Anda di halaman 1dari 20

PERENCANAAN PEMBELAJARAN FISIKA

MAKALAH

KURIKULUM 2013

OLEH :

Kelompok 2

Darojatul Amin (160210102021)

Maharani Karunia Putri (160210102028)

Lita Apsari Taurina (160210102033)

Rizka Fahmi (160210102036)

Oviane Brian Pramesti (160210102039)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat karunia, taufik dan hidayahnya, kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Makalah ini belum seutuhnya sempurna karena dalam
penyusunan makalah ini kami memiliki hambatan yaitu kurangnya pengetahuan
yang luas mengenai Kurikulum 2013 Revisi namun kami sangat berterimakasih
kepada ibu Prof. Dr. Indrawati, M.Pd dan bapak Drs. Subiki, M.Kes selaku dosen
mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Fisika yang telah membimbing dan
memberikan ilmunya kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah
wawasan serta pengetahuan mengenai Kurikulum 2013 Revisi. Kami sudah
berusaha mengerjakan makalah ini dengan sebaik-baiknya, namun apabila ada
kasalahan yang tedapat dalam makalah ini kami bersedia menerima kritik,
masukan dan saran.
Semoga makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun
orang lain yang membacanya. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penyusunan makalah ini.

Jember, 10 September 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB 2. PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 Pengertian Kurikulum 2013 ..................................................................... 3
2.2 Tujuan dan Karakteristik Kurikulum 2013Revisi .................................... 3
2.3 Landasan Dasar Kurikulum 2013Revisi................................................... 4
2.4 Perubahan Kurikulum 2013Revisi ........................................................... 6
2.5 Arah Implementasi Kurikulum 2013 Revisi .......................................... 10
2.6 Kelemahan dan Kelebihan Kurikulum 2013 Revisi ............................... 12
2.7 Proses Pembelajaran dan Sistem Evaluais Kurikulum 2013 Revisi....... 13
BAB 3. PENUTUP ............................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 14
3.2 Saran ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sesuai dengan tujuan pendidikan nasioanal yang terdapat dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 yaitu
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Dalam mencapai tujuan tersebut,
maka dibutuhkan kurikulum. Kurikulum merupakan pedoman
berlangsungnya pendidikan nasional agar sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional.
Kurikulum bersifat dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai
dengan perkembangan dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban
satu bangsa, maka semakin berat pula tantangan yang dihadapinya. Oleh
karena itu, untuk menghadapi tantangan yang akan menimpa dunia
pendidikan kita, ketegasan kurikulum dan implementasinya sangat
dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang menyesuaikan
dengan permasalahan dan keadaan yang dihadapi Bangsa Indonesia. Oleh
karena itu, dalam makalah ini akan membahas tentang kurikulum 2013
Revisi yang merupakan kurikulum terbaru yang digunakan dalam
Pendidikan Indonesia pada saat ini.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana pengertian dari Kurikulum 2013?
1.2.2 Apakah tujuan dan karakteristik Kurikulum 2013 Revisi?
1.2.3 Apakah Landasan Dasar dari Kurikulum 2013 Revisi?
1.2.4 Bagaimana Perubahan Kurikulum 2013 Revisi?
1.2.5 Bagaimana Pelaksanaan Kurikulum 2013 Revisi?
1.2.6 Apa saja Kelemahan dan Kelebihan Kurikulum 2013 Revisi?
1.2.7 Bagaimana Proses Pembelajaran dan Sistem Evaluais Kurikulum
2013 Revisi?

1
1.3 Tujuan
1.3.1 Memahami pengertian dari Kurikulum 2013.
1.3.2 Memahami tujuan dan karakteristik Kurikulum 2013 Revisi.
1.3.3 Mengetahui Landasan Dasar dari Kurikulum 2013 Revisi.
1.3.4 Memahami Perubahan Kurikulum 2013 Revisi.
1.3.5 Memahami Pelaksanaan Kurikulum 2013 Revisi.
1.3.6 Mengetahui Kelemahan dan Kelebihan Kurikulum 2013 Revisi.
1.3.7 Memhami Proses Pembelajaran dan Sistem Evaluais Kurikulum
2013 Revisi.

