Anda di halaman 1dari 6

KHUTBAH JUM’AT: TIGA HARTA SIMPANAN YANG PALING UTAMA

‫ور أَ ْنفُ ّسنَا‬ ّ ‫ش ُر‬ ُ ‫ َونَعُوذُ ّباهللّ ّم ْن‬،ُ‫َـح َمدُهُ َونَ ْست َ ّع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغ ّف ُره‬ ْ ‫إن الـ َح ْمدَ ّ هلِلّ ن‬ َّ
َ ‫ض ّل ْل فَ ََل َهاد‬
‫ّي‬ ْ ُ‫ َو َم ْن ي‬،ُ‫ض َّل لَه‬ ّ ‫ َم ْن يَ ْه ّد ّه هللاُ فَ ََل ُم‬،‫ت أ َ ْع َما ّلنَا‬ ّ ‫س ّيهئَا‬ َ ‫َو ّم ْن‬
ُ‫ع ْبدُه‬ َ ً ‫ َوأ َ ْش َهدُ أَن الَّ ّإلَهَ ّإالَّ هللا َو ْحدَهُ َال ش َّري َْك لَهُ َوأَ ْش َهدُ أَ َّن ُمـ َح َّمدا‬،ُ‫لَه‬
‫سولُه‬ُ ‫َو َر‬
‫َّللاَ َح َّق تُقَاتّ ّه‬ َّ ‫ يَا أَيُّ َها الَّذّينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬،‫قال هللا تعالى فى كتابه الكريم‬
َ‫َو َال ت َ ُموت ُ َّن ّإ َّال َوأَ ْنت ُ ْم ُم ْس ّل ُمون‬
‫سدّيدًا‬ َ ‫َّللاَ َوقُولُوا قَ ْو ًال‬ َّ ‫ يَا أَيُّ َها الَّذّينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬،‫وقال تعالى‬
َ‫سولَهُ فَقَ ْد فَاز‬ َّ ‫ص ّل ْح لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ّف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ّط ّع‬
ُ ‫َّللاَ َو َر‬ ْ ُ‫ي‬
‫ع ّظي ًما‬ َ ‫فَ ْو ًزا‬
‫ي ُم َح َّم ٍد‬ ُ ‫سنَ ْال َه ْدي ّ َه ْد‬ َ ‫ َوأَ ْح‬، ّ‫َّللا‬
َّ ‫اب‬ ُ َ ‫ث ّكت‬ ّ ‫صدَقَ ْال َحدّي‬ َ َ ‫ فإّ َّن أ‬،ُ‫أ َ َّما بَ ْعد‬
، ٌ‫عة‬ َ ‫ َو ُك َّل ُم ْحدَث َ ٍة ّب ْد‬، ‫ور ُم ْحدَثَات ُ َها‬ ّ ‫ َوش ََّر األ ُ ُم‬، ‫سلَّ َم‬ َ ‫علَ ْي ّه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ
‫ار‬ َ ‫ َو ُك َّل‬، ٌ‫ضَللَة‬
ّ َّ‫ضَللَ ٍة فّي الن‬ َ ‫َو ُك َّل ّب ْد‬
َ ‫ع ٍة‬
Ummatal Islam,

Sesungguhnya harta simpanan yang terbaik, yang Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam kabarkan
kepada kita adalah tiga perkara, sebagaimana Al-Imam Al-Baihaqi meriwayatkan di dalam
sunannya dan dishahihkan oleh Syaikh Albani Rahimahullah. Kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam:

‫علَى ّإي َمانّ ّه‬ ٌ ‫ان ذَا ّك ٌر َوقَ ْل‬


َ ُ‫ب شَا ّك ٌر َوزَ ْو َجةٌ ُمؤْ ّمنَةٌ ت ُ ّعينُه‬ ٌ ‫س‬ َ ‫أ َ ْف‬
َ ‫ضلُهُ ّل‬
“Harta terbaik adalah lisan yang berdzikir, hati yang bersyukur dan istri mu’minah yang
membantu keimanannya (suami).” (HR. Tirmidzi)

Dan dalam riwayat yang lain, Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

