KELAS: XI IPS D
TUGAS: Teks Ceramah Agama
َو ُنَص ِّلْي َو ُنَس ِّلُم َع َلى َخ ْي ِر ْاَألَن اِم َس ِّي ِد َن ا ُمَح َّم ٍد َو َع َلى َاِلِه. باْلَح ْم ُدِ ِهلل اَّلِذ ْي َأْن َع َم َن ا ِبِنْع َم ِة ْاِإلْيَم اِن َو ْاِإلْس َالِم
َو َصْح ِبِه َأْج َم ِع ْي َن َأَّم ا َبْع ُد
Segala puji bagi Allah yang telah memberi sebaik-baik nikmat berupa iman dan islam. Sholawat
dan doa keselamatanku terlimpah selalu kepada Nabi Agung Muhammad SAW beserat keluarga
dan para sahabat Nabi semuanya. Semoga kita semua kelak mendapatkan syafaatnya di yaumul
qiyamah. Amin.
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah Swt.
Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan ceramah singkat tentang “salat”. Allah Swt.
dan rasul-Nya telah banyak memberi tahu melalui firman-firman-Nya kepada kita bahwa
mendirikan salat sangatlah penting. Rasulullah saw bersabda yang artinya “salat adalah tiang
agama”. Sabda yang paling sederhana tetapi maknanya sangat besar. Dalam agama Islam, salat
diibaratkan sebagai tiang sebuah bangunan. Jika kita tidak melaksanakan salat, diibaratkan tiang
itu rapuh atau roboh, sehingga bangunannya juga ikut roboh karena tidak ada lagi penyangga.
Rasulullah saw bersabda, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, yang artinya “Seandainya
mereka tahu pahala salat subuh dan asar, niscaya mereka akan mendatanginya meskipun dengan
merangkak”.
َأِقِم الَّص اَل َة ِلُد ُلوِك الَّش ْم ِس ِإَلٰى َغ َس ِق الَّلْي ِل َو ُقْر آَن اْلَفْج ِر ۖ ِإَّن ُقْر آَن اْلَفْج ِر َك اَن َم ْش ُهوًدا
Artinya: "Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan
(dirikanlah pula sholat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)." (QS.
Al-Isra)
Dalam setiap salat subuh yang kita jalankan, terdapat banyak keutamaan yang bisa kita dapatkan.
salah satunya keutamaan yang bisa didapatkan dengan melaksanakan salat subuh yaitu
mendapatkan persaksian dari malaikat subuh. Begitu juga dalam salat wajib yang lain, Allah
selalu menawarkan pahala yang banyak pada hamba-hambanya yang beriman.
Hadirin yang dirahmati Allah Swt.
Dalam pelaksanaannya, salat tidak hanya menjadi sekadar kewajiban yang harus dikerjakan.
Lebih dari itu, salat merupakan salah satu bukti seseorang beriman terhadap Allah Swt. Berapa
banyak sekarang manusia yang dengan mudahnya bahkan tanpa ada rasa sesal meninggalkan
salat? Berapa banyak orang yang santainya meninggalkan salat Subuh karena menonton bola
semalaman? Berapa banyak pekerja rela meninggalkan salat demi kebahagiaan dunia semata?
Bahkan dizaman sekarang juga tidak kalah banyaknya manusia yang mengerjakan sholat bukan
karena memahami makna dari sholat ini sendiri,melainkan mereka mengerjakan sholat hanya
karena mereka memiliki keinginan yang ingin mereka capai didunia,seperti contohnya mereka
akan sholat ketika lagi menghadapi ulangan matematika dengan keinginan doa supaya
diperlancar,atau mereka akan sholat ketika sebentar lagi akan melaksakan lomba dengan harapan
doa akan kemenangan tersebut dikabulkan oleh Allah Swt dalam sholat yang mereka kerjakan.
Ketika sholat memang kita dibebaskan untuk meminta doa apa saja kepada Allah SWT,namun
tidak dibenarkan juga apabila kita mengerjakan sholat hanya “sekedar” keinginan duniawi
saja,setelah terkabulkan keinginannya maka kita akan kembali lalai dalam mengerjakan sholat
karena kita telah terbiasa mengerjakan sholat diwaktu-waktu tertentu saja atau ketika sedang
“ada maunya” saja.