2
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kurikulum 2013


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian
tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang
kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014.

2.2 Tujuan dan Karakteristik Kurikulum 2013 Revisi


Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan sebagai pribadi dan warga negara
yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan
peradaban dunia (Kemendikbud 2013). Karena sekolah diberikan
keleluasaan untuk mengembangkan Kurikulum 2013 sesuai kondisi satuan
pendidikan, kebutuhan peserta didik dan potensi daerah.
Adapun karakteristik kurikulum 2013 sebagai berikut
(Kemendikbud, 2013) :
1) mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual
dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan
kemampuan intelektual dan psikomotorik;
2) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa
yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan
masyarakat sebagai sumber belajar;
3) mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

3
4) memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
5) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang
dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran;
6) kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan
proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang
dinyatakan dalam kompetensi inti;
7) kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched ) antar
matapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan
vertikal).

2.3 Landasan Dasar Kurikulum 2013 Revisi


A. Landasan Filosofis
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik
menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan
pendidikan nasional. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013
dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:
1. Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia
yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan
untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di
masa depan. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa
depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pembelajaran
dimana peserta didik mendapatnkan kesempatan lebih besar untuk
menggali kompetensinya sendiri bagi kehidupan di masa kini dan
masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan
kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang
peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan

4
di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi
kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Selain mengembangkan
kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik,
Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut
dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan
dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di
masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual
dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan
pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism).
Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran yang
sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan
yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan
intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan
berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa
yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism).
Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam
berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan
untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
B. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis
kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan
standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal
warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar

5
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis
kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
seluasluasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan
untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan
guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan
berupakegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan
(2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum)
sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal
peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik
menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh
peserta didik menjadi hasil kurikulum.
C. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan
yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional; dan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.

2.4 Perubahan Kurikulum 2013 Revisi


Terjadinya perkembangan pendidikan di Indonesia merupakan
tuntutan yang tidak bisa dihindari, maka kurikulum pendidikan yang

6
digunakan juga akan melakukan perkembangan. Pekembangan yang
dimaksudkan supaya tujuan pendidikan nasional dapat tercapai sesuai dengan
kondisi yang terjadi pada saat ini. Begitu pula dengan Kurikulum 2013 yang
dianggap kurang menyesuaikan dengan keadaan yang berlangsung dan
pelaksanaannya yang kurang maksimal, sehingga Kurikulum 2013 harus
melakukan perbaikan. Kurikulum 2013 yang diberlakukan secara nasional
pada tahun ajaran atau TA 2016/2017 bukanlah kurikulum 2013 lalu,
melainkan kurikulum 2013 yang telah direvisi oleh Kemendikbud.
Kurikulum 2013 yang lalu dinilai memberatkan kini telah diervisi oleh
Kemendikbud sehingga diharapkan tidak lagi memberatkan dan setiap
sekolah dapat menerapkan kurikulum 2013 revisi pada TA 2016/2017.
Perubahan atau direvisinya kurikulum 2013 tidak merubah namanya, ada
beberapa poin perubahan atau revisi kurikulum 2013 termasuk dalam aspek
penilaian yaitu:
1. Nama Kurikulum tidak berubah menjadi Kurikulum Nasional tetapi
menggunakan nama Kurikulum 2013 Edisi Revisi yang berlaku secara
Nasional
2. Penyederhanaan aspek penilaian siswa oleh guru
Pada kurikulum 2013 yang baru, penilaian aspek sosial dan
keagamaan siswa hanya dilakukan oleh guru PPKn dan guru pendidikan
agama atau budi pekerti.
3. Tidak adanya pembatasan pada proses berpikir siswa
Kurikulum 2013 yang baru semua jenjang pendidikan baik SD, SMP
dan SMA dapat belajar tahap memahami sampai mencipta. Sehingga
anak SD pun boleh mencipta walaupun kadar ciptaannya atau produknya
sesuai dengan usianya, hal ini untuk membiasakan anak berpikir ilmiah
sejak SD.
4. Penerapan teori jenjang 5M
Pada kurikulum 2013 yang baru ini, guru dituntut untuk menerapkan
teori yang ada di dalam pembelajarannya, sehingga guru tidak sekedar
berteori saja. Namun dapat mempraktekannya. Adapun teori jenjang
tersebut adalah mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,

