Anda di halaman 1dari 9

Empat Hal Penghambat Rezeki

Khutbah Pertama

ِ ‫إِ ّن ْال َح ْم َد ِهللِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَع ُْو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر ُْو ِر أَ ْنفُ ِسنَا َو َسيّئَا‬
‫ت‬
ُ‫ي لَهُ أَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلهَ إِالّ هللا‬َ ‫ض ّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد‬ ِ ‫أَ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬
ُ‫َوأَ ْشهَ ُد أَ ّن ُم َح ّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬

ٍ ‫ص ّل َو َسلّ ْم َعلى ُم َح ّم ٍد َو َعلى آلِ ِه ِوأَصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِإِحْ َس‬
‫ان إِلَى يَ ْو ِم‬ َ ‫اَللهُ ّم‬
.‫ال ّديْن‬

‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوتُ ّن إِالّ َوأَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‬


ّ ‫يَاأَيّهَا الّ َذي َْن آ َمنُ ْوا اتّقُوا هللاَ َح‬

َّ ‫ َوأَ َرنَا ال َح‬،ً‫ َو ِز ْدنَا ِع ْلما‬،‫ َوا ْنفَ َعنَا ِب َما َعلَّ ْمتَنَا‬،‫اللّهُ َّم َعلِّ ْمنَا َما يَ ْنفَ ُعنَا‬
‫ق َحقّا ً َوارْ ُز ْقنَا‬
ُ‫اطالً َوارْ ُز ْقنَا اجْ تِنَابَه‬ ِ َ‫ َوأَ َرنَا الب‬،ُ‫اتِّبَا َعه‬
ِ َ‫اط َل ب‬
 

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Segala puji kita panjatkan pada Allah atas berbagai macam nikmat yang telah Allah
anugerahkan pada kita sekalian. Allah masih memberikan kita nikmat sehat, umur
panjang. Juga lebih dari itu, kita masih diberikan nikmat iman dan Islam.

Apa pun nikmat yang Allah berikan patut kita syukuri walau itu sedikit.

‫َم ْن لَ ْم يَ ْش ُك ِر ْالقَلِي َل لَ ْم يَ ْش ُك ِر ْال َكثِي َر‬


“Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia sulit untuk mensyukuri
sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad, 4: 278. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa
hadits ini hasan sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 667)
Semoga kita menjadi hamba Allah yang bersyukur dan dapat memanfaatkan
nikmat yang ada dalam ketaatan dan ketakwaan pada Allah.

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita,
Nabi besar kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga kepada para sahabat,
para tabi’in, serta para ulama yang telah memberikan contoh yang baik pada kita.

Kata Ibnul Qayyim dalam kitabnya Zaadul Ma’ad,

Ada empat hal penghambat rezeki: (1) Tidur pagi, (2) Sedikit shalat, (3) Bermalas-
malasan, (4) Sifat khianat. (Zad Al-Ma’ad, 4:378)

Jamaah shalat Jumat yang semoga dirahmati Allah …

Pertama
Kenapa sampai tidur pagi bisa jadi penghambat datangnya rezeki?

Karena waktu pagi adalah waktu penuh berkah.

Dari sahabat Shakhr Al-Ghamidiy radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda,

ُ
ِ َ‫اللَّهُ َّم ب‬
ِ ‫ار ْك أل َّمتِى فِى بُ ُك‬
‫ورهَا‬
“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”

Apabila Nabi shallallahu mengirim peleton pasukan, beliau shallallahu ‘alaihi wa


sallam mengirimnya pada pagi hari. Sahabat Shokhr sendiri (yang meriwayatkan
hadits ini, pen) adalah seorang pedagang. Dia biasa membawa barang
dagangannya ketika pagi hari. Karena hal itu dia menjadi kaya dan banyak harta.
Abu Daud mengatakan bahwa dia adalah Shokhr bin Wada’ah. (HR. Abu Daud, no.
2606. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Sedangkan di antara kita memanfaatkan waktu Shubuh dan pagi untuk:

