Anda di halaman 1dari 5

ّ ‫ت و َشه َْر ال‬

‫صيَ ِام‬ ِ ‫ت َو ْالبَ َر َك ِة و َش ْه َر الطَّاعَا‬ ِ ‫ضانَ َشه َْر ْالخَ ي َْرا‬ َ ‫ْال َح ْم ُد هّلِل ِ الَ ِذى َج َع َل َش ْه َر َر َم‬
‫َو ْالقِيَ ِام‬
ُ‫أن َسيِّ َدنَا ُم َح ّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬
َّ ‫أن ال اِلهَ اِال هللاُ َوحْ َدهُ ال َش ِر ْيكَ لَهُ َوأ ْشهَ ُد‬
ْ ‫وأ ْشهَ ُد‬. َ
َ ‫اللّهُ َّم‬.
َ ‫صلي ِو َسلِّ ْم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح ّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو‬
din ‫صحْ بِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِاِحْ َسا ٍن اِلَى يَوْ ِم‬
‫ك َوتَ َعالَى‬
َ ‫ْث قَا َل تَبَا َر‬ ِ ْ‫ ُأو‬،ِ‫عبَا َد هللا‬:
ُ ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ َع َّز َو َج َّل َحي‬ ِ
َّ َ‫ق ِم ْنهَا َزوْ َجهَا َوب‬
‫ث ِم ْنهُ َما ِر َجااًل‬ َ َ‫اح َد ٍة َو َخل‬ ِ ‫س َو‬ ٍ ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي خَ لَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف‬
‫َكثِيرًا َونِ َسا ًء َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي تَ َسا َءلُونَ بِ ِه َواَأْلرْ َحا َم ِإ َّن هَّللا َ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬
‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًا يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن‬: ‫َوقَا َل‬
ِ ‫ي ُِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَوْ ًزا ع‬
‫َظي ًما‬
‫ َو َش ّر ْاُأل ُموْ ِر‬،‫صلّى هللا َعلَ ْي ِه َو َسلّ َم‬ ِ ‫ َو َخ ْي َر ْالهَ ْد‬،ِ‫ث ِكتَابُ هللا‬
ُ ‫ى هَ ْد‬
َ ‫ى ُم َح ّم ٍد‬ ِ ‫ق ْال َح ِد ْي‬
َ ‫فَِأ ّن َأصْ َد‬
‫ َأ َّما بَعْد‬.‫ار‬ َ ‫ َو ُك ّل‬،ً‫ضالَلَة‬
ِ ّ‫ضالَلَ ِة فِي الن‬ َ ‫ َو ُك ّل ُمحْ َدثَ ٍة بِ ْد َعةٌ َو ُك ّل بِ ْد َع ٍة‬،‫ُمحْ َدثَاتُهَا‬
Segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah menanamkan keimanan dalam hati kita
sehingga mau dan mampu melaksanakan segala yang diperintahkan-Nya dan
meninggalkan larangan-larangan-Nya. Segala puji bagi Allah pula, yang telah
menghantarkan kita untuk bertemu dengan bulan Ramadhan di tahun ini dalam
keadaan gembira dan sehat wal afiat.
Shalawat dan Salam tetap terlimpahkan untuk nabi junjungan, manusia pilihan,
Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam juga kepada istri-istri beliau, para
sahabat dan segenap umatnya yang tsiqoh kepada ajarannya hingga yaumil
qiyamah.
Mari bersama kita pupuk kembali keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala
hingga menjadi subur dan kokoh dalam hati. Karena takwa adalah bekal terbaik
untuk menghadap Allah Ta’ala sebagaimana firman-Nya,

