NIM : 30323030
Prodi : D3 Farmasi
Kelas : C2
Pendahuluan
Kerja adalah sebuah aktivitas yang sangat mulia. Dalam agama islam.
Manusia didorong untuk bekerja sehingga dapat menjadi seorang yang mandiri
dan dapat membantu orang lain. Oleh sebab itu, dalam agama islam berkerja
merupakan sebuah ibadah karena hal tersebut adalah salah satu bukti bahwa
umatnya dapat menjalankan perintah dari Allah SWT. Agama islam juga mengatur
setiap aspek kehidupan manusia, termasuk mengatur masalah etos kerja.
Dalam bahasa Yunani, etos berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang
artinya kepribadian, sikap, karakter, dan watak atas sesuatu. Etos kerja adalah
sifat yang muncul atas kehendak dan kesadaran sendiri yang didasari oleh sistem
orientasi nilai budaya terhadap kerja (sukardewi, 2013:3).
1
Etos Kerja dalam Islam
Etos kerja dalam pengertian Islam, dikutip dari laman MUI Digital,
merupakan seseorang yang menanamkan pemikiran bahwa bekerja bukan hanya
untuk dirinya, tetapi juga sebagai bentuk dari amal saleh. Alhasil, orang tersebut
akan memperhatikan segala bentuk kehalalan dalam pekerjaannya.
1. ketepatan waktu
2. akhlak yang murni
3. kejujuran
4. istiqom (kuat, mandiri)
Setiap umat muslim diminta untuk bekerja, mau seperti apapun hasilnya
nanti. Umat muslim diharapkan untuk mempunyai etos kerja yang sesuai dengan
Al-Qur'an dan hadits supaya dapat menjadi seseorang yang profesional, ahli dan
bermanfaat bagi masyarakat. Allah SWT bahkan memerintahkan hamba-Nya
untuk bekerja dalam surat At-Taubah ayat 105:
Artinya: "Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-
Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan."
2
ف َل ُ ّللاُ يُ َكل
ٰ سا ً ت َما لَ َها ۖ ُو ْسعَ َها ا َل نَ ْف َ علَ ْي َها َك
ْ َسب َ ت َما َو َ ََل َربَنَا ۖ ا ْكت
ْ َسب
طأْنَا اَ ْو نَس ْينَا ا ْن ت ُ َؤاخ ْذنَا ْ َعلَى َح َم ْلتَه َك َما ا
َ ص ًرا َعلَ ْينَا تَ ْحم ْل َو َل َر َبنَا ۖ ا َ ْخ
َطاقَةَ َل َما ت ُ َحم ْلنَا َو َل َربَنَا ۖ قَبْلنَا م ْن الَذيْنَ ْف به لَنَاُ لَنَا َوا ْغف ْر َعنَا َواع
ُ ْالكفريْنَ ْالقَ ْوم َعلَى فَا ْن
ْ ص ْرنَا َم ْولىنَا اَ ْنتَ ۖ َو
ار َح ْمنَا
Selain itu juga, Rasulullah SAW juga pernah bersabda: “Bekerjalah untuk
duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya, dan beribadahlah untuk akhiratmu
seakan-akan kamu mati besok.” Dalam ungkapan lain dikatakan juga oleh
Rasulullah SAW bahwa, “Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah,
Memikul kayu lebih mulia dari pada mengemis, Mukmin yang kuat lebih baik dari
pada muslim yang lemah. Allah menyukai mukmin yang kuat bekerja.”
Menurut Toto Tasmara dalam bukunya yang berjudul Etos Kerja Pribadi
Muslim, bekerja bagi seorang Muslim merupakan sebuah usaha yang serius, yang
mengerahkan segala harta, pikiran, dan dzikir untuk mengungkapkan makna diri
sebagai hamba Allah yang harus menundukkan dunia dan menempatkan dirinya
untuk menjadi umat yang terbaik (khaira ummah).