 Malas dan enggan bangun shubuh


 Kalau tidak bangun Shubuh, bangun paginya jam 6 saat matahari telah terbit
 Setelah Shubuh tidak rutinkan dzikir pagi atau baca Al-Qur’an, malah
kembali lagi ke tempat tidur. Kalau menunggu pun bada Shalat Shubuh di
masjid sampai matahari meninggi (kira-kira 15 menit setelah matahari
terbit) lalu mengerjakan Shalat Isyraq dua raka’at akan mendapatkan pahala
haji dan umrah yang sempurna, sempurna dan sempurna.

Dan ini bahayanya jika meninggalkan shalat Shubuh, maka akan lepas dari jaminan
Allah.

Dari Jundab bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ْ َ‫صلَّى الصُّ ْب َح فَهُ َو فِى ِذ َّم ِة هَّللا ِ فَالَ ي‬


ُ‫طلُبَنَّ ُك ُم هَّللا ُ ِم ْن ِذ َّمتِ ِه بِ َش ْى ٍء فَيُ ْد ِر َكهُ فَيَ ُكبَّه‬ َ ‫َم ْن‬
‫ار َجهَنَّ َم‬ ِ َ‫فِى ن‬
“Barangsiapa yang shalat subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena
itu, janganlah menyakiti orang yang shalat Shubuh tanpa jalan yang benar.  Jika
tidak, Allah akan menyiksanya dengan menelungkupkannya di atas wajahnya
dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim, no. 657)

Bahkan yang sering tidak shalat Shubuh termasuk orang munafik.

َ ‫ َولَ ْو يَ ْعلَ ُم‬، ‫صالَ ِة الفَجْ ِر َوال ِع َشا ِء‬


‫ون َما فِي ِه َما‬ َ ‫ين ِم ْن‬ َ ِ‫صالَةٌ ْأثقَ َل َعلَى ال ُمنَافِق‬ َ ‫لَي‬
َ ‫ْس‬
ً‫ألَتَ ْوهُ َما َولَ ْو َحبْوا‬
“Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh
dan shalat ‘Isya’. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat
tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil merangkak.” (HR.
Bukhari, no. 657)

Kedua
Sedikit shalat berarti kurang ketakwaan, padahal takwa itulah pembuka pintu
rezeki. Allah berfirman dalam ayat,

ُ ‫) َويَرْ ُز ْقهُ ِم ْن َحي‬2( ‫ق هَّللا َ يَجْ َعلْ لَهُ َم ْخ َر ًجا‬


ْ‫ْث اَل يَحْ تَ ِسبُ َو َم ْن يَتَ َو َّكل‬ ِ َّ‫َو َم ْن يَت‬
)3( ‫َعلَى هَّللا ِ فَهُ َو َح ْسبُهُ إِ َّن هَّللا َ بَالِ ُغ أَ ْم ِر ِه قَ ْد َج َع َل هَّللا ُ لِ ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ْدرًا‬
“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan keluar. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.
Barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-
Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi segala sesuatu.” (QS.
Ath-Thalaq: 2-3)

Ketiga
Bermalas-malasan juga jadi sebab rezeki sulit datang. Karena seorang muslim
dituntut kerja dan tawakkal pada Allah. Contohilah burung seperti yang disebutkan
dalam hadits berikut.