َ ‫ين أَ َحدَ ُك ْم‬


‫علَى‬ َ ‫ّليَت َّ ّخ ْذ أ َ َحدُ ُك ْم قَ ْلبًا شَا ّك ًرا َو ّل‬
ُ ‫سانًا ذَا ّك ًرا َوزَ ْو َجةً ُمؤْ ّمنَةً ت ُ ّع‬
‫أ َ ْم ّر ْاْل ّخ َر ّة‬
“Hendaknya salah seorang dari kalian mengambil harta simpanan berupa hati yang bersyukur,
lisan yang berdzikir dan isteri mukminah yang menolong salah seorang dari kalian dalam urusan
akhiratnya.” (HR. Ibnu Majah)

Inilah kata Rasulullah, tiga perkara yang merupakan sebaik-baiknya harta simpanan.
LISAN YANG SELALU BERDZIKIR KEPADA ALLAH
Ketika lisan selalu berdzikir, disaat itulah Allah akan senantiasa mengingat dia. Sebagaimana Allah
Ta’ala berfirman:

ّ ‫فَا ْذ ُك ُرونّي أ َ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُروا ّلي َو َال تَ ْكفُ ُر‬


﴾١٥٢﴿ ‫ون‬
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah[2]: 152)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam hadits qudsi:

‫ فَإن‬،‫ َوأَنَا َمعهُ ّإذَا ذَ َك َرني‬،‫ع ْبدّي ّبي‬ َ َ‫ أَنَا ّع ْند‬:‫َّللا تَعالى‬
َ ‫ظ ّهن‬ َّ ‫يقُو ُل‬
ٍ ‫وإن ذَ َك َرني في م‬
ٍ ‫ ذ َكرتُهُ في م‬،‫إل‬
‫إل‬ ْ ،‫ ذَ َك ْرتُهُ في نَفسي‬،‫كرني في نَ ْفس ّه‬ َ َ‫ذ‬
‫َخي ٍْر م ْن ُه ْم‬
“Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-
Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia
mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada
pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih)

Lisan yang senantiasa berdzikir kepada Allah menjadikan seorang hamba akan senantiasa diingat
oleh Allah. Apabila Allah mengingat seorang hamba, tentunya Allah akan berikan kepada dia
berbagai macam karunia dan rahmatNya, diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala inayah dan
taufiqNya. Lisan yang senantiasa berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, hatinya pun akan
terjaga daripada godaan setan. Karena disebutkan dalam hadits riwayat Imam Ahmad,
bahwasannya berdzikir itu bagaikan benteng yang kokoh, yang membentengi seorang daripada
musuhnya. Sementara musuh kita adalah setan.

Lisan yang senantiasa berdzikir kepada Allah, hatinya senantiasa bening dan diberikan oleh Allah
kekuatan untuk menjalankan syariatNya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, ada seorang laki-
laki berkata:

َ ‫ فَأ َ ْن ّبئْنّ ْي ّم ْن َها ّب‬، ‫ي‬


ٍ‫ش ْيء‬ َّ َ‫عل‬
َ ‫ت‬ ْ ‫س ْو َل هللاّ ّإ َّن ش ََرائّ َع ا ْْل ْس ََل ّم قَ ْد َكث ُ َر‬ُ ‫يَا َر‬
ّ‫طبًا ّم ْن ّذ ْك ّر هللا‬ ْ ‫سانُ َك َر‬ َ ‫ الَ يَزَ ا ُل ّل‬: ‫َّث ّب ّه ؟ قَا َل‬ ُ ‫شب‬ َ َ ‫أَت‬
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat-syariat Islam sudah banyak pada kami. Beritahukanlah
kepada kami sesuatu yang kami bisa berpegang teguh kepadanya ?’ Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda, ‘Hendaklah lidahmu senantiasa berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla” (HR.
Tirmidzi)

Ketika orang ini mengadu kepada Rasulullah tentang syariat Islam yang banyak yang tentunya kita
pun sulit untuk menghafal seluruhnya, ia minta satu kuncinya, maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam menyebutkan kunci semua, yaitu lisan yang senantiasa basah dengan dzikir kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Itu menunjukkan orang yang senantiasa lisannya basah dengan dzikir kepada Allah, Allah akan
berikan kekuatan ia untuk menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi laranganNya. Lisan
yang senantiasa berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Allah akan angkat derajatnya dan
Allah akan gugurkan dosa-dosanya. Karena ketika seseorang mengucapkan Subhanallah, Allah
tuliskan untuknya 20 derajat, Allah gugurkan darinya 20 dosa dan Allah tuliskan untuknya 20
kebaikan.

