َفُأْو ِص ْيُك ْم ــ ِع َباَد ِهللا ــ َو َنْفِس ي ِبَتْقَو ى ِهللاَ ،فِإَّنَها ِهَي ْالُعَّد ُة ْالَو اِفَيُةَ ،و ْالُج َّنُة ْالَو اِقَيُة،
َفاَّتُقْو ا َهللا َر َّبُك ْم ِفْي الِّسِّر َو ْالَعاَل ِنَّيِةَ ،و ُك ْو ُنْو ا ِم ْن ِع َباِدِه ْالُم َّتِقْيَن
َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َتُم وُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم وَن
َيا َأُّيَها الَّناُس اَّتُقوْا َر َّبُك ُم اَّلِذ ي َخ َلَقُك م ِّم ن َّنْفٍس َو اِح َد ٍة َو َخ َلَق ِم ْنَها َز ْو َج َها َو َبَّث ِم ْنُهَم ا
ِرَج اًال َك ِثيًر ا َو ِنَس اء َو اَّتُقوْا َهّللا اَّلِذ ي َتَس اءُلوَن ِبِه َو اَألْر َح اَم ِإَّن َهّللا َك اَن َع َلْيُك ْم َرِقيًبا
َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َو ُقوُلوا َقْو اًل َسِد يًد ا ُ.يْص ِلْح َلُك ْم َأْع َم اَلُك ْم َو َيْغ ِفْر َلُك ْم
ُذ ُنوَبُك ْم َو َم ن ُيِط ْع َهَّللا َو َر ُس وَلُه َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َع ِظ يًم ا
Keutamaaan Dzikir
Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah,
Atas rahmat dan keutamaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, saat ini kita sedang
melaksanakan salah satu fardhu dan syiar paling agung dalam Islam yaitu Shalat
Jumat.
Shalat merupakan salah satu kewajiban dalam Islam yang salah satu tujuannya adalah
untuk berdzikir kepada Allah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
ِإَّنِني َأَنا ُهَّللا اَل ِإَٰل َه ِإاَّل َأَنا َفاْع ُبْد ِني َو َأِقِم الَّص اَل َة ِلِذ ْك ِري
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. [Thaha: 14]
Berdzikir kepada Allah atau mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala, sang pencipta
seluruh umat manusia, jin, malaikat dan seluruh alam semesta, merupakan amalan
yang sangat agung.
Berdzikir kepada Allah merupakan sarana paling besar untuk mendekatkan diri
kepada Allah yang Maha Agung.
ۗاْتُل َم ا ُأوِح َي ِإَلْيَك ِم َن اْلِكَتاِب َو َأِقِم الَّص اَل َةۖ ِإَّن الَّص اَل َة َتْنَهٰى َع ِن اْلَفْح َشاِء َو اْلُم ْنَك ِر
َو َلِذ ْك ُر ِهَّللا َأْك َبُر ۗ َو ُهَّللا َيْع َلُم َم ا َتْص َنُعوَن
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji
dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan. [Al-Ankabut: 45]
Allah Ta’ala menjanjikan bahwa siapa saja yang senantiasa mengingat Allah maka
Allah juga akan mengingat dirinya dengan pahala dan ampunan. Allah Ta’ala
berfirman,
Imam Al Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan, ”Makna ayat ini adalah ingatlah
kalian kepada-Ku dengan melakukan ketaatan, Aku akan mengingat kalian dengan
pahala dan ampunan. Ini adalah pendapat dari Sa’id bin Jubair. (Ulama Tabi’in
terkemuka.)
Beliau juga mengatakan, ”Dzikir adalah mentaati Allah. Maka siapa yang tidak taat
kepada Allah berarti tidak berdzikir kepada-Nya meskipun banyak mengucapkan
tasbih, tahlil dan membaca al-Quran.”[i]
Alah Ta’ala juga menegaskan bahwa dzikir kepada Allah Ta’ala itu akan
membuahkan ketenangan dalam hati seseorang. Allah Ta’ala berfirman,
٢٨- اَّلِذ يَن آَم ُنوْا َو َتْطَم ِئُّن ُقُلوُبُهم ِبِذ ْك ِر ِهّللا َأَال ِبِذ ْك ِر ِهّللا َتْطَم ِئُّن اْلُقُلوُب-
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi
tenteram. [Ar-Ra’d: 28]
Ini hanyalah sebagian dari keutamaan berdzikir kepada Allah yang ada dalam al-
Quran. Adapun keutamaan berdzikir kepada Allah yang disampaikan oleh Rasulullah
ﷺsangatlah banyak. Tidak memungkinkan untuk disebutkan semuanya dalam
khutbah Jumat ini.