ِ ‫َوتَزَ َّو ُدوا فَِإ َّن َخ ْي َر ال َّزا ِد التَّ ْق َو ٰى ۚ َواتَّقُو ِن يَا ُأولِي اَأْل ْلبَا‬
…‫ب‬
“… Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan
bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah: 197)
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Orang yang mendapatkan kesempatan bertemu dengan bulan Ramadhan tidak
terlepas dari salah satu dari dua keadaan:
Pertama: Orang tersebut dianggap belum cukup bekal amal shalihnya / masih
bergelimang dalam kemaksiatan ketika suatu saat Allah Ta’ala mencabut
nyawanya. Sehingga Ramadhan ini menjadi kesempatan taubat baginya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Apabila telah datang malam pertama bulan Ramadhan, maka setan dan pemimpin-
pemimpinnya dibelenggu. Pintu-pintu Surga dibuka dan tidak ada yang ditutup. Lalu
ada suara yang berseru, ‘Hai orang yang mencari kebaikan, teruskanlah. Hai orang
yang mencari keburukan, berhentilah. Sesungguhnya Allah membebaskan orang-
orang dari neraka. Dan itu terjadi pada setiap malam.’” (HR.Tirmizi, Ib Majh, Ib Hibn)
Kedua: Orang tersebut ingin Allah Ta’ala tinggikan derajat kemuliaannya.
Karena setiap kali datang bulan Ramadhan ia senantiasa mengisinya dengan
berbagai macam bentuk ibadah dan amal ketaatan. Mereka inilah yang disebut
dengan kalangan orang yang beruntung di bulan Ramadhan.

ٍ ‫لَهُ ْم َو ُحس ُْن َمآ‬


Allah Ta’ala berfirman: ‫ب‬ ِ ‫الَّ ِذينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬
‫ت طُوبَ ٰى‬
“Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka keberuntungan dan
tempat kembali yang baik.” (QS. Ar-Ra’du: 29)
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Bulan Ramadhan yang telah menghampiri kita kali ini dan di tahun ini, marilah kita
jadikan sarana untuk berlomba supaya kita menjadi orang-orang yang beruntung
dalam perniagaan kita dengan penggenggam alam semesta; Allah Azza wa Jalla.
Beruntung dalam perniagaan yang artinya kita selamat dari siksa akhirat yang pedih.
Allah Ta’ala berfirman,

‫ تُْؤ ِمنُونَ بِاهَّلل ِ َو َرسُولِ ِه‬.‫ب َألِ ٍيم‬ ٍ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا هَلْ َأ ُد ُّل ُك ْم َعلَ ٰى تِ َجا َر ٍة تُ ْن ِجي ُك ْم ِم ْن َع َذا‬
َ‫يل هَّللا ِ بَِأ ْم َوالِ ُك ْم َوَأ ْنفُ ِس ُك ْم ۚ ٰ َذلِ ُك ْم خَ ْي ٌر لَ ُك ْم ِإ ْن ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬
ِ ِ‫َوتُ َجا ِه ُدونَ فِي َسب‬
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan
yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah
yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS. Ash-Shaf: 10-11)
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Lantas, siapa saja orang yang beruntung di bulan Ramadhan ini?
Pertama: Orang yang beruntung di bulan Ramadhan ini adalah orang yang
mengetahui keutamaan dan nilai bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah bulan kebaikan dan ketaatan kepada Ar-Rahman. Orang
beriman berharap akan semua amal-amalnya di bulan ini semuanya ditujukan dalam
rangka mendekatkan dirinya kepada Allah Ta’ala.
Puasa (menahan lapar dan dahaga) di siang hari, dan berdiri untuk shalat di malam
hari juga diperuntukkan kepada Allah Ta’ala, bukan sekedar ikut-ikutan atau
karena rasa sungkan kepada orang lain.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

