Anda di halaman 1dari 15

PENDIDIKAN IPS DALAM KURIKULUM 2013

OLEH

AHMAD MARWAJI (2120500218)


ANI PRATIWI (2120500252)
ROBIATUL ADWIYAH HARAHAP (2120500199)

DOSEN PENGAMPUH

NURKHARIUNNISA SIREGAR, M.Pd

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYEKH ALI HASAN AHMAD ADDARY


PADANGSIDIMPUAN

2022
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah Konsep Dasar IPS dengan judul makalah Pendidikan IPS dalam
Kurikulum 2013.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
dikarenan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami.

PADANGSIDIMPUAN, 04 DESEMBER 2022

TIM PENULIS

i
DAFTAR ISI

BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
A. Konsep Kurikulum 2013...............................................................................................................2
1. Pengertian Kurikulum 2013......................................................................................................2
2. Karakteristik Kurikulum 2013.................................................................................................2
B. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial...........................................................................................3
C. Pendekatan Saintifik pada Kurikulum 2013...............................................................................6
D. Model-Model Pembelajaran IPS dalam Kurikulum 2013..........................................................7
BAB III.....................................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, yang mana itu
merupakan pedoman dalam pelaksanan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan baik
itu SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/MA. Tujuan dan pola kehidupan suatu negara banyak ditentukan
oleh sistem kurikulum yang digunakan. Kurikulum memiliki peran yang sangat penting dalam
pendidikan

1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004 , kurikulum 2006, sampai dengan kurikulum


2013. Kurikulum 2013 itu merupakan penyempurnaan dari kurikulim KTSP.
Proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 tersebut menghendaki pembelajaran yang berlangsung
menggunakan pendekatan saintifik. Jika dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya maka langkah-
langkah kegiatan pembelajarannya berubah dari eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi menjadi
mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membuat jejaring.
B. Tujuan
Adapun tujuan kami dalam menyusun makalah ini adalah disamping memenuhi tugas dalam
perkuliahan juga agar semua mahasiswa/i dapat memahami Pendidikan IPS dalam kurikulum 2013
yang mana itu merupakan satu hal yang harus kita ketahui sebagai calon guru, khususnya kita sebagai
calon guru PGMI.

C. Rumusan Masalah
1. Konsep Kurikulum 2013
2. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
3. Pendekatan Saintifik pada Kurikulum 2013
4. Model-Model Pembelajaran IPS dalam Kurikulum 2013

BAB II

PEMBAHASAN

i
A. Konsep Kurikulum 2013
1. Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 menjadi penyempurna kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan
bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi
kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajran.
Sedangkan kurikulum 2014 dimaksud untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarkat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.1

2. Karakteristik Kurikulum 2013


Masing-masing kurikulum memiliki karakteristik tersendiri, demikiran halnya dengan
Kurikulum 2013 yang dirancang oleh pemerintah. Adapaun kurikulum 2013 yang dirancang
dengan karakteristik sebagai berikut:2
a. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spritiual dan sosial, rasa
ingin tau, kretivitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.
b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalama belajar
terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke
masyarakat dan manfaat sebagai sumber belajar.
c. Mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan serta menerapkannya dalam
berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut
dalam kompretensi dasar mayapelajaran.

1
Ma’as Shobirin. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah. (Yogyakarta: Deepublish, Juni 2016). hlm.
35.
2
Ma’as Shobirin. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah. (Yogyakarta: Deepublish, Juni 2016). hlm.
39-40.

i
f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi kompetensi dasar, dimana
semua kempetensi dasar dan proses pembelejaran dikembangkan untuk mencapau
kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.
g. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertical).

B. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


1. Pengertian IPS
Studi sosial dalam arti luas, yaitu persiapa kaum muda agar mereka memiliki pengetahuan,
keterampilan, dalan nilai-nilai yang diperlukan untuk partipasi aktif dalam masyarakat. Istilah IPS
di Indonesia mulai dikenal sejak 1970-an sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan
secara formal mulai digunakan dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1975.
Pengertian IPS sering disalahtafsirkan dengan ilmu-ilmu sosial. Secara konseptual IPS erat
hubungannya dengan studi sosial dan ilmu sosial.

Dalam dokumen kurikulum tersebut IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran yang
diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS merupakan sebuah
mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran
ilmu sosial lainnya. Pendidikan IPS dijadikan nama sebagai pemisah antara Pendidikan IPS
dengan Pendidikan IPA. Istilah Pendidikan IPS sering dalam bahasa Inggris social studies dan
berbeda dengan istilah yang digunakan di negara-negara lain seperti Inggris dan Amerika Serikat.
Studi sosial di Australia secara eksplisit environment Istilah ini menunjuk pada sistem
lingkungan, baik alam maupun manusia dan bagaimana sistem itu berinteraksi dalam kehidupan
masyarakat yang beragam.