Lisan yang senantiasa berdzikir kepada Allah, Allah tanamkan untuknya pohon-pohon di surga.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya,
ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Isra’ Mi’raj, Rasulullah bertemu dengan Nabi
Ibrahim di langit yang ketujuh. Lalu Nabi Ibrahim berkata kepada Rasulullah:

ُ‫ع ْذبَة‬
َ ‫ط ّيهبَةُ الت ُّ ْربَ ّة‬ َّ ‫ئ أ ُ َّمت َ َك ّم ّنهي ال‬
َ َ‫سَلَ َم َوأَ ْخ ّب ْر ُه ْم أَ َّن ال َجنَّة‬ ْ ‫ أ َ ْق ّر‬،ُ‫يَا ُم َح َّمد‬
ُ‫س ْب َحانَ هللاّ َوال َح ْمدُ هللّ َوالَ ّإلَ َه ّإالَّ هللا‬ ُ ‫س َها‬ َ ‫ َوأ َ َّن ّغ َرا‬،‫ان‬ ٌ َ‫ َوأَنَّ َها ّقيع‬،‫اء‬ ّ ‫ال َم‬
‫َوهللاُ أَ ْكبَ ُر‬
“Wahai Muhammad, sampaikan salam dariku untuk umatmu. Beritahu mereka bahwa surga itu
debunya harum. Airnya segar. Dan surga itu datar. Tanamannya adalah kalimat: Subhaanallahi
wal hamdu lillaahi laa ilaaha illaahu wallaahu akbar (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak
ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Allah Maha Besar).” (HR. Ahmad)

Maka lisan yang senantiasa banyak berdzikir kepada Allah, hakikatnya ia sedang menanam
pohon-pohon dan tanaman-tanaman di surga untuk dirinya sendiri. Lisan yang senantiasa
berdzikir kepada Allah, Allah jaga lisannya dari mengucapkan kata-kata yang dimurkai oleh Allah.
Sehingga ia jauh dari berghibah, ia jauh dari berdusta, ia jauh dari mengucapkan kata-kata yang
dimurkai dan tidak disukai oleh Allah.

Maka itulah saudaraku sekalian, lisan yang senantiasa berdzikir kepada Allah sungguh
menguntungkan pelakunya, sungguh memberikan kebahagiaan dan ketenangan serta
ketentraman bagi hatinya. Bukankah Allah berfirman:

ْ َ‫أ َ َال ّب ّذ ْك ّر اللَّـ ّه ت‬


ُ ُ‫ط َمئّ ُّن ْالقُل‬
‫وب‬
“Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d[13]: 28)
HATI YANG BERSYUKUR
Hati yang bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah hati yang mengakui bahwa semua
nikmat yang yang ia peroleh berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hati tersebut senantiasa
meyakini bahwa sekecil apapun nikmat yang ia rasakan akan ditanya oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Hati tersebut kemudian berpikir bagaimana ia menggunakan nikmat-nikmat yang banyak
tersebut untuk mensyukuri Allah, untuk menaati Allah.

Ketika ia diberikan oleh Allah kenikmatan, ia senantiasa berpikir, “apa jawaban saya di hadapan
Allah dengan nikmat-nikmat yang saya peroleh tersebut?” Sehingga sebelum ia menggunakan
kenikmatan tersebut, hati tersebut berpikir, “apakah yang saya gunakan ini dalam kerinduan
Allah atau tidak?”

Hati yang bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, hati yang senantiasa qanaah dengan
yang Allah berikan kepadanya walaupun sedikit. Ia tidak pernah merasa serakah dan rakus, ia
tahu dan ia sangat yakin bahwasanya sesuatu yang Allah berikan kepadanya itu yang terbaik
untuknya. Sehingga akhirnya hatinya tidak pernah berangan-angan dan berkhayal untuk
mendapatkan kehidupan dunia yang lebih banyak lagi.

Hati yang bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah hati yang selalu berucap dan
berterima kasih kepada Allah. Disaat ia makan, hati tersebut yakin bahwasanya inilah nikmat
Allah, maka lisannya pun berucap Alhamdulillah. Makanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda:

َ‫ش ْربَة‬
َّ ‫ب ال‬ َ ُ‫ع ْن ْالعَ ْب ّد أ َ ْن يَأ ْ ُك َل ْاأل َ ْكلَةَ فَيَ ْح َمدَه‬
َ ‫علَ ْي َها أَ ْو يَ ْش َر‬ َ ‫ضى‬َ ‫َّللاَ لَيَ ْر‬
َّ ‫ّإ َّن‬
‫علَ ْي َها‬
َ ُ‫فَيَ ْح َمدَه‬
“Sesungguhnya Allah Ta’ala sangat suka kepada hamba-Nya yang mengucapkan tahmid
(Alhamdulillah) sesudah makan dan minum.” (HR. Muslim)

Hati tersebut penuh rasa syukur kepada Allah, hati tersebut senantiasa berharap agar semua
nikmat-nikmat yang Allah berikan tersebut menjadi pahala untuk dirinya. Hati yang senantiasa
takut kepada Allah, berharap akan karunia dan nikmatNya, berharap akan surgaNya, berharap
akan keridhaanNya.