َ ‫ َم ْن قَا َم َر َم‬،‫ضانَ ِإي َمانًا َواحْ تِ َسابًا ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنبِ ِه‬
،‫ضانَ ِإي َمانًا َواحْ تِ َسابًا‬ َ ‫صا َم َر َم‬ َ ‫َم ْن‬
‫ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنبِ ِه‬
“Barang siapa puasa di bulan Ramadhan karena keimanan dan penuh pengharapan,
akan diampuni dosanya yang telah terdahulu. Dan barang siapa yang berdiri (shalat)
di bulan Ramadhan karena keimanan dan penuh pengharapan akan diampuni
dosanya yang telah terdahulu.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Kedua: Orang yang beruntung di bulan Ramadhan ini adalah orang yang
melaksanakan puasa dengan sunguh-sungguh.
Tidak hanya perut yang menahan lapar, akan tetapi juga raga yang menahan dari
segala yang dilarang oleh Allah Ta’ala.
Menahan lisan dari berucap kata-kata kotor, dusta, ghibah dan sia-sia. Menahan
mata dari memandang yang diharamkan oleh Allah Ta’ala. Menahan telinga dari
mendengarkan yang tidak halal baginya.
Telinga, lisan dan mata berpuasa sebelum berpuasanya perut dan kemaluan,
karena seorang mukmin mengetahui bahwa tidaklah sempurna taqarrub
(mendekatkan diri) kepada Allah Ta’ala dalam hal meninggalkan syahwat yang
diperbolehkan saat tidak berpuasa, hingga ia mampu bertaqarrub kepada Allah
Ta’ala dengan cara meninggalkan apa-apa yang larang-Nya di semua keadaaan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ُ‫ْس هَّلِل ِ َحا َجةٌ َأ ْن يَ َد َع طَ َعا َمهُ َو َش َرابَه‬


َ ‫ور َو ْال َع َم َل بِ ِه َو ْال َج ْه َل فَلَي‬ ُّ ‫َم ْن لَ ْم يَ َد ْع قَوْ َل‬
ِ ‫الز‬
“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan keji dan berbuat keji, maka Allah
tidaklah butuh ia meninggalkan makan dan minumnya (puasanya).” (HR. Al-Bukhari)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga menegaskan dg sabdanya yg lain,
“Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan bagiannya kecuali lapar
dan dahaga semata, dan berapa banyak orang yang berdiri shalat tidak
mendapatkan bagiannya kecuali bergadang saja.” (HR. Ahmad)
Ketiga: Orang yang beruntung di bulan Ramadhan ini adalah orang yang
mendapati hikmah dari ibadah puasa, yakni takwa.
Allah Ta’ala berfirman,

َ‫ب َعلَى الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬ َ ِ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكت‬
َ ِ‫ب َعلَ ْي ُك ُم الصِّ يَا ُم َك َما ُكت‬
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS. Al-Bqrh:
183)
Kata la’alla dalam al-Quran memiliki beberapa makna, di antaranya ta’lil (alasan)
dan tarajji ‘indal mukhathab (harapan dari sisi orang diajak bicara).
Dengan makna ta’lil, dapat kita artikan bahwa alasan diwajibkannya puasa adalah
agar orang yang berpuasa mencapai derajat takwa. Dengan makna tarajji, dapat kita
artikan bahwa orang yang berpuasa berharap dengan perantaraan puasanya ia
dapat menjadi orang yang bertakwa. (Ad–Durr Al–Masun, As-Samin Al Halabi, 138;
Al Itqan Fii Ulumil Qur’an, As-Suyuthi, 504)
Imam At-Thabari menafsirkan ayat ini: “Maksudnya adalah agar kalian bertakwa
(menjauhkan diri) dari makan, minum dan berjima’ dengan wanita ketika puasa.
(Jami’ Al–Bayan Fii Ta’wiil al-Quran, Ibnu Jarir Ath-Thabari, 3/413)
Imam Al-Baghawi memperluas tafsiran tersebut dengan penjelasannya:
“Maksudnya, mudah-mudahan kalian bertakwa karena sebab puasa. Karena puasa
adalah wasilah menuju takwa. Sebab puasa dapat menundukkan nafsu dan
mengalahkan syahwat. Sebagian ahli tafsir juga menyatakan, maksudnya: agar
kalian waspada terhadap syahwat yang muncul dari makanan, minuman dan jima’.”
(Ma’alim At Tanziil, Imam Al-Baghawi, 1/196)
Dalam kitab Tafsir Jalalain dijelaskan dengan ringkas: “Maksudnya, agar kalian
bertakwa dari maksiat. Sebab puasa dapat mengalahkan syahwat yang merupakan
sumber maksiat.” (Tafsir Al–Jalalain, 1/189)
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Keempat: Orang yang beruntung di bulan Ramadhan ini adalah orang yang
bermujahadah dalam melaksanakan shiyam (puasa) dan qiyam (berdiri shalat)
juga amal-amal shalih.
Seorang mukmin pada hari-hari awal di bulan Ramadhan senantiasa bersungguh-
sungguh untuk beribadah, dan kemudian meningkatkan kesungguhannya manakala
mendapati sepuluh hari akhir bulan Ramadhan. Ada sebuah kaidah salam syariat,