Namun demikian, kami akan menyampaikan sebagian kecil saja untuk mengenalkan
keutamaan berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sedemikian besar:
Mereka menjawab, ”Kami sedang berdzikir kepada Allah.” Muawiyah berkata, ”Demi
Allah. Tidak ada yang menyebabkan engkau duduk kecuali hanya itu?” Mereka
menjawab, ”Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan kami duduk, kecuali hanya
itu.”
اَل َيْقُعُد َقْو ٌم َيْذ ُك ُر وَن َهَّللا َع َّز َو َج َّل ِإاَّل َح َّفْتُهُم اْلَم اَل ِئَك ُة َو َغ ِشَيْتُهُم الَّرْح َم ُة َو َنَز َلْت َع َلْيِهُم
الَّسِكيَنُة َو َذ َك َر ُهُم ُهَّللا ِفيَم ْن ِع ْنَد ُه
Tidaklah sekelompok orang yang berdzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla, kecuali para
malaikat mengelilingi mereka, rahmat menyelimuti mereka, ketenangan turun kepada
mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan (para malaikat) di sisi-
Nya. [Hadits riwayat Muslim, no. 2700].
َم َثُل اَّلِذ ي َيْذ ُك ُر َرَّبُه َو اَّلِذ ي َال َيْذ ُك ُرُه َم َثُل الَح ِّي َو الَم ِّيِت
“Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dan orang yang tidak berdzikir
kepada-Nya adalah seperti orang yang hidup dan orang yang mati.”
Sedangkan dalam riwayat Imam Muslim (779) Nabi ﷺbersabda,
َم َثُل الَح ِّي والَم ِّيِت، َو الَبْيِت اَّلِذ ي َال ُيْذ َك ُر ُهللا ِفيِه، َم َثُل الَبْيِت اَّلِذ ي ُيْذ َك ُر ُهللا ِفيِه
“Permisalan rumah yang dipakai untuk berdzikir kepada Allah dan rumah yang di
dalamnya tidak dipakai untuk berdzikir kepada Allah adalah seperti orang hidup dan
orang mati.”
Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid mengatakan, ”Apabila hati itu hidup maka
akan dipenuhi dengan iman.
ُهَّللا َنَّز َل َأْح َس َن اْلَح ِد يِث ِكَتاًبا ُم َتَشاِبًها َم َثاِنَي َتْقَش ِع ُّر ِم ْنُه ُج ُلوُد اَّلِذ يَن َيْخ َش ْو َن َر َّبُهْم ُثَّم
َٰذ
َتِليُن ُج ُلوُدُهْم َو ُقُلوُبُهْم ِإَلٰى ِذ ْك ِر ِهَّللاۚ ِلَك ُهَد ى ِهَّللا َيْه ِد ي ِبِه َم ْن َيَشاُء ۚ َو َم ْن ُيْض ِلِل ُهَّللا
َفَم ا َلُه ِم ْن َهاٍد
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa
(mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang
takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu
mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya
seorang pemimpinpun. [Az-Zumar: 23]
Sedangkan orang yang hatinya keras dari berdzikir kepada Allah maka hatinya mati.
Allah Ta’ala berfirman,
َٰل
َفَو ْيٌل ِلْلَقاِسَيِة ُقُلوُبُهْم ِم ْن ِذ ْك ِر ِهَّللاۚ ُأو ِئَك ِفي َض اَل ٍل ُمِبيٍن
Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk
mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. [Az-Zumar:22]
Seorang pria menemui Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah, tokoh ulama Tabi’in dari
Bashrah, Irak. Dia mengeluhkan kekerasan hatinya. Maka Al-Hasan berkata
kepadanya, ”Lunakkanlah hatimu dengan dzikir.”
