Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN IPA


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Inovasi Pembelajaran IPA SD

Dosen Pengampu :
Dr. Sri Sulistyorini, M.Pd
Dr. Barokah Isdaryanti, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :
Evy Sofianingsih / 0103521081
Rombel Reguler 3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “ Implementasi
Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran IPA”.

Makalah ini telah dibuat dengan berbagai referensi dan beberapa bantuan dari
pihak untuk membantu menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu penulis mengharapkan pembaca untuk memberikan saran serta kritikan
yang dapat membangun penulis. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan bermanfaat bagi insan pendidikan.

Semarang, 19 Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover ............................................................................................................................ i
Kata Pengantar .............................................................................................................. ii
Daftar Isi ........................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Keberadaan Muatan Pelajaran IPA pada Kurikulum 2013 ...................................... 2
B. Penerapan Pembelajaran Tematik dalam Pembelajaran IPA SD ............................. 4
C. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran IPA SD ................................................... 4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 7
B. Saran ........................................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada suatu sistem pendidikan kurikulum memiliki sifat dinamis, bukan statis.
Kurikulum selalu mengalami perubahan dan perkembangan agar dapat mengikuti
perkembangan dan tantangan zaman. Meskipun demikian, perubahan dan
perkembangannya harus dilakukan secara sistematis, terarah, dan tidak asal berubah.
Kurikulum di Indonesia sudah mengalami berbagai perubahan tercatat mulai dari
tahun 1947, 1952, 1964, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan yang terbaru adalah
kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan
Indonesia saat ini. Menurut pihak Puskur dan Perbukuan Kemdikbud RI, fokus
pengembangan Kurikulum 2013 adalah mengurangi jumlah mata pelajaran,
mengurangi materi pelajaran, dan menambah jam pelajaran. Untuk SD, terjadi
perubahan dari 10 mata pelajaran menjadi hanya 6. Keenam mata pelajaran itu adalah
Matematika, Bahasa Indonesia, Agama, Pendidikan Jasmani, Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan, Seni Budaya. Sedangkan untuk IPA dan IPS menjadi tematik
di pelajaran-pelajaran lain khususnya pada kelas 1,2, dan 3. IPA dimunculkan sebagai
nama mata pelajaran mulai kelas 4 – 6.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih khusus mengenai implementasi
kurikulum 2013 khususnya dalam pembelajaran IPA SD yang memuat : (1)
keberadaan muatan pelajaran IPA, (2) Penerapan Pembelajaran Tematik, dan (3)
Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran IPA.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keberadaan muatan pelajaran IPA pada kurikulum 2013?
2. Bagaimana penerapan pembelajaran tematik dalam pembelajaran IPA SD ?
3. Bagaimana pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA SD?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui keberadaan muatan pelajaran IPA pada kurikulum 2013.
2. Mengetahui penerapan pembelajaran tematik dalam pembelajaran IPA SD.
3. Mengetahui pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA SD.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keberadaan Muatan Pelajaran IPA pada Kurikulum 2013


Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
kurikulum didefinisikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum yang diterapkan Indonesia saat ini adalah Kurikulum 2013 yang
diimplementasikan sebagai pengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
yang dilakukan secara bertahap.
Kurikulum 2013 dikembangkan bertujuan untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan aktif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia (Permendikbud,
2013). Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan beberapa faktor seperti tantangan
internal, tantangan eksternal, penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola
kurikulum dan pengamatan menteri. Beberapa hal memang perlu dilakukan sebagai
upaya meningkatkan kualitas mutu pendidikan Indonesia.
Negara Indonesia harus mengikuti perkembangan pendidikan dunia agar tidak
tertinggal dengan negara lain. Berdasarkan data dari paparan kemdikbud tahun 2014
sebagai berikut.