7
mencipta. Namun Pendekatan ini bukanlah satu-satunya metode
mengajar, dan dapat digunakan dengan susunan yang tidak berurutan.
5. Struktur mata pelajaran dan lama belajar di sekolah tidak diubah.
6. Menggunakan metode pembelajaran aktif. Metode pembelajaran aktif
adalah metode yang membuat siswa menjadi pemeran utama dalam
setiap proses pembelajaran, guru hanya berperan sebagai fasilitator saja.
7. Meningkatkan hubungan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD)
8. Penilaian sikap KI 1 & KI 2 sudah ditiadakan disetiap mata pelajaran
hanya agama dan PPKn namun Kompetensi Inti (KI) tetap dicantumkan
dalam penulisan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
9. Skala penilaian menjadi 1-100. Penilaian sikap diberikan dalam bentuk
predikat dan deskripsi.
10. Remidial diberikan untuk yang kurang, namun sebelumnya siswa
diberikan pembelajaran ulang. Nilai Remidi inilah yang dicantumkan
dalam hasil (Kurniasih & Sani, 2016).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 revisi
merupakan perbaikan dari kurikulum sebelumnya, dengan sejalan
perekembangan zaman yang menuntut perubahan kurikulum terjadi.
Perubahan kurikulum 2013 tidak mengubah namanya, terdapat 10 perubahan
yang menjadi poin dalam kurikulum 2013 revisi, termasuk perubahan dalam
pelaksanaan penilaian.
Penilaian merupakan salah satu komponen dari pembelajaran yang
dimaksudkan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengikuti
proses pembelajaran. Menurut Permendikbud (2016) Penilaian adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil
belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk
memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil
belajar peserta didik secara berkesinambungan.
Dalam Kurikulum 2013 revisi terdapat tiga ranah yang dinilai yaitu
penilaian sikap dan perilaku ( attitude and behavior pembiasaan dan
pembudayaan), pengetahuan dan keterampilan. Proses penilaian lebih

8
sederhana, mudah untuk dilakukan bagi guru dan tetap mengutamakan prinsip
dan kaidah penilaian. Penilaian yang dilakukan tidak hanya penilaian atas
pembelajaran (assessment of learning), melainkan juga penilaian untuk
pembelajaran (assessment for learning) dan penilaian sebagai pembelajaran
(assement as learning). Sebagai gambarannya dapat diperhatikan melalui
tabel berikut (Kurniasih, 2016):
Tabel 2.1 Penilaian Untuk, Sebagai dan Atas Pembelajaran
Penilaian Untuk, Sebagai dan Atas Pembelajaran
Diagnostic Assessment Assement for Learning
Penilaian untuk mengetahui kesulitan Memungkinkan guru menggunakan
belajar siswa sebagai dasar untuk informasi kondisi siswa untuk
melakukan perbaikan pembelajaran
Formative Assessment Assessment As Learning
Memungkinkan siswa untuk
Fokus pada pemantauan untuk bercermin pada pencapaian dan
meningkatkan pembelajaran siswa kemajuan belajarnya sendiri serta
menentukan target belajarnya
Summative Assessment Assessment Of Learning
Membantu guru untuk mengukur
Menggambarkan capaian yang telah
capaian siswa terhadap tujuan
dicapai terhadap acuan standar
kompetensi dan standar yang ada

Mekanisme dan prosedur penilaian dalam kurikulum 2013 revisi


adalah penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidik, Pemerintah dan/atau lembaga
mandiri. Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik,
penilaian diri, penilaian projek, ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat
kompetensi, ujian sekolah dan ujian nasional. langkah-langkah penilaian
dalam kurikulum 2013 yaitu dilaksankan melalui tahap perencanaan,
penentuan KKm, penilaian akhir. Hasil belajar peserta didik meliputi
penilaian sikap dilaporkan dalam bentuk deskripsi sedangkan penilaian

9
pengetahuan dan keterampilan dilaporkan dalam bentuk nilai , predikat dan
deskripsi (Permendikbud, 2016).

