Anda di halaman 1dari 2

‫ َم ْن َي ْه ِدِه ُهللا َفاَل ُمِض َّل‬،‫ َو َن ُعوُذ ِباِهلل ِم ْن ُشُروِر َأْنُفِس َن ا َو ِم ْن َس ِّي َئ اِت َأْع َم اِلَن ا‬،‫إَّن الـَح

ْم َد ِهّلِل َن ـْح َم ُد ُه َو َن ْس َت ِع ْي ُنُه َو َن ْس َتْغ ِفُرُه‬


‫ َأْش َه ُد َأن َّال ِإَلَه ِإَّال هللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه َو َأْش َه ُد َأَّن ُمـَح َّمدًا َع ْب ُد ُه َو َر ُسوُله‬،‫ َو َم ْن ُيْض ِلْل َفاَل َه اِدَي َلُه‬،‫َلُه‬
‫ َي ا َأُّي َه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َت ُموُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن‬،‫قال هللا تعالى فى كتابه الكريم‬
‫ َي ا َأُّي َه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َو ُقوُلوا َقْو اًل َس ِديًد ا‬،‫وقال تعالى‬
‫ُيْص ِلْح َلُك ْم َأْع َم اَلُك ْم َو َي ْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنوَب ُك ْم َو َم ْن ُيِط ِع َهَّللا َو َر ُس وَلُه َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َع ِظ يًما‬
، ‫َأَّما َب ْع ُد‬
Jamaah shalat jumat rahimakumullah,
Diantara perkara yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berlindung darinya, beliau berlindung daripada hati
yang tidak khusyu’. Beliau berdoa:
‫ َو ِمْن َق ْلٍب اَل َي ْخ َش ُع‬،‫الَّلُهَّم ِإِّن ي َأُعوُذ ِبَك ِمْن ِع ْلٍم اَل َي ْن َفُع‬

“Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari ilmu yang tidak bermanfaat dan dari hati yang tidak pernah bisa
khusyu’.”
Ketika kita shalat, kita tidak bisa khusyu’, pikiran kita entah pergi kemana. Demikian pula ketika kita beribadah, kita
tidak bisa fokus, sehingga pada waktu itu kekhusyuan sudah tidak ada lagi di hati kita yang berakibat ibadah kita
kemudian berkurang pahalanya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Padahal disyariatkannya ibadah tiada lain adalah untuk kebaikan hati. Ketika ibadah tidak mempengaruhi hati, ibadah
itu sama sekali tidak bernilai di mata Allah atau berkurang pahalanya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ketika seseorang membaca Al-Qur’an dan hatinya tidak khusyu’, maka Al-Qur’an itu tidak berpengaruh ke hatinya.
Ketika seseorang shalat dan hatinya tidak khusyu’, shalat pun tidak berpengaruh kepada hatinya. Sementara Imam
Ahmad pernah ditanya: “Apa amal yang paling utama di sisi Allah?” Maka Iman Ahmad berkata: “Lihatlah ibadah yang
paling benar-benar terasa di hatimu, maka itulah yang paling utama.”

Ketika kita shalat penuh kekhusyu’an, kita benar-benar merasa takut kepada Allah dan kita berusaha untuk
merasakan kenikmatan shalat itu, maka shalat itu benar-benar akan mempengaruhi hati kita. Maka disaat itulah shalat
akan memberikan kita kekuatan untuk meninggalkan perkara yang keji dan mungkar. Allah berfirman:

‫ِإَّن الَّص اَل َة َت ْن َه ٰى َع ِن اْل َفْح َش اِء َو اْلُمنَك ِر‬


“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” (QS. Al-Ankabut[29]: 45)
Ketika seorang khusyu’ di dalam shalatnya, dia pasti akan merasakan kenikmatan dalam shalat. Maka disaat itu ia
akan merasa asyik bermunajat kepada Allah, disaat itu dia akan merasa suka untuk berlama-lama berduaan dengan
Allah. Maka lihat bagaimana shalatnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau shalat malam Sampai kakinya
itu bengkak.
Ketika ditanya oleh ‘Aisyah: “Kenapa engkau lakukan hai Rasulullah? Sementara Allah telah mengampuni dosa-
dosamu yang dahulu maupun yang akan datang.” Kata Rasulullah:
‫َأَفَال َأُك وُن َع ْب ًد ا َش ُك وًر ا‬
“Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur?” (HR. Muslim)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam justru merasakan kenikmatan luar biasa itu di dalam shalat. Sampai-sampai
Rasulullah bersabda kepada Bilal untuk segera mengumandangkan adzan:
‫ َأِر ْح َن ا ِبالَّص اَل ِة‬، ‫َي ا ِباَل ُل‬
“Wahai Bilal, jadikan kita tentram dengan shalat.” (HR. Ahmad)
Dan dalam riwayat Abu Dawud disebutkan:
‫َك اَن َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ِإَذ ا َح َز َب ُه َأْم ٌر َص َّلى‬
“Bila Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ditimpa sesuatu yang sulit dalam hidupnya, segera beliau shalat
menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Abu Dawud)
Sementara ketika kita kehilangan khusyu’, shalatnya pun tidak akan terasa nikmat di hati kita. Bahkan barangkali
shalat itu menjadi beban dalam hidup kita. Kita lihat ada orang ketika shalat, dia bagaimana caranya segera selesai
dari shalat. Sehingga kita lihat shalatnya sangat cepat sekali, bahkan tidak tuma’ninah, maka bagaimana akan Allah
terima shalat seperti ini?

