Anda di halaman 1dari 15

Renungan Ayat Pertama

Nikmat Ber-Ramadan semua datangnya dari Allah


maka perbanyak memuji-Nya

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:


َ َ َ َ ِّ ِّ ُ َ ‫﴿ َو‬
﴾ ... ‫ّلل‬
ِ ‫ٱ‬ ‫ن‬‫م‬ِ ‫ف‬ ‫ة‬ ‫م‬ ‫ع‬‫ن‬ ‫ن‬‫م‬ ‫م‬ ‫ك‬‫ب‬
ِ ‫ا‬ ‫م‬
Artinya: "Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah,…"
(QS An-Nahl : 53).

Ayat ini mengajak kita untuk senantiasa merenungi dan menyadari


sekian banyak nikmat yang telah Allah berikan, diantaranya nikmat ber-
Ramadan. Jangan kita sangka ketika mendapatkan kesempatan Ramadan
tahun ini, lalu sebagian keluarga, atau tetangga kita tidak mampu ber-
Ramadan, jangan kita sangka itu karena kita lebih mulia dari mereka.
Jangan kita sangka kita mampu melaksanakan hari-hari Ramadan
dengan sebaik-baiknya, mungkin kita sudah berkali-kali khatam Al-Quran,
mungkin kita sudah rutin tarawih setiap malamnya, bahkan mungkin kita
memanfaatkan 10 hari terakhir Ramadan dengan iktikaf dan berbagai
macam ibadah lainnya, mengejar lailatulqadar dan seterusnya. Jangan
sampai muncul pada perasaan kita, bahwa semua amalan itu disebabkan
kehebatan kita, disebabkan kemampuan kita, disebabkan kelebihan yang
kita miliki . Lalu kita lupa akan nikmat Allah Subhanahu wa ta’ala.
Allah mengingatkan model orang-orang yang tidak tahu berterima kasih
pada Allah. Dalam Surat al Qashash ayat 78 tentang seorang yang kaya raya,
seorang yang jadi simbol kekayaan di zaman Firaun dan boleh jadi sepanjang
zaman, yang dikenal dengan nama Qarun. Ketika orang-orang yang tertarik
dengan dunia dan tidak paham akan akhirat begitu terkagum-kagum sama
seorang Qarun, lalu mereka bertanya apa kiat dan resepnya sampai bisa
menjadi kaya raya?
5 Ayat Al-Qur’an yang patut direnungi sebelum berpisah dengan Ramadan | 1
َٰ َ ُ ُ ُ ٓ َ َ َ َ
Qarun berkata:
ٓ
﴾ ... ‫ندي‬
ِ ‫﴿ قال ِإنما أو ِتيتهۥ لَع ِعلم ِع‬
Artinya: "Dia (Qarun) berkata, "Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-
mata karena ilmu yang ada padaku.." (QS Al-Qashash : 78).

Dia lupa bahwa Allah lah yang memberikan nikmat kekayaan


kepadanya. Dalam Al Quran Surat Az-Zumar ayat 49:
ُ‫ض َد ََعنَا ُث َم إ َذا َخ َولَ ٰ ُه نع َمة ِّمنَا قَ َال إ َن َما ٓ أُوتيتُهۥ‬
‫ر‬ َٰ
ُ ‫نس َن‬ َ ‫﴿ فَإ َذا َم‬
ِ ِ ِ ِ ‫ل‬
ِ ‫ٱ‬ ‫س‬ ِ
َ َ َ ُ َ َ َ َ َٰ َ ‫َ َ َ ر‬
﴾‫۝‬
َ ُ
٤٩ ‫كن أكَثهم ل يعلمون‬ ِ ‫لَع ِعل ِم ۚ بل ِه فِتنة ول‬ ََٰ
Artinya: "Maka apabila manusia ditimpa bencana dia menyeru Kami,
kemudian apabila Kami memberikan nikmat Kami kepadanya dia berkata,
“Sesungguhnya aku diberi nikmat ini karena hanyalah kepintaranku.”
Sebenarnya, itu adalah ujian, tetapi kabanyakan mereka tidak mengetahui."
(QS Az-Zumar : 49).

