Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK REPORT

SISTEM KURIKULUM PENDIDIKAN DI SINGAPURA

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dalam Mata kuliah Telaah Kurikulum

Dosen Pengampu :

Dra. Aryeni,M.Pd dan Dr. Hasruddin,M.Pd

Disusun oleh :

Lisa Amalia (4181141001)

Indah Ramadhani (4181141006)

Rosalina T. Naryemin ( 4185041001)

Kelas : Biologi Dik A 2018

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya kami dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report
ini dengan tepat waktu.
Terima kasih kepada dosen pengampu, yaitu ibu Dra. Aryeni,M.Pd dan bapak
Dr. Hasruddin,M.Pd yang telah memberikan tugas ini sehingga kami bisa memahami
bagaimana cara mengkritisi buku-buku dengan baik.

Kami sadar bahwa tugas ini memiliki banyak kekurangan oleh karena itu kami minta
minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan kami juga mengharapkan kritik dan saran
dalam tugas ini agar di lain waktu kami bisa membuat tugas dengan lebih baik lagi .
Mudah-mudahan tugas ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami
sendiri dan maupun bagi pembaca.

Medan, Mei 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Sistem pendidikan Singapura menempati peringkat 5 pada 2012 dan peringkat 3 pada
2014 menurut studi The Learning Curve yang dilakukan oleh lembaga Pearson . Singapura
teridentifikasi sebagai salah satu sistem sekolah dengan kinerja terbaik di dunia oleh laporan
dari McKinsey yang dipublikasikan pada 2010. Siswa Singapura juga menempati peringkat
atas pada berbagai kategori di berbagai penilaian, seperti kategori “Reading, Mathematics
and Science” pada Programme for International Student Assessment (PISA) 2009, kategori
“Mathematics and Science” pada Trends in International Mathematics and Science Study
(TIMSS) 2007, serta kategori “Literacy” pada Progress in International Reading Literacy
Study (PIRLS) 2006 [4]. Pada World Economic Forum Global Competitiveness Report 2013-
2014, Singapura menempati peringkat 3 dan untuk kategori “Quality of the educational
system” pada level primary education dan higher education. Kolaborasi R&D antara
universitas dengan industri di Singapura juga menempati peringkat 4.dengan kemjuan sistem
pendidikan di singapura, sistem pendidikan di indonesia diharapkan bisa menjadi lebih baik
lagi seperti sistem pendidika di singapura.

TUJUAN

1. Menganalisis kurikulum pendidikan di singapura


2. Mengetahui kelebihan kurikulum pendidikan di singapura
3. Mengetahui penyebab keberhasilan kurikulum di singapura

MANFAAT

1. Menambah ilmu pengetahuan baru tentang kurikulum pendidikan di singapura


2. Dapat menambah inovasi/ide kreatif agar pendidikan di indonesia dapat menjadi lebih
baik seperti pendidikan di singapura
3. Dapat membandingkan sistem pendidkan di indonesia dengan sistem pendidikan di
singapura
BAB II

IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Mengenal Sistem Pendidikan Singapura

Pengarang : Ismunandar, Arfika Nurhudatiana, Syarif Rousyan Fikri,


Delphine Helena
Penerbit : Penerbit Nuansa Cendikia

Tahun Terbit : 2014

Jumlah Halaman : 100 halaman

Cetakan :1

ISBN : 978-602-7768-92-5
BAB III

ISI BUKU

KURIKULUM PENDIDIKAN DI SINGAPURA

Secara umum, jenjang pendidikan di Singapura dapat dibagi menjadi beberapa tahap yaitu
1. Pre-school (usia 4-6 Tahun)
2. Primary (usia 7-12 tahun)
3. Secondary (usia 13-16 tahun)
4. Post-Secondary (usia 17-19 tahun)
5. University (usia 20-23 tahun)

Pre-school Education

Terdapat 2 macam penyelenggara pendidikan pre-school, yaitu kindergartens dan childcare


