Ini adalah pengakuan yang tulus dari orang- orang yang telah diberi
kenikmatan berupa surga.
Dalam hadis riwayat Imam Muslim, Hadis Qudsi, Allah ingatkan:
َ َ ُ ِّ َ ُ َ ُ ُ َ َ
َاها َف َمن َو َجد ُ ُ ُ َ َ
ه أعمالكم أح ِصيها لكم ثم أوفيكم ِإي َ ِ يَا ِعبَا ِدي ِإ َن َما
ُوم َن إ َل َنف َسه
َ ُك فَ ََل يَل
َ َ َ َ َ َ َ َ َ ََ َ َ َ َ
ِ ِ خْيا فليحمد اّلل ومن وجد غْي ذل
Artinya : “Wahai hamba-hamba ku itulah amalan-amalan kalian yang saya
akan hitung semua dan yang saya akan sempurnakan pahala-pahala nya
untuk kalian sesuai dengan apa yang telah kalian lakukan, Barang siapa
mendapatkan kebaikan, maka hendaklah ia memuji Allah subhanahu wa
ta’ala, dan barang siapa yang mendapatkan selain itu (kebaikan), maka
janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri." (H.R Muslim : 2577).
Artinya: "Maka janganlah kamu, menganggap dirimu suci. Dialah yang paling
mengetahui tentang orang yang bertakwa. (QS An-Najm : 32).
Jika demikian, maka tidak ada alasan bagi kita untuk mengklaim dan
memastikan bahwa semua kebaikan-kebaikan yang telah kita lakukan
sepanjang Ramadan ini dan bahkan sepanjang umur kita, telah diterima di
sisi Allah Subhanahu wa ta’ala. Oleh karenanya, apa yang telah kita
selesaikan dari kebaikan, mari kita banyak berharap pada Allah Subhanahu
wa ta’ala, dan tidak bangga diri, bahkan mari kita merasa cemas dan takut,
jangan-jangan kita sudah capek-capek beramal tapi tidak diterima oleh Allah.
Orang-orang yang beriman adalah orang yang banyak melakukan
kebaikan lalu mereka tambah rasa takut pada Allah,
َ ُ ٰ َ ِّ َ ٰ َ ُ َ َ َ َ َ ُ ُ َ َ ٓ َ َ َ ُ ُ ُ ُ َ َ ر
﴾
٦٠ َّلين يؤتون ما ءاتوا وقلوبهم وجلة أنهم ِإل ربهم رجعون
ِ ِ ِ ِ ﴿ وٱ
Artinya: "dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan (sedekah)
dengan hati penuh rasa takut (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya
mereka akan kembali kepada Tuhannya," (QS Al-Mu'minun : 60).
Tapi, beliau tidak pernah bangga diri, bahkan beliau minta kepada Allah,
ya Allah terima lah apa yang saya lakukan ini. Olehnya itu, ketika kita telah
melakukan kebaikan, sudah beramal, sudah membaca Al-Qur’an, sudah
tarawih, sudah puasa dan sudah sudah melakukan berbagai macam kebaikan
lainnya, jangan tepuk dada, jangan bangga diri, bahkan mari kita mengharap
amalan kita bisa diterima di sisi-Nya.
Fudalah bin Ubaid Radiyallahu’ Anhu, seorang sahabat yang
dipersaksikan masuk surga, karena ikut Baitur Ridwan, berkata: “Seandainya
saya tahu ada kebaikan yang pernah saya lakukan walaupun sebesar biji sawi
telah diterima oleh Allah, maka itu lebih saya sukai dari dunia dan isinya”
[Lathoif al-maarif : 375]. Beliau sampai tidak yakin ada kebaikannya diterima
walau sebesar biji sawi.
Kisah yang lain, para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ketika
bertemu saat salat Id, apa yang mereka lakukan? Imam Tabrani sebutkan
dalam kitab Doa, dalam bab doa salat Id. Ketika Wasilah bin Asqa dan Abu
Umamah al basir bertemu, mereka saling mengatakan
َ َ َُ ََََ
اّلل ِمنا َو ِمنك تقبل
Ini doa yang paling banyak dikatakan sahabat ketika lebaran, semoga
Allah menerima dari kami dan dari mu, karena mereka tidak yakin
amalannya diterima. Mereka tidak putus asa , tapi mereka juga tidak pernah
memastikan bahwa setiap amalannya pasti diterima oleh Allah Subhaanahu
Wa Ta’ala.
Ayat ini berkaitan salat lail, salat yang tidak mudah, hanya orang-orang
saleh yang mampu melakukannya, mengorbankan jatah tidurnya untuk
menghadap Allah.
Orang yang rajin tahajud saja disuruh banyak-banyak istigfar. Ternyata,
kebanyakan ibadah yang diajarkan dalam Islam itu ditutup dengan Istigfar.
Ketika kita telah wukuf di arafah, ibadah yang paling mulia waktu haji adalah
wukuf di arafah, kita menuju musdalifah, kata Allah:
ّلل َغ ُفورر
َ َ ّلل إ َن ٱ
َ َ اس َوٱستَغف ُروا ٱ َ ََ ُ َ
ُ َاض ٱل ُ َ َُ
ِ ِ ﴿ ثم أ ِفيضوا ِمن حيث أف
١٩٩ حيم
َ
﴾ ِر
Artinya : "Kemudian bertolaklah kamu dari tempat orang banyak bertolak
(Arafah) dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sungguh, Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang." (QS Al-Baqarah : 199).
Ramadan bukan batas akhir ibadah, kita berhenti ibadah ketika ajal
mendatangi kita. Masih ada hari-hari dalam melewati dunia, maka jangan
berhenti melakukan kebaikan, karena kita baru tahu apakah Ramadan kita
ini berbuah, bermanfaat, dan diterima ketika kita termasuk orang-orang
yang rajin beribadah setelah bulan suci Ramadan
Imam Bukhari menyebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
ُ َ َ ََ َ
Sallam bersabda:
يم َ َ
ِ و ِإنما اَلعمال ِباْلوا ِت
“Sesungguhnya patokan tolok ukur amalan itu dilihat bagian yang paling
akhirnya, (H.R Bukhari : 6607)
Ramadan pergi, tapi ada bulan Syawal, pemilik Syawal juga pemilik
bulan Ramadan. Mari terus perbanyak kebaikan-kebaikan, hingga Allah
subhanahu wa ta’ala menetapkan ajal kita.
Kita tutup Ramadan kita tahun ini dengan sebaik baiknya. Kita berdoa
kepada Allah agar kita pun ditutup usia kita di dunia dengan husnul
khatimah.