Anda di halaman 1dari 4

Khutbah Pertama

‫اَل َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُ ْه‬


َ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ۧ ِإ ٰلهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْيك‬.‫ض َعلَ ْينَا الصِّ يَا َم َأِلجْ ِل التَّ ْق ٰوى‬ َ ‫ َوفَ َر‬،‫ار ًكا‬ َ َ‫ضانَ َش ْهرًا ُمب‬ َ ‫اَ ْل َح ْم ُد ِهللِ َج َع َل َر َم‬
ٰ
َ ‫ َوع َٰلى آلِ ِه َو‬،‫ص ِّل َو َسلِّ ْم ع َٰلى َم َح َّم ِد نِ ْال ُمجْ تَ ٰبى‬
‫صحْ بِ ِه َأ ْه ِل التُّ ٰقى‬ َ ‫ اَللّهُ َّم‬. ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬،ُ‫لَه‬
‫ فَقَا َل هللاُ تَ َع ٰالى فِ ْي ِكتَابِ ِه‬.‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ َوطَا َعتِ ِه فَقَ ْد فَا َز َم ِن اتَّقَى‬ ِ ْ‫ َأ َّما بَ ْع ُد فَيَاَأيُّهَا ْال ُم ْسلِ ُموْ نَ ! ُأو‬.‫َو ْال َو ٰفى‬
َ‫ب َعلَى الَّ ِذ ْينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُوْ ن‬
َ ِ‫ب َعلَ ْي ُك ُم الصِّ يَا ُم َك َما ُكت‬ َ ِ‫ يَ ۤاَأيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ءٰ َمنُوا ُكت‬: ‫ْال َك ِري ِْم‬
Amma ba’du 

Ma’asyirol muslimin jama’ah shalat Jumat rahimani wa rahimakumullah …

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam yang telah memberikan kita berbagai karunia dan nikmat. Yang
jelas dan pasti kita tidak bisa menghitung nikmat Allah yang begitu banyak,

‫َوِإ ْن تَ ُع ُّدوا نِ ْع َمةَ هَّللا ِ اَل تُحْ صُوهَا‬


“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya.” (QS.An-
Nahl: 18).

Bakr Al-Mazini pernah berkata,

َ‫ فَ َغ ِّمضْ َع ْينَ ْيك‬، َ‫ ِإ ْن َأ َردْتَ َأ ْن تَ ْعلَ َم قَ ْد َر َما َأ ْن َع َم هللاُ َعلَ ْيك‬، ‫يَا ا ْبنَ آ َد َم‬
“Wahai manusia, jika engkau ingin tahu kadar nikmat yang telah Allah peruntukkan bagimu, maka
penjamkanlah matamu.” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2: 76)

Mensyukuri nikmat tadi tentu terus memperbaiki ketakwaan dan ibadah kita,

َ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمون‬
َّ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)

Shalawat dan salam semoga tercurah pada Nabi yang diutus pada semua umat, di mana beliau juga menjadi
Nabi yang berhak mendapatkan syafa’atul uzma (syafa’at paling besar) setelah ada izin dan ridha dari
Allah, begitu juga tercurah pada istri beliau tercinta (Ummahatul Mukminin: Khadijah binti Khuwailid, Saudah
binti Zam’ah, ‘Aisyah binti Abi Bakr, Hafshah binti ‘Umar, Zainab binti Khuzaimah, Ummu Salamah binti Abi
Umayyah, Zainab binti Jahsy, Juwairiah binti Al-Harits, Ummu Habibah Ramlah binti Abi Sufyan, Shafiyah
binti Huyay, Maimunah binti Al-Harits), juga kepada para khulafaur rosyidin (Abu Bakr, ‘Umar, ‘Utsman dan
‘Ali radhiyallahu ‘anhum) serta yang mengikuti para salaf tadi dengan baik hingga akhir zaman.

Para jama’ah shalat Jumat rahimani wa rahimakumullah …

Jangan jemawa di akhir-akhir Ramadhan, bahkan bakda Ramadhan.

Jemawa itu berarti sombong, angkuh. Kapan seseorang bisa dikatakan sombong atau angkuh di akhir
Ramadhan dan bakda Ramadhan?

Pertama: Menyangka Ramadhan sudah mau usai.