2.5 Arah Implementasi Kurikulum 2013 Revisi Tahun 2017

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian


Pendidikan dan kebudayaan Hamid Muhammad, mengatakan bahwa
terdapat tiga hal penting yang menjadi fokus dari implementasi K-13 revisi
tahun 2017, yakni sebagai berikut :

1) Penguatan Pendidikan Karakter


Terdapat 5 hal yang menjadi fokus penguatan pendidikan karakter,
dimana tidak lepas dari program Nawa CIta yang menjadi visi Presiden
Joko Widodo. Lima hal tersebut yakni nasionalis, integritas, mandiri,
gotong royong, dan religus.
Penjabaran nilai nasionalis yaitu bagaimana siswa yang menjadi
generasi muda bangsa memiliki rasa cinta terhadap tanah air, semangat
dalam berbangsa, dan ddapat menghargai perbedaan yang telah menjadi
sebuah kesatuan di Indonesia.
Sedangkan penjabaran dari nilai integritas yaitu diharapkan generasi
muda dapat menjadi generasi yang memegang teguh kejujuran,
keteladanan, kesantunan, dan cinta kepada kebenaran. Dapat diketahui,
bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang penuh tata krama
sejak lama. Diharapkan generasi muda saat ini dapat mempertahankan
sikap dan keteladaanan yang telah dicontohkan oleh orang-orang
pendahulu bangsa Indonesia.
Penjabaran nilai mandiri yaitu meliputi sikap kerja keras, disiplin,
kreatif, berani, dan pembelajar. Pendahulu-pendahulu bangsa
merupakan sosok yang pekerja keras dalam melaksanakan pekerjaannya
demi mencapai tujuan. Diharapkan generasi bangsa dapat menjadi
generasi yang dapat memajukan bangsa. Karena kehebatan bangsa
tergantung pada sikap generasi mudanya. Juga dalam menghadapi

10
ketatnya persaingan globalisasi dan Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA), serta dalam rangka mempersiapkan generasi emas tahun 2045.
Penjabaran nilai – nilai tersebut berdasarkan pada UU No 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa “
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”
Hamid Muhammad menegaskan bahwa karakter merupakan fondasi
dalam implementasi K-13 sehingga perlu benar-benar diterapkan dalam
pembelajaran.

2) Penguatan Budaya Literasi

Tingkat minat membaca di Indonesia masih sangat rendah.


Menurut survey yang dilakukan sejak 2003 hingga 2014 oleh Central
Connecticut State University di New Britain, Indonesi menempati
peringkat 60 dari 61 negara terkait minat membaca. Data statistic
UNESCO juga menyebutkan bahwa indeks minat baca Indonesia baru
mencapai 0.001 yang berarti hanya satu dari 1000 penduduk yang
tertarik untuk membaca (Media Indonesia, 30 Agustus 2016).

Berdasarkan pada permasalahan tersebut, diterbitkan


Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi
Pekerti, Gerakan Literasi menjadi salah satu bentuk penumbuhan budi
pekerti di sekolah.

Selain itu, budaya literasi juga ditumbuhkan melalui integrasi


dalam pembelajaran yang dikenal dengan 5M yaitu mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan.
Pada tahun 2003, UNESCO menyatakan bahwa “Literasi lebih dari

11
sekedar membaca dan menulis. Literasi juga mencakup bagaimana
seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi juga bermakna
praktik dan hubungan social yang terkait dengan pengetahuan, bahasa,
dan budaya.”