Dalam sebuah hadis shahih, menjelaskan bahwa yang membedakan antara orang mukmin dengan
kafir adalah salatnya. Sudah seharusnya kita sebagai orang mukmin membuktikannya dengan
selalu menjalankan salat wajib disetiap waktu yang telah ditentukan dan selalu mengerjakan
sholat dalam keadaan apapun,bukan hanya ketika ada kepentingan tertentu, sebagaimana firman-
Nya:
َح اِفُظ وا َع َلى الَّص َلَو اِت َو الَّص اَل ِة اْلُو ْس َط ٰى َو ُقوُم وا ِهَّلِل َقاِنِتيَن
Artinya: "Peliharalah semua salat(mu), dan (peliharalah) salat wusthaa (salat lima waktu).
Berdirilah untuk Allah (dalam salatmu) dengan khusyu'," (QS. Al-Baqarah [2]: 238).
Berdasarkan dalil di atas, artinya kewajiban dalam melaksanakan sholat sudah disertai dengan
ketetapan waktunya, yaitu lima waktu. Bahkan, waktu-waktu sholat tersebut sudah dijelaskan
melalui Nabi Muhammad SAW yang diutus untuk menyampaikan perintah Allah SWT kepada
umat muslim.
Jika manusia mengerjakan sholat lima waktu dengan rutin sebagai kewajibannya,maka tentulah
ia akan lebih merasakan keutamaan sholat lima waktu itu sendiri daripada ia yang mengerjakan
ketika “ada maunya” saja. Keutamaan yang akan dirasakan nya yaitu :
Diriwayatkan dalam sebuah hadits, Rasulullah menyebutkan bahwa melaksanakan sholat lima
waktu diibaratkan sebagai 'pencuci' dosa kita. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata
bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
َقاُلوا َال ُيْب ِقى ِمْن. َم ا َت ُقوُل َذ ِلَك ُيْب ِقى ِمْن َد َر ِنِه، َي ْغ َت ِس ُل ِفيِه ُك َّل َيْو ٍم َخ ْم ًس ا، َأَر َأْي ُتْم َلْو َأَّن َن َهًر ا ِبَب اِب َأَح ِد ُك ْم
َيْمُح و ُهَّللا ِبَه ا اْلَخ َط اَي ا، َقاَل َفَذ ِلَك ِم ْث ُل الَّص َلَو اِت اْلَخ ْم ِس. َد َر ِنِه َش ْي ًئ ا
Artinya: "Jika seandainya ada aliran sungai mengetuk pintu kalian untuk mencuci rumah kalian
lima kali dalam sehari, apakah mungkin masih ada kotoran yang tersisa?" Para sahabat
menjawab, "Tidak mungkin ada kotoran yang tersisa." Lalu Nabi bersabda, "Begitu juga halnya
dengan sholat lima waktu, Allah akan menghapus dosa kalian dengan sholat-sholat tersebut,"
(HR. Al-Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan An-Nasa’i).
Kemudian, keutamaan yang terakhir bagi yang melaksanakan sholat lima waktu akan menjadi
cahayanya di hari akhir kelak. Sebagaimana hadits dari 'Abdullah bin 'Amr, Rasulullah bersabda:
َم ْن َح اَفَظ َع َلْيَه ا َك اَن ْت َلُه ُنورًا َو ُبْر َهانًا َو َن َج اًة َيْو َم اْلِقَي اَم ِة َو َم ْن َلْم ُيَح اِفْظ َع َلْيَه ا َلْم َي ُك ْن َلُه ُنوٌر َو َال ُبْر َهاٌن
َو َال َن َج اٌة َو َك اَن َيْو َم اْلِقَي اَم ِة َمَع َقاُر وَن َو ِفْر َعْو َن َو َهاَم اَن َو ُأَبِّى ْب ِن َخ َلٍف
Artinya: "Siapa yang menjaga sholat lima waktu, baginya cahaya, bukti dan keselamatan pada
hari kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti, dan juga
tidak mendapat keselamatan. Pada hari kiamat, ia akan bersama Qorun, Fir'aun, Haman, dan