Hal ini karena ketika hati semakin lalai maka hatinya akan semakin keras. Bila
berdzikir kepada Allah maka kekerasan hati tersebut akan meleleh. [Al-Wabil Ash-
Shayyib: 71][ii]
Jenis-Jenis Dzikir
Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah,
Perlu diketahui bahwa dzikir itu ada beberapa jenis atau bentuk. Syaikh Muhammad
Shalih Al-Munajjid mengatakan bahwa berdzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla itu bisa
dilakukan dengan hati, lisan dan anggota badan.
1. Dzikir dengan hati
Maksud berdzikir dengan hati adalah memikirkan dan mentadabburi keagungan Allah
Ta’ala dan ayat-ayat-Nya yang syar’i, al-Quran dan hukum-hukumnya, ayat-ayat
berupa ciptaan-Nya seperti langit, bumi, matahari bulan dan seterusnya.
Berdzikir dengan hati dan lisan secara bersamaan itu lebih baik daripada berdzikir
hanya dengan hati atau hanya dengan lisan saja.
Imam AN-Nawawi berkata, ”Ketahuilah bahwa keutamaan dzikir itu tidak hanya
terbatas pada tasbih, tahlil, tahmid, takbir dan seterusnya. Bahkan setiap orang yang
beramal untuk Allah Ta’ala dengan ketaatan maka dia orang yang berdzikir kepada
Allah ta’ala. Demikianlah pendapat Sa’id bin Jubair rahimahullah dan ulama lainnya.
‘Atha’ bin Abi Rabah rahimahullah, seorang ulama Tabi’in mengatakan bahwa
majlis-majlis dzikir itu adalah majlis-majlis yang yang mengkaji tentang halal-dan
haram, bagaimana anda berjual beli, shalat, puasa, menikah, bercerai, berhaji dan
yang semacam itu.” [Al-Adzkar: 91]
Jadi shalat itu termasuk dzikrullah, jihad di jalan Allah itu termasuk
dzikrullah, berbakti kepada orang tua termasuk dzikrullah, silaturrahim termasuk
dzikrullah, menolong seorang muslim termasuk dzikrullah, menolong orang yang
dizhalimi termasuk dzikrullah, mempelajari ilmu dan mengajarkannya termasuk
dzikrullah, amar makruf nahi mungkar juga termasuk dzikrullah.[iii]
Faedah Dzikir
Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah,
Berdzikir kepada Allah memiliki faedah yang sangat banyak. Seorang ulama abad ke
8 H, yaitu Al Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menyebutkan dalam kitabnya Al-
Wabilush Shayyib wa Rofi’ul Kalimith Thayyib, 100 faedah dari berdzikir kepada
Allah.
Berikut ini kami nukilkan sedikit saja dari sekian banyak faedah tersebut:
Kami cukupkan sepuluh buah faedah dzikir kepada Allah dari 100 yang ditulis oleh
Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah. Semua faedah dzikir ini hanya akan kita dapatkan
dan benar-benar kita akan rasakan bila kita melazimi dzikir dengan penuh keikhlasan,
kesabaran dan kesungguhan.Tentunya setelah memastikan bahwa dzikir yang kita
lakukan adalah dzikir yang sesuai ajaran Rasulullah ﷺ.[iv]
Agar Senantiasa Berdzikir
Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah,
Sahabat Nabi Muhammad ﷺbernama Abdullah bin Busr radhiyallahu
mengisahkan. Suatu kali seorang lelaki berkata kepada Rasulullah ﷺ,
اَل: إَّن َش َر اِئَع ْاِإل ْس اَل ِم َقْد َك ُثَر ْت َع َلَّي َفَأْخ ِبْر ِنْي ِبَش ْي ٍء َأَتَش َّبُث ِبِه َقاَل،َيا َر ُس ْو َل ِهللا
َيَز اُل ِلَس اُنَك ُر َطًبا ِم ْن ِذ ْك ِر ِهللا
“ Wahai rasulullah! Sesungguhnya Syariat Islam telah begitu banyak bagiku. Maka
beritahulah aku dengan sesuatu yang aku akan pegang teguh.” Rasulullah ﷺ
menjawab, ”Hendaklah lisanmu senantiasa basah dengan dzikir kepada Allah.”
[Hadits riwayat At-Tirmidzi di dalam Shahih At-Tirmidzi no 3375 dan dinyatakan
shahih oleh Al-Albani.
