Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN REKAYASA IDE

“IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM


PENGELOLAAN KELAS”
(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah)
Dosen Pengampu : Dra. Sorta Simanjuntak, M.S.

DISUSUN OLEH :

Nama SITI NURHALIZAH


:
Kelas : I PGSD
Semester : IV
Mata Kuliah : Manajemen Kelas

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH


DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmatNya kami dapat menyelesaikan Laporan Rekayasa Ide ini. Meskipun banyak
hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kam berhasil menyelesaikan
laporan rekayasa ide ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih
kepada dosen pengampu Ibu Dra. Sorta Simanjuntak, M.S.
Selaku dosen mata kuliah Manajemen Kelas. Karena itu kami berharap semoga
laporan rekayasa ide ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama. Kami
menyadari bahwa dalam menyusun laporan rekayasa ide ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya laporan rekayasa ide ini. Kami berharap semoga laporan rekayasa ide ini bisa
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Medan, April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
ABSTRAK...............................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Rasionalisasi Permasalahan.............................................................................................1
B. Tujuan Rekayasa Ide.......................................................................................................1
C. Manfaat Rekayasa Ide.....................................................................................................2
BAB II. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN......................................................................3
A. Permasalahan Umum.......................................................................................................3
B. Identifikasi Permasalahan................................................................................................3
BAB III. PEMBAHASAN DAN SOLUSI..............................................................................4
A. Pembahasan.....................................................................................................................4
B. Masalah dan Solusi..........................................................................................................4
BAB IV. PENUTUP.................................................................................................................8
A. Kesimpulan......................................................................................................................8
B. Saran................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9

ii
ABSTRAK

Penerapan kurikulum baru, yaitu implementasi Kurikulum 2013 di sekolah telah


dimulai sejak bulan Juli 2013. Implementasi Kurikulum tersebut diharapkan mendorong
peningkatan kualitas manajemen dan proses pendidikan pada setiap satuan pendidikan yang
mengarah pada upaya peningkatan mutu pendidikan. Dilatarbelakangi oleh adanya penerapan
kurikulum 2013 yang berorientasi pada pencapaian kompetensi abad-21 dan pendidikan
karakter dalam rangka menyongsong revolusi industri 4.0 tersebut, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui respon guru terhadap implementasi kurikulum 2013 dan “best practice”
implementasi kurikulum 2013. Metode penelitian ini menggunakan metode survei dengan
instrumen kuesioner dan daftar isian untuk menyampaikan pengalaman. Analisis data
menggunakan statistik deskripsi-prosentase dan deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Respon guru SD terhadap terhadap implementasi Kurikulum 2013 di
Kota Bandung berada pada kategori positif. Untuk kegiatan perencanaan berada pada
kategori sangat positif, sedangkan untuk kegiatan pelaksanaan dan penilaian kurikulum
berada pada kategori positif. Terdapat beberapa “best practice” yang dapat dicontoh dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian dari guru SD terkait dengan implementasi
Kurikulum 2013 berupa kegiatan “sharing”, “hearing”, “in house training”, dan “modelling
real teaching”.
Kata kunci : Pembelajaran IPS, Pendidikan Inklusi, Sekolah Dasar

iii
iv
BAB I PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Permasalahan
Upaya peningkatan mutu pendidikan selalu dilakukan baik oleh pemerintah maupun
oleh swasta seperti melalui penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku ajar,peningkatan
mutu guru, peningkatan menajemen pendidikan dan peningkatan kesejahteraan guru. Namun
demikian berbagai indikator menunjukkan bahwa mutupendidikan belum meningkat secara
signifikan. Berbagai temuan tentang rendahnyakualitas sumber daya manusia Indonesia telah
dikemukakan di beberapa forum maupunmedia massa. Sebagai kurikulum yang terbilang
baru diterapkan di Indonesia, Kurikulum2013 menjadi salah satu perwujudan pembelajaran
yang selalu mengedepankan kreativitas, inisiatif dan kemandirian. Siswa dituntut aktif dalam
pembelajaran danmampu mengaitkan pelajaran dengan aktivitasnya sehari-hari. Untuk itulah
pendidikan kecakapan hidup (life skill) niscaya diterapkan dan diaplikasi bagi peserta didik di
lembaga pendidikan tingkat manapun.
Ada 3 konsep tentang kurikulum 2013, yaitu kurikulum sebagai substansi, sebagai
system, dan sebagai bidang studi.Sebagai substansi konsep ini sebenarnya tidak jauh berbeda
dengan konsep kurikulum sebelumnya, namun dalam kurikulum 2013 ini lebih bertumpu
kepada kualitas guru sebagai implementator dilapangan.Sebagai sistem konsep ini dapat
dipastikan mengalami perubahan dari konsep kurikulum yang sebelumnya, sebab wacana
pergantian kurikulum dalam sistem pendidikan memang merupakan hal yang wajar,
mengingat perkembangan alam manusia terus mengalami perubahan. Namun, dalam
menentukan sistem yang baru diharapkan para pejabat pembuat kebijakan jangan asal main
rubah saja, melainkan harus menentukan terlebih dahulu kerangka, konsep dasar maupun
landasan filosof yang mengaturnya.Sedangkan sebagai Bidang Studi ini merupakan bidang
kajian para hali kurkulum dan ahli pendidikan dan pengajaran.Tujuan kurikulum sebagai
bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum.