Gambar 1. Kemampuan Sains Kelas 8 di Indonesia


Berdasarkan grafik tersebut, kemampuan peserta didik tentang IPA baru bisa
mencapai level menengah dibandingkan dengan negara lain yang sudah mencapai
level high dan advance. Trens in International Mathematicd and Science Study

2
(TIMSS) memberikan laporan hasil kemampuan anak-anak Indonesia kurang
menggembirakan karena mata uji di TIMSS tidak ada kurikulum di Indonesia
sehingga daya saing peserta didik Indonesia pada materi TIMSS kurang. Pada tahun
2015, Indonesia berada di peringkat 44 dari 49 negara (Nizam, 2016).

Gambar 2. Capaian Negara-negara peserta TIMSS


Sesuai dengan pembahasan ini bahwa pembelajaran IPA berpengaruh terhadap
peningkatan kualitas mutu pendidikan pada kurikulum 2013. IPA menawarkan cara-
cara untuk kita dapat memahami kejadian-kejadian di alam dan agar kita dapat hidup
di dalam alam ini. IPA merupakan hasil dari pengamatan maupun eksperimentasi
suatu gejala alam yang ada di bumi. IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapannya
membuat IPA menjadi sangat penting. Oleh karena itu, IPA memiliki tujuan untuk
menjadikan peserta didik berpikir ilmiah, nalar, dan kritis. Hal ini sesuai dengan
tujuan kurikulum 2013 yaitu membentuk peserta didik yang produktif, aktif, kreatif,
dan inovatif.
Perkembangan zaman menjadikan pembelajaran IPA dapat meningkatkan
peradaban di sebuah negara seperti teknologi sains yang mengkolaborasikan
teknologi dan sains. Wuryanti (2008) menyatakan bahwa pembelajaran IPA dan
teknologi saling berkaitan sehingga diharapkan peningkatan mutu kualitas pendidikan
IPA dapat menghasilkan peserta didik yang kritis dalam meningkatkan kemajuan
teknologi. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam
masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting. Ilmu Pengetahuan Alam
adalah fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip, serta teori-teori. Pada
Kurikulum 2013 diharapkan menjadi kunci untuk mengubah mindset (pola pikir) dan
mengubah pandangan pandangan bahwa pembelajaran IPA bermanfaat untuk
meningkatkan kemampuan berpikir secara ilmiah, nalar, dan kritis pada peserta didik.

3
B. Penerapan Pembelajaran Tematik dalam Pembelajaran IPA SD
Kurikulum Tahun 2013 menggunakan pendekatan pembelajaran tematik
integratif dari kelas 1 sampai kelas 6. Pembelajaran tematik integratif merupakan
pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai
mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pembelajaran tematik integratif IPA, tema
yang dipilih berkenaan dengan alam. Untuk kelas 1, 2, dan 3 kedudukan IPA
merupakan pemberi makna yang substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa
Indonesia, Matematika, dan SBdP, serta PJOK. Di sinilah kompetensi dasar dari IPA
yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagai pengikat
dan pengembang kompetensi dasar mata pelajaran lainnya. Kelas 4, 5, 6 dimunculkan
sebagai nama mata pelajaran.
Kebijakan pembelajaran tematik terpadu di SD disokong dengan penyediaan
buku siswa dan buku guru untuk pembelajaran masing-masing tema. Dalam setiap
buku tematik terpadu di kelas I sampai 6 menjelaskan bahwa pembelajaran tematik
terpadu seperti dimuat dalam buku-buku tersebut merujuk dan untuk itu berbasis
kompetensi dari mata-mata pelajaran yang ditematikkan. Dengan demikian
pembelajaran tematik terpadu sebagai unsur Kurikulum 2013 di SD juga mengacu
pada kurikulum berbasis kompetensi. Pembelajarannya pun dirancang untuk dicapai
melalui proses pembelajaran berbasis penemuan (discovery learning) melalui
kegiatan-kegiatan berbentuk tugas (project based learning) yang mencakup proses-
proses: mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.

C. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran IPA SD


Pendekatan saintifik memuat aktivitas 5M yaitu : (1) mengamati, (2) menanya,
(3) mengumpulkan informasi/mencoba, (4) mengasosiasikan/mengolah informasi, dan
(5) mengkomunikasikan. Kelima aktivitas pembelajaran tersebut dapat dirinci dalam
berbagai kegiatan belajar seperti di bawah ini.
1. Mengamati
Mengamati merupakan kemampuan untuk mengindera objek dan persoalan.
Dalam mengindera menggunakan panca indera dan menghasilkan fakta. Dalam
pembelajaran, observasi ini dapat dikembangkan ketika akan menemukan
persoalan.
Kegiatan belajar : Melihat, mendengar, meraba, membau. Penerapan dalam
pembelajaran IPA : Peserta didik menggunakan panca inderanya yang sesuai

4
dengan materi yang sedang dipelajari. Misalnya untuk pembelajaran IPA peserta
didik mengamati pelangi. Peserta didik dapat mengamati fenomena secara
langsung maupun melalui media audio visual. Guru dapat membantu peserta didik
menginventarisasi segala sesuatu yang belum diketahui tersebut.
2. Menanya
Menurut Borich, Gary D (2007: 303), beberapa data penelitian menunjukkan
bahwa tidak semua pertanyaan dapat mengaktifkan siswa dalam proses
pembelajaran. Beberapa proses berpikir tingkat lebih tinggi antara lain clarifying,
expanding, generalizing, dan making inferences. Pertanyaan untuk berpikir tingkat
tinggi penting dipunyai peserta didik untuk menanggapi berbagai persoalan dan
gejala yang terkait dengan IPA serta persoalan lain dalam kehidupan
bermasyarakat. Fungsi pertanyaan antara lain
1) Menumbuhkan ketertarikan dan perhatian
2) Mendiagnosis dan mengecek
3) Menanyakan kembali fakta spesifik atau informasi
4) Mengelola
5) Memberikan proses berpikir tingkat tinggi
6) Menyusun dan mengarahkan pembelajaran
7) Memberikan ekspresi dari sikap
Kegiatan belajar : Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati. Penerapan dalam pembelajaran IPA : Peserta
didik bertanya bagaimana pelangi dapat terbentuk?
3. Mengumpulkan informasi (eksperimen)
Mencoba merupakan tahap melakukan penyelidikan. Penyelidikan dapat
berupa kegiatan observasi maupun kegiatan eksperimen.kegiatan observasi
merupakan kegiatan untuk memperoleh data melalui pengamatan, misalnya
pengamatan cirri hidup dan tak hidup benda. Kegiatan eksperimen merupakan
kegiatan memberikan perlakuan pada suatu objek kemudian melihat hasilnya.
Kegiatan belajar : Melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku
teks, mengamati objek/kejadian, aktivitas, wawancara dengan narasumber.
Penerapan dalam pembelajaran IPA : Peserta didik mengumpulkan informasi dari
sumber-sumber belajar yang sudah disiapkan guru mengenai salah satu sifat
cahaya yaitu pembiasan.

5
4. Mengasosiasikan
Menurut Kemendikbud (2013: 301), istilah aktivitas menalar dalam konteks
pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk
pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam
pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan
mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi
penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak,
pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-
pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi
dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal sebagai
asosiasi atau menalar.
Dari persepektif psikologi, asosiasi merujuk pada koneksi antara entitas
konseptual atau mental sebagai hasil dari kesamaan antara pikiran atau kedekatan
dalam ruang dan waktu.
Kegiatan belajar : Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, baik terbatas
dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Penerapan dalam
pembelajaran IPA : Peserta didik mengolah informasi dari pratikum IPA
mengenai percobaan pembiasan cahaya dengan sikap jujur, teliti, disiplin, dan
bekerja sama dengan anggota lain.
5. Mengkomunikasikan
Komunikasi merupakan tahap untuk melaporkan hasil penyelidikan.
Komunikasi dapat berupa komunikasi lisan dan komunikasi tertulis. Komunikasi
lisan misalnya kegiatan menyampaikan hasil percobaan secara lisan,
menyampaikan pendapat. Komunikasi tertulis misalnya menyampaikan hasil
percobaan dalam bentuk tabel, grafik, diagram, laporan dan lain sebagainya.
Kegiatan belajar : Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan
hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Penerapan dalam
pembelajaran IPA : Menyampaikan hasil dari percobaan pembiasan cahaya. Pada
tahapan pembelajaran ini peserta didik dapat juga memajang/memamerkan
hasilnya di ruang kelas, atau mengunggah (upload) pada blog yang dimiliki.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keberadaan muatan pelajaran IPA dalam Kurikulum 2013 sangatlah penting.
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif dari kelas
1 sampai kelas 6. Kebijakan pembelajaran tematik terpadu di SD disokong dengan
penyediaan buku siswa dan buku guru untuk pembelajaran masing-masing tema.
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik memuat aktivitas 5M yaitu
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba, mengasosiasikan /
mengolah informasi, dan mengkomunikasikan.