Menurut Syaikh Alawi bin Abdul Qadir as-Saqqaf, kemungkinan maksudnya adalah
bahwa amalan nawafil (sunnah) telah begitu banyak bagi dirinya sehingga dia merasa
tidak mampu untuk melaksanakan seluruhnya.
Maka dia berkata, “Beritahulah saya suatu amalan ibadah atau yang lainnya yang saya
mampu melakukannya, aku pegang teguh dan aku bisa bergantung kepadanya. ia
adalah adalah ringan berpahala besar. Dengan demikian aku bisa mengamalkannya
secara terus menerus dan aku pegang teguh.”
Dia tidak bermaksud untuk meninggalkan seluruh amalan secara total dan sibuk
dengan urusan lainnya. Namun dia hanya ingin, setelah melaksanakan berbagai
amalan yang wajib atas dirinya, dia bisa berpegang teguh dengan amalan yang
membuatnya merasa cukup dari amalan lainnya yang hukumnya tidak wajib.
Dari hadits ini bisa diambil pelajaran bahwa kemampuan manusia itu berbeda-beda
dalam ilmu dan hafalan serta penguasaan dan beramal. Selain itu, pelajaran lainnya
adalah memudahkan urusan ibadah yang hukumnya tidak wajib dan memberitahu
manusia dengan sesuatu yang sesuai kemampuan mereka.[v]
َو َنَفَعِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِم َن اآلَياِت َو الِّذ ْك ِر, َباَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَعِظ ْيِم
َأُقْو ُل َقْو ِلْي َهَذ ا َو اْس َتْغ ِفُر َهللا. َو َتَقَّبَل ِم ِّنْي َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َتُه ِإَّنُه ُهَو الَّسِمْيُع اْلَعِلْيُم, اْلَح ِكْيِم
ِإَّنُه ُهَو اْلَغُفْو ُر الَّرِح ْيُم،اْلَعِظ ْيَم ِلْي َو َلُك ْم َفاْس َتْغ ِفُر ْو ُه
Khutbah Kedua
َو الَّص َالُة، الُم َتاِبِع َأِلْه ِل َطاَع ِتِه ِإَع اَنَتُه َو ِإْم َد اَد ُه،الَح ْم ُد ِهَّلِل ُم ْس َتْو ِج ِب ْالَح ْم ُد َو ْالِع َباَد ُة
َو َمِن اَّتَبَع َر َشاَد ُه، َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه، َو الَّس اَل ُم َع َلى َنِبِّيِه َو َح ِبْيِبِه ُم َح َّم ٍد
Tidak diragukan lagi bahwa kata – kata yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala adalah Kalamullah Ta’ala. Firman Allah Ta’ala merupakan kata-kata yang
paling utama secara mutlak. Disebutkan di dalam Sunan Ad-Darimi bahwa Nabi
ﷺbersabda,
َم ا َر َّد اْلِعَباُد ِإَلى ِهَّللا َك الًم ا َأَح َّب ِإَلْيِه ِم ْن َك الِمِه، َم ا ِم ْن َك الٍم َأْع َظَم ِع ْنَد ِهَّللا ِم ْن َك الِمِه
“Tidak ada perkataan yang lebih agung di sisi Allah daripada kalamullah. Tidak ada
ucapan yang dikeluarkan oleh seorang hamba kepada Allah yang Allah cintai
daripada firman Allah.”
Setelah firman Allah maka ucapan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala ada empat
sebagaimana disebutkan oleh Nabi ﷺ:
َال. َو ُهَّللا أْك َبُر، َو َال إَلَه إاَّل ُهَّللا، َو اْلَح ْم ُد ِهَّلِل، ُسْبحاَن ِهللا: َأَح ُّب الَك الِم ِإَلى ِهللا أْر َبٌع
َيُضُّر َك ِبَأِّيِهَّن َبَد ْأَت
Ucapan yang paling dicintai oleh Allah ada empat: Subhanallah, Alhamdulillah, laa
ilaaha ilallah, dan Allahu Akbar. Tidak ada madharat bagimu dengan ucapan mana
pun kamu memulainya.” [Hadits riwayat Muslim no. 2137 dari Samurah bin Jundub]
Nabi ﷺjuga bersabda,
ُسْبَح اَن ِهَّللا: َح ِبيَبَتاِن ِإَلى الَّرْح َمِن، َثِقْيَلَتاِن ِفْي ْالِم ْيَز اِن، َك ِلَم تاِن َخ ِفيَفتاِن َع َلى الِّلَس اِن
ُسْبَح اَن ِهَّللا َو ِبَح ْم ِدِه، ْالَعِظ ْيِم
Dua kata yang ringan di lisan, berat dalam timbangan (mizan), dicintai oleh Ar-
Rahman, Subhaanallahil ‘Azhiim, Subhaanallahi wa bihamdih.” [Hadits riwayat AL-
Bukhari (6406) dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu][vi]
Doa Penutup
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaruniakan kepada kita semua dan seluruh
kaum Muslimin taufik dan hidayah-Nya serta memudahkan kita semuanya untuk
menjadi hamba-hamba-Nya yang banyak berdzikir kepada-Nya baik dengan hati, lisan
maupun dengan anggota badan. Marilah kita akhiri khutbah Jumat ini dengan berdoa
kepada Allah Subhanau wa Ta’ala.
