Anda di halaman 1dari 5

5 Cara Menggapai Keutamaan Sholat

SEGALA puji bagi Allah atas limpahan nikmat dan karunia Allah kepada kita yang tiada
terkira jumlah maupun nilainya. Yang menuntut kita untuk pandai mensyukurinya sehingga
akan ditambah nikmat-Nya bagi kita dan dijauhkan kita dari adzab-Nya. Marilah kita
tingkatkan ketakwaan kita, yang hanya dengannya kita akan meraih kemuliaan di hadapan
Allah SWT.

Kaum Muslimin rahimakumullah….

Allah subhanahu wataala berfirman dalam Surat al-Baqarah ayat 43:

َ ‫ار َك ُعوا َم َعال َّرا ِك ِع‬


‫ين‬ َّ ‫َوَأقِي ُمواال‬
ْ ‫صاَل ةَ َوآتُواال َّز َكاةَ َو‬
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.“ (QS.
al-Baqarah: 43)

Salah satu perintah Allah SWT yang menjadi kewajiban kita sebagai seorang muslim adalah
mendirikan sholat. Sholat merupakan salah satu rukun Islam yang dengan mendirikannya
berarti kita telah mendirikan agama, dan dengan meninggalkannya berarti kita telah
meruntuhkan sendi-sendi agama dalam jiwa kita.

Mendirikan sholat tentu bukan sekadar melaksanakan ala kadarnya, tapi bagaimana berusaha
melaksanakan dengan sepenuh jiwa dan raga untuk mencapai kesempurnaan sholat dan
mendapatkan fadhilah, buah maupun ibrah dalam kehidupan kita di luar sholat. Sehingga
jadilah sholat kita sholat yang luar biasa, bukan biasa-biasa saja. ---salah satu contoh ala
kadar tidak tumaninah--baca rumaysho

Ada beberapa hal yang harus kita lakukan agar nilai dan keutamaan sholat benar-benar bisa
kita dapatkan, antara lain:

Yang pertama, sholat dengan khusyu’. Selain sebagai ‘ibadah jasmaniyyah, sholat juga
merupakan ‘ibadah ruhiyyah. Sholat adalah dzikir kepada Allah yang terbesar. Kita meyakini,
bahwa saat sholat kita berhadapan dan berdialog langsung dengan Allah.

Oleh karena, itu kita harus berusaha mengondisikan jasmani, ruh dan hati kita agar bisa
bercengkrama secara baik dan maksimal bersama Allah. Dengan sikap batin seperti ini, atsar
atau buah sholat – yang antara lain mampu memberi ketenangan jiwa dan mencegah diri dari
perilaku fakhsya’ dan munkar serta mewujudkan pribadi mukmin mempesona- akan bisa kita
raih. Allah berfirman:

َّ َ ‫ُ َّ ً َ ْ َ ُ َ َ ْ اًل‬ َّ ُ ْ ُ َ َ
‫ت راهم ركعًا س جدا يبتغ ون فض ِمن الل ِه‬
َ ‫ْ ْ َأ‬ ُ ُ ْ ُ َ ً َ ْ َ
‫وه ِهم ِمن ث ِر‬ِ ‫و ِرض وانا ِس يماهم ِفي وج‬
‫ود‬ ُ ُّ
ِ ‫السج‬
“…Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-
tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.”(QS.Al-Fath: 29)
yang dimaksud tanda bekas sujud adalah, pancaran ibadah dalam tingkah laku. Karena wajah
merupakan bagian terpenting, dan paling pertama dilihat dari diri seseorang. Maka wajah
adalah cermin atau simbol dari perilaku seseorang. Orang yang banyak melaksanakan ibadah
dengan benar, akan mewarnai seluruh tingkah lakunya, kuat aqidahnya, baik akhlaqnya, yang
direalisasikan dengan ketaatannya kepada seluruh aturan Allah I, dan hubungannya yang baik
dengan sesama manusia.

- Tafsir Al-Qurthubi (16/291) : Disebutkan dalam tafsir tersebut bahwa Ibnu Abbas dan Mujahid
menafsirkan kata atsarussujud (bekas sujud) sebagai : khusyu’ dan tawadlu’.

–Tafsir Fathul Qadir (5/ 55) : juga memaknai dengan arti yang sama.