3) Pembelajaran Abad 21
Kurikulum 2013 diharapkan mampu diimplementasikan pembelajaran
abad 21 untuk menyikapi tuntutatn zaman yang kompetitif. Terdapat
empat hal yang mencerminkan pembelajaran abad 21, yakni sebagai
berikut :

a. Kemampuan Berpikir Kritis (critical thinking skill)


Kegiatan pembelajaran dirancang untuk mewujudkan hal tersebut
melalui penerapan pendekaan saintifik yang meliputi pembelajaran
berbasis masalah, penyelesaian masalah, dan pembelajaran berbasis
proyek.
b. Kreativitas
Peran guru sebagai fasilitator dan membimbing siswa dalam proses
pembelajaran, karena pada dasarnya setiap siswa adalah unik. Guru
berperan membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan dalam
mengolah kreativitasnya. Menurut Howard Gardner, manusia memiliki
kecerdasan yang majemuk, yaitu; kecerdasan matematika-logika,
kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetis,
kecerdasan visual-spasial, kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan
naturalis. Oleh karena itu, seorang guru tidak bisa hanya memandang
dan mengukur siswa dengan satu standard ecerdasan saja. Karena,
sejatinya setiap manusia memiliki jenis kecerdasan yang berbeda.
c. Komunikasi
Media komunikasi di abad 21 ini telah berkembang begitu pesat.
Perkembangan teknologi sangat membantu manusia termasuk dalam
berkomunikasi. Komunikasi merupakan interaksi antara dua pihak.
komunikasi dapat menjadi sarana untuk semakin merekatkan hubungan
antar manusia, juga sebaliknya. Penguasaan bahasa merupakan salah

12
satu unsur penting dalam komunikasi. Kegiatan pembelajaran
merupakan sarana yang tepat untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi siswa.
d. Kolaborasi
Pembelajaran secara berkelompok, kooperatif melatih siswa untuk
berkolaborasi dan bekerjasama dalam memecahkan suatu
permasalahan. Selain itu, kolaborasi mampu meningkatkan kemampuan
bersosialisai dan mengendalikan ego dan emosi siswa.

2.6 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013 Revisi


2.6.1 Keunggulan Kurikulum 2013
a. Siswa dituntut untuk lebih aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap
pemecahan masalah
b. Penilaian meliputi aspek kognitif, afektif, serta psikomotor
c. Pendidikan karakter dan budi pekerti yang diintegrasikan ke dalam
semua mata pelajaran.
d. Terdapat kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan standard
pendidikan nasional.
e. Standard penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi
seperti sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara proporsional.
f. Mengharuskan adanya remidiasi secara berkala.
g. Sifat pembelajaran yang kontekstual
h. Isi buku yang mencakup implementasi di kehidupan sehari-hari.

2.6.2 Kekurangan Kurikulum 2013

a. Seringkali terjadi kesalahpahaman di antara guru yang menganggap


bahwa dengan kurikulum 2013 ini, guru tidak perlu lagi menerangkan
di depan kelas. Sedangkan, terdapat beberapa mata pelajaran atau
materi yang membutuhkan penjelasan terlebih dahulu oleh guru
b. Banyak guru yang belum siap mental dengan pelaksanaan kurikulum
2013 ini.
c. Kurangnya pemahaman guru terhadap konsep pendekatan scientific

13
d. Kurangnya keterampilan guru dalam merancang RPP. Sehingga,
ketika menghadapi kurikulum 2013, guru kesulitan dalam merancang
perencanaan pembelajaran.
e. Tidak banyak guru yang menguasai penilaian autentik.
f. Bebean belajar siswa dan beben mengajar guru yang terlalu banyak.

2.7 Proses Pembelajaran dan Sistem Evaluasi Kurikulum 2013

2.7.1 Proses Pembelajaran

Kurikulum 2013 menerapkan proses pembelajaran yang


mendukung kreativitas. Menurut Dyers, J.H. et al (2011) mengatakan
bahwa 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui
pendidikan, sedangkan 1/3 sisanya berasal dari genetik. Kemampuan
kecerdasan berlaku sebaliknya, yaitu 1/3 dari pendidikan, dan 2/3
sisanya berasal dari genetik.