ِإَّن َهللا َو َم آلِئَكَتُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّنِبِّي َيآَأُّيَها اَّلِذ ْيَن آَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُم ْو ا َتْس ِلْيًم ا
اَّللُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َباِرْك َع َلى َنِبِّيَنا ُم َح َّم ٍد َو َع َلى آِلِه َو َع َلى ُخ َلَفاِئِه الَّر اِشِد ْيَن اْلَم ْهِدِّيْيَن
َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِع ْيَن َو َم ْن َس اَر َع َلى َنْه ِجِهْم َو َطِرْيَقِتِهْم ِإَلى َيْو ِم الِّد ْيِن َو اْر َض َع َّنا َم َعُهْم
ِبَرْح َم ِتَك َياَأْر َح َم الَّر اِح ِم ْيَن
الَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت َو اْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت اَألْح َيآِء ِم ْنُهْم َو اَألْمَو اِت،
ِإَّنَك َسِمْيٌع َقِرْيٌب َم ِج ْيُب الَّدَع َو اِت
الَّلُهَّم َأِع َّز اِإل ْس َالَم َو اْلُم ْس ِلِم ْيَن َ ،و َو ِّح ِد الَّلُهَّم ُص ُفْو َفُهْم َ ،و َأْج ِم ْع َك ِلَم َتُهْم َع َلى الَح ِّق،
َو اْك ِس ْر َش ْو َك َة الَّظاِلِم يَن َ ،و اْك ُتِب الَّس َالَم َو اَألْم َن ِلِع باِد َك َأْج َم ِع يَن
الَّلُهَّم َأِع َّز اِإل ْس َالَم َو اْلُم ْس ِلِم ْيَن َو َأِذ َّل الِّش ْر َك َو اْلُم ْش ِرِكْيَن َو اْنُصْر ِع َباَدَك اْلُم َو ِّح ِد ْيَن
اْلُم ْخ ِلِص ْيَن َو اْخ ُذ ْل َم ْن َخ َذ َل اْلُم ْس ِلِم ْيَن وَد ِّم ْر َأْعَدآَئَنا َو َأْعَد آَء الِّد ْيِن وَأْع ِل َك ِلَم اِتَك ِإَلى
َيْو ِم الِّد ْيِن
َر َّبَنا َظَلْم َنا َأْنُفَس َنا َو ِإْن َلْم َتْغ ِفْر َلَنا َو َتْر َح ْم َنا َلَنُك ْو َنَّن ِم َن الَخ اِس ِرْيَن
َر َّبَنا ال ُتِزْغ ُقُلْو َبَنا َبْعَد ِإْذ َهَدْيَتَناَ ،و َهْب َلَنا ِم ْن َلُد ْنَك َر ْح َم ًةِ ،إَّنَك َأْنَت الَو َّهاُب
َر َّبَنا آِتَنا في الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو في اآلِخ َرِة َح َس َنًة َو ِقَنا َع َذ اَب الَّناِر
َو َص َّلى ُهللا َع َلى َنِبِّيَنا ُم َح َّم ٍد َو َع َلى آِلِه َو َصْح ِبِه وَ َم ْن َتِبَعُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإَلى َيْو ِم الّد ْين
َو آِخ ُر َدْع َو اَنا َأِن اْلَح ْم ُد هلل َرِّب اْلَعاَلِم ْيَن