- Jami’ al-Bayan (26/ 141) : sang penulis kitab ini -Ibn Jarir al-Thabari - mengutip perkataan
Muqatil bin Hayyan dan Ali bin Mubarak dari al-Hasan bahwa yang dimaksud “min atsari sujud”
disana adalah cahaya yang tampak pada wajah orang-orang beriman pada Hari Kiamat kelak
sebagai bekas shalat dan wudlu’nya. Bahkan di dalam Tafsirnya tersebut, Ibn Jarir juga
mengutip perkataan sahabat Ibn Abbas yang menolak penafsiran ayat secara literal dengan
kata-kata : “Hal itu bukanlah seperti yang kalian kira, karena maksudnya (dari kalimat min atsari
sujud) adalah tanda-tanda ke-islaman (ketundukan dan kepasarahan) serta kekhusyu’an.”

- Thabari juga meriwayatkan dengan sanad  hasan dari Qatadah, beliau berkata, “Ciri mereka
adalah shalat” (Tafsir Mukhtashar Shahih hal 546).

- Dan terakhir, Tafsir Al-Nur al-Tsaqalayn, menafsirkan kalimat min atsari sujud pada ayat
tersebut dengan mengutip perkataan al-Shadiq : “huwa al-sahr fi al-shalah” : itu (bekas sujud)
adalah banyaknya shalat malam pada waktu sebelum fajar/subuh.

Yang kedua, sholat di awal waktu. Waktu sholat adalah kewajiban yang telah ditentukan
waktu pelaksanaannya. Allah berfirman dalamSurat an-Nisa’ ayat 103:

ً ُ ْ َ ً َ َ ‫َّ َّ اَل َ َ َ ْ َ َ مْل ُْؤ‬


‫ِإ ن الص ة كانت على ا ِم ِنين ِكتابا موقوتا‬
“Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman”.(QS. an-Nisa’: 103)

Sholat 5 waktu. Sudah sholat 5 waktu? Alhamdulillah. Kasihan orang yang belum bisa sholat
5 waktu. Padahal Allah yang mengundangnya. Coba kalau kita diundang Presiden 5 kali
dalam sehari?

Dan sholat di awal waktu merupakan salah satu amalan yang paling dicintai Allah subhanahu
wataala. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam -dalam sebuah hadis
riwayat Ummu Farwah- ketika ditanya tentang amalan yang paling utama, beliau bersabda:

َ‫الصاَل ُة في َأ َّول َو ْقتها‬


َّ
ِ ِ ِ
“Yaitu sholat di awal waktu.” (HR. Abu Dawud)

Sholat di awal waktu menunjukkan tingkat keimanan, ketakwaan dan kecintaan


seorang hamba kepada Allah SWT. Hal ini juga menunjukkan keinginan kita untuk segera
diampuni dosa-dosa yang terus menerus kita lakukan setiap hari, karena diantara manfaat
sholat adalah sebagai pembersih dosa, dan sarana untuk masuk surga Allah subhanahu
wataala. Rasulullah bersabda:
ً ْ َ ْ َ َّ ُ ُ َ ْ َ ْ ُ َ ‫َأ َ َأ ْ ُ ْ َ ْ َأ َّ َ َ ً َ َأ‬
،‫يه ك ل ي و ٍم خمس ا‬ ِ ‫ يغت ِسل ِف‬،‫اب ح ِدكم‬ ِ ‫ر يتم لو ن نهرا ِبب‬
‫َ ُ اَل‬ َ ُ َُ َ
‫ يب ِقي ِمن در ِن ِه‬:‫ول ذ ِل َك ُي ْب ِقي ِم ْن َد َر ِن ِه؟ ق الوا‬
َ َ ْ ْ ُ ‫م ا تق‬
ُ َّ ُ ْ َ ْ َ ْ َ َ َّ ُ ْ َ َ َ َ َ ‫َ ْ ًئ‬
‫س يمح و الله ِب ِه‬ ِ ‫ات الخم‬ ِ ‫ ف ذ ِلك ِمث ل الص لو‬:‫ق ال‬.‫ش ي ا‬
َ‫ال َخ َطايا‬. ْ

“Apa pendapat kalian, jika di depan pintu rumah salah seorang diantara kalian terdapat
sungai, yang ia mandi di sungai tersebut lima kali sehari, apakah tersisa kotoran di tubuhnya?
Para shahabat menjawab: Tidak tersisa kotoran sedikitpun. Kemudian Rasul bersabda: Yang
demikian itu seumpana sholat lima waktu yang Allah menghapuskandosa-dosa
dengannya.”(Muttafaqun alaih)

Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Qatadah bin Rib’iy, ia berkata:

ُ ْ َ َ ّ َ َ َ ُ َّ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ َّ ُ ُ َ َ َ
‫ِإ ِني فرض ت‬:‫ق ال الله تع الى‬:‫ق ال رس ول الل ِه ص لى الله علي ِه وس لم‬
َ‫ َو َعه ْد ُت ع ْن دي َع ْه ًدا َأ َّن ُه َم ْن َج اء‬،‫ات‬
ٍ
َ‫ص َلو‬
َ ‫س‬
َ ْ َ َ َّ ‫َ َ ُأ‬
‫على م ِت ك خم‬
ِ ِ ِ
‫ُ َ ُ َ َ ْ َّ َ ْ َّ َأ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ َّ َ َ َ ْ َ ْ ُ َ ْ َ َ ْ َّ َ اَل‬
‫ ومن لم يحا ِف ظ علي ِهن ف‬،‫يحا ِف ظ علي ِهن ِل وق ِت ِهن دخلت ه الجنة‬
ْ َ َ
‫ع ْه َد ل ُه ِعن ِدي‬.
Rasulullah bersabda:“Allah ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Aku mewajibkan umatmu
shalat lima waktu dan Aku berjanji bahwa barangsiapa yang menjaga waktu-waktunya pasti
Aku akan memasukkannya ke surgadan barangsiapa yang tidak menjaganya maka dia tidak
mendapatkan apa yang Aku janjikan.” (HR. Abu Dawud)

Kaum Muslimin rahimakumullah….

Yang ketiga, sholat secara berjamaah. Untuk meraih keutamaan sholat yang ketiga yang
harus kita usahakan adalah melaksanakannya secara berjamaah. Ibnu Umar radhiyallahu anhu
meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

ً َ َ َ َ ْ َ ْ َ ّ َ ْ َ ‫َ اَل ُ ْ َ َ َ َ ْ ُ ُ َ اَل‬
‫ص ة الجماع ِة تفضل ص ة الف ِذ ِبسب ٍع و ِعش ِرين درجة‬
“(Pahala)sholat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada sholat sendirian”.
(HR. al-Bukhari Muslim)

Begitu besar pahala sholat berjamaah,tetapi masih banyak orang yang dengan berbagai
alasan tidak melaksanakannya. Ada yang beralasan agar lebih cepat selesai, atau karena tidak
kenal dengan orang lain yang belum sholat. Padahal sebenarnya kita bisa mengajaknya
berjamaah, karena dalam sholat jamaah tidak disyaratkan harus saling mengenal terlebih
dahulu. Dan masih banyak alasan-alasan lain yang sering disampaikan oleh orang yang
enggan sholat berjamaah.

Kalau ada woro2 di masjid, yang sholat jamaah dapat 27 kg beras/27 juta? Kira2 masjid
penuh tidak?
Rasulullah memperingatkan tentang hal ini:

ْ‫الص اَل ُة اَّل َق د‬ َّ ‫ام فيه ْم‬ُ ‫ُت َق‬ ‫َ ْ َ َ اَل َ ْ اَل‬ َ ‫ْ َاَل‬
‫ِإ‬ ِ ِ ‫َم ا ِمن ث ث ٍة ِفي قري ٍة و ب د ٍو‬
ُ‫اع ِة َف َّن َم ا َيْأ ُك ل‬
َ ‫َك ب ْال َج َم‬ ْ‫ان َف َع َلي‬
ُ َ ْ َّ ْ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ
‫اس تحوذ علي ِهم الش يط‬
‫ِإ‬ ِ
َ َ َ ْ ُ ‫ّ ْئ‬
‫اصية‬ ِ ‫الذ ب الق‬ ِ
“Jika ada tiga orang berada di sebuah desa atau kampung, lalu tidak dilaksanakan sholat
berjamaah di tempat itu, maka mereka telah dikuasai oleh setan. Hendaklah kalian
melaksanakan sholat berjamaah, sebab hanya kambing yang terpisah dari kaumnya yang akan
dimakan oleh serigala.” (HR. Abu Dawud)

Sholat berjamaah juga mengandung banyak pelajaran kehidupan dan pengaruh secara ruhani
pada setiap orang yang melaksanakannya, maka hendaklah kita mengambil kemanfaatannya.