‫ق الطَّ ْي ُر تَ ْغ ُدو ِخ َماصًا‬


ُ ‫ُز ْقتُ ْم َك َما تُرْ َز‬ َ ُ‫لَ ْو أَنَّ ُك ْم ُك ْنتُ ْم تَ َو َّكل‬
َّ ‫ون َعلَى هَّللا ِ َح‬
ِ ‫ق تَ َو ُّكلِ ِه لَر‬
‫َوتَرُو ُح ِبطَانًا‬
“Seandainya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah, tentu kalian akan diberi
rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi pada pagi hari dalam keadaan
lapar dan kembali pada sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi, no.
2344; Ibnu Majah, no. 4164; Ahmad, 1:30. Abu ‘Isa Tirmidzi mengatakan bahwa
hadits ini hasan shahih. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits
ini hasan)

Imam Ahmad pernah ditanya mengenai seseorang yang cuma mau duduk-duduk
saja di rumahnya atau hanya berdiam di masjid, dan ia berkata, “Aku tidak mau
bekerja sedikit pun dan hanya mau menunggu sampai rezekiku datang.” Imam
Ahmad pun berkata, “Orang ini benar-benar bodoh. Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda – sebagaimana hadits burung di atas – bahwa burung saja
bekerja dengan berangkat pada pagi hari. Para sahabat Nabi yang mulia pun
berdagang dan bekerja dengan hasil kurma mereka. Merekalah sebaik-baik
teladan.” (Fath Al-Bari, 11:306)

Jadi tidaklah boleh beralasan karena sibuk ibadah dan berdakwah, sampai malas
bekerja.

Ibnu ‘Allan mengatakan bahwa As-Suyuthi berkata, “Al-Baihaqi mengatakan


dalam Syu’ab Al-Iman, “Hadits ini bukanlah dalil untuk duduk-duduk santai,
enggan melakukan usaha untuk memperoleh rezeki. Bahkan hadits ini merupakan
dalil yang memerintahkan untuk mencari rezeki karena burung tersebut pergi pada
pagi hari untuk mencari rezeki.” (Dalil Al-Falihin, 1:335)

Inilah keutamaan bagi seseorang yang rajin mencari nafkah untuk keluarganya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ان يَ ْن ِزالَ ِن فَيَقُو ُل أَ َح ُدهُ َما اللَّهُ َّم أَ ْع ِط ُم ْنفِقًا‬


ِ ‫َما ِم ْن يَ ْو ٍم يُصْ بِ ُح ْال ِعبَا ُد فِي ِه إِالَّ َملَ َك‬
‫ف‬ً َ‫ َويَقُو ُل اآل َخ ُر اللَّهُ َّم أَ ْع ِط ُم ْم ِس ًكا تَل‬، ‫َخلَفًا‬
“Tidaklah para hamba berpagi hari di dalamnya melainkan ada dua malaikat yang
turun, salah satunya berkata, “Ya Allah, berilah ganti kepada orang yang senang
berinfak.” Yang lain mengatakan, “Ya Allah, berilah kebangkrutan kepada orang
yang pelit.” (HR. Bukhari, no. 1442 dan Muslim, no. 1010).

 
Keempat
Tidak amanah, ini juga jadi sebab orang sulit percaya. Kalau yang lain sulit
percaya, bagaimana ia mudah mendapatkan pekerjaan, mendapatkan
tanggungjawab sehingga mendapatkan rezeki dengan mudah?

Ketahuilah bahwa orang yang berkhianat terhadap amanat pun menyandang salah
satu sifat munafik. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

َ ‫اؤتُ ِم َن َخ‬
‫ان‬ َ َ‫ َوإِ َذا َو َع َد أَ ْخل‬، ‫ب‬
ْ ‫ َوإِ َذا‬، ‫ف‬ َ ‫ث َك َذ‬
َ ‫ث إِ َذا َح َّد‬ ِ ِ‫آيَةُ ْال ُمنَاف‬
ٌ َ‫ق ثَال‬

“Tiga tanda munafik adalah jika berkata, ia dusta; jika berjanji, ia mengingkari;
dan ketika diberi amanat, maka ia ingkar.” (HR. Bukhari, no. 33 dan Muslim, no.
59).