Maka saudarakau, kekhusyu’an dalam shalat itu merupakan intisari daripada shalat. Ketika kita khusyu’ dalam
shalat kita dan dalam ibadah kita, itulah yang akan mempengaruhi hati kita, itulah yang akan memberikan
kepada kita kekuatan di dalam shalat kita, bahkan dalam kehidupan kita.
Ketika seorang hamba merasakan kenikmatan dalam shalatnya dan dalam ibadahnya, maka tidak ada sesuatu yang
lebih lezat bagi dia daripada ibadah dan bermunajat kepada Allah Azza Wa Jalla.
Maka bagaimana akan diterima shalat orang yang tidak khusyu’ shalatnya? Sementara dia ingin cepat-cepat dan
tergesa-gesa dalam shalatnya. Seakan-akan shalat itu beban dalam hidupnya.
Saudaraku, jadikanlah shalat sebagai kebutuhan hidup kita, jadikan ibadah sebagai kebutuhan hidup kita. Dan tidak
mungkin kita merasakan kelezatan kecuali dengan cara khusyu’ di hati kita.

‫أقول قولي هذا واستغفر هللا لي ولكم‬


KHUTBAH KEDUA

‫ وأشهد أَّن‬،‫ أشهد أن ال إله إال هللا وحده ال شريك له‬،‫ نبينا محمد و آله وصحبه ومن وااله‬،‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا‬
‫محّمدًا عبده ورسولُه‬
Ummatal Islam,
Lalu bagaimana supaya hati kita bisa khusyu’? Sesungguhnya kata para ulama, kekhusyu’an mengikuti pengenalan
kita kepada Allah. Semakin kita kenal Allah, lalu tumbuh rasa takut kepada Allah, tumbuh rasa cinta kepada Allah dan
berharap kepadaNya, maka disaat itulah kekhusyu’an pun semakin kuat di hati seorang hamba.
Semakin seorang hamba kurang rasa takutnya kepada Allah, kurang cintanya kepada Allah dan kurang pula
berharapnya kepada Allah, maka semakin khusyu’nya pun berkurang di hatinya. Maka kekhusyu’an itu muncul dari
pengenalan kita kepada Allah Azza Wa Jalla.

Maka saudarakau.. Ketika kita kenal bahwa Allah Maha Besar, muncullah pembesaran di hati kita kepada Allah Azza
Wa Jalla. Sehingga tidak ada yang lebih besar di hati kita kecuali Allah. Maka disaat itu pasti kita bisa khusyu’.
Oleh karena itulah ketika kita shalat, kita dianjurkan untuk memulai dengan Takbiratul Ihram Allahu Akbar, setiap
perpindahan kita ucapkan Allahu Akbar. Hal ini supaya hati kita merasakan kebesaran Allah Azza Wa Jalla. Ketika di
hati kita Allah yang lebih besar daripada segala-galanya, pasti kita khusyu’, saudaraku. Tapi ketika di sana ada yang
lebih besar di hati kita dari kehidupan dunia, kita lebih memikirkan kehidupan dunia daripada Allah sehingga Allah
tidak lebih besar di hati kita, bagaimana hati bisa menjadi khusyu’?
Maka saudaraku, setiap kita bersungguh-sungguh bagaimana caranya supaya shalat kita khusyu’, supaya kemudian
kekhusyu’an itu memberikan dampak yang luar biasa dalam hidup kita.

‫ َو َب اِر ْك َع َلى ُم َح َّمٍد‬. ‫ ِإَّن َك َح ِم ْي ٌد َم ِجْي ٌد‬، ‫َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلى ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى ِإْب َر اِه ْي َم َو َع َلى آِل ِإْب َر اِه ْي َم‬
‫ ِإَّن َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬، ‫َو َع َلى آِل ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى ِإْب َر اِه ْي َم َو َع َلى آِل ِإْب َر اِه ْي َم‬
.‫ ِإَّن َك َسِم ْيٌع َقِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الّد َعَو اِت‬،‫ َو اْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َن اِت ْاَألْح َي اِء ِم ْن ُهْم َو ْاَألْم َو اِت‬،‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْس ِلِم ْي َن َو اْلُمْس ِلَم اِت‬
‫َر ّب َن ا َالُتَؤ اِخْذ َن ا ِإْن َن ِس ْي َن ا َأْو َأْخ َط ْأَن ا َر ّب َن ا َو َال َت ْح ِم ْل َع َلْي َن ا ِإْص ًر ا َك َم ا َح َم ْلَت ُه َع ََلى ّالِذ ْي َن ِم ْن َقْب ِلَن ا َر ّب َن ا َو َال ًت َح ّم ْلَن ا َم اَال‬
‫ َر َب َن ا َءاِتَن ا ِفي الّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي‬. ‫َط اَقَة َلَن ا ِبِه َو اْع ُف َع ّن ا َو اْغ ِفْر َلَن ا َو اْر َح ْم َن ا َأْن َت َم ْو َالَن ا َفاْن ُصْر َن ا َع َلى اْلَقْو ِم اْلَك اِفِر ْي َن‬
‫ ولِذكُر هللا أكَب ر‬، .‫ والحمد هلل رب العالمين‬. ‫ْاَألِخَر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الّن اِر‬

Anda mungkin juga menyukai