Anda di halaman 1dari 11

KRITERIA IBADAH

YANG DITERIMA ALLAH


- Ustadz Hayat Setiawan MM.Pd
Ibadah merupakan kunci rahmat dan ridha
Allah subhanahu wata’ala, sehingga

Sang kekasih Allah bersabda :

‫ إاَّل بَر ْحَم ٍة ِم َن ِهَّللا‬،‫ وال أنا‬، ‫ وال ُيِج يُر ُه ِم َن الَّن اِر‬، ‫ال ُيْد ِخ ُل أَحًد ا ِم نُكم َع َم ُلُه الَجَّن َة‬

“Tidak seorang pun diantara kalian yang dimasukkan surga sebab


amalnya dan tidak juga diselamatkan dari neraka karenanya, tidak
pula diriku, kecuali sebab rahmat dari Allah.”

(HR. Muslim)
Prioritas ibadah adalah kualitas
bukan kwantitas
‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ٱَّلِذى َخَلَق ٱْلَم ْو َت َو ٱْلَحَي ٰو َة ِلَيْب ُلَو ُكْم ُّي ْم ْح َس َع َم ًل‬
‫ُن‬ ‫ُك‬

“(Allah) yang menjadikan kematian dan kehidupan,


untuk menguji kalian, siapa di antara kalian yang
paling baik (kualitas) amalnya.

(QS. al-Mulk: 2)
Banyak Orang Beribadah Tapi Sia Sia
‫َه ْل َأَتٰى َك َحِديُث ٱْلَٰغ ِش َي ِة ُو ُجوٌه َيْو َم ِئٍذ َٰخ ِش َع ٌة َع اِم َلٌة َّناِص َب ٌة‬

Artinya: “Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?. Pada hari itu banyak manusia
dengan wajah tertunduk terhina, raut wajah yang letih sebab kerja keras lagi kepayahan.”

(QS. al-Gasyiyah: 1-3)

‫ُق ْل َه ْل ُنَن ِّب ُئُكم ِبٱَأْلْخ َس ِريَن َأْع َٰم اًل () ٱَّلِذيَن َض َّل َس ْع ُي ُه ْم ِفى ٱْلَحَي ٰو ِة ٱلُّد ْنَي ا َو ُه ْم َيْح َس ُبوَن َأَّنُه ْم ُيْحِس ُنوَن ُص ْن ًع ا‬.

“Katakanlah, ‘Apakah ingin Kami beritahukan kepada kalian tentang orang-orang yang perbuatan-
perbuatannya paling merugi?’. (Mereka itu) orang yang usahanya sia-sia dalam kehidupan dunia ini,
sedang mereka menyangka bahwa mereka itu berbuat sebaik-baiknya.”

(QS: Al-Kahfi Ayat 103-104)


‫َو ُه ْم َيْص َط ُخْو َن ِف ْي َه ۚا َر َّبَن آ َاْخ ْج َن ا َنْع َم ْل َص اِلًحا َغ ْي َر اَّلِذ ُكَّن ا َنْع َم ُۗل َاَو َلْم ُنَع ِّم ْر ُكْم َّم ا َيَت َذ َّكُر ِف ْي ِه َم ْن َتَذ َّكَر َو َجۤاَء ُكُم الَّن ِذْي ُۗر‬
‫ْي‬ ‫ِر‬ ‫ِر‬
‫ِص‬ ‫َّن‬ ‫ْن‬ ‫ِم‬ ‫َن‬ ‫ِلِم‬ ‫ّٰظ‬‫ِلل‬ ‫ا‬ ‫َم‬ ‫َف‬ ‫ا‬ ‫ْو‬ ‫ُق‬ ‫ْو‬ ‫ُذ‬ ‫َف‬
‫ْي ٍر‬ ‫ْي‬