Kata Allah inilah musibah yang sesungguhnya, ketika kita tidak


menyadari kelemahan kita dan ketika kita tidak menyadari semua yang kita
dapatkan semua semata-mata nikmat yang datang dari Allah. Dia lupa bahwa
dulu dia ketika dapat musibah dia berdoa dengan bersungguh-sungguh
kepada Allah, tapi ketika hilang musibah, dia lupa bersyukur.
Adapun orang-orang beriman dalam setiap kebaikan-kebaikan yang
didapatkannya, baik yang sifatnya materi dunia apalagi yang sifatnya
ukhrawi, ketika dimudahkan untuk melakukan ketaatan-ketaatan, dia akan
selalu ingat nikmat-nikmat Allah.
Allah sebutkan dalam surat Al-A’raf ayat 43 tentang para penduduk
surga ketika mereka sudah masuk surga:
َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ُ َ َ َ َٰ َ َ َ َ َ ُ َ ُ ََ
‫اَّلي هدانا لِهذا وما كنا ِلهت ِدي لول أن هدانا‬
ِ ‫ّلل‬ِ ِ ‫ وقالوا اْلمد‬...﴿
﴾‫۝‬ َُ
٤٣ ‫اّلل‬

5 Ayat Al-Qur’an yang patut direnungi sebelum berpisah dengan Ramadan | 2


Artinya : “Dan mereka berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki
kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk
kalau Allah tidak memberi kami petunjuk” (QS Al-A’raf : 43).

Ini adalah pengakuan yang tulus dari orang- orang yang telah diberi
kenikmatan berupa surga.
Dalam hadis riwayat Imam Muslim, Hadis Qudsi, Allah ingatkan:
َ َ ُ ِّ َ ُ َ ُ ُ َ َ
َ‫اها َف َمن َو َجد‬ ُ ُ ُ َ َ
‫ه أعمالكم أح ِصيها لكم ثم أوفيكم ِإي‬ َ ِ ‫يَا ِعبَا ِدي ِإ َن َما‬
ُ‫وم َن إ َل َنف َسه‬
َ ُ‫ك فَ ََل يَل‬
َ َ َ َ َ َ َ َ َ ََ َ َ َ َ
ِ ِ ‫خْيا فليحمد اّلل ومن وجد غْي ذل‬
Artinya : “Wahai hamba-hamba ku itulah amalan-amalan kalian yang saya
akan hitung semua dan yang saya akan sempurnakan pahala-pahala nya
untuk kalian sesuai dengan apa yang telah kalian lakukan, Barang siapa
mendapatkan kebaikan, maka hendaklah ia memuji Allah subhanahu wa
ta’ala, dan barang siapa yang mendapatkan selain itu (kebaikan), maka
janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri." (H.R Muslim : 2577).

Siapa yang mendapatkan kemudahan berbuat kebaikan, jangan tepuk


dada dan berbangga diri, ingatlah, itu semua nikmat dari Allah.
Oleh karena itu, Nabi kita ShallAllahu ‘Alaihi Wasallam, sebagaimana
diriwayatkan Aisyah Radiyallahu ‘Anha dan disebutkan Ibnu Majah dalam
sunannya, Jika dapat kebaikan dia tidak lupa mengatakan:
َ ‫اْلَم ُد َّلل َاَّلى بنع َمته تَت ُّم‬
ُ‫الصاْلَات‬
ِ ِ ِِ ِِ ِ ِ ِ
“Alhamdulillah alladzi bi ni’matihi tatimmus shalihat” yang artinya segala
puji bagi Allah yang dengan kenikmatan-Nya menjadi sempurna segala
amal saleh (H.R Ibnu Majah : 3803).

Di akhir-akhir Ramadan ini mari kita perbanyak pujian-pujian kepada


Allah atas nikmat kemudahan yang bisa kita dapatkan pada Ramadan tahun
ini dandengannya Insya Allah kita bisa akhiri Ramadan.

5 Ayat Al-Qur’an yang patut direnungi sebelum berpisah dengan Ramadan | 3


Renungan Ayat Kedua
Jangan bangga terhadap kebaikan yang telah dilakukan,
iringi rasa cemas, takut, dan penuh harap kepada Allah
agar menerima amalan kita

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:


ََ َ َ َ َ ِّ ُ ُ َ َ ُ َ َ َ ِّ َ َ َ َ َ َ َ ََ ُ َ
‫﴿واتل علي ِهم نبأ ابَن آدم ِباْلق ِإذ قربا قربانا فتقبل ِمن أح ِد ِهما ولم‬
َ َ ُ َ ُ َ ََََُ َ َ َ َ َ ََُ ََ َ َ َ َ َ‫ُيتَ َقب‬
﴾‫۝‬ ٢٧ ‫قي‬ ِ ‫ت‬‫م‬ ‫ال‬ ‫ن‬ ‫م‬
ِ ‫اّلل‬ ‫ل‬ ‫ب‬‫ق‬ ‫ت‬‫ي‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫إ‬
ِ ‫ال‬‫ق‬ ‫ك‬ ‫ن‬‫ل‬‫ت‬‫ق‬ ‫َل‬ ‫ال‬ ‫ق‬ ‫ر‬
ِ ‫خ‬‫اْل‬ ‫ن‬ ‫م‬
ِ ‫ل‬
Artinya: “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan
Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan
korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan
tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti
membunuhmu!”. Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima
(korban) dari orang-orang yang bertakwa”. (Q.S. Al-Maidah : 27).