Kedua: Menyangka sudah lepas dari kewajiban.


Ketiga: Menyangka taat itu hanya di bulan Ramadhan saja.

Keempat: Menyangka kalau bakda Ramadhan sudah selesai dari ibadah, ibaratnya sudah lulus.

Kelima: Menyangka sudah banyak amal di bulan Ramadhan, sudah khatam baca Al-Qur’an, sudah
rutin shalat malam, sudah berjamaah rutin di masjid.

Sebagai renungan …

Ingat, ada dua tingkatan puasa …

Ibnu Rajab Al-Hambali menyebutkan bahwa orang yang berpuasa ada dua tingkatan:

Tingkatan pertama: Orang yang menjalankan puasa dengan menjauhi larangan saat puasa yaitu makan,
minum, hubungan intim dan menghindarkan diri dari berbagai perkara yang diharamkan juga meninggalkan
berbagai maksiat. Ketaatan tersebut hanya dilakukan saat puasa. Puasa tingkatan pertama ini akan mendapatkan
karunia dan pahala yang besar.

Karena orang yang berpuasa meninggalkan makan, minum, dan hubungan intim karena Allah, maka Allah akan
menganti dengan kenikmatan di surga seperti disebut dalam ayat,

‫ُكلُوا َوا ْش َربُوا هَنِيًئا بِ َما َأ ْسلَ ْفتُ ْم فِي اَأْلي َِّام ْالخَ الِيَ ِة‬
“(kepada mereka dikatakan): “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan
pada hari-hari yang telah lalu.” (QS. Al Haqqah: 24).

Mujahid mengatakan bahwa ayat ini turun kepada orang-orang yang berpuasa. Lihat Lathoif Al-Ma’arif, hal.
21.

Tingkatan kedua: Berpuasa atau menahan diri dari berbagai hal yang Allah haramkan baik di bulan
Ramadhan, juga bulan-bulan lainnya. Ketaatan yang dilakukan bukan saat puasa saja namun sepanjang waktu.
Ia terus konsisten dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ia pun tidak melampaui
batasan Allah. Ia meninggalkan kenikmatan dunia dan mengharap balasan di akhirat kelak. Sehingga hari
berbukanya yaitu waktu merasakan nikmat ketika berjumpa dengan Allah di akhirat.Tingkatan kedua ini lebih
tinggi daripada tingkatan pertama.

Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Siapa yang berpuasa menahan syahwatnya di dunia, ia akan dapati
kenikmatan tersebut di jannah (surga). Siapa yang meninggalkan ketergantungan pada selain Allah, maka ia
akan menantikan balasannya ketika berjumpa dengan-Nya.

ٍ ‫َم ْن َكانَ يَرْ جُو لِقَا َء هَّللا ِ فَِإ َّن َأ َج َل هَّللا ِ َآَل‬
‫ت‬
“Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah
itu, pasti datang.” (QS. Al ‘Ankabut: 5). (Lathoif Al-Ma’arif, hal. 285).

 Ingat, kita beribadah itu sampai mati …

Intinya, jangan jadikan ibadah hanya pada bulan Ramadhan saja. Di antara salaf, ada yang bernama Bisyr
pernah menyatakan,

َ ‫ْرفُوْ نَ هللاَ َحقًّا ِإالَّ ِفي َشه ِْر َر َم‬


‫ضانَ ِإ َّن الصَّالِ َح الَّ ِذي يَتَ َعبَّ ُد َو يَجْ تَ ِه ُد ال َّسنَةَ ُكلَّهَا‬ َ ‫بِْئ‬
ِ ‫س القَوْ ُم الَ يَع‬
“Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah di bulan Ramadhan saja. Ingat, orang yang shalih yang sejati
adalah yang beribadah dengan sungguh-sungguh sepanjang tahun.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 390)
Beribadahlah sampai mati.

َ َ‫َوا ْعبُ ْد َربَّكَ َحتَّى يَْأتِي‬


ُ ِ‫ك ْاليَق‬
‫ين‬
“Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu kematian.” (QS. Al-Hijr: 99).