ُ‫ت النِّهَايَة‬ ِ ‫صلُ َح‬


ِ َ‫ت البِدَايَةُ َح ُسن‬ َ ‫ِإ َذا‬
“Apabila permulaannya benar maka ia akan mendapati akhir yang baik.”
Orang yang berpuasa hendaknya memiliki amal yang maksimal baik di awal maupun
pertengahannya, sehingga ia bisa mendapatkan kekuatan untuk mengakhiri dari
ujung-ujung hari Ramadhan dengan amalan terbaik.
Ibunda Aisyah istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan apa yang
dilakukan Nabi pada 10 hari terakhir Ramadhan.

،ُ‫زَره‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِإ َذا َدخَ َل ال َع ْش ُر – َأيْ ْال َع ْش ُر اَأْل ِخي ِْر ِم ْن َر َم‬
َ ‫ضانَ – َش َّد ِمْئ‬ َ ‫َكانَ النَّبِ ُّي‬
ُ‫ َوَأ ْيقَظَ َأ ْهلَه‬،ُ‫َوَأحْ يَا لَ ْيلَه‬
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki 10 terakhir
Ramadhan, beliau mengencangkan tali sarungnya (yakni meningkatkan amaliah
ibadah beliau), menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan istri-istrinya.”
(HR. Al-Bukhari & Muslim).
Demikianlah Rasulullah meneladankan bagaimana mengisi 10 hari terakhir
Ramadhan. Berusaha semaksimal mungkin fokus dalam ibadah dan memutus
sementara waktu dengan segala urusan keduniawian.
Terlebih dalam rentang 10 hari terakhir Ramadhan itu ada yang namanya Lailatul
Qadar, satu malam yang nilainya setara dengan 1000 bulan alias 83 tahun, bahkan
pada hakikatnya, jauh lebih baik dari angka tersebut. 10 hari terakhir mesti menjadi
puncak usaha umat Islam dalam ibadah, yang awalnya sebatas hatam al-Quran,
sekarang bagaimana hatam dan paham maknanya agar proses menuju tangga
takwa kian mudah untuk digapai.
Kelima: Orang yang beruntung di bulan Ramadhan ini adalah orang yang
berpuasa dengan memperbanyak tilawatul qur’an.
Ramadhan adalah bulan al-Quran, karena pada bulan ini al-Quran yang berisi
petunjuk dan penjelasan diturunkan oleh Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman,

… ‫ت ِمنَ ْالهُدَى َو ْالفُرْ قَا ِن‬ ُ ْ‫ضانَ الَّ ِذي ُأ ْن ِز َل فِ ْي ِه ْالقُر‬


ِ َّ‫آن هُدًى لِلن‬
ٍ ‫اس َو بَيِّنَا‬ َ ‫… َش ْه ُر َر َم‬
“…Bulan Ramadhan yang di dalamnya –mulai- diturunkannya al-Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan keterangan-keterangan yang nyata yang menunjuk
kepada kebenaran, yang membedakan antara yang haq dan yang bathil…” (QS Al-
Baqarah: 185)
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, Allah menyanjung bulan puasa dibandingkan
bulan-bulan lainnya yaitu dengan memilihnya sebagai waktu diturunkannya al-Quran
Al-‘Azhim.
‫‪Al-Quran merupakan mukjizat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang‬‬
‫‪paling agung dan akan terus nampak hingga akhir zaman. Keberkahannya terus‬‬
‫‪mengalir dan tak akan pernah terputus.‬‬
‫‪Sebuah kitab suci yang akan selalu membimbing seorang muslim menuju‬‬
‫‪kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Orang yang menjadikannya imam, akan‬‬
‫‪selamat dengan izin Allah, namun siapa yang tak menghiraukannya, maka cepat‬‬
‫‪atau lambat kebinasaan akan menghampirinya.‬‬
‫‪Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,‬‬