centres. Kindergartens menyediakan pendidikan untuk anak usia 4 sampai 6 tahun. Lama
pendidikan kindergartens adalah 3 tahun, yang terdiri dari tingkat Nursery, Kindergarten 1,
dan Kindergarten 2. Childcare centres menyediakan pendidikan anak pada usia 18 bulan
sampai 6 tahun. Terdapat juga beberapa centres yang memberikan program pengasuhan anak
usia 2 bulan sampai 18 bulan. Mulai 1 April 2013, kedua macam penyelenggara pendidikan
tersebut berada di bawah pengawasan Early Childhood Development Agency (ECDA), yaitu
lembaga otonom yang diawasi oleh Ministry of Education (MOE) dan Ministry of Social and
Family Development (MSF). MOE menyusun kurikulum pendidikan pre-school sebagai
panduan untuk penyelenggara pendidikan tersebut. Kurikulum tersebut lebih ditujukan
sebagai referensi untuk penyedia pendidikan pre-school. MOE juga memberikan pelatihan
kepada tenaga pengajar pre-school dalam menjalankan pendidikan sesuai kurikulum tersebut.
Di bawah ini gambar kurikulum pre-school di singapura
Pendidikan Primer
Pendidikan primer dilaksanakan melalui Primary School dan merupakan jenjang
pendidikan wajib yang diatur pemerintah dalam The Compulsory Education Act . Lama
pendidikan primer adalah 6 tahun dengan tingkatan mulai dari Primary 1 sampai Primary 6.
Pendidikan primer ditujukan untuk membekali para siswa dengan keterampilan bahasa
Inggris, bahasa ibu (Mother Tongue Language), dan matematika.
Mata pelajaran yang diberikan kepada siswa antara lain adalah:
• Bahasa, yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Ibu (Mother Tongue Language).
• Matematika dan sains.
• Kemanusiaaan dan seni, yaitu studi sosial (social studies), seni, dan musik.
Selain aktivitas belajar dan mengajar di kelas, terdapat beberapa program ditujukan untuk
membangun lingkungan belajar yang kondusif. Program- program tersebut yaitu :
Learning Support Programmes
Program ini ditujukan untuk membantu siswa yang memiliki kekurangan dalam
kemampuan bahasa atau berhitung saat memasuki level Primary 1.

Gifted Education Programme (GEP)


Program ini ditujukan bagi siswa yang memiliki kemampuan pembelajaran lebih.
Untuk mengikuti program ini, siswa akan diberikan test pada level Primary 3. Siswa yang
dinilai layak dalam program ini akan ditempatkan di sekolah primer tertentu pada level
Primary 4 sampai Primary 6.

Co-Curricular Activities (CCA)


Selain pembelajaran dalam kelas, siswa diharapkan untuk aktif dalam kegiatan
ekstrakurikuler. Pada tiap sekolah, terdapat beragam kegiatan ekstra-kurikuler, seperti
kegiatan olah raga, musik, seni, dan sebagainya.

Subject-Based Banding
Program Subject-Based Banding memberikan pilihan kepada siswa dalam menentukan
tingkat kesulitan mata pelajaran yang diambil. Tujuan program ini adalah agar siswa yang
memiliki kesulitan dalam mata pelajaran tertentu dapat mengambil mata pelajaran tersebut
pada tingkat yang lebih mudah dan fokus pada mata pelajaran lainnya. Proses Subject-Based
Banding adalah sebagai berikut:
1. Pada level Primary 4, siswa akan menjalani ujian untuk menentukan pilihan mata pelajaran
pada level selanjutnya. Berdasarkan hasil ujian tersebut, sekolah akan memberikan
rekomendasi kepada orangtua dalam memilih mata pelajaran siswa pada level Primary 5.
2. Orang tua akan mengisi form kombinasi mata pelajaran untuk level Primary
5. Adapun pilihan mata pelajaran yang tersedia untuk level ini adalah sebagai berikut:
• Bahasa Inggris, Matematika, Sains, dan Mother Tongue Language (MTL)
pada level dasar (foundation level).
• Bahasa Inggris, Matematika, Sains, dan MTL pada level standar.
• MTL pada level tinggi.
3 Mata pelajaran yang diberikan kepada siswa pada level Primary 5 adalah berdasarkan
pilihan orangtua.
4. Pada akhir Primary 5, siswa diberi beberapa pilihan:
• Siswa dapat meneruskan mata pelajaran yang sama untuk level Primary 6.
• Siswa yang mengambil mata pelajaran pada tingkat dasar dan berhasil menjalaninya dengan
sangat baik akan diperbolehkan untuk mengambil mata pelajaran tersebut pada tingkat
standar.
• Siswa yang mengambil mata pelajaran pada tingkat standar dan mengalami kesulitan dalam
menjalaninya akan diperbolehkan untuk mengambil mata pelajaran tersebut pada tingkat
dasar.
Pada akhir tingkat Primary 6, siswa akan menjalani ujian akhir untuk menentukan
jenjang sekolah sekunder yang akan ditempuh. Ujian akhir ini dikenal dengan nama Primary
School Leaving Examination (PSLE). Hasil PSLE akan diumumkan setelah akhir tahun
ajaran. Kemudian, orangtua siswa dapat memilih 6 Secondary School di mana siswa akan
meneruskan studinya. Secondary School yang bersangkutan akan menyeleksi siswa
berdasarkan hasil PSLE tersebut dan menempatkan siswa dalam salah satu jalur antara
Express, Normal (Academic),dan Normal (Technical).