Hati tersebut takut kepada Allah, takut akan adzabNya dan kemurkaanNya. Hati tersebut
senantiasa ia gantungkan harapannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hati yang penuh
tawakal kepada Allah, hati yang dipenuhi dengan cinta kepada Allah, hati yang senantiasa
berharap kepada Allah. Sehingga akhirnya cintai ia karena Allah, benci ia karena Allah, keinginan
ia hanya mengharapkan ridha Allah, dia tidak mengharapkan pujian manusia, ia tidak
mengharapkan kehidupan dunia dari amal shalihnya, demikian hati yang bersyukur kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala.

‫أقول قولي هذا واستغفر هللا لي ولكم‬


KHUTBAH KEDUA – KHUTBAH JUM’AT: TIGA HARTA SIMPANAN YANG PALING UTAMA

‫ نبينا محمد و آله وصحبه‬،‫الحمد هلل والصَلة والسَلم على رسول هللا‬
ً ‫أن مح همدا‬
َّ ‫ وأشهد‬،‫ وأشهد أن ال إله إال هللا وحده ال شريك له‬،‫ومن وااله‬
ُ‫عبده ورسوله‬
Kemudian perkara yang ketiga, saudaraku

ISTRI SHALIHAH
Istri yang membantu ia untuk metaati Allah Subhanahu wa Ta’ala. Itulah seindah-indah perhiasan
dunia yang Rasulullah disebutkan dalam haditstnya:

َّ ‫ع َو َخي ُْر َمتَاعّ الدُّ ْنيَا ْال َم ْرأَة ُ ال‬


ُ‫صا ّل َحة‬ ٌ ‫الدُّ ْنيَا َمتَا‬
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)
Istri yang shalihah adalah yang senantiasa berpikir bagaimana bakti ia kepada suaminya. Istri yang
shalihah adalah yang berusaha bagaimana menjadikan suaminya sebagai jalan dirinya untuk
masuk kepada surga Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana Al-Imam Al-Bazzar meriwayatkan
bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kedatangan seorang wanita yang ingin bertanya
kepadanya karena ada kebutuhan. Lalu Rasulullah bersabda kepadanya:
“Apakah kamu memiliki suami?”
Wanita itu menjawab, “punya wahai Rasulullah”
Kata Rasulullah, “bagaimana sikap kamu terhadap suamimu?”
Wanita itu berkata, “Aku terus bersungguh-sungguh untuk mentaati suamiku keculi aku yang
tidak mampu ya Rasulullah”
Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ّ ‫ظ ّري أَيْنَ أ َ ْن‬


ُ ‫ت ّم ْنهُ فَإّنَّ َما ُه َو َجنَّت ُ ّك َون‬
‫َار ّك‬ ُ ‫فَا ْن‬
“Lihatlah oleh kamu bagaimana kamu dimata suamimu, karena suamimu adalah surga atau
nerakamu” (HR. Ahmad)
Istri yang senantiasa berpikir bagaimana ia berusaha mentaati suaminya dalam kebaikan dan
membantu suaminya dalam ketaatan.

Sebagaimana disebutkan dalam hadits, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebut tentang
suami istri yang apabila suaminya bangun diwaktu malam, ia shalat malam lalu ia bangunkan
istrinya untuk shalat malam, lalu keduanya shalat malam. Kata Rasulullah:

‫ش‬ َّ ‫ت َر‬ ْ َ‫ت فَإّ ْن أَب‬ ْ َّ‫صل‬


َ َ‫ظ ْام َرأَتَهُ ف‬ َ َ‫صلَّى َوأ َ ْيق‬ َ َ‫ام ّمنَ اللَّ ْي ّل ف‬ َ َ‫َّللاُ َر ُجَلً ق‬
َّ ‫َر ّح َم‬
‫ت زَ ْو َج َها‬ْ ‫ظ‬ َ َ‫ت َوأَ ْيق‬ ْ َّ‫صل‬
َ َ‫ت ّمنَ اللَّ ْي ّل ف‬ َّ ‫فّى َو ْج ّه َها ْال َما َء َر ّح َم‬
ْ ‫َّللاُ ْام َرأَة ً قَا َم‬
‫ت فّى َو ْج ّه ّه ْال َما َء‬ ْ ‫ش‬َّ ‫صلَّى فَإّ ْن أَبَى َر‬ َ َ‫ف‬
“Semoga Allah merahmati seorang laki-laki yang bangun di waktu malam lalu shalat dan ia pun
membangunkan istrinya lalu sang istri juga shalat. Bila istri tidak mau bangun, ia percikkan air ke
wajahnya. Semoga Allah juga merahmati seorang perempuan yang bangun di waktu malam lalu ia
shalat dan ia pun membangunkan suaminya. Bila suami enggan untuk bangun, ia pun
memercikkan air ke wajahnya.” (HR. An Nasa’i)

Allah merahmati istri yang membantu suaminya untuk mentaati Allah, Allah merahmati suami
yang membantu istrinya untuk mentaati Allah.

Demikianlah saudaraku sekalian, adalah merupakan sebaik-baik harta simpanan yang kita simpan
di dunia ini untuk kehidupan akhirat kelak.

‫علَى‬َ ‫علَى ّإب َْرا ّهي َْم َو‬ َ ‫ْت‬ َ ‫صلَّي‬ َ ‫علَى آ ّل ُم َح َّم ٍد َك َما‬ َ ‫ص ّهل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
‫علَى آ ّل ُم َح َّم ٍد َك َما‬ َ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫ار ْك‬ ّ َ‫ َوب‬.ٌ‫ ّإنَّ َك َح ّم ْيدٌ َم ّج ْيد‬،‫آ ّل ّإب َْرا ّهي َْم‬
ٌ‫ ّإنَّ َك َح ّم ْيدٌ َم ّج ْيد‬،‫علَى آ ّل ّإب َْرا ّهي َْم‬َ ‫علَى ّإب َْرا ّهي َْم َو‬ َ ‫ت‬ َ ‫ار ْك‬ َ َ‫ب‬
ّ َ‫ت األ َ ْحي‬
‫اء ّم ْن ُه ْم‬ ّ ‫ت َوالمؤْ ّمنّيْنَ َوالمؤْ ّمنَا‬ ّ ‫الل ُه َّم ا ْغ ّف ْر ّل ْل ُم ْس ّل ّميْنَ َوالم ْس ّل َما‬
‫ت‬ّ ‫َواأل َ ْم َوا‬
‫اجعَلنَا ّمن الت َّ َّوابّين‬ ْ ‫الل ُه َّم‬
‫اجعَلنَا ّمن المت َّ ّقين‬ ْ ‫الل ُه َّم‬
‫الر ّحيم‬ ُ َّ ‫ت الت‬
َّ ‫واب‬ َ ‫علَ ْينَا اّنَّ َك ا َ ْن‬
َ ْ‫الل ُه َّم َوتُب‬
‫ش ْك ّر َك َو ُح ْس ّن ّعبَادَتّ َك‬ ُ ‫علَى ّذ ْك ّر َك َو‬ َ ‫اللَّ ُه َّم أ َ ّع ّنهي‬
‫عباد هللا‪:‬‬

‫ع ّن ْالفَ ْحش ّ‬
‫َاء‬ ‫اء ذّي ْالقُ ْربَ ٰى َويَ ْن َه ٰى َ‬
‫ان َو ّإيت َ ّ‬
‫س ّ‬‫اْل ْح َ‬ ‫ّإ َّن اللَّـهَ يَأ ْ ُم ُر ّب ْالعَ ْد ّل َو ْ ّ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُرونَ ﴿‪﴾٩٠‬‬ ‫َو ْال ُمن َك ّر َو ْالبَ ْغي ّ ۚ يَ ّع ُ‬
‫علَى نّعَ ّم ّه يَ ّز ْد ُكم‪ ،‬ولذ ُ‬
‫ّكر هللا‬ ‫فَا ْذ ُك ُروا هللا العَ ّظي َْم يَ ْذ ُك ْر ُكم‪َ ،‬وا ْش ُك ُروهُ َ‬
‫أكبَر‪.‬‬

Anda mungkin juga menyukai