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah program pendidikan yang memilih bahan pendidikan dari
disiplin ilmu-ilmu sosial dan humanity (ilmu pendidikan dan sejarah) yang diorganisir dan
disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
kebudayaan Indonesia.

2. Tujuan dan Fungsi Mata Pelajaran IPS

i
IPS sebagai program pendidikan tidak hanya menyajikan konsep-konsep pengetahuan semata,
namun yang terpenting harus mampu membina peserta didik menjadi warga negara dan warga
masyarakat yang tau akan hak dan kewajibannya, memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan
bersama seluas-luasnya.

Tujuan pendidikan IPS di Indonesia pada dasarnya mempersiapkan para peserta didik sebagai
warga Negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), sikap dan nilai
(attiudes and values) yang dapat dipergunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah,
mengambil keputusan, dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi
warga negara yang baik.

Menurut Soemantri tujuan pengajaran IPS di sekolah sebagai berikut.


a. Pengajaran IPS ialah untuk mendidik para siswa menjadi ahli ekonomi, politik, hukum,
sosiologii dan pengetahuan osial lainnya sehingga harus terpisah-pisah sesuai dengan
body of knowledge masing-masing disiplin ilmu sosial tersebut.
b. Pengajaran IPS ialah untuk menumbuhkan warga negara yang baik. Sifat warga Negara
yang baik akan lebih mudah ditumbuhkan para siswa apabila guru mendidika mereka
dengan jalan menempatkannya dalam konteks kebudayaan daripada memusatkan.
c. Pendapat ketiga adalah bentuk kompromi dari pendapat pertama dan kedua yang
menenkankan pada organisasi bahan pelajaran harus dapat menampung tujuan para siswa
yang meneruskan pendidikan maupun yang terjun langsung ke masyarakat.
d. Pengajaran IPS dimaksudkan untuk mempelajari bahan pelajaran agar mampu
menyelasikan masalah interpersonal maupun anatrpersonal.

Adapun fungsi mata pelajaran IPS adalah untuk memberikan kepada peserta didik informasi
tentang segala sesuatu yang menyangkut perikehidupan manusia dalam lingkungannya. Menurut
Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial Tahun 2006, fungsi mata pelajaran IPS adalah
mengembangkan pengetahuan, nilaii, sikap, dan keterampilan sosial peserta didik agar dapat
direfleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.

3. Karakteristik Mata Pelajaran IPS


Adapun mata ciri-cirinya adalah sebgai berikut.
a. Bahan pelajarannya akan lebih banyak memperhatikan minat para siswa, masalah-
masalah sosial, keterampilan berpikir serta pemeliharaan/pemanfaat lingkungan alam.

i
b. Mencerminkan berbagai kegiatan dasar dari manusia.
c. Organisasi kurikulum IPS akan bervariasi dari susuan yang integrated (terpadu),
correlated (berhubungan), sampai yang separated (terpisah).
d. Susunan bahan pembelajaran akan bervariasi dari pendekatan kewarganegeraan,
fungsional, humanistis, sampai structural.
e. Kelas pengajaran IPS akan dijadikan laboratorium demokrasi
f. Evaluasinya tak hanaya akan mencakup aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
saja, tetapi juga mencoba mengembangkan apa yang disebut democratic quotient dan
citizenship quoetient.
g. Unsur-unsur sosiologi dan pengetahuan sosial lainnya akan melengkapi program
pembelajaran IPS, demikian pula unsur-unsur scien, tekonologi, dan agama ikut
memperkaya bahan pembelajaran.

