Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATA KULIAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN FISIKA

“PENYUSUNAN KURIKULUM 2013 (K13)”

Dosen Pengampuh: Drs.Perdy Karuru,M.Pd

Oleh :

Kelompok

1.Hendrikus Rantetandung.

2.Fernando R.B

3.Paulus Pulung

4.Lucky Pratama Lebang

5.Elia Parrangan

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA

2020/2021
Kata Pengantar

puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh karena perkenaannya
sehingga kami bisa menyusun makalah yang berjudu “Penyusunan Kurikulum 2013 (K13)”
dalam rangka memmenuhi tugas mata kuliah perencanaa pembelajaran fisika, kami juga
mengucapkan banyak terimah kasih kepada bapak Drs. Perdy karuru, M.pd. yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Sehingga kami bisa memperoleh pengetahuan tentang
penyusunan kurikulum dan pengembangan kurikulum di negara Indonesia.

Dalam menyelesaikan makalah ini banyak kontribusi dari pihak-pihak tertentu, olehnya
itu saya ucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan
kontribusinya demi selesainya makalah ini.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai penyusunan kurikulum 2013 (K13)
dalam rangka pengembangan kurikulum. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun baik dari dosen
maupun para mahasiswa demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Bab 1. Pendahuluan

A.Latar Belakang.

Setiap warga negara di Indonesia berhak memperoleh pendidikan setinggi mungkin, namun
pada kenyataannya, pendidikan di Indonesia levelnya masih berada jauh di bawah negara-
negara tetangga seperti malaysia, singapura dan negara-negara Asean lainnya. Menurut hasil
survei evaluasi sistem pendidikan dunia atau yang dikenal dengan program for international
student Assessment (PISA) yang dilaksanakan pada tahun 2018, pendidikan di Indonesia
masih tergolong rendah, khususnya dalam kategori kemampuan membaca, sains dan
matematika, pada ketiga kategori ini Indonesia menduduki urutan ke-74 dari 79 negara. untuk
kategori membaca Indonesia berada pada peringkat ke-6 terbawah (74) dengan skor rata-rata
371, turun dari peringkat sebelumnya yaitu peringkat 64 pada tahun 2015, lalu untuk kategori
matematika, Indonesia berada di peringkat ke-7 dari bawah (73) dengan skor rata-rata
379.turun dari peringkat sebelumnya yaitu peringkat 63 pada tahun 2015, sedangkan pada
kategori kinerja sains, Indonesia berada pada peringkat ke-9 dari bawah (71), dengan rata-rata
skor 396, turun dari peringkat sebelumnya yakni peringkat 62 pada tahun 2015. Skor yang
diperoleh oleh negara Indonesia berbeda jauh dari negara tetangga seperti singapura yang
menempati posisi ke-2 teratas bersama dengan negara cina di posisi pertama, seperti pada
tahun-tahun sebelumnya Indonesia konsisten berada di urutan 10 terbawah. Jika
dibandingkan, kemampuan literasi, matematika, dan sains siswa Indonesia masih berada di
bawah rata-rata dunia. Indonesia sudah berpartisipasi dalam penilaian ini selama 18 tahun,
sejak tahun 2000, namun selama itu pula nilai kemampuan siswa tidak pernah berada di atas
rata-rata.

Hal ini tentunya memunculkan suatu pertanyaan, apakah yang salah dengan sistem
pendidikan Indonesia. Tahun 2018 soal ujian nasional di Indonesia mulai memakai higher
order thingking skils (HOTS), yaitu sebuah metode pelajaran yang dikemukakan oleh
Benjamin Bloom lewat teori “Taksonomi Bloom”, pemilihan metode ini memiliki tujuan
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengembangkan ide-ide dengan cara tertentu
dan memberikan mereka pengertian serta implikasi baru. Namun pada kenyataannya, metode
ini tidak berhasil mengubah sistem pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik, soal ujian
yang diberikan kepada siswa memiliki tingkat kesulitan tinggi dan banyak soal yang sama
sekali belum pernah dipelajari siswa. Sehingga, hal tersebut nembuat nilai yang diperoleh
siswa semakin menurun, dan berdampak kepada penurunan peringkat urutan negara
Indonesia dalam sistem pendidikan dunia.

Selama ini Indonesia sudah beberapa kali melakukan penggantian kurikulum,


kurikulum yang pertama pada tahun 1947 dinamakan rencana pelajaran, kurikulum pada
tahun 1964 dinamakan kurikulum rencana pendidikan sekolah dasar, kurikulum pada tahun
1968 dinamakan kurikulum sekolah dasar, kurikulum pada tahun 1973 dinamakan kurikulum
proyek perintis sekolah pembangunan, kemudian pada tahun 1975 kurikulum sekolah dasar,
kemudian berganti menjadi kurikulum 1984, kurikulum 1994, revisi kurikulum 1994 pada
tahun 1997, rintisan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada tahun 2004, pada tahun
2006 beralih ke kurikulum KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) dan terakhir adalah
kurikulum 2013.

Meskipun sudah beberapa kali berganti kurikulum, mutu pendidikan di negara


Indonesia masih belum mengalami peningkatan. Oleh karena itu perlu adanya perhatian
khusus dari lembaga pendidikan di Indonesia untuk terus mengubah dan mengembangkan
kurikulum yang dan benar-benar dapat mengembangkan potensi dan kemampuan masyarakat
Indonesia. Hal inilah yang menjadi latar belakang kami membuat makalah yang berjudul
“Penyusunan Kurikulum 2013 (K13)”. Adapun tujuan makalah ini untuk memberikan
pengetahuan tentang penyusunan dan pengembangkan kurikulum 2013 (K13) di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai