Anda di halaman 1dari 12

‫ِبْس ِم اِهلل الَّر َمْحِن الَّر ِح ْيِم‬

‫الَّسَالُم َعَلْيُك ْم َو َر َمْحُة اِهلل َو َبَر َك اُته‬


‫اُهلل َأْك رَب (‪)X9‬‬
‫اُهلل َأْك رَب َك ِبْيًر ا َو اَحلْم ُد ِهلل َك ِثْيًر ا َو ُس ْبَح اَن اِهلل ُبْك َر ًة َو َأِص ْيًال َال ِإَل َه ِإَّال اهلل َو ْح َد ه‬
‫َص َد َق َو ْع َد ه َو َنَص َر َعْب َد ه َو َأَع َّز ُج ْن َد ُه َو َه َزَم اَألْح َز اَب َو ْح َد ه اَل ِإَل َه ِإاَّل اهلل َو اَل‬
‫َنْع ُبُد ِإاَّل ِإَّياه ْخُمِلِص َنْي َلُه الِّد ْيَن َو َلْو َك ِر َه الَك اِفُر ْو ن‬
‫ِإَّن اَحلْم َد هلل ْحَنَم ُد ه َو َنْس َتِعْيُنه َو َنْس َتْغِف ُر ه َو َنُتْو ُب ِإَلْيِه َو َنُعْو ُذ ِباِهلل ِم ْن ُش ُر ْو ِر َأْنُف ِس َنا‬
‫َو ِم ْن َس ِّيَئاِت َأْع َم اِلَنا َمْن َيْه ِدِه اهلل َفاَل ُمِض َّل َله َو َمْن ُيْض ِلل َفاَل َه اِد َي َله‬

‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل اهلل َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َله َو َأْش َه ُد َأَّن َحُمَّم ًد ا َعْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُله َأْر َس َلُه‬
‫ِباُهلَد ى َو ِدْيِن اَحلق ِلُيْظِه َر ُه َعَلى الِّد ْيِن ُك ِّله‬
‫الَّلُه َّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َباِر ك َعَلى َعْب ِدَك َو َرُسْو ِلَك َو َنِبِّي َك َحُمَّم د َص لَّى اهلل َعَليه َو َس َّلم‬
‫َو َعَلى آِلِه َو َصْح ِبِه َو َمْن َتِبَعُه م ِباْح َس اٍن ِإىَل َيْو ِم الِّد ْيِن‬

‫َفَيا َأُّيَه ا اْلُم ْؤ ِم ُنْو ن ُأْو ِص ْيُك م َو ِإَّياَي َنْف ِس ى ِبَتْق َو ى اهلل َفَقْد َفاَز اْلُم َّتُق ْو ن َيُق وُل اهلل‬
‫َج َّل َو َعاَل يِف ِكَتاِب ِه الَعِز ْي ز‪َ :‬أُع ْو ُذ باهلل من الشيطان الرجيم‪َ ،‬ف َأِقْم َو ْجَه َك ِللِّد ْيِن‬
‫ِك‬ ‫ِهلل ِل‬ ‫ِد‬ ‫ِت‬ ‫ِن‬
‫َح ْيًف ا َفَطَر اهلل اَليِت َفَطَر الَّناس َعَلْيَه ا اَل َتْب ْيَل َخِلْلِق ا َذ َك الِّد ْيُن الَق ِّيْم َو َل ْن‬
‫َأْك َثَر الَّناِس اَل َيْع َلُمْو ن‪.‬‬

‫‪1‬‬
Kaum Muslimin, Jamaah Idul Fithri Rahimakumullah.
Gema takbir, tahlil dan tahmid telah berkumandang sepanjang malam
sampai pagi hari ini. Merasuk, menggugah dan membangkitkan hati dan
kesadaran kaum muslimin terhadap nikmat-nikmat Allah yang telah
diberikan kepadanya. Oleh karena itu dalam kesempatan ini marilah kita
senantiasa meningkatkan ketakwaan dan kesyukuran kita, dengan cara
memaksimalkan kesungguhan dalam melaksanakan perintah-perintah Allah
serta menjauhi segala laranganNya. Dengan demikian, semoga kita
senantiasa termasuk dalam golongan hamba-hambaNya yang mendapatkan
rahmat, memperoleh keselamatan di dunia hingga di akherat kelak.

Jamaah Idul Fithri Hadaniyallu wa iyyakum


Indahnya ramadhan sangat terasa bagi mereka yang hatinya gerimis oleh
keharuan atas kepergianya. Oleh mereka yang mampu menemukan betapa
tebal debu yang memburamkan beningnya hati, dan telah mengusapnya
dengan malam-malam ramadhannya. Oleh mereka yang mendapati betapa
keruhnya telaga batinya, lalu mengurasnya dan mangalirinya dengan air
jernih yang di perasnya dari mutiara ramadhan.
Pagi ini merekalah orang-orang yang kembali kembali pada fitrah, kembali
menjadi Manusia yang diciptakan dalam kondisi suci.

)‫كل مولود يولد على الفطرة (رواه البخاري‬


Fitrah artinya suci, tanpa kotoran, bersih dari debu duniawi, sehat dari
penyakit hati. Adanya fitrah adalah kelanjutan dari perjanjian kita dengan
Allah swt, ketika kita masih berada di alam ruhani. Oleh karena itu juga
disebut sebagai perjanjian Azali, perjanjian di masa yang tak terhingga di
masa lalu, yang digambarkan oleh sebuah ayat suci, bahwa kita sebelum
lahir di panggil oleh Allah swt secara bersama-sama menghadap dan
dimintakan kesaksian, bahwa kita akan menyembah Allah, Allah SWT
berfirman
‫ِفِل‬ ‫ِق ِة‬
‫َأَلْس ُت ِبَر ِّبُك ْم َقاُلوا َبَلى َش ِه ْدَنا َأْن َتُقوُلوا َيْو َم اْل َياَم ِإَّنا ُك َّنا َعْن َه َذ ا َغا َني‬
2
"bukankah aku ini Tuhanmu? Ya kami bersaksi (kami lakukan perjanjian
ini) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: 'sesungguhnya kami (bani
adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan tuhan) (al-
A'raf 172)
Ayat tersebut di atas menyatakan bahwa setiap manusia terikat
perjanjian dengan Allah. Seluruh hidup kita merupakan realisasi atau
pelaksanaan untuk memenuhi perjanjian kita dengan Allah. Yang intinya
adalah ibadah, artinya memperhambakan diri kita kepada Allah. Karena
Allah telah kita akui sebagai Rabb. Maka konsekuensinya adalah kita harus
menempuh jalan hidup yang benar sesuai yang diinginkan Allah.
Dalam perjalanan hidup, kita menemui halangan-halangan, godaan-
godaan, kepentingan-kepentingan, yang mengotori hati kita sehingga tujuan
yang menjadi perjanjian awal untuk kita capai menjadi samar-samar bahkan
bisa tidak tampak sama sekali. Mestinya kita menghamba kepada Allah,
tetapi jadinya malah menghamba kepada kekayaan, pekerjaan,
mengagungkan manusia, menomersatukan jabatan dan kehormatan, memuja
kesuksesan, menjadi budak bagi pemikiran-pemikiran manusia,
mengagungkan yang tidak agung, dan merendahkan yang agung, lalu hidup
kita habis untuk menyembah Tuhan yang kita ciptakan. Betapa bodohnya,
betapa melencengnya jalan hidup kita.

Allahu akbar 3X wa lillahilhamd


Ya Allah, kami tidak tahu seberapa berbeloknya hati kami dari arahmu.
Di kontes-kontes dunia; kejayaan kami puja, kami rela melakukan apa saja,
asal kami bisa kaya, kami korbankan apa saja asal jabatan kami tetap terjaga,
kami belajar di bangku-bangku sekolah dengan sungguh-sungguh bukan
karena perintahmu, malainkan kami takut kalau tidak sekolah nanti kami jadi
tidak terhormat, tidak bisa mencari pekerjaan, menjadi terhina dan tidak
mulia di mata manusia.
Lihatlah betapa manusia lebih kami takuti dariMu. Betapa penuh
pamernya hidup kami, kami tumpuk barang-barang duniawi agar tetangga
3
sebelah menjadi iri, mata kami gemar mencari-cari apa yang dimiliki
tetangga yang tidak kami miliki, betapa hati kami masih sering bahagia
melihat tetangga jatuh menderita.
Ya Allah betapa sombongnya kami, yang hidup selalu mengharap untuk
di puji. Kami bekerja keras, berbuat ini dan itu, sukses di sini dan di situ,
untuk kami pamerkan, untuk mendapatkan pujian. kami lalai bahwa hanya
engkaulah yang berhak dipuji. Ya allah betapa kotornya hidup kami selama
ini, ya Allah Engkaulah yang maha suci, adakah hari ini kami akan kembali
fitri. Setelah kami jelang ramadhan dengan penuh renungan hati. Setelah
ayatmu yang satu ini begitu menggema di dalam batin kami.

)89( ‫) ِإاَّل َمْن َأَتى الَّلَه ِبَق ْلٍب َس ِليٍم‬88( ‫َيْو َم اَل َيْنَف ُع َم اٌل َو اَل َبُنوَن‬
"pada saat itu harta dan anak tidak ada manfaatnya apa-apa, kecuali
mereka yang datang kepada Allah dengan hati yang fithrah " (as-Syu'ara
88-89)

Allahu akbar-3x walillahi alhamd


Bagi mereka yang hari ini kembali, menemukan fitrah telaga hatinya,
hari inilah mereka merasakan agungnya hari kemenangan itu. Lalu berharap-
harap cemas, untuk tetap mampu menjaga hatinya agar senantiasa berada di
nuansa ramadhan. Merekalah orang-orang yang mampu memetik mutiara
ramadhan, dan menjadikannya sebagai air yang menghayutkan kotoran debu
di hatinya. Merekalah orang-orang yang mampu membedakan mana yang
bernama kemuliaan, dan mana yang cuma kilauan.

Jamaah Idul Fithri Rahimakumullah,

Bulan Ramadhan yang agung memang telah berlalu, akan tetapi jangan
sampai semangat ibadah yang kita peroleh di dalamnya pun ikut berlalu,
bahkan hendaknya kita dapat mengambil dan mengamalkan hikmah-hikmah
yang terkandung di dalam bulan Ramadhan. Dan diantara salah satu mutiara

4
hikmah yang dapat kita petik adalah membangun interaksi dengan Al-
Qur’an.

Interaksi atau hubungan yang dibangun dengan Al-Qur’an berbagai


macam bentuknya, diantaranya adalah membaca dan menghafalnya, belajar
dan mengajarkannya, mentadabburi dan memahaminya, serta
mengamalkannya. Setiap orang yang berinteraksi dengan al-Qur’an akan
mendapatkan ganjaran yang besar dari Allah.
Allah menyebutkan di dalam firman-Nya:

‫ِإَّن اَّلِذ يَن َيْتُلوَن ِكَتاَب الَّلِه َو َأَقاُموا الَّص الَة َو َأْنَفُقوا ِم َّم ا َر َز ْقَناُه ْم ِس ًّر ا َو َعالِنَيًة‬
‫ِت‬
‫َيْر ُج وَن َج اَر ًة َلْن َتُبوَر‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan
mendirikan shalat serta menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami
anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan,
mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (QS Fathir:
29-30).

Di dalam hadits disebutkan:

، ‫َمْن َشَغَلُه اْلُقْر آُن َعْن ِذ ْك ِر ي َو َم ْس َأَلِتي َأْع َطْيُتُه َأْفَض َل َم ا ُأْع ِط َي الَّس اِئِليَن‬
‫َفْض َك َالِم اِهلل َعَلى اِئِر الَك َالِم َكَف ْض ِل اِهلل َعَلى َخ ْلِقِه‬
‫َس‬ ‫َو ُل‬
Artinya: “Barangsiapa yang disibukkan dengan Al-Quran dalam rangka
berdzikir kepada-Ku dan tidak sempat memohon kepada-Ku, niscaya Aku
akan berikan sesuatu yang lebih utama dari pada apa yang telah Aku
berikan kepada orang-orang yang telah meminta. Dan keutamaan kalam
Allah daripada seluruh kalam selain-Nya seperti keutamaan Allah atas
makhluk-Nya.” (HR At-Tirmidzi).

5
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Dengan memberikan perhatian yang lebih kepada al-Qur’an maka
sebenarnya kita juga secara tidak langsung akan memuliakan diri kita sendiri
dengan menempatkan diri kita sebagai ahlul qur’an

Marilah kita perhatikan hadits yang bersumber dari Anas ibn Malik berikut
ini
، ‫ َأْه اْلُق آِن‬: ‫ا وَل الَّلِه؟ َقاَل‬ : ‫وا‬‫ُل‬ ‫ا‬‫َق‬ ‫ِس‬ ‫َّنا‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ِإَّن ِلَّلِه َأ ِلي ِم‬
‫ُل ْر ُه ْم‬ ‫َمْن ُه ْم َي َر ُس‬ ‫ْه َن َن‬
‫ِه‬
‫َأْه ُل الَّل َو َخ اَّصُتُه‬
“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para
sahabat bertanya, “Siapakah mereka wahai Rasulullah?” Rasul menjawab,
“Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihanNya ”
(HR. Ahmad)

Menurut beberapa ulama “Yang dimaksud ahlul qur’an bukanlah


orang yang sekedar menghafal dan membacanya saja. Ahlul qur’an (sejati)
adalah orang yang mengamalkannya, meskipun ia belum hafal al-Qur’an
secara utuh. Orang-orang yang mengamalkan Al-Qur’an; menjalankan
perintah dan menjauhi larangan, serta tidak melanggar batasan-batasan yang
digariskan Al-Qur’an, mereka itulah yang dimaksud ahlul qur’an, keluarga
Allah serta orang-orang pilihan-Nya. Merekalah hamba Allah yang paling
istimewa.

Adapun orang yang hafal Al-Qur’an, membaguskan bacaan Qur’an


nya, membaca setiap hurufnya dengan baik. Namun, jika ia menyepelekan
batasan-batasan yang digariskan Al-Qur’an, ia bukan termasuk dari ahlul
qur’an dan tidak pula termasuk dari orang-orang yang dikhususkan Allah.

Jadi ahlul qur’an adalah orang yang berpedoman dengan Al-Qur’an


(dalam gerak-gerik kehidupannya), ia tidak menjadikan selain Al-Qur’an
sebagai panutan. Mereka mengambil fiqih atau hukum-hukum dari Al-
Qur’an, serta menjadikannya sebagai pedoman dalam beragama

6
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Mencintai al-Qur’an tidak cukup dengan memperbanyak koleksi


mushaf al-Qur’an di rumah. Cinta kepada kepada kalamullah haruslah
dibuktikan dengan mempelajari dan mengajarkannya.
Dalam kitab Shahihnya, Imam Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari
Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi
wa Sallam bersabda,

. ‫ُه‬
‫َخ ْيُر ُك ْم َمْن َتَعَّلَم اْلُقْر آَن َو َعَّلَم‬
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan
mengajarkannya.”

Ma’asyiral Muslimin Hadaniyallu wa iyyakum

Maksud dari belajar Al-Qur`an di sini, yaitu mempelajari cara


membaca Al-Qur`an. Bukan mempelajari tafsir Al-Qur`an, asbabun
nuzulnya, nasikh mansukhnya, balaghahnya, atau ilmu-ilmu lain dalam
ulumul Qur`an. Meskipun ilmu-ilmu Al-Qur`an ini juga penting dipelajari,
namun hadits ini menyebutkan bahwa mempelajari Al-Qur`an adalah lebih
utama. Mempelajari Al-Qur`an adalah belajar membaca Al-Qur`an dengan
disertai hukum tajwidnya, agar dapat membaca Al-Qur`an secara tartil dan
benar seperti ketika Al-Qur`an diturunkan. Karena Allah dan Rasul-Nya
sangat menyukai seorang muslim yang pandai membaca Al-Qur`an.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

‫َل ِه‬ ‫الَّسَف ِة اْلِك اِم اْل ِة اَّلِذي ْق ُأ اْلُق آَن َت َت ِفيِه‬ ‫اْل اِه ِباْلُق آِن‬
‫َع‬
‫َي َر ْر َو َي َتْع ُع َو َو ْي‬
‫ُه‬ ‫َمَع َر َر َبَر َر َو‬ ‫َم ُر ْر‬
)‫ (متفق عليه‬. ‫َش اٌّق َل َأ اِن‬
‫ُه ْج َر‬
“Orang yang pandai membaca Al-Qur`an, dia bersama para malaikat yang
mulia dan patuh. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur`an dengan

7
terbata-bata dan berat melafalkannya, maka dia mendapat dua pahala.”
(Muttafaq Alaih)

Dan adapun maksud dari mengajarkan Al-Qur`an, yaitu mengajari


orang lain cara membaca Al-Qur`an yang benar berdasarkan hukum tajwid.
Sekiranya mengajarkan ilmu-ilmu umum seperti matematika, IPA, IPS dsb,
adalah perbuatan mulia dan mendapatkan pahala dari Allah, tentu
mengajarkan Al-Qur`an mendapatkan pahala dan derajat yang lebih utama.
Bahkan ketika Sufyan Ats-Tsauri ditanya, mana yang lebih utama antara
berjihad di jalan Allah dan mengajarkan Al-Qur`an, dia mengatakan bahwa
mengajarkan Al-Qur`an lebih utama.

Jamaah Idul Fithri rahimakumullah.


Mengkaji Al-Quran adalah kemuliaan yang sangat besar untuk
manusia. Allah Tuhan Yang Maha Besar, Maha Tinggi, bermaksud
memberikan kepada manusia kemuliaan untuk berbicara dan berkomunikasi
dengan-Nya melalui ayat-ayat Al Quran ini. Kemuliaan ini tidak diberikan
kepada makhluk-makhluk yang lainnya termasuk para Malaikat.

Ibnu Shalah berkata dalam fatwanya menyebutkan:

‫ِقَر اَءُة اْلُقْر آِن َك َر اَمٌة َأْك َر َم اُهلل ِبَه ا اْلَبَش َر َفَق ْد َو َر َد َأَّن اْلَم اَل ِئَك َة َلْم ُيْع ُطْو ا َذِلَك‬
. ‫َو َأَّنَه ا َح ِر ْيَص ُة ِلَذ ِلَك َعَلى اْس ِتَم اِعِه ِم َن اِإْل ْنِس‬

Artinya: “Membaca Al-Quran merupakan sebuah kemuliaan yang Allah


berikan kepada hamba-Nya. Dan terdapat dalam riwayat, bahwa para
malaikat tidak mendapat kemuliaan ini, tetapi mereka sangat antusias untuk
mendengarkannya dari manusia.”

Ini seperti diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa seorang sahabat


bernama Usaid bin Al-Hudhair pada suatu malam membaca Al-Quran di
teras depan rumahnya. Di sana tertambat seekor kuda yang siap digunakan
untuk berjihad. Sedangkan anaknya tidur di samping beliau.

8
Ketika Usaid bin Al Hudhair membaca awal surah Al-Baqarah,
kudanya berontak lari berputar-putar sampai hendak memutuskan talinya.
Kejadian itu berulang kali terjadi saat Usaid melanjutkan bacaan Al-Quran-
nya. Seketika Usaid memandang ke arah langit, ia melihat satu naungan
awan seperti payung yang sangat mengagumkan. Payung itu sangat indah
berkilatan, tergantung memenuhi ufuk dengan cahayanya yang sangat terang.

Lalu keesokan harinya, ia ceritakan kepada baginda Nabi. Rasulullah


Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun bersabda: “Itu adalah malaikat yang ingin
mendengarkan engkau membaca Al Qur’an, wahai Usaid. Seandainya
engkau teruskan bacaanmu, pastilah orang banyak akan melihatnya pula.
Pemandangan itu tidak akan tertutup dari mereka.”

Seperti inilah Allah menghargai dan mengangkat derajat ahlul qur’an.


Keistimewaan itu hanya diberikan kepada orang yang mau belajar al-qur’an
dan mengajarkannya.

Allahu akbar 3X wa lillahilhamd

Jamaah Idul Fithri yang dirahmati Allah

Di Era globalisasi dan teknologi yang semakin canggih ini hendaknya kita
dapat memanfaatkan kesempatan untuk membawa diri kita dan keluarga
bahkan masyarakat sekeliling kita untuk menjadi ahlul qur’an. Marilah kita
semua membentuk komunitas al-qur’an dan kajian al-Qur’an, sehingga Allah
memberikan rahmat dan ampunannya serta menjadikan Indonesia sebagai
BALDATUN THAYYIBATUN WA RABBUN GHAFUR
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang diberikan hidayah untuk
menjadi keluarga Allah dan bagian dari hamba yang Allah istimewakan.

‫جعلنا اهلل وإياكم من العائدين الفائزين السائلني املقبولني وأدخلنا وإياكم‬


.‫يف ُز ْم َر ِة عباده الصاحلني‬

9
‫َلُك يِف اْلُق آِن اْلَك ِرِمْي َف ىِن ِإيَّـ اُك مبا فيه ِم ْاآل اِت‬
‫َن َي‬ ‫َو َن َع َو ْم‬ ‫ْر‬ ‫َب اَر َك اُهلل ْيِل َو ْم‬
‫َو ال ِّذ ْك ِر اَحْلِكْيِم ‪َ .‬أُقْو ُل َقْو ىِل َه َذ ا َو َأْس َتْغِف اهللَ اْلَعِظ ْي َو َلُك ْم َو ِل اِئِر‬
‫َس‬ ‫َم ْيِل‬ ‫ُر‬
‫اْلُم ْؤ ِمِنَنْي ِم ْن ُك ِّل َذْنٍب َفاْس َتْغِف ُر ْو ُه ِإَّنُه ُه َو اْلَغُفْو ُر الَّر ِح ْيُم‪.‬‬
‫‪Khutbah Kedua‬‬
‫اهلل أكرب ‪7‬‬
‫اهلل َأْك رَب َك ِبرْي ا َو اَحلْم ُد هلل َك ِثْيًر ا َو ُس ْبَح اَن اِهلل ُبْك َر ًة َو َأِص ْياًل َال ِإَلَه ِإاَّل اهلل‬

‫َو ْح َد ُه َص َد َق َو ْع َد ه َو َنَص َر َعْبَد ه َو َأَعَّز ُج ْنَد ُه َو َه َزَم اَألْحَز اَب َو ْح َد ه َال ِإَلَه‬
‫ِإَّال اهلل َو اَل َنْع ُبُد ِإاَّل ِإَّياه ْخُمِلِص َنْي َلُه الِّد ْيَن َو َلْو َك ِر َه الَك اِفُر ْو ن‪.‬‬
‫َل‬ ‫َك‬ ‫ِر‬ ‫َش‬‫َال‬ ‫َد‬ ‫ا‬ ‫َّال‬‫ِإ‬ ‫َل‬‫ِإ‬ ‫َال‬ ‫ْن‬‫َأ‬ ‫ُد‬ ‫ْش‬‫َأ‬ ‫‪.‬‬ ‫َأ‬ ‫ا‬ ‫َك‬ ‫ا‬ ‫ا ُد ِ ِهلل ًد ا َك ِث‬
‫ْي ُه‬ ‫َه ُهلل َو ْح ُه‬ ‫ْمَح ْيًر َم َم َر َه‬ ‫َحْلْم‬
‫ِإْر َغاًم اِ ْن َجَح َد ِب ِه َو َك َف َر ‪َ .‬و َأْش َه ُد َأَّن َحُمَّم ًد ا َعْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُلُه َس ِّيُد اِإل ْنِس‬
‫َمل‬
‫ْال َش ِر ‪ .‬الَّل َّم ِّل ِّل اِر ْك ل َذ ا الَّن اْلَك ِرِمْي ل َأِلِه َأ اِبِه‬
‫َو َع َى َو ْص َح‬ ‫ُه َص َو َس ْم َو َب َع َى َه ِّيِب‬ ‫َو َب‬
‫َأَمْجِعَنْي ‪َ ،‬أَّما َبْع ُد ‪.‬‬
‫َفَيا ِعَباد اِهلل اَّتُقوا اَهلل َح َّق ُتَق اِتِه َو َال مَتُوُْتّنَ ِإَّال وََأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن ‪َ ،‬و َتَز َّو ُدْو ا َفِإَّن‬
‫الَّز اِد الَّتْق ى‪ .‬اْع َل وا َأَّن اهللَ َأ ُك ِبَأ ٍر َد َأ ِف ِه ِب ْف ِس ِه يَّن َمِبَالِئَك ِتِه‬
‫َم َر ْم ْم َب ْي َن َو َث‬ ‫َو َو ُم‬ ‫َخ ْيَر‬
‫ل‬ ‫َن‬ ‫ُّل‬ ‫َت‬ ‫َك‬‫اْلَق اِئ يِف ِكتَاِبِه اْلَك ِرِمْي ِإَّن ا َالِئ‬ ‫اْل ِّب ِة ِبُقْد ِس ِه‬
‫َهلل َو َم ُه ُيَص ْو َع َى‬ ‫َو ُه َو ُل‬ ‫ُم َس َح‬
‫الَّنِّيِب َيا َأُّيَه ا اَّلِذ ْيَن َأَم ُنوا َص ُّلوا َعَلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َتْس ِلْيًم ا‪.‬‬
‫‪10‬‬
‫ِإَّن اَهلل َو َم َالِئَك َت ُه ُيَص ُّلْو َن َعلَى الَّنِّيِب َيا َأُّيَه ا اَّلِذ ْيَن َأَم ُنوا َص ُّلوا َعَلْي ِه َو َس ِّلُمْو ا‬
‫َتْس ِلْيًم ا‪.‬‬
‫ل الَّت اِبِع‬ ‫الَّل َّم ِّل ل نبينا َّم ٍد ل آِل ِه َأ اِبِه َأ ِع‬
‫َنْي‬ ‫َو ْص َح َمْج َنْي َو َع َى‬ ‫َحُم َو َع َى‬ ‫ُه َص َع َي‬
‫َأ‬ ‫ا‬ ‫ِت‬ ‫ِب‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ِن‬ ‫ِّد‬ ‫ال‬ ‫اِبِعى الَّت اِبِع ِبِإ اٍن ِإ ِم‬
‫ْي َو ْر ْمَحَن َمَعُه ْم َر َمْح َك َي ْر َح َم‬ ‫َنْي ْح َس َىل َيْو‬ ‫َو َت‬
‫الَّر اِمِح َنْي ‪.‬‬
‫الَّل َّم اْغ ِف ِلْل ْؤ ِمِن اْل ْؤ ِم َن اِت اْل ِلِم اْل ِل اِت اَأل يَاِء ِم‬
‫ْح ْنُه ْم‬ ‫َو ُمْس َنْي َو ُمْس َم‬ ‫ْر ُم َنْي َو ُم‬ ‫ُه‬
‫َو اَألْم َو اِت ِإَّنَك ِمَس ْيٌع َقِر ْيٌب ِجُم ْيُب الَّد َعَو اِت َيا َقاِض َي اَحْلاَج اِت ‪.‬‬
‫الَّلُه َّم َأْص ِلْح َلَن ا ِدْيَنَن ا اَّل ِذ ى ُه َو ِعْص َم ُة َأْم ِر َن ا َو َأْص ِلْح َلَن ا ُدْنَياَن ا اَّليِت ِفْيَه ا‬
‫ِل‬
‫َمَعاُش َنا َو َأْص ْح َلَن ا آِخ َر َتَن ااَّليِت ِإَلْيَه ا َمَعاُدَنا َو اْجَع ِل اَحْلَي اَة ِز َياَدًة َلَن ا يِف ُك ِّل‬
‫َخ ٍرْي َو اْجَعِل اْلَمْو َت َر اَح ًة َلَنا ِم ْن ُك ِّل َش ٍّر ‪.‬‬
‫ّٰل‬ ‫َأل‬ ‫‪,‬‬ ‫ى‬ ‫‪,‬‬ ‫ر‬ ‫‪,‬‬ ‫ام‬ ‫ِإ‬ ‫يِل‬ ‫ا‬ ‫‪,‬‬ ‫ِن‬‫آ‬ ‫ا‬ ‫ِب‬ ‫يِن‬ ‫ّٰل‬
‫َو ُنْو َو ُه ًد َو َر َمْحًة ُه َّم‬ ‫ًا‬ ‫ًا‬ ‫ُقْر َو ْجَع ُه َم‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫َأل ُه َّم ْر ْمَح‬
‫ا‬
‫َذِّك ْر يِن ِم ْن ُه َم ا َنِس ْيُت ‪َ ,‬و َعِّلْم يِن ِم ْن ُه َم ا َج ِه ْلُت ‪َ ,‬و اْر ُز ْقيِن ِتاَل َو َت ُه آنَاَء الَّلْي ِل ‪,‬‬
‫ِم‬
‫َو َأْطَر َف الَّنَه اِر ‪َ ,‬و اْجَعْلُه يِل ُح َّج ًة َيا َر َّب اْلَعاَل َنْي‬
‫ُل ِهِب‬ ‫ْف‬ ‫ِّل‬
‫َأ‬ ‫الَّل َّم َأِع َّز ْاِإل َال اْل ِلِم َأ ِل َالَة اْل ِلِم‬
‫َب ُق ْو ْم‬ ‫َنْي‬ ‫َو‬ ‫َنْي‬ ‫ْس َم َو ُمْس َنْي َو ْص ْح ُو ُمْس‬ ‫ُه‬
‫ل ُد ِّو َك ُد ِّو ِه ِّفْق ِلْل ِل َمِبا ِف ِه‬ ‫ْن‬‫ا‬ ‫ِه‬‫َأ ِل َذا ِن‬
‫ْي‬ ‫ْم َو َو ُه ْم َعَم‬ ‫َع‬ ‫َو‬ ‫َع‬ ‫َع‬
‫َو ْص ْح َت َبْي ْم َو ُص ْر ُه ْم َى‬
‫َص َالُح اِإل ْس َالِم َو اْلُمْس ِلِم َنْي ‪.‬‬
‫‪11‬‬
‫ُل ِب ا ِغًّال ِلَّل ِذ‬ ‫َال‬ ‫ُق َنا ِبْاِإل َمْياِن‬ ‫َّب ا اْغ ِف َل ا ِإل اِن ا اَّلِذ‬
‫ْيَن‬ ‫َن‬ ‫ْجَت‬
‫َو َع ْل ْيِف ُق ْو‬ ‫َر َن ْر َن َو ْخ َو َن ْيَن َس َب ْو‬
‫آَم ُنْو ا ِإَّن َك َر ُؤ ْو ٌف َر ِح ْيٌم‪َ ،‬ر َّبَن ا آِتَن ا ِفي ال ُّد ْنَيا َح َس َنًة َو ِفي اآلِخ َر ِة َح َس َنًة‬
‫َو ِقَنا َعَذ اَب الَّناِر َو اَحْلْم ُد ِ ِهلل َر ِّب اْلَعـاِلِم َنْي ‪.‬‬

‫‪12‬‬

Anda mungkin juga menyukai