Pendidikan Sekunder
Pendidikan sekunder merupakan jenjang studi selanjutnya setelah Primary 6 dengan
lama studi 4 sampai 5 tahun. Pendidikan ini diberikan melalui Secondary School yang
dibedakan ke dalam 3 jalur berdasarkan hasil PSLE siswa yaitu
Express Course
Kurikulum Secondary School untuk jalur Express ditunjukkan pada Gambar 3.4.
Di samping mata pelajaran pilihan pada diagram di atas, beberapa sekolah sekunder
diizinkan untuk menyediakan mata pelajaran GCE ‘O’ tingkat tambahan, seperti Ekonomi,
Computer Studies, dan Drama. Siswa juga dapat mengambil mata pelajaran Higher Mother
Tongue Language (HMTL) dengan syarat:
• Nilai PSLE berada pada top 10%.
• Nilai PSLE berada pada top 11-30% dengan nilai A+ pada mata pelajaran
MTL atau nilai Merit pada mata pelajaran HMTL. Untuk siswa yang memiliki kesulitan
dalam pembelajaran Bahasa (dyslexia, ADHD, autism, tuna rungu), atau siswa yang
mendapat nilai MTL kurang dari/ sama dengan C pada PSLE, diizinkan untuk mengambil
mata pelajaran MTL ‘B’ pada sekolah sekunder.
Normal (Academic) Course
Kurikulum untuk jalur Normal (Academic) ditunjukkan pada Gambar 3.5. Siswa
diwajibkan untuk mengambil mata pelajaran Bahasa Inggris, MTL, dan Matematika. Siswa
diharapkan untuk mempersiapkan 6-8 mata pelajaran (termasuk mata pelajaran wajib) untuk
menghadapi ujian GCE ‘N’ Level. Untuk tahap Upper Secondary, siswa juga diwajibkan
untuk mengambil pilihan mata pelajaran Humanities dan Science.

Normal (Technical) Course


Kurikulum jalur Normal (Technical) ditunjukkan pada Gambar 3.6. Tujuan dari kurikulum ini
adalah untuk mempersiapkan siswa dalam pendidikan teknik kejuruan pada Institute of
Technical Education (ITE). Siswa wajib mengambil 5-7 mata pelajaran dengan mata pelajaran
wajib Bahasa Inggris, Matematika, Basic Mother Tongue, dan Computer Applications
Pendidikan Post-Secondary
Setelah pendidikan sekunder, siswa memiliki beberapa pilihan dalam melanjutkan
pendidikan sesuai dengan jalur masing-masing (Express, Normal(Academic), dan
Normal (Technical) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.2. Secara umum,
terdapat 3 pilihan pendidikan Post-Secondary, yaitu Junior College/Centralised
Institute, Polytechnics, dan Institute of Technical Education (ITE). Kurikulum dari JC dan CI
ditunjukkan pada Gambar 3.6. Mata pelajaran tersebut memiliki 3 tingkatan, yaitu Higher 1
(H1), Higher 2 (H2), dan Higher 3 (H3). Pengelompokan H1, H2, H3 diberlakukan sejak
2006 menggantikan system klasifikasi yang lama (AO, A, dan S), di mana H1 setara dengan
AO-Level, H2 setara dengan A-Level, dan H3 setara dengan S-Level. Selain mata pelajaran
yang terdapat pada Gambar 3.7, terdapat juga mata pelajaran pilihan khusus, antara lain Art
Elective Programme, Bicultural Studies Programme, Regional Studies Programme, Music
Elective Pogramme, Language Elective Programme (English, Chinese, Malay,
French/German/Japanese), dan Humanities Programme.

Polytechnics
Politeknik (Polytechnics) bertujuan mengarahkan siswa untuk bekerja di bidang yang
membutuhkan pengalaman praktek. Pengajaran pada politeknik berorientasi pada praktik dan
magang pada industry. Terdapat bermacam-macam jurusan yang ditawarkan pada politeknik
dengan
kurikulum yang bervariasi. Jurusan tersebut antara lain :
• Engineering: Electronics, Computer & Communications Engineering (NYP), Electrical
Engineering (NP), Electrical and Electronic Engineering (RP and SP), Electrical &
Electronic Engineering Programme (TP).
• Game Design: Digital Game Art & Design (NYP), Animation & 3D Arts (NP), Game
Design (RP), Games Design & Development (SP), Game Design & Development (TP).
• Business: Business Management (NYP), Business Studies (NP), Customer Relationship and
Service Management (RP), Business Administration (SP), Accounting & Finance (TP).
• Sains: Food Sciene & Nutrition (NYP), Veterinary Bioscience (NP), Pharmaceutical
Sciences (RP), Nutrition, Health & Wellness (SP), Veterinary Technology (TP).
• Jurusan lainnya: Advertising & Public Relations, Child Psychology & Early Education,
Creative Writing for TV & New Media, Landscape Design & Horticulture, Digital &
Precision Engineering, Nanotechnology & Materials Science, Optometry, Nursing, Outdoor
& Adventure Learning, Tourism & Resort Management, dsb.