Dialog antara dua bersaudara, kedua anak Adam Alaihissalam yang


telah memberikan persembahan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Satunya
diterima persembahannnya dan satunya lagi ditolak. Yang ditolak merasa
sedih dan protes, maka diberikan informasi dan diajarkan kepadanya bahwa
Allah cuma menerima pahala kebaikan yang dilakukan oleh orang-orang
bertakwa.
Tidak semua kebaikan diterima pahalanya oleh Allah. Ada yang sudah
capek-capek dalam beramal namun tidak mendapatkan apa-apa dengan
sesuai yang diinginkan, karena Allah hanya menerima amalan yang datang
dari orang-orang yang bertakwa.

5 Ayat Al-Qur’an yang patut direnungi sebelum berpisah dengan Ramadan | 4


Janganlah kalian merasa paling suci, paling bersih, paling baik, karena hanya
Allah yang paling mengetahui orang-orang yang bertakwa
َ َ َ ُ َ َ َ ُ ُ َ ُ َ ٓ ُّ َ ُ َ َ
﴾‫۝‬ ‫ فَل تزكوا أنفسكم هو أعلم ِبم ِن ٱت ى‬...﴿
٣٢ ‫ق‬

Artinya: "Maka janganlah kamu, menganggap dirimu suci. Dialah yang paling
mengetahui tentang orang yang bertakwa. (QS An-Najm : 32).

Jika demikian, maka tidak ada alasan bagi kita untuk mengklaim dan
memastikan bahwa semua kebaikan-kebaikan yang telah kita lakukan
sepanjang Ramadan ini dan bahkan sepanjang umur kita, telah diterima di
sisi Allah Subhanahu wa ta’ala. Oleh karenanya, apa yang telah kita
selesaikan dari kebaikan, mari kita banyak berharap pada Allah Subhanahu
wa ta’ala, dan tidak bangga diri, bahkan mari kita merasa cemas dan takut,
jangan-jangan kita sudah capek-capek beramal tapi tidak diterima oleh Allah.
Orang-orang yang beriman adalah orang yang banyak melakukan
kebaikan lalu mereka tambah rasa takut pada Allah,
َ ُ ٰ َ ِّ َ ٰ َ ُ َ َ ‫َ َ َ ُ ُ َ َ ٓ َ َ َ ُ ُ ُ ُ َ َ ر‬
﴾‫۝‬
٦٠ ‫َّلين يؤتون ما ءاتوا وقلوبهم وجلة أنهم ِإل ربهم رجعون‬
ِ ِ ِ ِ ‫﴿ وٱ‬
Artinya: "dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan (sedekah)
dengan hati penuh rasa takut (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya
mereka akan kembali kepada Tuhannya," (QS Al-Mu'minun : 60).

Mereka-mereka ketika sudah lakukan kebaikan, hati mereka bergetar.


Aisyah RadhiyAllaha Anha ketika membaca ayat ini, beliau berkata kepada
Rasul ShallAllahu ‘Alaihi Wasallam, “wahai Rasulullah apakah mereka
seorang pezina, dan pencuri? Beliau bersabda: "Bukan wahai putri -Ash
Shiddiq-, akan tetapi mereka adalah sorang yang berpuasa, salat,
bersedekah, dan dia khawatir tidak diterima pahala perbuatannya. Mereka
sebagaimana Allah katakan, adalah orang yang bersegera dalam melakukan
kebaikan,” (H.R Tirmidzi : 3175).
Mereka tidak pernah mengklaim sebagai orang-orang suci dan tidak
pernah menafikan setiap amalannya diterima oleh Allah Subhaanahu Wa
Ta’ala.