Yang keempat, sholat di masjid. Sholat di masjid terutama bagi kaum laki-laki merupakan
amalan yang sangat ditekankan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Akan tetapi
masih banyak kita saksikan masjid-masjid sepi dari jamaah sholat. Fisik kita sehat dan kuat,
dan kita juga mempunyai waktu luang,tapi kita lebih suka sholat di rumah. Apakah kita lupa
atau melupakan sabda Rasulullah tercinta:

“….Jika seseorang berwudhu lalu menyempurnakan wudhunya, lalu keluar menuju masjid
dengan niat semata-mata untuk mengerjakan sholat, maka setiap langkah kaki yang
diayunkan akan dibalas dengan diangkat derajatnya dan dihapus kesalahannya. Jika ia
mengerjakan sholat, maka malaikat senantiasa berdoa (memohonkan rahmat) untuknya selagi
ia berada di dalam masjid itu dalam keadaan suci, seraya berkata: ”Ya Allah berilah rahmat
kepadanya, ya Allah sayangilah ia”. Dan ia senantiasa (dicatat) dalam keadaan sholat selama
ia menunggu (pelaksanaan) shalat (fardhu) berikutnya”. (HR. al-Bukhari Muslim)

Dalam hadits lain Abu Hurairah radhiyallahu anhu meriwayatkan bahwa seorang buta datang
kepada Rasulullah lalu berkata:

“Wahai Rasulullah, aku tidak mempunyai penuntun yang mengantar aku jalan menuju
masjid.” Maka ia meminta kepada Rasulullah SAW keringanan untuk melaksanakan sholat di
rumah, dan beliaupun memberikan keringanan kepadanya. Akan tetapi, ketika ia pergi,
Rasulullah memanggilnya kembali seraya bersabda:“Apakah kamu mendengar panggilan
untuk sholat?” Ia menjawab: ”Ya, saya mendengarnya”. Rasulullah SAW lantas bersabda:
”Kalau begitu, datanglah kamu ke masjid (untuk berjamaah)”. (HR. Muslim)

Sholat di masjid juga menunjukkan kecintaan kita pada masjid Cinta dengan Rumah Allah.
Hal ini akan menjadi salah satu wasilah diberikannya naungan Allah kepada kita saat tiada
naungan di hari akhir nanti.

Yang kelima, sempurnakan dengan sholat-sholat sunnah. Cara kelima agar sholat kita
mendapatkan keutamaan dan kesempurnaan adalah dengan melaksanakan sholat-sholat
sunnah disamping sholat fardhu. Apakah kita yakin sholat fardhu kita sempurna dan
pasti diterima Allah subhanahu wataala? Jika kita meyakini masih banyak
kekurangannya,maka melaksanakan sholat sunnah menjadi jalan untuk menambal
kekurangan dalam sholat fardhu kita.

Abu Hurairah radhiyallahu anhumeriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:


“Sesungguhnya amal ibadah manusia yang pertama kali dihisab adalah sholat. Allah
berfirman kepada para malaikat-Nya (meski Dia Maha Mengetahui), ‘Lihatlah shalat
hambaku, apakah ia melakukannya dengan sempurna atau tidak sempurna?’ Jika shalatnya ia
lakukan dengan sempurna, maka ditulis bahwa shalatnya sempurna, jika terdapat sedikit
kekurangan, Allah berfirman: “Lihatlah apakah hamba-Ku melakukan shalat tathawwu’
(sunnah)? Jika ia melakukan shalat tathawwu’, Allah berfirman: “Sempurnakanlah shalat
fardhunya dengan shalat tathawwu’-nya.Kemudian semua amal ibadah dihisab dengan cara
demikian.” (HR.Abu Dawud, Ibnu Majahdan ad-Darimi).

Selain itu shalat sunnah yang dianjurkan di rumah akan memberi kebaikan dan cahaya yang
menerangi rumah kita. Rasulullah bersabda:

“Apabila seseorang dari kalian telah mengerjakan shalat di masjid, berikanlah kepada
rumahnya bagian dari shalatnya (dengan shalat sunnah). Hal itu karena Allah menjadikan
kebaikan di rumahnya lantaran ia mengerjakan shalat di dalamnya.” (HR. Muslim, Ibnu
Majah dan Ahmad).

Rasulullah juga bersabda:

“Shalat tathawwu’ (sunnah) seseorang di rumahnya merupakan cahaya. Barang siapa


menginginkan, hendaknya ia menerangi rumahnya (dengan mengerjakan shalat sunnah di
dlamnya.” (HR Ahmad).

Demikianlah di antara sebagian ikhtiar yang harus kita lakukan agar sholat kita menjadi luar
biasa, memberi kemanfaatan, melimpah pahala dan pengaruh positif dalam kehidupan kita.

Anda mungkin juga menyukai