B. Tujuan Rekayasa Ide


Tujuan dari rekayasa ide ini yaitu:
1. Untuk mengetahui perkembangan kurikulum 2013 terhadap peningkatan untuk
sekolah dasar.
2. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dala penggunaan kurikulum 2013
terhadap peningkatan belajar siswa sekolah dasar.
3. Memperluas wawasan kurikulum 2013.
C. Manfaat Rekayasa Ide
Manfaat dari rekayasa ide ini adalah sebagi berikut :
1. Meningkatnya perkembangan kurikulum 2013 untuk sekolah dasar.
2. Manfaat bagi mahasiswa yaitu dapat menambah wawasan dan menambah sumbangan
pemikiran tentang bentuk dan implementasi kurikulum 2013 terhadap pendidikan
Indonesia.
3. Manfaat bagi sekolah adalah dapat mengetahui bahwa kurikulum 2013 yang
diterapkan dapat menjadi acuan dan panduan dalam meningkatkan kegiatan belajar
mengajar guna menciptakan generasi yang lebih cerdas, berprestasi dan berintelektual
serta memiliki keunggulan dalam akhlak atau perilakunya.

1
BAB II IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

A. Permasalahan Umum
Permasalahan yang kami dapatkan pada tugas mini riset yaitu permasalahan pada
implementasi kurikulum 2013 dalam pengelolaan kelas dan fasilitas sekolahnya yang sangat
memprihatinkan dan banyak kekurangannya sehingga siswa tersebut pun tidak begitu nyaman
untuk belajarnya.

B. Identifikasi Permasalahan
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka masalanya dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kompetensi guru yang mengajar dikelas dalam kurikulum 2013?
2. Bagaimanakah persiapan siswa dalam belajar di perkembangan kurikulum 2013 yang
sekarang ini?
3. Bagaimanakah proses pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran siswa?

2
BAB III PEMBAHASAN DAN SOLUSI

A. Pembahasan
Berdasarkan hasil pantauan penulis diperoleh beberapa permasalahan dalam rangka
implementasi Kurikulum 2013, khususnya pada pembelajaran dan pengelolaan kelas. Baik itu
dari sudut pandang kompetensi guru, kesiapan siswa, sumber belajar, proses pembelajaran
dan penilaian, maupun dari sudut pandang muatan materi ajarnya, yaitu Himpunan.
Permasalahan pertama, Kompetensi guru yang mengajar di Kelas. Terdapat satu guru
yang mengajar di kelas belum pernah mengikuti Pelatihan atau sosialisasi Kurikulum 2013.
Akibatnya pembelajaran yang dilakukan yang bersangkutan cenderung kepada pembelajaran
pola lama, yaitu ceramah, tanya jawab dan latihan. Padahal seharusnya menurut Kurikulum
2013, pembelajaran di kelas sangat disarankan menggunakan pendekatan ilmiah (scientifics).
Kedua, Kesiapan Siswa Belajar. Di Sekolah Dasar, sebagian besar guru menekankan
pada siswa untuk mencatat dan menghafal dengan alasan menurut taksonomi Bloom siswa
usia Sekolah Dasar baru mampu ke tingkat kognitif mengetahui dan memahami saja. Siswa
tidak terbiasa dengan soal-soal yang membutuhkan penalaran.
Keempat, proses pembelajaran. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses, proses pembelajaran dalam
Kurikulum 2013 sangat menyarankan proses pemelajaran yang menyentuh ketiga ranah
kompetensi siswa, yaitu ranah pengetahuan (kognitif), ranah sikap (afektif) dan ranah
keterampilan (psikomotor). Ranah kognitif (Pengetahuan) diperoleh melalui aktivitas“
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Ranah Sikap
diperoleh melalui aktivitas“ menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan
mengamalkan”. Sedangkan ranah Keterampilan diperoleh melalui aktivitas“ mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”.