5 Ayat Al-Qur’an yang patut direnungi sebelum berpisah dengan Ramadan | 5


Maka, lihatlah Nabi Ibrahim, bapak para Nabi. Ketika telah
menyelesaikan proyek besar pembangunan kakbah yang merupakan pusat
peribadatan kaum muslimin. Ketika setelah selesai dari proyek raksasa ini,
Apa yang beliau katakan? Apakah beliau bangga diri, tepuk tangan dan
semacamnya? tidak, beliau justru mengatakan, bersama anaknya Ismail
Alaihissalam:
ُ َ ُ َ َ َ َ َ َٓ َََ َََ
﴾‫۝‬
١٢٧ ‫ليم‬
ِ ‫ ربنا تقبل ِمنا ِإنك أنت ٱلس ِميع ٱلع‬... ﴿
Artinya : "Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah
Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (QS Al-Baqarah : 127).

Beliau yang Allah telah mempersaksikan setiap perintah yang


diperintahkan kepada beliau diselesaikan dengan sempurna.
َ َ َ َٰ َ ٰ ‫َ َى‬
﴾ ... ‫ل ِإب َر ِه َم َر ُّب ُهۥ ِبك ِلمت فأتمهن‬
َ ُ َ ‫﴿ َو ِإ ِذ ٱبت‬
Artinya: "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa
kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna" (QS Al-Baqarah : 124).

Tapi, beliau tidak pernah bangga diri, bahkan beliau minta kepada Allah,
ya Allah terima lah apa yang saya lakukan ini. Olehnya itu, ketika kita telah
melakukan kebaikan, sudah beramal, sudah membaca Al-Qur’an, sudah
tarawih, sudah puasa dan sudah sudah melakukan berbagai macam kebaikan
lainnya, jangan tepuk dada, jangan bangga diri, bahkan mari kita mengharap
amalan kita bisa diterima di sisi-Nya.
Fudalah bin Ubaid Radiyallahu’ Anhu, seorang sahabat yang
dipersaksikan masuk surga, karena ikut Baitur Ridwan, berkata: “Seandainya
saya tahu ada kebaikan yang pernah saya lakukan walaupun sebesar biji sawi
telah diterima oleh Allah, maka itu lebih saya sukai dari dunia dan isinya”
[Lathoif al-maarif : 375]. Beliau sampai tidak yakin ada kebaikannya diterima
walau sebesar biji sawi.
Kisah yang lain, para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ketika
bertemu saat salat Id, apa yang mereka lakukan? Imam Tabrani sebutkan
dalam kitab Doa, dalam bab doa salat Id. Ketika Wasilah bin Asqa dan Abu
Umamah al basir bertemu, mereka saling mengatakan
َ َ َُ ََََ
‫اّلل ِمنا َو ِمنك‬ ‫تقبل‬

5 Ayat Al-Qur’an yang patut direnungi sebelum berpisah dengan Ramadan | 6


Artinya : “Semoga Allah menerima ibadah aku dan kamu.”

Ini doa yang paling banyak dikatakan sahabat ketika lebaran, semoga
Allah menerima dari kami dan dari mu, karena mereka tidak yakin
amalannya diterima. Mereka tidak putus asa , tapi mereka juga tidak pernah
memastikan bahwa setiap amalannya pasti diterima oleh Allah Subhaanahu
Wa Ta’ala.

5 Ayat Al-Qur’an yang patut direnungi sebelum berpisah dengan Ramadan | 7


Renungan Ayat Ketiga
Menutup Kebaikan dengan Istigfar

َ‫ند ٱ َّلل ُه َو َخْيا َوأَع َظم‬ ُ َ ُ ِّ َ ُ َ َ


Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
َ ‫وه ع‬
ُ ُ‫كم ِّمن َخْي ََتد‬ُ ‫نفس‬
ِ ِ ِ ِ ‫ وما تقدموا َِل‬... ﴿
ُ َ ‫ر‬ ُ َ ََ َ ََ ُ َ َ َ
﴾‫۝‬ ٢٠ ‫حيم‬ ِ ‫أجرا وٱستغ ِفروا ٱّلل ِإن ٱّلل غفور ر‬
Artinya: "Kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu
memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan
yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah;
sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS Al-Muzzammil : 20)