Dan mereka berteriak di dalam neraka itu, “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami (dari neraka), niscaya
kami akan mengerjakan kebajikan, yang berlainan dengan yang telah kami kerjakan dahulu.”
(Dikatakan kepada mereka), “Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu untuk dapat berpikir bagi
orang yang mau berpikir, padahal telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan? Maka
rasakanlah (azab Kami), dan bagi orang-orang zalim tidak ada seorang penolong pun.”
QS. Al Fathir Ayat 37

Al-Fudhail bin ‘Iyadh (187 H) tatkala menjelaskan mengenai amalan yang


berkualitas dalam firman Allah pada QS. al-Mulk: 2 , ia mengatakan,
“(Amalan berkualitas) adalah amalan yang paling ikhlas dan paling benar.”
SYARAT
DITERIMANYA IBADAH
• Ikhlas
• Mutaba’ah & Ittiba’
Ikhlas
‫َو َم ۤا ُاِم ُر ۤۡو ا ِااَّل ِلَي ۡع ُبُد وا َهّٰللا ُم ۡخِلِص ۡي َن َلـُه الِّد ۡيَن ۙ ُحَن َف ٓاَء َو ُيِق ۡي ُم وا الَّص ٰل وَة َو ُيۡؤُتوا الَّزٰك وَة‌ َو ٰذ ِلَك ِد ۡيُن اۡلَق ِّي َم ِة‬

Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena
(menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama
yang lurus (benar).

QS. Al Bayyinah 5

Yahya bin Abi Katsir berkata, ”Belajarlah niat, karena niat lebih penting daripada amal”
[Jami’ul Ulum Wal Hikam (I/70)].

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

‫ وإنما لكل امرئ ما نوى‬،‫إنما األ عمال بالنيات‬

Artinya: “Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan seseorang akan mendapatkan
sesuai dengan apa yang ia niatkan “

(HR. Bukhari & Muslim).


Mutaba,ah & Ittiba’
Allah Azza wa Jalla berfirman:

‫…“ اْلَي ْو َم َأْكَم ْل ُت َلُكْم ِد يَن ُكْم َو َأْت َم ْم ُت َع َلْي ُكْم ِنْع َم ِتي َوَر ِض يُت َلُكُم اِإْل ْس اَل َم ِد يًن ا‬

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu,


dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah
Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …”
‫َو َم ا آَتاُكُم الَّرُس وُل َف ُخُذ وُه َو َم ا َنَه اُكْم َع ْنُه َف اْنَت ُه وا‬
(QS. Al-Maa-idah: 3).
Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa"
”yang dia larang kepadamu, maka tinggalkanlah

)QS. Al-Hasyr: 7(

Ayat ini menjadi dalil tentang kewajiban ittiba’ kepada


.Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
Nabi Ibrahim alaihissalam khalilullah, masih berdoa kepada Allah setiap kali selesai menunaikan satu ibadah beliau berdoa memohon
agar amalan tersebut menjadi *‘amalan mutaqabbalan* yang Allah subhanahu wa ta’ala di dalam Alquran:

‫َو ِإْذ َيْر َف ُع ِإْبَٰر ِه يُم ٱْلَق َو اِع َد ِم َن ٱْلَبْي ِت َو ِإْس َٰم ِع يُل َر َّبَن ا َتَق َّب ْل ِم َّن آ ۖ ِإَّنَك َأنَت ٱلَّس ِم يُع ٱْلَع ِليُم‬

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa) : “Ya Tuhan kami terimalah
daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

(QS. Al-Baqarah: 167)

Wasiat Rasululloh kepada shahabat Muadz Bin Jabal :