B. Masalah dan Solusi

Permasalahan yang didapatkan dari implementasi kurikulum 2013 yaitu:


Begitu banyak masalah-masalah kurikulum dan pembelajaran yang dialami Indonesia.
Masalah-masalah ini turut andil dalam dampaknya terhadap pembelajaran dan pendidikan
Indonesia. Berikut ini adalah beberapa masalah kurikulum :
1) Kurikulum Indonesia Terlalu Kompleks.
Siswa akan terbebani dengan segudang materi yang harus dikuasainya. Siswa harus
berusaha keras untuk memahami dan mengejar materi yang sudah ditargetkan. Hal ini

3
akan mengakibatkan siswa tidak akan memahami seluruh materi yang diajarkan. Siswa
akan lebih memilih untuk mempelajari materi dan hanya memahami sepintas tentang
materi tersebut. Dampaknya, pengetahuan siswa akan sangat terbatas dan siswa kurang
mengeluarkan potensinya, daya saing siswa akan berkurang. Selain berdampak pada
siswa, guru juga akan mendapat dampaknya. Tugas guru akan semakin menumpuk dan
kurang maksimal dalam memberikan pengajaran. Guru akan terbebani dengan pencapaian
target materi yang terlalu banyak, sekalipun masih banyak siswa yang mengalami
kesulitan, guru harus tetap melanjutkan materi. Hal ini tidak sesuai dengan peran guru.
2) Sering Berganti Nama.
Kurikulum di Indonesia sering sekali mengalami perubahan. Namun, perubahan tersebut
hanyalah sebatas perubahan nama semata. Tanpa mengubah konsep kurikulum, tentulah
tidak akan ada dampak positif dari perubahan kurikulum Indonesia.
3) Kesulitan Guru dalam memahami Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Kesulitan yang paling banyak dikeluhkan oleh para guru adalah mengenai
pemahaman tentang Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
4) Guru Merasa Kurang Dilatih untuk Melaksanakan Kurikulum 2013 dalam Kegiatan
Pembelajarannya.
Para guru Sekolah Menengah Atas (SMA) merasa kebingungan karena semula hanya tiga
mata pelajaran saja yang menggunakan kurikulum 2013 yaitu matematika, bahasa
Indonesia, dan sejarah namun tiba-tiba kurikulum 2013 diterapkan untuk semua mata
pelajaran padahal guru-guru lain selain matematika, bahasa Indonesia, dan Sejarah belum
dilatih bagaimana menerapkan kurikulum 2013 pada mata pelajaran yang diampunya.
5) Belum Adanya Silabus Final Mengakibatkan Kesulitan dalam Pembuatan RPP. Selain
itu, dokumen silabus final belum diterima oleh para guru, padahal dalam pembuatan
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dasarnya adalah silabus.
6) Keluhan Tentang Keterurutan Materi Pelajaran
Keluhan umum para guru di DIY ialah mengharapkan ada perbaikan dalam susunan
urutan pengajaran materi yang ada di buku ajar. “Banyak yang menilai susunan urutan
pengajaran materi tiap minggunya yang tercantum di buku ajar perlu diperbaiki”. Keluhan
ini paling banyak muncul dari para guru SMA dan SMK.
Solusi yang bisa didapatkan dan diberikan untuk permasalahan implementasi
kurkulum 2013 pada pernyataan diatas yaitu:
Terdapat beberapa faktor yang dapat mendukung implementasi Kurikulum 2013 di
lapangan, yaitu (1) penganggaran yang jelas dari pemerintah daerah untuk mendukung
implementasi Kurikulum 2013, (2) koodinasi yang baik dari pemerintah daerah baik
4
kabupaten maupun provinsi dengan pemerintah pusat dalam pengadaan sarana pembelajaran
dan pelatihan, perencaan yang baik, dan (3) ketersediaan sarana pembelajaran lainnya seperti
LCD dan sambungan internet. Walau begitu implementasi Kurikulum 2013 walaupun sudah
berjalan dengan efektif namun tetap terdapat beberapa kendala seperti, antara lain pendekatan
tematik tidak sesuai dengan mata pelajaran, penambahan materi banyak sebaliknya waktunya
sedikit, banyaknya kesalahan pada isi Kurikulum 2013, dan keterlambatan buku siswa dan
buku guru (Machali, 1970).
Beberapa hal yang urgen dilakukan antara lain adalah perbaikan manajemen implementasi
Kurikulum 2013. Sebisa mungkin pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus
bersamasama menetapkan target berapa sekolah yang akan mengimplementakan dalam
kurum waktu 1 tahun, 2 tahun, dan 3 tahun mendatang. Siklus impementasi Kurikulum 2013
harus di buat mulai dari penganggaran, pengadaan sarana pendidikan, pelatihan,
implementasi dan pendampingan, serta evaluasi keberhasilan dan kegagalannya.(Machali,
1970) .
Pada kenyataannya, karena adanya perbedaan kemampuan dan pengetahuan guru, belum
semua guru mampu mengembangkan kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa
untuk mengamati fenomena yang terjadi yang berhubungan dengan materi pelajarannya. Hal
inilah salah satunya yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Oleh karena
itu, sangat perlu bagi masing-masing sekolah mengadakan kegiatan :
1. Lesson study ataupun workshop yang membahasa cara mengajarkan kegiatan
pembelajaran yang dimaksudkan dalam kurikulum 2013.
Menurut Sudrajat (2008) lesson study merupakan satu upaya meningkatkan proses dan hasil
pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok guru.
dengan berkolaborasi guru mampu mengembangkan bagaimana siswa belajar dan bagaimana
membelajarkan siswa. Selain itu melalui lesson study guru dapat memperoleh pengetahuan
dari guru lainnya atau narasumber. Hal ini diperoleh melalui adanya umpan balik dari
anggota lesson study. Sehingga kemampuan guru semakin hari semakin bertambah baik
dengan melakukan contoh kemudian dikritisi ataupun dari memperhatikan contoh kemudian
mengkritisi.
2. Pertemuan antar sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013
Pertemuan ini mengumpulkan semua perwakilan sekolah yang ditunjuk melaksanakan
kurikulum 2013 untuk mengevaluasi tahap awal peneraan pola pembelajaran baru dalam
sebulan terakhir. Pertemuan ini penting sebab sebagian sekolah merasa mampu menerapkan
kurikulum baru dengan baik, namun yang lain kesulitan. Sehingga dengan adanya forum ini