4. Nilai-Nilai dalam Pembelajaran IPS


Pengembangan SDM harus bersamaan dengan pengembangan nilai-nilai yang terkandung dala
pembelarajan IPS, sebab IPS sarat dengan nilai-nilai, seperti nilai teoretis, nilai praktis, nilai
edukatif dan nilai ketuhanan.
a. Nilai Teoritis
Membina peserta didik pada proses perjalan. Diarahkan menjadi SDM untuk hari esok.
Oleh karena itu, pembelajaran IPS tidak hanya menyajikan dan membahas kenyataan,
fakta dan data yang terlepas-lepas, melainkan lebih jauh dari itu yakni menelaah
keterkaitan aspek kehidupan sosial dengan yang lain.
b. Nilai Praktis
Pokok bahasan IPS jangan hanya tentang pengetahuan yang konseptual teoritis belaka,
melainkan digali dari kehidupan sehari-hari. Pengetahuan praktis tersebut bermanfaat
dalam mengikuti berita, mendengarkan radio, membaca cerita, menghadapi permasalahan
kehidupan sehari-hari sampai dengan pengetahuan IPS yang berguna untuk
melaksanakan pekerjaan sebagai karyawan, PNS, pejabat daerah, wartawan, dan
sebagainya.
c. Nilai Edukatif
Salah satu tolak ukur keberhasilan pelaksanaan pembelajran IPS, yaitu adnya perubahan
perilaku sosial peserta didik kea rah yang lebih baik. Perilkau tersebut, meliputi aspek-
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Peningkatan kognitif dalam hal ini tidak hanya

i
terbatas main meningkatnya pengetahuan sosial dan kemampuan mencari alternatif
pemecahan masalah sosial.
d. Nilai Ketuhanan
Kita dapat mengahayati dalam menikmati segala yang kita peroleh sebagai manusia,
mahluk individu dan mahluk sosial yang berbeda dengan makhluk-makhluk hidup
ciptaan Tuhan YME, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Kenikmatan dari Tuhan
berupa akal pikiran yang berkembang dan dapat dikembangkan yang telah membawa
manusia sendiri untuk mampu memenuhi kebutuhannya dari sumber daya lama yang
telah disediakan oleh-Nya.3

C. Pendekatan Saintifik pada Kurikulum 2013

Pendekatan saintifikasi merupakan pembelajaran yang berpusat kepada siswa, bukan kepada guru.
Guru hanya fasilitator. Pendekatan saintifikasi bersisikan proses pnbelajaran yang didisain agar siswa
mengalami belajar secara aktif melalui suatu tahapan-tahapan.
Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang terintegrasi, maksud dari integrasi ini adalah
sebuah kurikulum yang mengintegrasikan skiil, theme, conceps and topics baik dalam betuk within
sigle disciplines, Acrous several disciplines and within and acrous learners.
Dengan kata lain bahwa kurikulum 2013 ialah kurikulum yang terpadu sebagai suatu konsep dapat
dikatakan sebagai sebuah sistem atau pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa disiplin
ilmu untuk memebrikan pengalaman yang bermakna dan luas kepada peserta didik. Pendekatan
ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi: mengamati,
menanya, menalar, mencoba dan membentuk jejaring (5M).
e. Mengamati
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran. keunggulan
metode mengamati adalah peserta didik senang dan tertantang dan mudah
pelaksanaannya
f. Menanya
Mengajukan pertanyaan atau masalah yang terkait dengan data dan informasi yang
dikumpulkan.
g. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data artinya siswa diajak untuk mengumpulkan pengetahuan sebanyak
dari berbagai sumber pengetahuan.
3
Yuli Siska, M.Pd. Konsep Dasar IPS. (Yogyakarta:Penerbit Garudhawaca,2016). hlm 1-17

i
h. Menalar
Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atau tahta empiris yang dapat
diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
i. Mengkomunukasikan
Situasi kolaboratif peserta didik akan dilatih berinteraksi dengan empati, saling
menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. 4

D. Model-Model Pembelajaran IPS dalam Kurikulum 2013


1. Kegiatan Pendahuluan (awal)
Kegiatan Pendahuluan (introduction) pada dasarnya merupakan kegiatan awal yang harus
ditempuh guru dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran terpadu. Fungsinya
untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan peserta didik
dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Efesiensi waktu dalam kegiatan pendahuluan
pembelajaran terpadu ini perlu diperhatikan, karena waktu yang tersedia relatif singkat, berkisar
antara 5-10 menit. Dengan waktu yang relatif singkat tersebut diharapkan guru dapat
menciptakan kondisi awal pembelajaran dengan baik, sehingga dalam kegiatan inti pembelajaran
terpadu peserta didik sudah siap untuk mengikuti pelajaran dengan seksama.
Kegiatan utama yang dilaksanakan dalam pendahuluan pembelajaran ini diantaranya untuk
menciptakan kondisi-kondisi awal pembelajaran yang kondusif, melaksanakan kegiatan apersepsi
(apperception), dan penilaian awal (pre-test). Penciptaan kondisi awal pembelajaran dilakukan
dengan cara : mengecek atau memeriksa kehadiran peserta didik (presence, attendance),
menumbuhkan kesiapan belajar peserta didik (readiness), mencipatakn suasana belajar yang
demokratis, membangkitkan motivasi belajar peserta didik, dan membangkitkan perhatian peserta
didik. Melaksanakan apersepsi (apperception) dilakukan dengan cara : mengajukan pertanyaan
tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya dan memberikan komentar terhadap
jawaban peserta didik, dilanjutkan dengan mengulas materi pelajaran yang akan dibahas.
Melaksanakan penilaian awal dapat dilakukan dengan cara lisan pada beberapa peserta didik, bisa
juga penilaian awal ini dalam prosesnya dipadukan dengan kegiatan apersepsi. 5