Termasuk di sini pula adalah tidak amanah dalam melunasi utang. Ingatlah bahwa
utang akan menyusahkan seseorang di akhirat kelak. Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu
‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ْس ثَ َّم ِدينَا ٌر َوالَ ِدرْ هَ ٌم‬ ِ ُ‫ات َو َعلَ ْي ِه ِدينَا ٌر أَ ْو ِدرْ هَ ٌم ق‬
َ ‫ض َى ِم ْن َح َسنَاتِ ِه لَي‬ َ ‫َم ْن َم‬
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu
dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat
nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu
Majah, no. 2414. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.)

Demikian khutbah pertama ini.

‫أَقُ ْو ُل قَ ْولِي هَ َذا َ َوا ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِي َولَ ُك ْم َولِ َسائِ ِر ال ُم ْسلِ ِمي َْن إِنَّهُ هُ َو ال َس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‬

Khutbah Kedua
‫اف األَ ْنبِيَا ِء َوالمرْ َسلِي َْن نَبِيِّنَا‬ ِ ‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى أَ ْش َر‬ َّ ‫ال َح ْم ُد هللِ َربِّ ال َعال ِمي َْن َوال‬
‫صحْ بِ ِه أَجْ َم ِعي َْن‬
َ ‫ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو‬
 

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Kami ingatkan lagi bagi yang malas bangun Shubuh, ingatlah hadits dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu berikut.

‫ يَضْ ِربُ ُك َّل ُع ْق َد ٍة‬، ‫ث ُعقَ ٍد‬ َ َ‫س أَ َح ِد ُك ْم إِ َذا هُ َو نَا َم ثَال‬ ْ ُ َ‫َعقِ َد ال َّش ْيط‬
ِ ‫ان َعلَى قَافِيَ ِة َرأ‬
‫ت‬ ْ َّ‫ فَإ ِ ْن تَ َوضَّأ َ ا ْن َحل‬، ٌ‫ت ُع ْق َدة‬ ْ َّ‫ فَإ ِ ِن ا ْستَ ْيقَظَ فَ َذ َك َر هَّللا َ ا ْن َحل‬، ‫ك لَ ْي ٌل طَ ِوي ٌل فَارْ قُ ْد‬
َ ‫َعلَ ْي‬
‫يث‬ َ ِ‫ َوإِالَّ أَصْ بَ َح َخب‬، ‫س‬ َ ‫ت ُع ْق َدةٌ فَأَصْ بَ َح نَ ِشيطًا طَي‬
ِ ‫ِّب النَّ ْف‬ ْ َّ‫صلَّى ا ْن َحل‬
َ ‫ فَإ ِ ْن‬، ٌ‫ُع ْق َدة‬
‫س َك ْسالَ َن‬ ِ ‫النَّ ْف‬
“Setan membuat tiga ikatan di tengkuk (leher bagian belakang) salah seorang dari
kalian ketika tidur. Di setiap ikatan setan akan mengatakan, “Malam masih
panjang, tidurlah!” Jika ia bangun lalu berdzikir pada Allah, lepaslah satu ikatan.
Kemudian jika dia berwudhu, lepas lagi satu ikatan. Kemudian jika dia
mengerjakan sholat, lepaslah ikatan terakhir. Di pagi hari dia akan bersemangat
dan bergembira. Jika tidak melakukan seperti ini, dia tidak ceria dan menjadi
malas.” (HR. Bukhari, no. 1142 dan Muslim, no. 776)

Mari kita koreksi diri, untuk tidak biasa tidur pagi apalagi sampai ketinggalan shalat
Shubuh, juga memperhatikan shalat, tidak malas-malasan dan berusaha menjaga
amanah.

Moga Allah memberi taufik dan hidayah.

Di akhir khutbah ini … Jangan lupa untuk memperbanyak shalawat di hari Jumat.