Etos kerja yang tinggi sama sekali tidak ada hubungannya dengan jenis
kelamin (Perempuan dan laki-laki), tetapi yang membedakannya adalah landasan
ketaqwaan, khususnya dorongan keimanan yang kuat, seperti firman Allah SWT
QS An-Nahl: 97:
3
ًطيِبَ ًۚة
َ ًصا ِل ًحا ِم ْن ذَ َك ٍر ا َ ْو ا ُ ْن ٰثى َوه َُو ُمؤْ ِم ٌن فَلَنُ ْحيِ َينَّهٗ َح ٰيوة َ َم ْن َع ِم َل
َس ِن َما َكانُ ْوا َي ْع َملُ ْونَ َو َلن َْج ِز َينَّ ُه ْم اَ ْج َرهُ ْم ِبا َ ْح
4
tanggunganku." Kemudian Rasulullah SAW mengambil tangan Saad dan
menciumnya seraya berkata, 'Inilah tangan yang tidak akan pernah
disentuh oleh api neraka'" (HR. Tabrani)
بالنيَة األ َ ْع َما ُل إنَ َما، ن ََوى َما ل ْمرئ َوإنَ َما، َت فَ َم ْن
ْ ّللا إلَى ه ْج َرتُهُ َكان
َ
ُ ّللا إلَى فَه ْج َرتُهُ َو َر
سوله ْ ُد ْنيَا إلَى ه ْج َرتُهُ َكان
ُ َو َر، َت َو َم ْن
َ سوله
َيتَزَ َو ُج َها ْام َرأَة أَو يُصيبُ َها، ُإلَيْه هَا َج َر َما إلَى فَه ْج َرتُه
5
Manfaat dari Etos Kerja
Beberapa manfaat dari etos kerja adalah:
6. Memberikan Kreativitas
Dengan kreativitas, dapat dibuka sebuah pintu untuk memberi ide-ide baru
yang kreatif dan inovatif. Dan apabila ditambahkan dengan etos kerja,
6
maka akan diberikan sebuah fondasi yang lebih kuat dengan adanya
ketekunan dan kerja keras yang diberikan untuk mencapai ide-ide tersebut.
9. Mengembangkan Karakter
Memberikan pembentukan nilai-nilai seperti ketekunan, kejujuran,
tanggung jawab, dan kedisiplinan adalah salah satu bagian dari karakter
seorang muslim yang diinginkan oleh Allah SWT.
7
Etos kerja memegang peranan penting untuk meningkatkan suatu kualitas
kerja. Dengan memiliki kesadaran tentang betapa pentingnya setiap tekad dan niat
untuk melibatkan diri dalam pekerjaan akan membawa seseorang tersebut pada
pencapaian hasil yang baik.
ْ َ(و ْالع1)
صر َ َ ( ُخسْر لَفي ْاْل ْن2) صال َحات َو َعملُوا آ َمنُوا الَذينَ إ َل
سانَ إ َن َ ال
َ ص ْوا ب ْال َحق َوتَ َوا
ص ْوا َ صبْر َوتَ َوا
َ بال
8
2. Memiliki sikap Ikhlas
Menurut Muhammad Djakfar (2012: 97-98) Sikap ikhlas bukan hanya
output dari cara dirinya melayani, melainkan juga input atau masukan yang
membentuk kepribadiannya didasarkan pada sikap yang bersih. Bahkan,
cara dirinya mencari rezeki, makanan, dan minuman yang masuk ke dalam
tubuhnya, adalah bersih semata-mata. Dengan demikian, Ikhlas
merupakan energi batin yang akan membentengi diri dari segala
bentuk yang kotor.
Bekerja untuk mencari rezeki, tetapi rezeki itu tidak boleh didapatkan dari
sesuatu atau usaha yang haram dan bathil menurut islam. Allah SWT
berfirman dalam Q.S. An-Nisa: 29-30
ارةً تَ ُك ۡونَ اَ ۡن ا َ ٰۤل ب ۡال َباطل َب ۡينَ ُك ۡم اَمۡ َوالَـ ُك ۡم تَ ۡا ُكلُ ٰۡۤوا َل ا َمنُ ۡوا الَذ ۡينَ ٰۤيـاَيُّ َها
َ ت َج
س ُك ۡمۖ تَ ۡقتُلُ ٰۡۤوا َو َل م ۡن ُك ۡم تَ َراض َع ۡن َ ُّللا ا َن اَ ۡنـف
َ ٰ َ َرح ۡي ًما ب ُك ۡم َكان٢٩
ُ ظ ۡل ًما
ع ۡد َوانًا لكَ ذ ي َۡف َع ۡل َو َم ۡن ُ ف َو ً َعلَى لكَ ذ َو َكانَ ۖ ن
َ ََارا نُصۡ ل ۡيه ف
َ س ۡو
ٰ يَس ۡي ًرا٣٠
ّللا
9
dengan itqan. Kerja itqan merupakan kerja tuntas. Melakukan sesuatu
dengan efektif sehingga mampu selesai dengan optimal.
