Anda di halaman 1dari 9

‫‪1‬‬

‫‪Khutbah Pertama‬‬
‫اَحْلْم ُد ِهلل الَق ِو ِّي ا ِتِني ‪ُ ،‬س ْبَح اَنُه َخ َل َق اِإل ْنَس اَن يِف َأْح َس ِن َتْق ِو ٍمي ‪َ ،‬و َه َد اُه ِلْلَم ْنَه ِج الَق ِو ِمي ‪،‬‬
‫ِه‬ ‫ِق‬ ‫ِه‬ ‫ِت‬ ‫ِم‬ ‫ِه‬ ‫ِت‬ ‫ِحِب‬ ‫ِك‬ ‫ِئ ِف َمل‬
‫َو َس َّن َش َر ا َع يَه ا الُق َّو ُة َو الَّتم ُني ‪ْ ،‬ك َم ُنْؤ ُن ‪َ ،‬و ِبُقْد َر ُن و ُن ‪َ ،‬عَلْي َنَتَو َّك ُل‪َ ،‬و ِإَّي اُه‬
‫َد‬ ‫ا‬ ‫َّال‬‫ِإ‬ ‫َل‬‫ِإ‬ ‫َال‬ ‫ْن‬‫َأ‬ ‫ُد‬ ‫ْش‬‫َأ‬ ‫‪.‬‬ ‫َنسَتِع ‪َ ،‬أ ُد اىَل َمِبا َل َأ ِم ا ِد ُأْثيِن َل ِه‬
‫َه ُهلل َو ْح ُه‬ ‫ُه َو ُه ْه ٌل َن َحْلْم َو َع ْي َو َه‬ ‫ُني َمْح ُه َتَع‬
‫ُل ‪ .‬ا َأُّي ا الَّنا ُأ ِص ُك ِإَّيا ِب ْق ى اِهلل‬ ‫ِر‬
‫َال َش ْيَك َل ُه َو َأْش َه ُد َأَّن َحُمَّم ًد ا َعْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُه َي َه ُس ْو ْي ْم َو َي َت َو‬
‫ُت‬ ‫َأن‬ ‫َّال‬‫َقْد َفاَز اْل َّتُق َن ‪َ .‬قاَل َع اىَل ‪ :‬ا َأُّيهَا اَّلِذْي ا ُن وا اَّتُق وا اَهلل َّق َق اِتِه َال ُمَت ُتَّن ِإ‬
‫َو ْم‬ ‫َح ُت َو ْو‬ ‫َن َء َم‬ ‫َي‬ ‫َت‬ ‫ُم ْو‬ ‫َف‬
‫َل‬ ‫ُّم ِل َن ‪َ .‬ق اَل اىَل ‪ :‬ا َأُّي ا الَّن ا اَّتُق ا َّبُك اَّل ِذ َلَق ُك ِّم ْف ٍس اِح َد ٍة‬
‫َو َخ َق‬ ‫َتَع َي َه ُس ْو َر ُم ْي َخ ْم ْن َن َو‬ ‫ْس ُمْو‬
‫ِم ْنَه ا َز ْو َجَه ا َو َبَّث ِم ْنُه َم ا ِر َج اًال َك ِثْيًر ا َو ِنَس آًء َو اَّتُق وا اَهلل اَّلِذْي َتَس آَءُلْو َن ِب ِه َو ْاَألْر َح اَم ِإَّن‬
‫َلُك‬ ‫ُل ا ًال ِد ا‪ِ .‬ل‬ ‫ا‬ ‫وا‬ ‫ُق‬‫َّت‬ ‫ا‬ ‫وا‬ ‫ا‬ ‫ا َك اَن َل ُك ِق ا‪ .‬ا َأُّي ا اَّل ِذ‬
‫ُي ْح ْم‬ ‫ْص‬ ‫ًد‬‫ْي‬ ‫َهلل َو ُقْو ْو َقْو َس‬ ‫ُن‬ ‫َن َء َم‬ ‫ْي‬ ‫َع ْي ْم َر ْيًب َي َه‬ ‫َهلل‬
‫َأْع َم اَلُك ْم َو َيْغِف ْر َلُك ْم ُذُنْو َبُك ْم َو َمْن ُيِط ِع اَهلل َو َرُسْو َلُه َفَقْد َف اَز َفْو ًز ا َعِظ ْيًم ا‪َ .‬أَّم ا َبْع ُد ‪َ ،‬الَّلُه َّم‬
‫َص ِّل َو َس ِّلْم َعَلى َنِبِّيَنا َحُمَّم ٍد َو َعَلى آِلِه َو َصْح ِبِه َو َمْن َتِبَعُه ْم ِبِإْح َس اٍن ِإىَل َيْو ِم اْلِق َياَم ِة‪.‬‬
‫‪Hadirin sidang Jum'at rahimakumullah‬‬

‫‪Untuk menyambut seruan Allah SWT dalam menunaikan ibadah shalat jum'ah‬‬
‫‪ini, marilah kita bersama-sama berusaha meningkatkan kadar iman kita untuk‬‬
‫‪semakin memantapkan taqwa kepada Allah SWT dengan taqwa yang sebenar-‬‬
‫‪benarnya yaitu dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala‬‬
‫‪larangan-Nya. Karena pada hakekatnya, disisi-Nya nantinya lah taqwa seseorang‬‬
‫‪yang menjadi ukuran mulianya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada‬‬
‫‪panutan kita, Nabi Muhammad Sholallahu ‘alaihi wasallam dan kepada keluarga,‬‬
‫‪sahabat, serta pengikutnya sampai hari kiamat kelak.‬‬
2

Hadirin sidang Jum'at rahimakumullah


Melaksanakan apa yang diperintahkan Allah itu hukumnya wajib, demikian
pula meninggalkan apa yang dilarang Allah hukumnya juga wajib dan sebagai hamba
Allah kita harus senantiasa mendasari amal kita tersebut dengan berlandaskan pada
keikhlasan hati dan niat karena Allah ta’ala. Jangan sampai kita melaksanakan
perintah Allah dengan suasana hati yang terpaksa dan tidak ikhlas, karena Ulama kita
Ibnu qoyyim dalam kitabnya al-fawaid memberikan nasihat yang sangat indah
tentang ikhlas, beliau mengatakan “Amalan yang dilakukan tanpa disertai ikhlas dan
tanpa mengikuti tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bagaikan seorang
musafir yang membawa bekal berisi pasir. Bekal tersebut hanya memberatkan,
namun tidak membawa manfaat apa-apa.”

Hadirin sidang Jum'at rahimakumullah


Ketika berbicara ikhlas maka terlebih dahulu harus berbicara tentang niat,
sebab keduanya sangat erat hubungannya, tak ubahnya seperti pohon dan
bibitnya.Niat adalah titik tolak permulaan dalam segala amal perbuatan. Niat menjadi
ukuran yang menentukan diterima atau tidaknya sebuah amal atau menjadi ukuran
besar dan kecilnya pahala yang kita terima. Dalam sebuah hadits yang disampaikan
oleh sahabat Umar bin Khattab, Rasulullah bersabda :
‫ فمن كانت هجرته إىل اهلل ورسوله‬.‫ وإمنا لكل امرئ ما نوى‬,‫إمنا األعمال بالنيات‬
‫ أو امرأة ينكحها فهجرته إىل‬,‫ ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها‬,‫فهجرته إىل اهلل ورسوله‬
)‫ (رواه خباري و مسلم‬.‫ما هاجر إليه‬
Artinya : ”Sesungguhnya segala amal tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya
setiap orang mendapatkan apa yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya
karena Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya karena Allah dan rasul-Nya. Dan
barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang akan diraihnya atau wanita yang
akan dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari
dan Muslim)

Kemudian Salah seorang ulama yang bernama Abdullah bin Mubarak mengatakan :
‫رب عمل صغري ُتْع ِظ ُم ُه النية ورب عمل كبري ُتْص ِغُر ُه النية‬
Artinya : “seringkali amal yang kecil menjadi besar karena baik niatnya dan
seringkali pula amal yang besar menjadi kecil karena salah niatnya”
3

Hadits Nabi diatas dan juga perkataan Ulama Abdullah bin Mubarak menjadi bukti
bahwa niat adalah ruh amal, inti, dan sendinya. Amal mengikuti niat. Amal menjadi
benar karena niat yang benar dan amal menjadi rusak karena niat yang rusak.

Hadirin sidang Jum'at rahimakumullah


Keberadaan niat harus disertai pembebasan dari segala keburukan diri, nafsu,
dan keduniaan, ini semua dilakukan agar bisa mencapai derajat ikhlas. Ikhlas adalah
memperindah ibadah atau kebajikan karena Allah semata dan mengharap keridaan-
Nya. Imam Yahya an-Nawawi membagi derajat ikhlas menjadi tiga macam, yaitu:
1. Ikhlas seorang hamba sahaya, ikhlas yang dikerjakan karena takut kepada Allah
2. Ikhlas seorang Amal Saudagar, yaitu ikhlas karena mengharapkan pahala dan
supaya kelak masuk kedalam surga
3. Ikhlas seorang manusia merdeka, yaitu ikhlas yang dilakukan sebagai bukti
syukur kepada Allah dan mengharap keridaanNya

Derajat ikhlas yang ketiga inilah derajat yang tertinggi. Karena ia hanya mengharap
keridaan Allah SWT. Allah berfirman dalam surat al-Bayyinah ayat ke 5
‫ِل‬ ‫ِق‬ ‫ِل‬ ‫ِل‬
‫َو َم ا ُأِم ُر وا ِإاَّل َيْع ُب ُد وا الَّل َه ْخُم ِص َني َل ُه الِّديَن ُح َنَف اَء َو ُي يُم وا الَّصاَل َة َو ُيْؤ ُتوا الَّز َك اَة َو َذ َك‬
‫ِدي اْلَق ِّي ِة‬
‫ُن َم‬
Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam agama yang lurus an supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang
lurus

Hadirin sidang Jum'at rahimakumullah


Mewujudkan ikhlas bukanlah pekerjaan yang mudah seperti anggapan orang-
orang yang biasa beramal hanya berdasarkan kepada permukaan yang tampak, tidak
dengan ruh amal tersebut. Shalat yang dikerjakan hanya sebagai formalitas tentunya
akan berbeda dengan shalat yang dikerjakan dengan ruh ikhlas. Dampak yang
ditimbulkan dari amal tersebut pun berbeda. Shalatnya seseorang yang ikhlas akan
selalu membawanya kepada amal sholih dan mencegahnya untuk melakukan
perbuatan munkar sedangkan shalatnya seseorang tanpa rasa ikhlas tidak memberi
jaminan bahwa ia selalu dapat melakukan amal sholih dan mencegah dirinya dari
perbuatan munkar.
4

Para Alim ulama telah menegaskan sulitnya ikhlas dan beratnya mewujudkan
ikhlas itu di dalam jiwa, kecuali orang yang memang dimudahkan Allah.
Membersihkan jiwa dari hawa nafsu yang tampak maupun tersembunyi,
membersihkan niat dari berbagai noda, nafsu pribadi dan duniawi, juga tidak mudah.
Meredam egoisme, kecintaan kepada diri sendiri, cinta dunia dan keinginan untuk
mendapatkan tujuan secara langsung, adalah pekerjaan yang amat besar.

Oleh karena itu perlu usaha maksimal, selalu memperhatikan pintu-pintu masuk
bagi syetan ke dalam jiwa, membersihkan jiwa dari unsur-unsur riya’, kesombongan,
gila kedudukan, suka berpenampilan dan pamer. Sebab unsur-unsur seperti ini lebih
banyak menguasai jiwa manusia. Maka dari itu Sahl bin Abdullah At-Tustary
seorang generasi dari tabiut tabiin, beliau mengatakan :
‫ما علجت شيئا أشد علي من نييت ألهنا تتقلب علي‬
Tidak ada sesuatu yang paling berat untuk saya obati, kecuali niatku, sebab ia
senantiasa berbolak balik dalam diriku.

Hadirin sidang Jum'at rahimakumullah


Niat amalan yang disertai riya maka akan menghapus pahala. Adapun riya ada 2
jenis:

1. Mengerjakan amalan karena riya


2. Mengerjakan amalan karena Allah dan riya

Semua jenis riya ini akan menghapuskan pahala.


Rasulullah mengatakan dalam sebuah hadits qudsi :
‫أنا أغىن الُّش َر َك اِء َعِن الِش ْر ِك من َعِم َل َعَم ًال َأْش َر َك فيه َم ِعي غريي تركُته وشرَك ه‬
”Allah tabaraka wa ta’ala berfirman, ‘Aku sangat tidak membutuhkan sekutu.
Barangsiapa yang beramal menyekutukan sesuatu dengan-Ku, maka Aku
meninggalkannya bersama sekutunya” (HR. Muslim)

An-Nasai meriwayatkan hadits dari Abu Umamah radhiyalallahu ta'ala 'anhu, Ia


berkata Seseorang datang kepada Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam kemudian
berkata, Bagaimana pendapatmu tentang orang yang berperang karena mencari
pahala dan nama, apa yang ia dapatkan? Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, Ia tidak mendapatkan apa-apa. Beliau bersabda lagi, Sesungguhnya Allah
tidak menerima amal perbuatan kecuali amal perbuatan yang ikhlas dan
dimaksudkan untuk mencari keridaan-Nya (AL-Hafidz Al-Iraqi menghasankan hadits
ini dalam Takhriju Ahaditsil Ihya)
5

Kemudian Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah radhiyalallahu


'anhu bahwasanya dia berkata, aku mendengar Rasulullah shalallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
“Manusia yang pertama kali di adili pada hari Kiamat ialah orang yang mati di
medan perang. Ia didatangkan kemudian Allah memberitahu nikmat nikmat-Nya
kepadanya dan iapun mengakuinya. Allah berfirman, “Apa yang engkau lakukan
dengan nikmat-nikmat tersebut?” Orang tersebut menjawab, “Aku berperang di
jalan-Mu hingga aku gugur sebagai syahid”. Allah berfirman, “Engkau bohong,
engkau berperang agar dikatakan sebagai pemberani dan betul bahwa engkau sudah
dikatakan sebagai pemberani”. Kemudian diperintahkan agar orang tersebut diseret
dan tersungkur wajahnya sampai ke neraka. Dan juga orang yang mempelajari ilmu
dan mengajarkannya dan membawa Al-Quran, orang tersebut didatangkan,
kemudian Allah memberitahu nikmat-nikmat-Nya kepadanya dan iapun
mengakuinya. Allah berfirman “Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat-
nikmat tersebut?” Orang tersebut menjawab, “Aku mempelajari ilmu,
mengajarkannya dan membaca Al-Quran dijalan-Mu”. Allah berfirman, “Engkau
bohong, engkau mempelajari ilmu agar dikatakan sebagai alim dan membaca Al-
Quran agar dikatakan sebagai qari dan betul engkau telah dikatakan seperti itu.
Kemudian diperintahkan agar orang tersebut diseret dan tersungkur wajahnya
sampai ke neraka. Juga orang yang diberi kemudahan oleh Allah dan diberi dengan
berbagai macam harta. Orang tersebut didatangkan kemudian Allah
memberitahukan nikmat-nikmat-Nya kepadanya dan iapun mengakuinya. Allah
berfirman, “Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat-nikmat tersebut?” Orang
tersebut menjawab, “Aku tidak pernah meninggalkan salah satu jalan yang Engkau
sukai kalau harta diinfakkan di jalan tersebut melainkan Aku menginfakkan harta
didalamnya”. Allah berfirman, “Engkau bohong, engkau melakukan seperti itu agar
dikatakan sebagai dermawan, dan betul telah dikatakan kepadamu sebagai orang
yang dermawan”. Kemudian diperintahkan agar orang tersebut diseret dan
tersungkur wajahnya sampai ke neraka.

Dalam hadits diatas disebutkan bahwa ketika Muawiyah diberitahu tentang hadits ini,
ia menangis hingga pingsan. Ketika siuman, ia berkata, “Sungguh benar Allah dan
Rasul-Nya”, Allah azza wa jalla berfirman dalam surat hud ayat 15-16
)15( ‫َمْن َك اَن ُيِر يُد اَحْلَي اَة ال ُّد ْنَيا َو ِز يَنَتَه ا ُنَو ِّف ِإَلْيِه ْم َأْع َم اُهَلْم ِفيَه ا َو ُه ْم ِفيَه ا اَل ُيْبَخ ُس وَن‬
( ‫ُل وَن‬ ‫وا‬‫ُن‬‫ا‬ ‫َك‬ ‫ا‬ ‫يِف اَآْلِخ ِة ِإاَّل الَّنا ِبَط ا وا ِفي ا اِط‬ ‫َل‬ ‫ي‬ ‫ُأوَلِئ اَّلِذ‬
‫َيْع َم‬ ‫ُر َو َح َم َص َنُع َه َو َب ٌل َم‬ ‫َر‬ ‫َك َن ْيَس ُهَلْم‬
)16
6

“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami


berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan
mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh
di akhirat kecuali neraka” (Huud: 15-16)

Hadirin sidang Jum'at rahimakumullah


Setan akan senantiasa menggoda dan merusak amal-amal kebaikan yang
dilakukan oleh seorang hamba. Seorang hamba yang taat kepada Allah akan terus
berusaha untuk melawan iblis dan bala tentaranya hingga ia bertemu dengan
Tuhannya kelak dalam keadaan iman dan mengikhlaskan seluruh amal perbuatannya.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui hal-hal apa sajakah yang
dapat membantu kita agar dapat mengikhlaskan seluruh amal perbuatan kita kepada
Allah semata, dan di antara hal-hal tersebut adalah
1. Mengetahui berbagai macam Tauhid yang mengandung kebesaran Allah Ta’ala.
Mempelajari nama-nama Allah dan sifat Allah akan membersihkan hati yang
lemah. Apabila seorang hamba menyadari bahwa Allah adalah Maha melihat dan
mendengar serta mengetahui hal-hal yang nampak maupun yang tersembunyi,
maka akankah ia tetap melakukan amal yang disertai riya? Merasa diperhatikan
dan diawasi Allah adalah salah satu kunci melenyapkan riya di dalam hati.
2. Mengetahui apa yang Allah sediakan di akhirat berupa kenikmatan yang abadi dan
adzab yang pedih. Apabila seorang hamba memahami dan menyadari apa yang
Allah sediakan bagi orang yang taat dan ikhlas kepada-Nya maka hamba tersebut
akan meremehkan kelezatan dunia yang sementara ini. Dan apabila seorang hamba
mengetahui apa yang sediakan Allah di neraka bagi orang melakukan riya, maka
ia akan menjauhi riya dan berlindung kepada Allah.
3. Banyak berdoa, Di antara yang dapat menolong seorang hamba untuk ikhlas
adalah dengan banyak berdoa kepada Allah. Nabi kita Muhammad shallallahu
alaihi wa sallam selalu memanjatkan doa agar terhindar dari kesyirikan padahal
beliau adalah orang yang paling jauh dari kesyirikan., dan di antara doa yang
sering beliau panjatkan adalah:
‫َالّلُه َّم ِإيِّن َأُعْو ُذ ِبَك َأْن ُأْش ِر َك ِبَك َو َأَنا َأْع َلُم َو َأْس َتْغِف ُر َك ِلَم ا َال َأْع َلم‬
“Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-
Mu sementara aku mengetahuinya, dan akupun memohon ampun terhadap
perbuatan syirik yang tidak aku ketahui.” (Hadits Shahih riwayat Ahmad)
7

4. Menyembunyikan Amal Kebaikan, Hal lain yang dapat mendorong seseorang


agar lebih ikhlas adalah dengan menyembunyikan amal kebaikannya. Yakni
menyembunyikan amal-amal kebaikan yang disyariatkan dan lebih utama untuk
disembunyikan (seperti shalat sunnah, puasa sunnah, dan lain-lain). Amal
kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang lain lebih diharapkan amal
tersebut ikhlas, karena tidak ada yang mendorongnya untuk melakukan hal
tersebut kecuali hanya karena Allah semata.
5. Takut Akan Tidak Diterimanya Amal, Allah berfirman:
‫َو اَّلِذيَن ُيْؤ ُتوَن َم ا آَتْو ا َو ُقُلوُبُه ْم َو ِج َلٌة َأَّنُه ْم ِإىَل َر ِهِّبْم َر اِج ُعوَن‬
“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati
yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali
kepada Tuhan mereka.” (QS. Al Mu’minun: 60)
Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa di antara sifat-sifat orang mukmin adalah
mereka yang memberikan suatu pemberian, namun mereka takut akan tidak
diterimanya amal perbuatan mereka tersebut ( Tafsir Ibnu Katsir ).

Hadirin sidang Jum'at rahimakumullah


Semoga Allah memasukan kita ke dalam bagian orang-orang yang ikhlas dalam
berniat dan beramal dan yang paling penting kita dapat beristiqomah dalam
keikhlasan.

، ‫ َو َنَف َعْيِن َو ِإَّي اُك ْم َمِبا ِفْي ِه ِم َن ْاآلَي اِت َو ال ِّذ ْك ِر اَحْلِكْيِم‬، ‫َب اَر َك اُهلل ْيِل َو َلُك ْم يِف اْلُق ْر آِن اْلَعِظ ْيِم‬
‫ُل‬ ‫َأ‬ . ‫َلُك‬ ‫ا‬ ‫ َأ ْغِف‬. ‫الَّس ِم اْل ِل‬ ‫َّن‬‫ِإ‬ ، ‫َت‬ ‫َال‬ ‫َق َّل ا ِم ِم ْنُك ِت‬
‫ْيُع َع ْيُم َو ْس َت ُر َهلل ْيِل َو ْم ُقْو َقْو ْيِل‬ ‫َو َت َب ُهلل ْيِّن َو ْم َو ُه ُه ُه َو‬
‫َلُك ِل اِئِر اْل ِلِي اْل ِل اِت اْل ِمِن اْل ِم َن اِت‬ ‫ِف‬
‫َه َذ ا َو َأْس َتْغ ُر اَهلل اْلَعِظ ْيَم ْيِل َو ْم َو َس ُمْس ْم َن َو ُمْس َم َو ُم ْؤ َنْي َو ُم ْؤ‬
.‫ ِإَّنُه ُه َو اْلَغُفْو ُر الَّر ِح ْيُم‬،‫ َفاْس َتْغِف ُر ْو ُه‬. ‫ْاَألْح َياِء ِم ْنُه ْم َو ْاَألْم َو اِت‬
‫‪8‬‬

‫‪Khutbah kedua‬‬

‫وُذ ِباِهلل ِم ُش ِر َأ ُف ِس َنا ِم ِّي اِت‬ ‫ِف‬ ‫ِع‬ ‫ِل ِه‬


‫َو ْن َس َئ‬ ‫ْن ُر ْو ْن‬ ‫ِإَّن اَحْلْم َد َّل ْحَنَم ُد ُه َو َنْس َت ْيُنُه َو َنْس َتْغ ُر ْه َو َنُع‬
‫ِد‬ ‫ِل‬ ‫ِض‬ ‫ِدِه‬ ‫ِل‬
‫َأْع َم ا َنا‪َ ،‬مْن َيْه اُهلل َفَال ُم َّل َلُه َو َمْن ُيْض ْل َفَال َه ا َي َلُه‪َ .‬أْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإَّال اُهلل َو ْح َد ُه‬
‫ُل َّلى ا َلى َنِبِّيَنا َّم ٍد َلى آِلِه َأ اِبِه‬
‫َو ْص َح‬ ‫َحُم َو َع‬ ‫َال َش ِر ْيَك َلُه َو َأْش َه ُد َأَّن َحُمَّم ًد ا َعْبُد ُه َو َرُسْو ُه َص ُهلل َع‬
‫َو َس َّلَم َتْس ِلْيًم ا َك ِثْيًر ا‪َ .‬ق اَل َتَع اىَل ‪َ :‬ي ا َأُّيهَا اَّل ِذْيَن َءاَم ُن وا اَّتُق وا اَهلل َح َّق ُتَق اِتِه َو َال ُمَتْو ُتَّن ِإَّال‬
‫ِل‬
‫َو َأنُتْم ُّم ْس ُمْو َن ‪َ .‬ق اَل َتَع اىَل ‪َ{ :‬و َم ن َيَّت ِق اَهلل ْجَيَع ل َّل ُه ْخَمَر ًج ا} َو َق اَل ‪َ{ :‬و َم ن َيَّت ِق اَهلل ُيَك ِّف ْر‬
‫َعْنُه َس ِّيَئاِتِه َو ُيْع ِظ ْم َلُه َأْج ًر ا}‬

‫َّمُث اْع َلُم ْو ا َف ِإَّن اَهلل َأَم َر ُك ْم ِبالَّص َالِة َو الَّس َالِم َعَلى َر ُس ْو ِلِه َفَق اَل ‪ِ{ :‬إَّن اَهلل َو َم َالِئَك َت ُه ُيَص ُّلْو َن‬
‫َعَلى الَّنِّيِب‪َ ،‬يا َأُّيهَا اَّلِذْيَن َءاَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َعَلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َتْس ِلْيًم ا}‪.‬‬

