Khotbah pertama
ِإَّن اْل َح ْم َد ِهَّلِلَ ,ن ْح َم ُد ُهَ ,و َن ْس َت ِعيُنُهَ ,و َن ْس َتْغ ِفُرُهَ ,و َن ُعوُذ ِباِهَّلل ِم ْن ُشُروِر َأْنُفِس َن ا,
َ.و َس ِّي َئ اِت َأْع َم اِلَن ا
َم ْن َي ْه ِدِه ُهَّللا َفَال ُمِض َّل َلُهَ ,و َم ْن ُيْض ِلْل َفَال َه اِد َي َلُهَ ,و َأْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال
َ.ي ا َأُّي َه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َال َت ُموُتَّن ِإَّال َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن
َي ا َأُّي َه ا الَّن اُس اَّتُقوا َر َّب ُك ُم اَّلِذي َخ َلَقُك ْم ِم ْن َن ْف ٍس َو اِح َدٍة َو َخ َلَق ِم ْن َه ا َز ْو َج َه ا
َو َب َّث ِم ْن ُهَم ا ِر َج اًال َك ِثيًر ا َو ِنَس اًء َو اَّتُقوا َهَّللا اَّلِذي َت َس اَء ُلوَن ِبِه َو اََألْر َح اَم ِإَّن
َهَّللا َك اَن َع َلْي ُك ْم َر ِقيًبا.
َي ا َأُّي َه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َو ُقوُلوا َق ْو ًال َس ِديًد ا ُيْص ِلْح َلُك ْم َأْع َم اَلُك ْم َو َي ْغ ِفْر
َلُك ْم ُذ ُنوَب ُك ْم َو َم ْن ُيِط ِع َهَّللا َو َر ُس وَلُه َفَقْد َف اَز َفْو ًز ا َع ِظ يًما.
َأَّما َب ْع ُد:
ُأل
َو َش َّر ا ُموِر, َو َخ ْي َر اْل َه ْد ِي َه ْد ُي ُم َح َّمٍد,َفِإَّن َخ ْي َر اْل َح ِديِث ِك َت اُب ِهَّللا
َو ُك ُّل َض َالَلٍة ِفي الَّن اِر, َو ُك َّل ِبْد َع ٍة َض َالَلٌة, َو ُك َّل ُمْح َد َث ٍة ِبْد َع ٌة,ُمْح َد َث اُتَه ا
Ma’asyiral muslimin, jemaah Jumat yang dirahmati dan dimuliakan Allah Taala.
َو ِإَذ ا َفَس َد ْت َفَس َد,َأاَل ِإَّن ِفي الَج َس ِد ُمْض َغ ًة ِإَذ ا َص َلَح ْت َص َلَح الَج َس ُد ُك ُّلُه
الَج َس ُد ُك ُّلُه؛ َأاَل َو ِه َي الَقْل ُب
Hati ini laksana komandan dalam pertempuran, sedangkan anggota tubuh lainnya
adalah prajurit-prajuritnya yang patuh lagi tunduk kepadanya. Dengan hati yang saleh
dan benar, maka seluruh anggota badan pun akan menjadi saleh juga. Sebaliknya, jika
hati ini rusak dan kotor, maka tubuh pun akan ikut rusak karena banyaknya maksiat yang
dilakukannya. Na’udzubillahi min dzalik.
Jemaah jumat yang semoga senantiasa diberikan hati yang bersih oleh Allah Ta’ala,
Dalam bahasa Arab, hati disebut dengan kalbu. Jika dirunut secara bahasa, berasal dari
kata Al-Qalbu. Maknanya adalah perubahan dan pergantian. Hati disebut dengan kalbu
karena begitu mudah dan begitu cepatnya ia berubah-rubah dan berganti suasana.