1. Kerja keras
Menurut Kesuma, dkk (2011) kerja keras adalah suatu istilah yang
melingkupi suatu upaya yang terus dilakukan (tidak pernah menyerah)
dalam menyelesaikan pekerjaan atau yang menjadi tugasnya sampai
tuntas. Kerja keras bukan berarti bekerja sampai tuntas lalu berhenti, yang
dimaksud adalah mengarah pada visi besar yang harus dicapai untuk
kebaikan/ kemaslahatan manusia dan lingkungannya.
Biasanya karena seringkalinya seseorang merasa sudah tidak
tahan dengan kemiskinan, maka orang tersebut akan menghalalkan semua
cara agar ingin cepat menjadi kaya. Hal ini sangat dibenci Allah karena
Allah memerintahkan setiap muslim agar bekerja keras. Bekerja dengan
jujur dan halal akan dikategorikan sebagai ibadah (jihad).
Beberapa indikator yang menunjukkan bahwa seseorang tersebut kerja
keras antara lain yaitu:
1. Tidak pantang menyerah ketika menghadapi masalah
2. Mengejar tujuan sampai tujuan itu tercapai
3. bersungguh-sungguh saat mengerjakan sesuatu
2. Kerja cerdas
Terceritakan dalam kisah Nabi Sulaiman AS bahwa apabila etos
kerja digambarkan dengan semangat kerja, maka etos kerja bagi seorang
muslim bersumber dari visinya, yaitu untuk meraih kebaikan dunia dan
kebaikan akhirat.
3. Kerja ikhlas
Bekerja harus dengan Ikhlas untuk mengharapkan ridho dari Allah SWT.
Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya diantara dosa-dosa, ada yang tidak
10
bisa dihapus dengan pahala puasa, salat haji, dan umroh, namun hanya
bisa dihapus dengan kesusah payahan dalam mencari nafkah". (H.R
Bukhari).
11
mudanya dengan kegiatan yang bermanfaat dan belajar dengan giat
untuk mencapai cita-citanya.
12
menimpa seseorang sehingga jiwa dia menjadi kosong dan akan
bertambah kosong setelah nikmat-Nya dicabut.
Menurut Umy Sharah Utami (2021: 32) putus asa disebabkan oleh dua
faktor yaitu:
1. Faktor internal
Saat suatu individu mempunyai akhlak yang baik, maka dia akan
terbebas dari gangguan jiwa. Tetapi, jika individu tersebut memiliki
akhlak yang rendah, maka dengan mudah mereka akan mengidap
depresi dan rasa putus asa, dan dapat berakhir dengan membunuh
dirinya sendiri. Allah SWT telah berfirman dalam Q.S. An-Nisa ayat 29,
Allah menyayangi hamba-Nya yang sabar dan tidak putus asa. Agama
islam tidak mengajarkan hambanya untuk berputus asa, setiap individu
yang menemui kegagalan pasti akan memiliki jalan keluarnya sebab
Allah tidak akan memberikan hamba-Nya ujian di luar batas
kemampuannya. Seperti firman Allah pada Q.S. Al-Baqarah ayat 286:
13
2. Faktor eksternal
Faktor ini dikatakan sebagai ujian yang diberikan oleh Allah untuk
hamba-Nya, baik yang diberikan adalah cobaan yang datang dari
keburukan ataupun kebaikan.
Dalam hal keburukan, individu tersebut dianggap tidak mampu
untuk mengambil hikmah dari musibah yang menimpanya, memendam
rasa kesedihan yang berlebihan dan penyesalan yang mendalam.
Rasa penyesalan dan kesedihan yang berlebihan akan membuat rasa
putus asa akan bertambah pada diri seorang. Hal tersebut telah
dijelaskan oleh Allah pada Al Quran surat Al-Hadid ayat 23,
Artinya: “(Yang demikian itu kami tetapkan) agar kamu tidak bersedih
terhadap apa yang luput dari kamu dan tidak pula terlalu gembira
terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Allah tidak menyukai
setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
14
Kesimpulan
Apabila seorang muslim memiliki etos kerja yang rendah dan mudah putus
asa, hal tersebut dapat diakibatkan dari berbagai faktor seperti internal maupun
eksternal, bukan karena ajaran islam. Hal ini disebabkan karena Allah tidak akan
memberikan cobaan yang di luar kemampuan hambanya.
15
Daftar Pustaka
16
17