Ayat ini berkaitan salat lail, salat yang tidak mudah, hanya orang-orang
saleh yang mampu melakukannya, mengorbankan jatah tidurnya untuk
menghadap Allah.
Orang yang rajin tahajud saja disuruh banyak-banyak istigfar. Ternyata,
kebanyakan ibadah yang diajarkan dalam Islam itu ditutup dengan Istigfar.
Ketika kita telah wukuf di arafah, ibadah yang paling mulia waktu haji adalah
wukuf di arafah, kita menuju musdalifah, kata Allah:
‫ّلل َغ ُفورر‬
َ َ ‫ّلل إ َن ٱ‬
َ َ ‫اس َوٱستَغف ُروا ٱ‬ َ ََ ُ َ
ُ َ‫اض ٱل‬ ُ َ َُ
ِ ِ ‫﴿ ثم أ ِفيضوا ِمن حيث أف‬
١٩٩ ‫حيم‬
َ
﴾‫۝‬ ِ‫ر‬
Artinya : "Kemudian bertolaklah kamu dari tempat orang banyak bertolak
(Arafah) dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sungguh, Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang." (QS Al-Baqarah : 199).

5 Ayat Al-Qur’an yang patut direnungi sebelum berpisah dengan Ramadan | 8


Ketika selesai salat, salat ibadah yang mulia ditutup juga dengan
kebaikan istigfar. Umar bin Abd Azis rahimahullah Khalifah pada zamannya
ketika mau menutup hari-hari Ramadan, beliau utus surat ke Gubernur-
gubernurnya dan menitip pesan, “Tutuplah Ramadan ini dengan melakukan
zakat fitrah dan jangan lupa memperbanyak istigfar pada Allah Subhanahu
wa ta’ala” [Lathoif al-maarif : 376]
Jika ada yang bertanya, apa yang harus kita katakan menjelang tutup
Ramadahan? Kita katakan perbanyak istigfar pada Allah Subhanahu wa
ta’ala. Karena kita sadar, Ramadan hadiah yang terbaik untuk kita, yang
belum kita tunaikan hak-haknya sebagaimana mestinya. Ramadan, tamu
yang begitu agung, yang belum kita tunaikan hak-haknya sebagaimana
mestinya, maka kita perbanyak istigfar kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.

5 Ayat Al-Qur’an yang patut direnungi sebelum berpisah dengan Ramadan | 9


Renungan Ayat Keempat
Menyempurnakan kebaikan, ucapkan takbir dan syukur

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :


ُ َ َ َ َ ُ ٰ َ َ َ َ َ َ َ ُ ِّ َ ُ َ َ َ ُ ُ َ
ٰ
‫ و ِلك ِملوا ٱل ِعدة و ِلكِّبوا ٱّلل لَع ما هدىكم ولعلكم‬... ﴿
َ ُُ َ
﴾‫تشكرون ۝‬
١٨٥

Artinya: "Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan


Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur."
(QS Al-Baqarah : 185).

Allah mengajarkan bagaimana kita menutup ramadan, Mari kita


sempurnakan bilangan-bilangan Ramadan. Ramadan bukan cuma tanggal
27 Ramadan saja, sebagian orang kalau sudah merasa mendapatkan
Lailatulqadar maka tiba-tiba masjid menjadi sepi, tidak ada lagi orang rajin
ke masjid dengan klaim bahwa sudah mendapatkan Lailatulqadar. Seakan
puncak Ramadan adalah tanggal 27 tersebut. Mari kita sempurnakan, mari
tetap semangat lakukan kebaikan-kebaikan hingga akhir, karena
sesungguhnya kebaikan itu sangat ditentukan pada bagian paling akhirnya.
Kemudian, ketika sudah datang pengumuman lebaran, hilal sudah
terlihat atau disempurnakan jadi 30 Ramadan, maka di malam syawal kita
dianjurkan memperbanyak takbiran, sebagai bentuk kesyukuran pada Allah,
membesarkan Allah yang telah memberikan hidayah petunjuk pada kita
mampu menyelesaikan Ramadan.
Banyak bersyukur pada Allah, berterima kasih kepada Allah, kita
gembira. Jika ada yang berkata, ‘bukankah Ramadan adalah tamu yang kita
dirindukan, bukankah perpisahan dengannya adalah suatu kesedihan? Maka

5 Ayat Al-Qur’an yang patut direnungi sebelum berpisah dengan Ramadan | 10


Jawabannya: ‘Benar, kita sedih karena Ramadan pergi, berat rasanya
melepaskan kepergian Ramadan. Tapi Seiring dengan itu kita juga
bergembira karena menyambut hari kemenangan, kita bergembira karena
Allah mudahkan kita menyelesaikan amanah Ramadan yang tidak ringan ini.
Nabi ShallAllahu ‘Alaihi Wasalllam menyebutkan pada sebagian hadis
tentang keutamaan puasa diantaranya, ada 2 kegembiraan:
َ ‫َ ر‬ ‫َ ََ َ ر‬
‫ َوفر َحة ِعن َد ِلقا ِء َربِّ ِه‬،‫ فر َحة ِعن َد ِفط ِر ِه‬:‫ان‬ َ
ِ ‫لِلصائِ ِم فرحت‬
Artinya: "Dan bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Kebahagiaan
ketika dia berbuka, dan kebahagiaan ketika dia bertemu dengan Rabb-Nya."
(H.R Bukhari & Muslim).