Dengan adanya pengaruh kecil saja, suasana hati dapat berubah 180 derajat. Begitu
mudahnya hati ini berubah-ubah sampai-sampai Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
membiasakan diri untuk berdoa kepada Allah Ta’ala, meminta agar diberikan keteguhan
hati. Ummu Salamah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan,
كاَن َأْك ثُر دعاِئِه يا مقِّلَب القلوِب ثِّبت قلبي عَلى ديِنَك قاَلت فُقلُت يا رسوَل
ِهَّللا ما َأْك ثَر دعاِءَك يا مقِّلَب القلوِب ثِّبت َقلبي عَلى ديِنَك قال يا أَّم سلمَة
إَّن ُه َليَس آدمٌّي إاَّل وقلُبُه بيَن أصُبَع ْي ِن من أصابِع ِهَّللا فَم ن شاَء أقاَم ومن
شاَء أزاَغ
“Doa beliau shallallahu ‘alaihi wasallam yang paling sering adalah, ‘Wahai Zat yang
membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu!’ Ummu Salamah berkata,
‘Wahai Rasulullah, betapa sering anda berdoa, ‘Wahai Zat yang membolak-balikkan
hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.’” Beliau bersabda, ‘Wahai Ummu Salamah,
sesungguhnya tidak ada seorang manusia pun, melainkan hatinya berada di antara dua
jari di antara jari-jari Allah. Barangsiapa yang Allah kehendaki, maka Dia akan
meluruskannya. Dan barangsiapa yang Allah kehendaki, maka Dia akan
membelokkannya.” (HR. Tirmidzi no. 3522 dan Ahmad no. 26679)
Salah satu perawi hadis ini, Muadz bin Muadz, setelah membacakan hadis ini, beliau
membaca firman Allah Ta’ala,
َر َّب َن ا اَل ُتِز ْغ ُقُلوَب َن ا َب ْع َد ِإْذ َه َدْي َتَن ا َو َه ْب َلَن ا ِم ْن َلُد ْن َك َر ْح َم ًة ۚ ِإَّن َك َأْن َت
اْل َو َّهاُب
“Ya Tuhan, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah
Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-
Mu. Sungguh hanya Engkaulah Yang Maha Pemberi karunia.” (QS. Ali ‘Imran: 8).
Jemaah yang dimuliakan Allah Ta’ala, sesungguhnya hati kita menjadi patokan baik atau
buruknya diri kita di hadapan Allah Ta’ala. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
وَلِك ْن َي ْن ُظ ُر إلى ُقُلوِبُك ْم وَأْع ماِلُك ْم، إَّن َهَّللا ال َي ْن ُظ ُر إلى ُص َو ِر ُك ْم وَأْم واِلُك ْم
“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada rupa-rupa kalian dan harta-harta kalian, akan
tetapi Allah melihat pada hati-hati kalian dan amalan-amalan kalian.” (HR. Muslim no.
2564)
Allah Ta’ala juga mengabarkan bahwa hati yang selamat dan bersih akan
menyelamatkan seseorang di akhirat nanti. Ia berfirman,
ۗ َي ْو َم اَل َي ْن َف ُع َم اٌل َّو اَل َب ُنْو َن ۙ ِااَّل َم ْن َاَت ى َهّٰللا ِبَقْل ٍب َس ِلْي ٍم
“(Yaitu), pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang
menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu’ara: 88-89)
Apa yang ada di dalam hati memiliki pengaruh besar terhadap pahala dari sebuah amal
saleh. Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan,
وإن،فإن األعمال تتفاضل بتفاضل ما في القلوب من اإليمان واإلخالص
وبين صالتيهما كما بين،الرجلين ليكون مقامهما في الصف واحدا
أولئك أصحاب محمد صلى هللا عليه وسلم كانوا أفضل،السماء واألرض
وأبرها قلوًبا،هذه األمة
Semoga Allah Taala senantiasa menjadikan hati kita bersih dari kesyirikan, memberikan
kita hati yang senantiasa takut kepada-Nya, hati yang diliputi perasaan muraqabah,
kesadaran bahwa Allah Ta’ala senantiasa mengawasi kita, di mana pun dan kapan pun
kita berada.
ِإَّن ُه ُه َو اْل َغ ُفْو ُر الَّر ِح ْي ُم، َفاْس َتْغ ِفُرْو ُه، َأُقْو ُل َق ْو ِلْي ٰه َذ ا َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم
Khotbah kedua
َو َع َلى آِلِه، َو ُأَص ِّلْي َو ُأَس ِّلُم َع َلى ُم َح َّمٍد اْل ُمْص َط َف ى،َاْل َح ْم ُد ِهلل َو َكَف ى
َو َأْش َه ُد َأَّن، َأْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َدُه اَل َش ِر ْي َك َلُه.َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل اْل َو َف ا
ُم َح َّم ًد ا َع ْب ُد ُه َو َر ُسْو ُلُه َأَّما َب ْع ُد.
Jemaah Jumat yang semoga senantiasa diberikan hati yang hanif dan lurus,
Keutamaan amal ibadah hati ini juga disebutkan di dalam hadis yang masyhur. Hadis
tentang tujuh golongan yang mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat nanti.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
وَش اٌّب َنَش َأ، اإلَم اُم الَع اِدُل: َي وَم ال ِظ َّل إاَّل ِظ ُّلُه،َس ْب َع ٌة ُيِظ ُّلُهُم ُهَّللا في ِظ ِّلِه
وَر ُج اَل ِن َت َح اَّبا في ِهَّللا، وَر ُجٌل َقْل ُبُه ُم َع َّلٌق في الَمَس اِج ِد،في ِع َب اَدِة َر ِّبِه
: َفَقاَل، وَر ُجٌل َط َلَب ْت ُه اْم َر َأٌة َذ اُت َم ْن ِص ٍب وَج َم اٍل،اْج َت معا عليه وَتَف َّر َق ا عليه
، أْخ َف ى حَّت ى ال َت ْع َلَم ِش َم اُلُه ما ُتْن ِفُق َي ِميُنُه، وَر ُجٌل َت َص َّدَق،إِّن ي أَخ اُف َهَّللا
وَر ُجٌل َذ َك َر َهَّللا َخ اِلًيا َفَف اَض ْت َع ْي َن اُه
“Ada tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya, pada hari yang tidak ada
naungan, kecuali naungan-Nya, (yaitu): imam yang adil; seorang pemuda yang tumbuh
dewasa dalam beribadah kepada Allah; seorang yang hatinya bergantung ke masjid;
dua orang yang saling mencintai di jalan Allah, keduanya berkumpul karena-Nya dan
berpisah karena-Nya; seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang
mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada
Allah.’; dan seseorang yang bersedekah dengan satu sedekah, lalu ia
menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan tangan
kanannya; serta seseorang yang berzikir kepada Allah dalam keadaan sepi lalu ia
meneteskan air matanya.” (HR. Bukhari no. 6806 dan Muslim no. 1031)
Di tengah panasnya dan teriknya matahari, pada hari di mana Allah dekatkan matahari
kepada kita, sehingga sebagian manusia ada yang keringatnya menenggelamkannya,
Allah selamatkan sebagian golongan dengan memberikan naungan dan perlindungan-
Nya kepada mereka. Ketahuilah wahai saudaraku, sesungguhnya apa yang mereka
dapatkan tersebut merupakan hasil dari amal ibadah hati yang mereka lakukan.
Yang pertama, seorang pemimpin yang adil timbul karena adanya perasaan muraqabah
di dalam hatinya, merasa diawasi oleh Allah Ta’ala. Ketika seorang pemimpin memiliki
hal tersebut di dalam hatinya, maka ia akan lebih bertanggungjawab terhadap amanah
kepemimpinannya dan lebih mengedepankan kepentingan rakyatnya. Dan inilah yang
menjadi penyebab dirinya mendapatkan naungan Allah Ta’ala.
Yang kedua, pemuda yang tumbuh dan berkembang di dalam ketaatan kepada Allah
Ta’ala. Hatinya tidak kalah dari nafsu syahwat dan godaan setan, serta dipenuhi dengan
rasa takut kepada Allah Ta’ala.
Yang ketiga, lelaki yang hatinya tertambat begitu kuat dengan masjid dan ia pun jatuh
cinta kepadanya. Tatkala waktu salat itu datang, ia segera bergegas berjalan ke
arahnya. Tidak ada tempat yang lebih ia cintai di dalam hatinya melebihi cintanya
kepada masjid-masjid Allah Ta’ala.
Yang keempat, dua orang manusia yang saling mencintai karena Allah Ta’ala. Tidaklah
mereka berkumpul, kecuali pasti di dalamnya selalu mengingat Allah Ta’ala. Dan
tidaklah mereka berpisah, kecuali karena Allah Ta’ala.
Yang kelima, seorang lelaki yang memiliki rasa takut kepada Allah di dalam hatinya.
Maka, ia menolak ajakan seorang wanita yang memiliki kedudukan lagi cantik untuk
melakukan perbuatan yang Allah Ta’ala haramkan.
Yang ketujuh, seseorang yang hatinya dipenuhi pengagungan akan kebesaran Allah
Ta’ala. Ia sadar bahwa Allah Mahaagung. Allah Ta’ala sangatlah luas rahmat-Nya.
Kemudian, ia menyendiri untuk berzikir dan mengingat Allah Ta’ala hingga air mata pun
menetes dari kedua matanya.
Mereka yang memiliki hati yang bersih dan senantiasa dalam ketakwaan merupakan
manusia-manusia yang paling mulia. Karena seseorang yang hatinya bersih, maka telah
selamat dari kesyirikan dan kedengkian.
Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan hati kita keistikamahan dalam beramal.
“Ya Allah, Zat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan
beribadah kepada-Mu!”
ِإَّن َهللا َو َم اَل ِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّن ِبِّي َ ،ي ا َأُّي َه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْي ِه
َ،و َس ِّلُموا َت ْس ِليًما
َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلى ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َّلْي َت َع َلى ِإْب َر اِه ْي َم َو َع َلى آِل
ِإْب َر اِه ْي َم ِ ،إَّن َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد َ .و َب اِر ْك َع َلى ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل ُم َح َّمٍد َك َم ا َب اَر ْك َت
َع َلى ِإْب َر اِه ْي َم َو َع َلى آِل ِإْب َر اِه ْي َم ِ ،إَّن َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد
ّٰل
َال ُهَّم اْغ ِفْر ِلْل ُمْس ِلِم ْي َن َو اْل ُمْس ِلَم اِت واْل ُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْل ُمْؤ ِم َن اِت اَأْلْح َي اِء ِم ْن ُهْم
َ،و اَأْلْم َو اِت
َر ّبَن ا َالُتَؤ اِخ ْذ َن ا ِإْن َن ِس ْي َن ا َأْو َأْخ َط ْأَن ا َر ّبَن ا َو َال َت ْح ِم ْل َع َلْي َن ا ِإْص ًر ا َك َم ا َح َم ْلَت ُه
َع َلى اّلِذ ْي َن ِم ْن َقْب ِلَن ا َر ّبَن ا َو َال ًت َح ّم ْلَن ا َم اَال َط اَق َة َلَن ا ِبِه َو اْع ُف َع ّنا َو اْغ ِفْر َلَن ا
َ.و اْر َح ْم َن ا َأْن َت َم ْو َالَن ا َف اْن ُصْر َن ا َع َلى اْل َق ْو ِم اْل َك اِفِر ْي َن
الَّلُهَّم انصر ِإْخ َو اَنَن ا اْل ُمْس ِلِمْين اْل ُمْس َت ْض َع ِفْي َِن ِفْي ِفِلْس ِط ْي َن ،الَّلُهَّم اْر َح ْم ُهْم
َو َأْخ ِر ْج ُهْم ِم َن الِّضْي ِق َو اْل ِح َص اِر ،الَّلُهَّم َت َقَّبْل ِم ْن ُهُم الُّش َه َداَء َو اْش ِف ِم ْن ُهُم
اْل َم ْر َض ى َو اْل َج ْر َح ى ،الَّلُهَّم ُك ْن َلُهْم َو َال َت ُك ْن َع َلْي ِه ْم َفِإَّن ُه َال َح ْو َل َلُهْم َو َال
َأل
َ.ر َب َن ا َء اِتَن ا ِفي الّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفي ْا ِخ َر ِة َح َس َن ًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الّن اِر
ْأ
َو ِإْي َت اِء ِذي اْل ُقْر َب ى وَي ْن َه ى َع ِن ِع َب اَد ِهللا ،إَّن َهللا َي ُمُر ِباْل َع ْد ِل َو اإْل ْح َس اِن
َت َذ َّك ُرْو َن َ .فاذُك ُروا َهللا اْل َع ِظ ْي َم الَفْح َش اِء َو اْل ُم ْن َك ِر َو الَب ْغ ِيَ ،ي ِع ُظ ُك ْم َلَع َّلُك ْم
َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب ُر