Kemampuan kreativitas diperoleh melalui :

a. Observing (Mengamati)
b. Quetioning (menanya)
c. Experimenting (mencoba)
d. Associating (menalar)
e. Networking (Membentuk Jaringan)

Kurikulum berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan


pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar,
dan mencoba merupakan hal-hal yang penting untuk meningkatkan
kreativitas peserta didik. Selain itu, siswa dibiasakan bekerja dalam
jaringan melalui collaborative learning untuk melatih siswa dalam
bersosialisasi dan berkomunikasi. Beberapa langkah proses
pembelajaran tersebut dikenal dengan pembelajaran saintifik.

Langkah penguatan proses meliputi beberapa hal berikut :

14
a. Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya,
menalar, mencoba, dan membentuk jaringan
b. Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran
untuk semua mata pelajaran
c. Menuntun siswa untuk mencari tahu secara mandiri (discovery
learning)
d. Menemukan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi,
pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan kreatif.

2.7.2 Proses Evaluasi Kurikulum 2013


Proses penilaian yang mendukung kreativitas menurut (Sharp, C :
2004), guru dapat membuat peserta didik berperilaku kreatif melalui :
a. Pemberian tugas dengan tidak hanya memiliki satu jawaban benar
b. Mentolerir jawaban siswa yang nyeleneh
c. Menekankan pada nilai proses
d. Memberanikan peserta didik untuk mecoba, menentukan sendiri hal
yang kurang jelas, informasi kurang lengkap, dan memiliki
interpretasi sendiri terkait pengetahuan atau kejadian.
e. Memberikan keseimbangan antara kegiatan terstruktir dan spontan.

Selain itu, juga terdapat langkah penguatan proses evaluasi, yaitu sebagai
berikut :
a. Mengukur tingkat berfikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi
b. Menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran
mendalam (bukan sekedar hafalan)
c. Mengukur proses kerja siswa, tidak hanya hasil kerja siswa
d. Menggunakan portofolio pembelajaran siswa

15
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.1.1 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
3.1.2 Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara
dan peradaban dunia
3.1.3 Landasan Dasar Kurikulum 2013 Revisi terdiri dari landasan
Filosofis, landasan Teoritis, dan landasan Yuridis.
3.1.4 Perubahan atau direvisinya kurikulum 2013 tidak merubah namanya,
ada beberapa poin perubahan atau revisi kurikulum 2013 termasuk
dalam aspek penilaian.
3.1.5 Arah implementasi kurikulum 2013 yaitu penguatan pendidikan
karakter, penguatan budaya literasi, dan pelaksanaan pembelajaran
sesuai tuntutan perkembangan abad 21.
3.1.6 Kelebihan dari kurikulum 2013 yaitu menekankan agar siswa lebih
kreatif, sedangkan kekurangannya yaitu tidak semua siap mental
dalam menerapkan dan melaksanakan kurikulum 2013.
3.1.7 Langkah proses pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran
saintifik meliputi mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
membangun jaringan social. Sedangkan proses evaluasi ditekankan
pada nilai proses yang dilakukan oleh siswa.

3.2 Saran
Diharapkan penulis dan pembaca dapat memahami lebih dalam mengenai
Kuirkulum 2013 Revisi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Budiani, Sri., Sudarmin,dan Syamwil, Rodia. (2017). Evaluasi Implementasi


Kurikulum 2013 di Sekolah Pelaksana Mandiri. Innovative Journal of
Curriculum and Educational Technology. IJCET 6 (1) (2017) : 45 –
57.
Ferdianto, Riyan. 2016. Minat Baca Indonesia, Peringkat 60 dari 61 Negara.
Jakarta: Media Indonesia. (30 Agustus 2016).
Kemendikbud. (2013). Permendikbud No. 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka
Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Kemendikbud. (2014). Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kurniasih, Imas & Sani, Berlin. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Konsep &
Penerapan. Surabaya: Kata Pena.

17

Anda mungkin juga menyukai