Al-Hasan Al-Bashri menyatakan bahwa Allah tidak menjadikan batasan waktu untuk beramal bagi seorang
mukmin kecuali kematian. (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 392)

Ingat, amalan kita tetap masih kurang dan tetap harus tawadhu

Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan,

‫ضانَ ثُ َّم يَ ْد ُعوْ نَ هللاَ ِستَّةَ َأ ْشه ٍُر َأ ْن يَتَقَبَّلَهُ ِم ْنهُ ْم‬
َ ‫ َكانُوْ ا يَ ْد ُعوْ نَ هللاَ ِستَّةَ َأ ْشه ٍُر َأ ْن يُبَلِّ َغهُ ْم َش ْه َر َر َم‬: ‫ف‬
ِ َ‫ال بَعْضُ ال َّسل‬
َ َ‫ق‬
“Sebagian salaf berkata, ‘Dahulu mereka berdoa kepada Allah selama enam bulan agar mereka bisa berjumpa
lagi dengan bulan Ramadhan, kemudian mereka berdoa kepada Allah selama enam bulan berikutnya agar Allah
menerima amalan mereka.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 369).

Amalan yang diterima hanyalah dari orang yang bertakwa, sedangkan diri kita bisa jadi jauh dari kata “takwa”.
Allah berfirman,

َ‫ِإنَّ َما يَتَقَبَّ ُل هَّللا ُ ِمنَ ْال ُمتَّقِين‬


“Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Ma-idah: 27)”

Ingat, masih ada sepuluh hari terakhir, Ramadhan belum usai

Di akhir-akhir Ramadhan, kita disuruh banyak ibadah karena terdapat lailatul qadar yang ibadah di dalamnya
lebih baik dari pada ibadah pada seribu bulan.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ‫ت ََحرَّوْ ا لَ ْيلَةَ ْالقَ ْد ِر فِى ْال َع ْش ِر اَأل َوا ِخ ِر ِم ْن َر َم‬


َ‫ضان‬

“Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari, no. 2020 dan
Muslim, no. 1169)

Terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil lebih memungkinkan daripada malam-malam genap,
sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

َ ‫ت ََحرَّوْ ا لَ ْيلَةَ ْالقَ ْد ِر فِى ْال ِو ْت ِر ِمنَ ْال َع ْش ِر اَأل َوا ِخ ِر ِم ْن َر َم‬
َ‫ضان‬

“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari, no.
2017)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam makin serius ibadah di akhir Ramadhan karena ibaratnya ini adalah partai
final, harus lebih berjuang untuk menang.

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,

ُ‫ َوَأ ْيقَظَ َأ ْهلَه‬، ُ‫ َوَأحْ يَا لَ ْيلَه‬، ُ‫َكانَ النَّبِ ُّى – صلى هللا عليه وسلم – ِإ َذا َد َخ َل ْال َع ْش ُر َش َّد ِمْئ َز َره‬

“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau
mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima’), menghidupkan malam-malam
‫‪tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174). Imam Nawawi‬‬
‫‪rahimahullah berkata, “Disunnahkan untuk memperbanyak ibadah di akhir Ramadhan dan disunnahkan pula‬‬
‫)‪untuk menghidupkan malam-malamnya dengan ibadah.” (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 8:71‬‬

‫‪Jadi, jangan jemawa, kita harus terus ibadah hingga akhir Ramadhan, bahkan meneruskannya bakda‬‬
‫‪Ramadhan.‬‬

‫‪Demikian khutbah pertama ini.‬‬

‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‪ ,‬فَا ْستَ ْغفِرُوْ هُ ِإنَّه هُ َو ْال َغفُوْ ُر ال َّر ِح ْي ُم‬
‫بَا َركَ هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم بِاْلُ ْقر َءا ِن ْال َع ِظي ِْم َونَفَ َعنِ ْي وَِإيَّا ُك ْم ِب َما ِف ْي ِه ِمنَ ْاآليَا ِ‬

‫‪ ‬‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫‪.‬اَ ْل َح ْم ُد هللِ ع َ‬
‫َلى ِإحْ َسانِ ِه َوال ُّش ْك ُر لَهُ عَل َى تَوْ فِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ِه‬

‫ك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َّ‬


‫أن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ ال َّدا ِعى إل َى ِرضْ َوانِ ِه‬ ‫‪.‬وَأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ اِلَهَ ِإالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي َ‬
‫َ‬

‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َو َسلِّ ْم تَ ْسلِ ْي ًما ِكث ْيرًا‬
‫اللهُ َّم َ‬