2. Kegiatan Inti Pembelajaran

4
Toni Nasution, Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS), (Yogyakarta:Samudra Biru, 2018), hlm. 189.
5
http://great-ideas.org, Designing and Implementing an Integrated Curriculum, diunduh pada tanggal 28 Juli 2015

i
Kegiatan inti merupakan kegiatan dalam rangka pelaksanaan pembelajaran terpadu yang
menekankan pada proses pembentukan pengalaman belajar peserta didik (learning experiences).
Pengalaman belajar tersebut bisa dalam bentuk kegiatan tatap muka dan non-tatap muka.
Pengalaman belajar tatap muka dimaksudkan sebagai kegiatan pembelajaran yang dilakukan
dengan mengembangkan bentuk-bentuk interaksi langsung antara guru dengan peserta didik,
sedangkan pengalaman belajar non-tatap muka dimaksudkan sebagai kegiatan belajar yang
dilakukan peserta didik dalam berinteraksi dengan sumber belajar lain yang bukan kegiatan
interaksi guru-peserta didik.

Kegiatan inti dalam pembelajaran terpadu bersifat situasional, dalam arti perlu disesuaikan
dengan situasi dan kondisi tempat proses pembelajaran itu berlangsung. Terdapat beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan inti pembelajaran terpadu. Kegiatan paling awal
yang perlu dilakukan guru adalah memberitahukan tujuan atau kompetensi dasar yang harus
dicapai oleh peserta didik beserta garisgaris besar materi/bahan pembelajaran yang akan
dipelajari. Hal ini perlu dilakukan agar peserta didik mengetahui sejak awal
kemampuankemampuan apa saja yang akan diperolehnya setelah proses pembelajaran berakhir.
Cara yang cukup praktis untuk memberitahukan tujuan atau kompetensi tersebut kepada peserta
didik bisa dilakukan dengan cara tertulis atau lisan, atau kedua-duanya. Guru menulis
tujuan/kompetensi tersebut di papan tulis dilanjutkan dengan penjelasan secara lisan mengenai
pentingnya.6

Kegiatan lainnya diawal kegiatan inti pembelajaran terpadu, yaitu menjelaskan alternatif
kegiatan belajar yang akan dialami peserta didik. Dalam tahapan ini guru perlu menyampaikan
kepada peserta didik tentang kegiatan-kegiatan belajar yang harus ditempuh peserta didik dalam
mempelajari topik/tema, atau materi pembelajaran terpadu. Kegiatan belajar yang ditempuh
peserta didik dalam pembelajaran. terpadu lebih diutamakan pada terjadinya proses proses belajar
yang berkadar aktivitas tinggi. Pembelajaran berorientasi pada aktivitas peserta didik, sedangkan
guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator yang memberikan kemudahan-kemudahan kepada
peserta didik untuk belajar. Peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri apa
yang dipelajarinya, sehingga prinsip-prinsip belajar dalam teori konstruktivisme dapat dijalankan.
Dalam membahas dan menyajikan materi/bahan pembelajaran terpadu harus diarahkan pada suatu
proses perubahan tingkah laku peserta didik. Penyajian bahan pembelajaran harus dilakukan

6
Indrawati, Model Pembelajaran Terpadu pada Sekolah Dasar, ( Jakarta: PPPPTK IPA, 2009), hlm.78

i
secara terpadu melalui penghubungan konsep dari mata pelajaran satu dengan konsep mata
pelajaran lainnya.