Kebahagian ketika selesai puasa, baik puasa per-harinya maupun puasa


satu bulannya. Hamba yang lemah ini mampu menyelesaikan titah perintah
dari Zat yang agung Allah Subhanahu wa ta’ala. Apalagi ada janji bahwa kita
akan bisa bertemu dengan Allah di akhirat, maka kita gembira atas nikmat
tersebut.

5 Ayat Al-Qur’an yang patut direnungi sebelum berpisah dengan Ramadan | 11


Renungan Ayat Kelima
Beribadah hingga kematian datang

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:


َ َ َ َٰ َ َ ََ ُ َ
ُ َ‫ك ٱل‬
﴾‫۝‬
٩٩ ‫قي‬ِ ‫﴿ وٱعبد ربك حَّت يأ ِتي‬
Artinya: "dan sembahlah Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu."
(QS Al-Hijr : 99)

Ramadan bukan batas akhir ibadah, kita berhenti ibadah ketika ajal
mendatangi kita. Masih ada hari-hari dalam melewati dunia, maka jangan
berhenti melakukan kebaikan, karena kita baru tahu apakah Ramadan kita
ini berbuah, bermanfaat, dan diterima ketika kita termasuk orang-orang
yang rajin beribadah setelah bulan suci Ramadan
Imam Bukhari menyebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa

ُ َ َ ََ َ
Sallam bersabda:
‫يم‬ َ َ
ِ ‫و ِإنما اَلعمال ِباْلوا ِت‬
“Sesungguhnya patokan tolok ukur amalan itu dilihat bagian yang paling
akhirnya, (H.R Bukhari : 6607)

Bagaimana kita menghadap Allah pada hari kematian kita begitulah


keadaan kita nanti di akhirat, apakah kita husnul khatimah atau tidak. Jangan
pernah berhenti beribadah, baik di bulan Ramadan dan setelah Ramadan
pergi.
Ketika hanya mengenal masjid di bulan Ramadan, ketika hanya mau
mengaji di bulan Ramadan. Maka jangan hanya beribadah kepada Ramadan,
bukan kepada Allah pemilik Ramadan.

5 Ayat Al-Qur’an yang patut direnungi sebelum berpisah dengan Ramadan | 12


Abu bakar Assiddiq Radiyallahu’ Anhu berkata; ketika sebagian sahabat
hilang semangatnya waktu dengar Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam wafat:
َ َ َ َ َ َ َ َ َُ َ َ َ َ َ َ َ َ َُ َ َ َ َُ ُ ُ َ َ َ َ ََ
‫أل من َكن يعبد ُممدا صل اّلل علي ِه وسلم ف ِإن ُممدا قد مات ومن َكن‬
ُ ‫َح َل َي ُم‬ َ َ ‫اّلل فَإ َن‬
ٌّ َ ‫اّلل‬ َ َ ‫َيعبُ ُد‬
‫وت‬ ِ
Artinya: "Barangsiapa yang menyembah Muhammad shallallahu 'alaihi
wasallam, sesungguhnya Muhammad sekarang sudah mati, dan siapa yang
menyembah Allah, sesungguhnya Allah adalah zat yang Maha Hidup
selamanya tidak akan mati". (H.R Bukhari : 1241 ).

Ramadan pergi, tapi ada bulan Syawal, pemilik Syawal juga pemilik
bulan Ramadan. Mari terus perbanyak kebaikan-kebaikan, hingga Allah
subhanahu wa ta’ala menetapkan ajal kita.
Kita tutup Ramadan kita tahun ini dengan sebaik baiknya. Kita berdoa
kepada Allah agar kita pun ditutup usia kita di dunia dengan husnul
khatimah.

Diolah dari Materi Khutbah Jumat Ustadz Muhammad Yusran Anshar


28 Ramadan 1437 H/24 Juni 2017, Masjid Anas bin Malik STIBA Makassar

5 Ayat Al-Qur’an yang patut direnungi sebelum berpisah dengan Ramadan | 13

Anda mungkin juga menyukai