B. Saran
Keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 khususnya dalam pembelajaran
IPA SD tidak hanya dipengaruhi oleh kurikulum saja, tetapi juga tergantung pada
komponen pendidikan yang lainnya, terutama guru sebagai pelaksana dari kurikulum.
Guru diharapkan mempunyai kesadaran untuk lebih adaptif terhadap suatu perubahan.
Semoga makalah Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran IPA ini
dapat membantu memberikan informasi dan menambah ilmu bagi yang membaca.
Dengan segala kekurangan dari makalah ini disarankan Pembaca untuk tidak terpaku
pada makalah ini dan membaca referensi lain.

7
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2019. “Penerapan Pendekatan Saintifik 5M Dalam Kurikulum 2013”,
https://www.amongguru.com/penerapan-pendekatan-saintifik-5m-dalam-
kurikulum-2013/, diakses pada tanggal 19 Februari 2022.
Arieffige. 2019. “Makalah Kedudukan IPA di Kurikulum 2013”,
https://www.slideshare.net/arieffige/makalah-kedudukan-ipa-di-kurikulum-
2013, diakses pada 19 Februari 2022.
Arjani, M.L., I W.S., & Putri S., 2020. Implementasi Kurikulum 2013 dan Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Pada Pembelajaran IPA Kelas VII di SMP Negeri 4
Kabutambahan Tahun Ajaran 2018/2019. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Sains Indonesia. 3(1) : 21-30.
Hadi, Syamsul., Novaliyosi. 2019. “TIMSS Indonesia (Trends In International
Mathematics And Science Study)”,
https://jurnal.unsil.ac.id/index.php/sncp/article/viewFile/1096/754, diakses pada
19 Februari 2022.
Iskandar,Srini M. 2001. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung : CV Maulana.
Kumala, Farida Nur. 2016. Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Malang : Ediide
Infografika.
Laudensius, Oktaf. 2011. “Tugas Proyek IPA Pernapasan”,
https://pt.slideshare.net/fxoktaf/tugas-proyek-ipa-pernapasan, diakses pada 19
Februari 2022.
Muspiroh, Novianti. Tanpa Tahun. “Pembelajaran Tematik Integratif IPA dan IPS di
Madsrasah Ibtidiyah Pada Kurikulum 2013” ,
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=446773&val=9450&
title=PEMBELAJARAN%20TEMATIK%20INTEGRATIF%20IPA%20DAN
%20IPS%20DI%20MADRASAH%20IBTIDAIYAH%20PADA%20KURIKU
LUM%202013 , diakses pada 19 Februari 2022.
Susiliwati. 2014. “Workshop Penguatan Content Knowledge Keintegrasian Materi
IPA SMP Kelas VII untuk Mengatasi Hambatan Guru IPA dalam Implementasi
Kurikulum 2013 ”,
http://staffnew.uny.ac.id/upload/198306232009122005/pengabdian/penguatan-
content-knowledge-keintegrasian-materi-ipa-dalam-implementasi-kurikulum-
2013.pdf, diakses pada 19 Februari 2022.

Anda mungkin juga menyukai