‫ ُأوِص يَك َيا ُم َع اُذ اَل َتَدَع َّن ِفي ُد ُبِر ُكِّل َص اَل ٍة‬: ‫ َف َق اَل‬، ‫ َيا ُم َع اُذ ! َو ِهَّللا ِإِّني ُأَلِح ُّب َك‬: ‫ُهَّللا َع َلْي ِه َوَس َّلَم َأَخَذ ِبَي ِدِه َو َق اَل‬ ‫َع ْن ُم َع اِذ ْب َجَب رضي هللا عنه َأَّن َرُس وَل ِهَّللا َص ىَّل‬
‫ِن ٍل‬
‫ الَّلُه َّم َأِع ِّن ي َع ىَل ِذ ْكِرَك َو ُش ْكِرَك َو ُحْس ِن ِع َب اَد ِتَك‬: ‫َتُق وُل‬

"Dari Muadz bin Jabal radliyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengambil tangannya, lalu bersabda, ’Hai
Muadz, demi Allah, sesungguhnya aku mencintaimu.’

Setelah mengatakan demikian, Rasulullah bersabda kembali, ‘Aku berpesan kepadamu, wahai Muadz: Jangan sampai kamu meninggalkan
setiap selesai melaksanakan shalat supaya berdoa :

‫ِذ ْكِرَك َو ُش ْكِرَك َو ُحْس ِن ِع َب اَد ِتَك‬ ‫الَّلُه َّم َأِع ِّن ي َع ىَل‬

Allâhumma aínnî 'alâ dzikrika wa syukrika wa husni 'ibâdatik. HR. Abu Daud dan An Nasai.
Rukun Ibadah
• Mahabbah ( Rasa Cinta )
• Khouf ( Rasa Takut )
• Roja’ ( Harapan ) kepada Alloh. Maka, seorang
Muslim beribadah kepada Alloh karena kecintaan
kepada-Nya, takut terhadap siksa-Nya, dan
mengharapkan pahala dari-Nya.
Dalil tentang Mahabbah (rasa cinta) adalah firman Alloh,*

‫َم ن َيَّت ِخ ُذ ِم ن ُد وِن ٱلَّلِه َأنَد اًد ا ُيِح ُّب وَنُه ْم َكُحِّب ٱلَّلِه ۖ َو ٱَّلِذيَن َء اَم ُنٓو ۟ا َأَش ُّد ُحًّب ا ِّلَّلِه ۗ َو َلْو َيَر ى ٱَّلِذيَن َظ َلُم ٓو ۟ا ِإْذ َيَرْو َن ٱْلَع َذ اَب َأَّن‬ ‫َو ِم َن ٱلَّن اِس‬
‫ْل َذ‬ ‫َّل َش‬ ‫َأ‬ ‫ْلُق َة َّل‬
‫ٱ َّو ِل ِه َجِم يًع ا َو َّن ٱل َه ِديُد ٱ َع اِب‬

“Dan diantara manusia ada orangorang yang menyembah tandingantandingan selain Alloh; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Alloh. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya
kepada Alloh.”
(QS. Al-Baqoroh: 165)

*Dalil tentang Khouf (rasa takut) dan Roja’ (harapan) adalah firman Alloh,*

‫ُذ‬ ‫َذ‬ ‫َذ‬ ‫ُف‬ ‫ْق‬‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َة‬ ‫ُأ َٰٓل‬


‫َن‬
‫ا َم ْح وًر ا‬ ‫َك‬ ‫َك‬ ‫َّن‬ ‫ُه‬ ‫َن‬ ‫َخ‬ ‫ُه‬ ‫َت‬ ‫َن‬ ‫َل‬ ‫ْل‬ ‫َن‬ ‫ُغ‬ ‫َت‬ ‫َن‬ ‫َن‬ ‫َّل‬ ‫َك‬
‫۟و ِئ ٱ ِذي َيْدُع و َيْب و ِإٰىَل َر ِّبِه ُم ٱ َو ِس ي ُّيُه ْم َر ُب َو َيْر ُجو َر ْحَم ۥ َو َي ا و َع اَب ٓۥ ۚ ِإ َع اَب َر ِّب‬

“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka, siapakah di antara
mereka yang lebih dekat (kepada Alloh) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya.
Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.”

(QS. Al-Isro’: 57).

Anda mungkin juga menyukai