‫َأ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا هللاَ فِ ْي َما َأ َم َر َوا ْنتَهُوْ ا َع َّما نَهَى َوا ْعلَ ُموْ ا َأ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم بَِأ ْم ٍر بَ َدَأ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ِئ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَ َ‬
‫ال تَعاَلَى ِإ َّن هللاَ‬
‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‬
‫ُصلُّوْ نَ عَل َى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا َ‬
‫‪.‬و َمآلِئ َكتَهُ ي َ‬ ‫َ‬
‫ار ْكتَ‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َ‬ ‫صلَّيْتَ َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّ َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪َ .‬وبَ ِ‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫َعلَى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّ َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬

‫ك َو ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ َوا ْنصُرْ‬


‫ت اللهُ َّم َأ ِع َّز ْاِإل ْسالَ َم َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوَأ ِذ َّل ال ِّشرْ َ‬
‫ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْنهُ ْم َو ْاالَ ْم َوا ِ‬ ‫ت َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬‫اَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬
‫ك ِإلَى يَوْ َم ال ِّد ْي ِن‬ ‫اخ ُذلْ َم ْن خَ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو َد ِّمرْ َأ ْعدَا َء ال ِّد ْي ِن َوا ْع ِل َكلِ َماتِ َ‬ ‫َص َر ال ِّد ْينَ َو ْ‬ ‫‪.‬عبَادَكَ ْال ُم َو ِّح ِديَّةَ َوا ْنصُرْ َم ْن ن َ‬ ‫ِ‬

‫َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن َأ ْز َوا ِجنَا َو ُذرِّ يَّاتِنَا قُ َّرةَ َأ ْعيُ ٍن َواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِينَ ِإ َما ًما‬

‫اللَّهُ َّم إنَّا نَ ْسَألُكَ الهُدَى ‪ ،‬والتُّقَى ‪ ،‬وال َعفَافَ ‪ ،‬وال ِغنَى‬

‫يع َسخَ ِط َ‬
‫ك‬ ‫ك َوفُ َجا َء ِة نِ ْق َمتِ َ‬
‫ك َو َج ِم ِ‬ ‫ك َوتَ َح ُّو ِل عَافِيَتِ َ‬ ‫اللَّهُ َّم إنَّا نَعُوْ ُذ بِ َ‬
‫ك ِم ْن َز َوا ِل نِ ْع َمتِ َ‬
‫ُأل‬
‫ب اآل ِخ َر ِة‬ ‫ور ُكلِّهَا‪َ ،‬وأ ِجرْ نَا ِم ْن ِخ ْز ِ‬
‫ي ال ُّد ْنيَا َو َع َذا ِ‬ ‫الله ّم أحْ ِس ْن عَاقِبَتَنَا فِي ا ُم ِ‬
‫َان ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عآ َّمةً‬
‫صةً َو َساِئ ِر ْالب ُْلد ِ‬
‫لوبَا َء َوال َّزالَ ِز َل َو ْال ِم َحنَ َوسُوْ َء ْالفِ ْتنَ ِة َو ْال ِم َحنَ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ع َْن بَلَ ِدنَا اِ ْندُونِ ْي ِسيَّا خآ َّ‬
‫اللهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء َو ْا َ‬
‫‪.‬يَا َربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ‬

‫اإن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكوْ ن ََّن ِمنَ ْالخ ِ‬
‫َاس ِر ْينَ‬ ‫ظلَ ْمنَا اَ ْنفُ َسنَا َو ْ‬
‫ار‪َ .‬ربَّنَا َ‬ ‫‪.‬ربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْاآل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّ ِ‬ ‫َ‬

‫ِعبَا َدهللاِ ! ِإ َّن هللاَ يَْأ ُم ُر بِاْل َع ْد ِل َو ْاِإل حْ َسا ِن َوِإيْتآ ِء ِذي ْالقُرْ ب َى َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ َو ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم‬
‫َوا ْش ُكرُوْ هُ عَل َى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَرْ‬

‫‪Sumber https://rumaysho.com/28149-khutbah-jumat-jangan-jemawa-di-akhir-ramadhan-dan-bakda-‬‬
‫‪ramadhan.html‬‬

Anda mungkin juga menyukai