5
akan terjalin tukar menukar pengalaman tentang pelaksanaan kurikulum 2013 di
masingmasing sekolah.

6
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa permasalahan yang muncul
pada implementasi Kurikulum 2013 khususnya pada pembelajaran materi himpunan, yaitu di
antaranya: (1) Kompetensi guru yang belum siap karena belum mengikuti pelatihan
sosialisasi Kurikulum 2013; (2) Kesiapan belajar siswa yang memerlukan waktu cukup lama
untuk penyesuaian dari kebiasaan mencatat dan menghafal kepada kebiasaan berfikir ilmiah,
yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar dan membuat jejaring; dan (3) belum siapnya
guru dan siswa melaksanakan proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah seperti yang
diamanatkan Kurikulum 2013.

B. Saran
Bagi guru untuk terus meningkatkan pengetahuan dan kemapuannya dalam
melaksanakan pembelajaran sesuai tuntutan Kurikulum 2013. Terakhir bagi pembuat
kebijakan kiranya temuan-temuan yang diuraikan di atas dapat menjadi bahan pertimbangan
untuk perbaikan dan penyempurnaan Kurikulum 2013 di masa yang akan datang.

7
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Nuh, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 213 SD Kelas IV(Jakarta:
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan
Penjminan Mutu Pendidikan, 2013), hlm. 72.
Chamistijatin Dkk, Lise. 2009. Pengembangan Kurikulum SD. Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, DepDikNas

Sudrajat, Akhmad. 2008. Tentang Lesson Study. Diakses


melalui http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/22/lesson-study-untuk-
meningkatkanpembelajaran/

Anda mungkin juga menyukai