Kata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,


‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َع ْشرًا‬
‫اح َدةً َ‬ ‫صلَّى َعلَ َّ‬
‫ى َو ِ‬ ‫َم ْن َ‬
‫‪“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat‬‬
‫)‪kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim, no. 408‬‬

‫‪ ‬‬

‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا‬ ‫ون َعلَى النَّبِ ِّي يَا أَيُّهَا الَّ ِذ َ‬
‫ين آ َمنُوا َ‬ ‫صلُّ َ‬
‫إِ َّن هَّللا َ َو َماَل ئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫تَ ْسلِيما ً‬

‫آل‬‫ْت َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬ ‫صلَّي َ‬‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫ت َعلَى‬‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْك َ‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬إِنَّ َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪َ .‬وبَ ِ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬إِنَّ َ‬
‫إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫‪Marilah kita memanjatkan doa pada Allah, moga setiap doa kita diperkenankan di‬‬
‫‪hari Jum’at yang penuh berkah ini.‬‬

‫ت األَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواألَ ْم َوا ِ‬


‫ت‬ ‫المؤ ِمنِي َْن َو ْ‬
‫المؤ ِمنَا ِ‬ ‫اللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِمي َْن َوالم ْسلِ َما ِ‬
‫ت َو ْ‬
‫ات بَ ْينِنَا َوا ْه ِدنَا ُسبُ َل ال َّسالَ ِم َونَجِّ نَا ِم َن ُّ‬
‫الظلُ َما ِ‬
‫ت‬ ‫ف بَي َْن قُلُوبِنَا َوأَصْ لِحْ َذ َ‬ ‫اللَّهُ َّم أَلِّ ْ‬
‫ار ْك لَنَا فِى أَ ْس َما ِعنَا‬ ‫ش َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَ َن َوبَ ِ‬ ‫ور َو َجنِّ ْبنَا ْالفَ َو ِ‬
‫اح َ‬ ‫إِلَى النُّ ِ‬
‫ت التَّ َّوابُ الر ِ‬
‫َّحي ُم‬ ‫ك أَ ْن َ‬ ‫اجنَا َو ُذرِّ يَّاتِنَا َوتُبْ َعلَ ْينَا إِنَّ َ‬‫ارنَا َوقُلُوبِنَا َوأَ ْز َو ِ‬‫ص ِ‬ ‫َوأَ ْب َ‬
‫ين بِهَا قَابِلِيهَا َوأَتِ َّمهَا َعلَ ْينَا‬ ‫ك ُم ْثنِ َ‬ ‫ين لِنِ ْع َمتِ َ‬‫َواجْ َع ْلنَا َشا ِك ِر َ‬

‫اللَّهُ َّم إنَّا نَسْأَلُ َ‬


‫ك الهُ َدى ‪ ،‬والتُّقَى ‪ ،‬وال َعفَ َ‬
‫اف ‪ ،‬وال ِغنَى‬

‫ك َوأَ ْغنِنَا ِبفَضْ لِ َ‬


‫ك َع َّم ْن ِس َوا َ‬
‫ك‬ ‫اَللَّهُ َّم ا ْكفِنا ِب َحالَلِ َ‬
‫ك َع ْن َح َرا ِم َ‬

‫ور ُكلِّهَا َوأَ ِجرْ نَا ِم ْن ِخ ْز ِ‬ ‫ُ‬


‫اآلخ َر ِة‬
‫ب ِ‬ ‫ى ال ُّد ْنيَا َو َع َذا ِ‬ ‫اللَّهُ َّم أَحْ ِس ْن َعاقِبَتَنَا فِى األ ُم ِ‬
‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬
‫ان إِلَى يَ ْو ِم‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬
‫صحْ بِ ِه و َ َم ْن تَبِ َعهُ ْم ِبإِحْ َس ٍ‬ ‫َو َ‬
‫ال ّديْن‬

‫آخ ُر َد ْع َوانَا أَ ِن ْال َح ْم ُد هلل َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن‬


‫َو ِ‬

Anda mungkin juga menyukai