‫َالَّلُه َّم َص ِّل َعَلى َحُمَّم ٍد َو َعَلى آِل َحُمَّم ٍد َك َم ا َص َّلْيَت َعَلى ِإْبَر اِه ْيَم َو َعَلى آِل ِإْبَر اِه ْيَم ‪،‬‬
‫ِإَّن َك ِمَح ٌد ِجَم ٌد ‪ .‬اِر ْك َعَلى َحُمَّم ٍد َعَلى آِل َحُمَّم ٍد َك ا ا ْك َعَلى ِإ اِه َعَلى آِل‬
‫ْبَر ْيَم َو‬ ‫َم َب َر َت‬ ‫َو‬ ‫ْي ْي َو َب‬
‫ِإ اِه ‪ِ ،‬إَّن َك ِمَح ٌد ِجَم ٌد ‪َ .‬الَّل َّم اْغ ِف ِلْل ِلِم اْل ِل اِت ‪ ،‬اْل ِمِن اْل ِم َن اِت‬
‫ْر ُمْس َنْي َو ُمْس َم َو ُم ْؤ َنْي َو ُم ْؤ‬ ‫ُه‬ ‫ْي ْي‬ ‫ْبَر ْيَم‬
‫ْاَألْح َي اِء ِم ْنُه ْم َو ْاَألْم َو اِت ‪ِ ،‬إَّن َك ِمَس ْيٌع َق ِر ْيٌب ‪َ .‬الَّلُه َّم َأِر َن ا اَحْلَّق َح ًّق ا َو اْر ُز ْقَن ا اِّتَباَع ُه‪َ ،‬و َأِر َن ا‬
‫َل ا ِم َأ اِج ا ُذِّر َّياِت ا َّر َة َأ ٍنُي ا ْل ا ِلْل َّتِق‬ ‫ا‬ ‫َّب‬ ‫‪.‬‬ ‫ا‬ ‫اْل اِط بَاِط ًال ا َنا ا ِت‬
‫َو ْجَع ُم َني‬ ‫َن‬ ‫ْع‬ ‫ُق‬ ‫َن‬ ‫َن‬ ‫ْز‬ ‫َن‬
‫َو ْر ُز ْق ْج َبُه َر َه ْب ْن َو َو‬ ‫َن‬ ‫َن‬ ‫َب َل‬
‫ِإَم اًم ا‪َ .‬ر َّبَن ا آِتَن ا يِف الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو يِف اآلِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّناِر ‪ُ .‬س ْبَح اَن َر ِّبَك َر ِّب‬
‫اْلِعَّز ِة َعَّم ا َيِص ُفْو َن ‪َ ،‬و َس َالٌم َعَلى اْلُمْر َس ِلَنْي َو اَحْلْم ُد ِلَّلِه َر ِّب اْلَعاَلِم َنْي ‪.‬‬
‫ى ِن اْلَف اِء‬ ‫ُق‬‫ْل‬ ‫ا‬ ‫ى‬ ‫ِع ا اهلل‪ِ ،‬اَّن اهلل ْأ ِباْل ْد ِل اِإْل اِن ِا اِء ِذ‬
‫ْح َو‬ ‫َش‬ ‫َع‬ ‫ْر ىَب َو َيْنَه‬ ‫َي ُمُر َع َو ْح َس َو ْيَت‬ ‫َب َد‬
‫اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغِى َيِعُظُك ْم َلَعَّلُك ْم َت َّذ َّك ُر ْو َن َف اْذُك ُر ْو ا اهلل اْلَعِظ ْيَم َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْش ُك ُر ْو ُه َعَلى‬
‫َنُعْو َن‬ ‫َت‬ ‫ا‬ ‫َل‬ ‫ا‬ ‫َاْك‬ ‫ِذ ْك اِهلل‬ ‫َل‬ ‫ُك‬ ‫ْد‬ ‫ِز‬ ‫ِه‬ ‫ِن ِم‬
‫ْص‬ ‫َبُر َو ُهلل َيْع ُم َم‬ ‫ُر‬ ‫ْم َو‬ ‫َي‬ ‫َع‬
9

Anda mungkin juga menyukai