‫ا ْق َرؤوا ْالقُرْ آنَ فَِإنَّهُ يَْأتِي يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َشفِيعًا َأِلصْ َحابِ ِه‬
‫‪“Bacalah al-Quran, sebab pada hari kiamat ia akan datang sebagai pemberi syafaat‬‬
‫)‪bagi pengembannya.” (HR. Muslim‬‬

‫ب‪ ،‬فَا ْستَ ْغفِرُوْ هُ ِإنَّهُ هُ َو ْال َغفُوْ ُر‬


‫َأقُوْ ُل قَوْ لِ ْي هذا َوَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِ ْي َولَ ُك ْم َولِ َساِئ ِر ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ِم ْن ُك ِّل َذ ْن ٍ‬
‫‪.‬ال َّر ِح ْي ُم‬
‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬

‫ك لَهُ‪َ ،‬وَأ ْشهَ ُد َأ َّن نَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ‬


‫َأحْ َم ُد َربِّي َوَأ ْش ُك ُرهُ‪َ ،‬وَأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي َ‪t‬‬

‫ان ِإلَى يَوْ ِم ال ِّد ْي ِن‬ ‫صلِّ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس ٍ‬ ‫اللَّهُ َّم َ‬
‫ظهَ َر َو َما بَطَ ْن‪َ .‬و َحافِظُوْ ا ع َ‬
‫َلى‬ ‫ش َما َ‬ ‫اح َ‬ ‫الى‪َ .‬و َذرُو ْالفَ َو ِ‬ ‫اَ َّما بَ ْع ُد‪ :‬فَيَا َأيُّهَا النَّاسُ ! اِتَّقُوا هللاَ تَ َع َ‬
‫الطَّا َع ِة َو ُحضُوْ ِر ْال ُج ْم َع ِة َو ْال َج َما َع ِة‪َ .‬وا ْعلَ ُموْ ا َأ َّن هللاَ اَ َم َر ُك ْم بَِأ ْم ٍر بَ َدَأ ِف ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه‪َ .‬وثَنَّى بِ َمالَِئ َك ِة‬
‫صلُّوْ نَ عَل َى النَّبِي يَا َأيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا َ‬
‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا‬ ‫قُ ْد ِس ِه‪ .‬فَقَ َ‬
‫ال تَ َعال َى‪ :‬اِ َّن هللاَ َو َمالَِئ َكتَهُ يُ َ‬
‫تَ ْسلِ ْي ًما‬
‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪َ .‬وبَ ِ‬
‫ار ْك‬ ‫صلَّيْتَ َعلَى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل ِإب َْرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّ َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬
‫ت اَألحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَأل ْم َوا ِ‬
‫ت ِإنَّ َ‬
‫ك َس ِم ْي ٌع‬ ‫اللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َوالم ْسلِ َما ِ‬
‫ت َوالمْؤ ِمنِ ْينَ َوالمْؤ ِمنَا ِ‬
‫قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد ْع َو ِة‬
‫َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن َأ ْز َوا ِجنَا َو ُذرِّ يَّاتِنَا قُ َّرةَ َأ ْعي ٍُن َواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِينَ ِإ َما ًما‬
‫اللَّهُ َّم إنَّا نَ ْسَألُ َ‬
‫ك الهُدَى‪ ،‬والتُّقَى‪ ،‬وال َعفَافَ ‪ ،‬وال ِغنَى‬
‫يع َس َخ ِط َ‬
‫ك‬ ‫ك َو َج ِم ِ‬ ‫اللَّهُ َّم ِإنَّا نَعُو ُذ بِكَ ِم ْن َ‬
‫زَوا ِل نِ ْع َمتِكَ َوت ََح ُّو ِل عَافِيَتِكَ َوفُ َجا َء ِة نِ ْق َمتِ َ‬

‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬
‫صحْ بِ ِه و َ َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َسا ٍن ِإلَى يَوْ ِم ال ّديْن‬ ‫َو َ‬
‫آخ ُر َد ْع َوانَا َأ ِن ْال َح ْم ُد هلل َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ‬
‫َو ِ‬

Anda mungkin juga menyukai