Institute of Technical Education (ITE)


Pendidikan ITE merupakan pendidikan kejuruan yang ditujukan untuk membekali siswa
dengan kemampuan teknis sebagai tenaga kerja dalam berbagai macam industri. Saat ini,
terdapat 3 lembaga ITE di Singapura, yaitu ITE College Central, ITE College East, dan ITE
College West.
Kurikulum di ITE bervariasi bergantung pada course yang diambil, antara
lain :
• Bidang Marine Engineering: Higher Nitec in Marine & Offshore Technology, Marine
Engineering, dan Offshore & Marine Engineering Design.
• Bidang culinary: Nitec in Pastry & Baking, Asian Culinary Arts, dan Food & Beverage
Operations.
• Bidang healthcare: Nitec in Nursing, Nitec in Opticianry, Higher Nitec in Paramedic &
Emergency Care, dan Nitec in Nursing (Dual Certification Course).
• Lainnya: Accounting, Applied Food Science, Automotive Technology, Electronics, Rapid
Transit Technology, Info-Communications Technology, Early Childhood Education, Fitness
Training, Hospitality Operations, Space Design, dsb.
BAB IV

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU

KELEBIHAN BUKU
Kelebihan dari buku ini yaitu buku ini menjelaskan secara lengkap tentang sistem
pendidikan di singapura mulai dari tingkat sekolah untuk anak usia dini sampai sekolah untuk
anak dewasa. Buku ini memuat tabel,diagram dan gambar yang memudahkan pembaca untuk
membaca data yang ada serta buku ini di sertai glosarrium yang berisi singkatan-singkatan
istilah yang terdapat dalam buku .

KELEMAHAN BUKU
Kelemahan dari buku ini yaitu bahasa yang digunakan masih sulit di mengerti karena
masih menggunakan istilah-istilah bahasa inggris, dan terdapat singkatan-singkatan dari
istilah bahasa inggris tersebut yang membuat pembaca sulit mengerti dari arti istilah tersebut,
mungkin buku ini terdapat glossarium tetapi glossarium hanya sebata menjelaskan singkatan-
sigkatan tersebut tanpa mengartikannya.
BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN
Setelah membaca buku ini dapat dilihat bahwa sistem pendidikan di singapura terdiri
dari 5 tahap pendidikan yaitu Pre-school (usia 4-6 Tahun), Primary (usia 7-12 tahun),
Secondary (usia 13-16 tahun), Post-Secondary (usia 17-19 tahun), University (usia 20-23
tahun). Dalam setiap tahap pendidikan memiliki kurikulum yang berbeda, pada setiap
kurikulum disusun dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dan untuk
mendukung keberhasilan pendidikan terdapat beberapa program yang terdapat pada setiap
tahap pendidikan. Sistem pendidikan di Singapura diatur secara sistematis oleh Ministry of
Education (MOE), di mana MOE melakukan pengawasan dan pengaturan dalam berbagai
aspek pendidikan, termasuk institusi, kurikulum sekolah, dan rekrutmen guru. Kualitas
pendidikan di Singapura ditunjang oleh keberadaan divisi-divisi khusus di dalam MOE yang
berperan dalam penjaminan mutu sekolah dan guru, di antaranya Academy of Singapore
Teachers, Schools Division, dan Internal Audit Branch. Di samping itu, MOE mengurus
secara langsung rekrutmen guru di tingkat primary, secondary, dan Junior College. MOE
membagi kandidat guru berdasarkan latar belakang pendidikan ke dalam 3 kelompok, yaitu
lulusan S1 (degree holders), ‘A’ Level/Diploma holders, dan ‘O’ Level holders. Kandidat
guru yang diterima kemudian ditempatkan di sebuah sekolah untuk mengajar selama satu
tahun lalu melanjutkan pendidikan di National Institute of Education untuk memperoleh
kualifikasi mengajar resmi.

SARAN
Agar pendidikan di indonesia bisa mengalami kemajuan sebaiknya perlu mengikuti
sistem pendidikan di singapura. Dan untuk mendukung kemajuan tersebut indonesi juga
harus membentuk suatu badan seperti MOE yang ada di singapura, di mana MOE melakukan
pengawasan dan pengaturan dalam berbagai aspek pendidikan, termasuk institusi, kurikulum
sekolah, dan rekrutmen guru. Jika ada satu badan yang mengurus sistem pendidikan di
indonesia maka sistem pendidikan di indonesia pasti akan mendapat perhatian dan tidak
mengalami keterbelakangan.
DAFTAR PUSTAKA

Ismunandar,dkk.2014. Mengenal Sistem Pendidikan Singapura. Bandung : Penerbit Nuansa


Cendikia.

Anda mungkin juga menyukai