarga amat besar dalam pembentukan pondasi kepribadian anak.
Keluarga yang gagal membentuk kepribadian anak biasanya adalah keluarga yang
penuh dengan konflik atau tidak bahagia. Tugas berat para orang tua adalah
meyakinkan fungsi keluarga mereka benar-benar aman, nyaman bagi anak-anak
mereka. Rumah adalah surga bagi anak, dimana mereka dapat menjadi cerdas, sholeh,
dan tentu saja tercukupi lahir dan bathinnya.
Dari beberapa paparan tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa pendidikan
dalam keluarga merupakan pendidikan awal bagi anak karena pertama kalinya mereka
mengenal dunia terlahir dalam lingkungan keluarga dan dididik oleh orang tua.
Sehingga pengalaman masa anak-anak merupakan faktor yang sangat penting bagi
perkembangan selanjutnya, keteladanan orang tua dalam tindakan sehari-hari akan
menjadi wahana pendidikan moral bagi anak, membentuk anak sebagai makhluk
sosial, religius, untuk menciptakan kondisi yang dapat menumbuh kembangkan
inisiatif dan kreativitas anak. Dengan demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa peran
kelurga sangat besar sebagai penentu terbentuknya moral manusia-manusia yang
dilahirkan.
2. Rumusan masalah
a Bagaimana cara mengenalkan dan mengedukasi orang tua terhadap pentingnya
pembentukan karakter anak?
b Faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam pembentukan arakter
anak?
3. Tujuan
Pembentukan karakter ini bertujuan untuk terbentuknya karakter anak bangsa yang
sesuai harapan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Landasan Teori
Salah satu pihak yang bertanggungjawab dalam terlaksananya fungsi dan
tujuan pendidikan nasional ialah keluarga. Keluarga sebagai lingkungan yang paling
dekat dengan siswa, merupakan tempat pendidikan pertama baginya. Keluarga
mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan karakter disiplin pada
siswa. Hal ini dikarenakan hubungan yang harmonis antar keluarga akan membantu
kelancaran proses pendidikan seseorang, terutama anggota keluarganya. Sebagaimana
diungkapkan dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Kemendiknas (dalam Agus
Wibowo 2012: 52), menyebutkan bahwa:
Rata-rata anak didik mengikuti pendidikan di sekolah hanya sekitar 7 jam
per hari, atau kurang dari 30 persen. Selebihnya atau sekitar 70 persen,
anak didik berada dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya. Apabila
dilihat dari aspek kuantitas waktu, pendidikan di sekolah hanya
berkontribusi sebesar 30 persen saja terhadap hasil pendidikan siswa.
Selain keluarga, peranan sekolah tidak kalah pentingnya dalam pembentukan
karakter disiplin seorang siswa. Sekolah sebagai tempat menuntut ilmu secara formal
bagi seorang siswa diharapkan mampu memberikan perkembangan jiwa. Peran guru
tidak sekedar sebagai pengajar semata, pendidik akademis tetapi juga merupakan
pendidik karakter, moral, dan budaya bagi siswanya (Daryanto dan Suryatri 2013:
11). Lickona (dalam Daryanto dan Suryatri 2013: 11), sekolah dan guru harus
mendidik karakter, khususnya melalui pengajaran yang dapat mengembangkan rasa
hormat dan tanggung jawab.
Kerjasama dari guru dan orang tua merupakan kunci dari kesuksesan dalam
membentuk karakter disiplin siswa. Guru dan orang tua merupakan pendidik yang
diharapkan mampu bekerjasama dalam membina karakter disiplin pada siswa. Tanpa
adanya kerjasama yang dilakukan oleh orang tua dan guru, tentu karakter disiplin
tidak dapat dibentuk pada diri seorang siswa. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Suryadi (2006:73), dalam upaya menerapkan disiplin pada anak, orang tua bisa
mengarahkan dasar-dasar disiplin yang diarahkan pada 4 hal berikut: pribadi orang
tua yang konkret, pribadi anak yang konkret, situasi lugas dalam kehidupan keluarga,
dan arah tindakan untuk anak agar memiliki dasar-dasar disiplin diri dan
mengembangkannya.

2. Pembahasan Proyek
Untuk mengenalkan orang tua terhadap pentingnta pembentukan karakter maka
dibutuhkan kerjasama orang tua dengan guru. Dimana kami mengusulkan dengan cara
melakukan proyek rapat orang tua setiap beberapa bulan sekali.
Maka didalam rapat guru harus menjelaskan bagaimana pentingnya karakter di masa
sekarang. Yang dimana bahkan, penilaian karakter dimasa kini juga sangat di
perhatikan pada siswa melalui kurikulum yang sedang di jalankan yaitu kurikulum
2013.