Dalam hal ini, guru harus berupaya menyajikan bahan pelajaran dengan strategi mengajar
yang bervariasi, yang mendorong peserta didik pada upaya penemuan pengetahuan baru.
Kegiatan pembelajaran terpadu bisa dilakukan melalui kegiatan pembelajaran secara klasikal,
kelompok, dan perorangan.7

3. Kegiatan Akhir (Penutup) dan Tindak Lanjut


Kegiatan akhir dalam pembelajaran terpadu tidak hanya diartikan sebagai kegiatan menutup
pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik dan kegiatan tindak
lanjut. Kegiatan tindak lanjut harus ditempuh berdasarkan pada proses hasil belajar peserta didik.
Waktu yang tersedia untuk kegiatan ini relatif singkat, oleh karena itu guru perlu mengatur dan
memanfaatkan waktu seefisien mungkin. Secara umum kegiatan akhir dan tindak lanjut dalam
pembelajaran terpadu diantaranya :
j. Menyimpulkan pelajaran dan kegiatan refleksi.
k. Melaksanakan penilaian akhir (post test).
l. Melaksanakan tindak lanjut pembelajaran melalui kegiatan pemberian tugas atau latihan
yang harus dikerjakan di rumah, menjelaskan kembali bahan pelajaran yang dianggap
sulit oleh peserta didik, membaca materi pelajaran tertentu, dan memberikan motivasi
atau bimbingan belajar.
m. Mengemukakan topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang, dan mentup
kegiatan pembelajaran.8

4. Penilaian
Objek dalam penilaian pembelajaran terpadu mencakup penilaian terhadap proses dan hasil
belajar peserta didik. Penilaian proses belajar adalah upaya pemberian nilai terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik, sedangkan penilaian hasil belajar
adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan
kriteria tertentu.
Hasil belajar tersebut pada hakekatnya merupakan pencapaian kompetensi-kompetensi yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam
7
Buyung Syukron. Model Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12. No.01. Januari-Juni 2015. hlm. 132-133
8
Buyung Syukron. Model Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12. No.01. Januari-Juni 2015. hlm. 133-134

i
kebiasaan berfikir dan bertindak. Kompetensi tersebut dapat dikenali melalui sejumlah hasil
belajar dan indikatornya yang dapat diukur dan diamati. Penilaian proses dan hasil belajar itu
saling berkaitan satu dengan lainnya, hasil belajar merupakan akibat dari suatu proses belajar.

Penilaian dalam pembelajaran IPS terpadu dalam satu topik/tema mencakup beberapa
kompetensi dasar. Namun ada kompetensi dasar atau indikator yang tidak bisa dipadukan,
sehingga harus dibelajarkan dan dinilai secara terpisah.

a. Teknik Penilaian
Teknik penilaian merupakan cara yang digunakan dalam melaksanakan penilaian
tersebut. Teknik-teknik yang dapat diterapkan untuk jenis tagihan tes meliputi : (1)
kuis dan (2) tes harian.
Untuk jenis tagihan non tes, teknik-teknik penilaian yang dapat diterapkan adalah :
(1) observasi, (2) angket, (3) wawancara, (4) tugas, (5) proyek, dan (6) Porotofolio.

b. Bentuk Instrumen
Bentuk instrumen merupakan alat yang digunakan dalam melakukan
penilaian/pengukuran/evaluasi terhadap pencapaian kompetensi peserta didik.
Bentuk-bentuk instrumen yang dikelompokkan menurut jenis tagihan dan teknik
penilaian adalah :
Tes: Isian, benar-salah, menjodohkan, pilihan ganda, dan uraian.
Non-Tes: panduan observasi, kuisioner, panduan wawancara, rubrik, dan unjuk
kerja.9

c. Instrumen
Instrumen merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat
ketercapaian kompetensi. Apabila penilaian menggunakan teknik tes tertulis uraian,
tes unjuk kerja dan tugas rumah yang berupa proyek, harus disertai rubrik penilaian.

BAB III
PENUTUP

9
Ibid., h. 79

i
A. KESIMPULAN
Kurikulum merupakan suatu rancana yang mamberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan
belajar mengajar. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman,
skiil, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan
presentasi serta memiliki sopan santundisiplinyang tinggi. Sedangkan Pendidkan IPS merupakan
kajian yang memusatkan pada aktivitas kehidupan manusia.

i
DAFTAR PUSTAKA

Ma’as Shobirin. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah. (Yogyakarta:


Deepublish, Juni 2016).
Yuli Siska, M.Pd. Konsep Dasar IPS. (Yogyakarta:Penerbit Garudhawaca,2016).
Toni Nasution, Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS), (Yogyakarta:Samudra Biru, 2018).
http://great-ideas.org, Designing and Implementing an Integrated Curriculum, diunduh pada
tanggal 28 Juli 2015
Indrawati, Model Pembelajaran Terpadu pada Sekolah Dasar, ( Jakarta: PPPPTK IPA, 2009).
Buyung Syukron. Model Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12. No.01. Januari-Juni
2015.
Ibid.,
Widodo, S., “Evaluasi Dalam Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar”, Jurnal Teknologi
Pendidikan Universitas Surabaya,

Anda mungkin juga menyukai