2
Dalam memenuhi tujuan dari rapat tersebut maka guru harus dapat mengedukasi
orang tua mengenai pendidikan karakter.
Dalam pendidikan karakter itu sendiri, terdapat beberapa aspe yang diperhatikan:
 Religius, yakni ketaatan dan kepatuahan dalam memahami dan melaksanakan
ajaran agama (aliran kepercayaan) yang dianut, termasuk dalam hal ini adalah
sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama (aliran kepercayaan) lain,
serta hidup rukun dan berdampingan.
 Jujur, yakni sikap dan perilaku yang menceminkan kesatuan antara
pengetahuan, perkataan, dan perbuatan (mengetahui apa yang benar,
mengatakan yang benar, dan melakukan yang benar) sehingga menjadikan
orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya.
 Toleransi, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap
perbedaan agama, aliran kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras, etnis, pendapat,
dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya secara sadar dan terbuka, serta
dapat hidup tenang di tengah perbedaan tersebut.
 Disiplin, yakni kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk
peraturan atau tata tertib yang berlaku.
 Kerja keras, yakni perilaku yang menunjukkan upaya secara sungguh-sungguh
(berjuang hingga titik darah penghabisan) dalam menyelesaikan berbagai
tugas, permasalahan, pekerjaan, dan lain-lain dengan sebaik-baiknya.
 Keratif, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam berbagai
segi dalam memecahkan masalah, sehingga selalu menemukan cara-cara baru,
bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik dari sebelumnya.
 Mandiri, yakni sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan. Namun hal ini bukan berarti
tidak boleh bekerjasama secara kolaboratif, melainkan tidak boleh
melemparkan tugas dan tanggung jawab kepada orang lain.
 Demokratis, yakni sikap dan cara berpikir yang mencerminkan persamaan hak
dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya dengan orang lain.
 Rasa ingin tahu, yakni cara berpikir, sikap, dan perilaku yang mencerminkan
penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar, dan
dipelajari secara lebih mendalam.
 Semangat kebangsaan atau nasionalisme, yakni sikap dan tindakan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
individu dan golongan.
 Cinta tanah air, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangga,
setia, peduli, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekomoni,
politik, dan sebagainya, sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain
yang dapat merugikan bangsa sendiri.
 Menghargai prestasi, yakni sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan
mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi
yang lebih tinggi.
 Komunikatif, senang bersahabat atau proaktif, yakni sikap dan tindakan
terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta
kerja sama secara kolaboratif dengan baik.

3
 Cinta damai, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai,
aman, tenang, dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau
masyarakat tertentu.
 Gemar membaca, yakni kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan
waktu secara khusus guna membaca berbagai informasi, baik buku, jurnal,
majalah, koran, dan sebagainya, sehingga menimbulkan kebijakan bagi
dirinya.
 Peduli lingkungan, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga
dan melestarikan lingkungan sekitar.
 Peduli sosial, yakni sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian
terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkannya.
 Tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri sendiri, sosial,
masyarakat, bangsa, negara, maupun agama.

Guru harus mampu mengedukasi orang tua untuk turut membantu dalam membangun
karakter-karakter tersebut pada anak. Dimana karakter-karakter tersebut juga dapat
menjadikan kebiasaan bagi si anak. Di dalam satu rapat ada baiknya membahas beberapa
point saja dari karakter tersebut, di pertemuan atau di rapat selanjutnya beberapa point lagi.
Dimana hal ini juga bertujuan untuk membangun komunikasi antar orang tua dan guru. Dan
di tiap pertemuan haruslah juga membahas permasalahan-permasalahan dan perkembangan-
perkembangan dalam karakter anak setelah dijalankan nya program ini.
Dan diharapkan seluruh orang tua dapat menghadiri rapat tersebut, yang mana jadwalnya
didiskusikan sendiri oleh guru wali kelas dan tiap orang tua dari kelas masing-masing.

Dan seperti pada landasan teori, pembangunan karakter anak juga dapat dilaksanakan
dengan baik dengan kondisi yang baik pula. Dimana pribadi orangtua dan kondisi keluarga
juga diperhatikan. Orang tua juga harus menciptakan kondisi yang baik untuk mental anak.
Baik dalam hubungan keluarga maupun dalam mendidik anak. Misalnya, mendidik anak
secara toriter. Mendidik anak secara otoriter akan berdampak negatif bagi karakter anak.
Maka terlebih dahulu cara orang tua dalam mendidik anak juga diperbaiki.

4
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Mengenalkan orang tua terhadap pentingnya pembentukan karakter anak dapat
diwujudkan dengan mengadakan rapat orang tua dan guru yang di lakukan beberapa
bulan sekali. Dimana dalam rapat juga dibahas aspek-aspek pembentukan karakter
yang akan menjadi tujuan setiap beberapa bulan sebelum pembahasan aspek yang lain
lagi didalam pertemuan selanjutnya. Dan dalam rapat antar guru dan orang tua juga
dibahas perkembangan karakter setelah program ini dijalankan.
2. Saran
Ada baiknya setiap perkembangan dalam program ini di dokumentasikan dalam
bentuk laporan perkembangan pembentukan karakter siswa. Agar dapat dilihat hasil
dari program tersebut.

5
Daftar Pustaka

Alimin, Arip. 2014. Pengaruh pendidikan karakter terhadap prestasi belajar mata pelajaran
produktif siswa kompetensi keahlian teknik elektronika industri SMK N 1 Losarang.
https://eprints.uny.ac.id/25970/1/Arip%20Alimin%2008501244006.pdf.

Apriliana Krisnawanti .2016. Kerjasama Guru Dengan Orang Tua Membentuk Karakter
Disiplin Siswa Kelas V Sd Negeri Gembongan. Jurnal Pendidikan Guru . Edisi 18.

Anda mungkin juga menyukai