Anda di halaman 1dari 5

Khutbah I

ُُ‫ُ َوالص َََّلةُُ َوالس َََّلم‬،‫ْن‬ ‫ُ َو لب لُهُ َنسْ َت لعيْنُُ َعلَىُأم ْو لُرُال ُّد ْن َياُ َوالدي ل‬،‫ِلُ َربُُ ْال َعالَ لمي َْن‬ ُ‫ْال َحمْدُُ ل ٰ ّل‬
ُ‫صلَّىُللاُُ َعلَ ْي لُهُ َو َسلَّ َُمُ َو َعلَىُ ٰالل لُه‬ َ ُُ‫ُ َن لبي َناُم َحمَّد‬،‫َعلَىُأَ ْش َرفلُُ ْاألَ ْن لب َيا لُءُ َو ْالمرْ َسللي َْن‬
ُ‫لُللا‬ َُّ ‫لُإل ٰل َُهُإل‬
َُ ُُْ‫ُأَ ْش َهدُُأَن‬،‫ْن‬ َُ ‫ْنُ َو َمنُُْ َت لب َعه ُْمُ لبإلحْ َسانُُإل‬
‫لىُ َي ْو لُمُالدي ل‬ َُ ‫َوأَصْ َح لاب لُهُ َوال َّت لاب لعي‬
ُُ‫ُ َوأَ ْش َهدُُأَنَُُّ َسيدَ َناُم َحـم ًَّداُ َعبْدهُُ َو َرس ْوله‬.‫قُ ْالم لبيْن‬ ُُّ ‫ْكُلَهُُ ْال َمللكُُ ْال َح‬ َُ ‫لُ َش لري‬ ُ َ ُ‫َوحْ دَ ه‬
‫صادلقُُ ْال َوعْ لُدُ ْاألَ لميْن‬ َ .
ُ.‫ن‬ َُ ‫لُ َوأَ ْنت ُْمُمسْ للم ْو‬ َُّ ‫لُ َتم ْوتنَُُّإل‬ َُ ‫قُت َقاتل لُهُ َو‬ ُ ُ‫ُ لا َّتقوا‬.‫ن‬
َُّ ‫للاَُ َح‬ َُ ‫أَمَّاُ َبعْ دُُ َف َياُأَ ُّي َهاُ ْال َحاضل ر ْو‬
َُ ‫ُ ٰ ٰٓيا َ ُّي َهاُال َّناسُُ لا َّناُ َخلَ ْق ٰنك ُْمُمنُُْ َذ َكرُُ َّوا ْن ٰثىُ َو َج َع ْل ٰنك ُْمُشع ْوبًاُ َّو َق َب ۤا لى‬،ُ‫لُللاُُ َت َعالَى‬
ُ‫ل‬ َُ ‫َف َقا‬
ُ‫للاُ َعلليْمُُ َخ لبيْر‬ ٰ
َُّ َُُّ‫للاُاَ ْت ٰقىك ُْمُۗالن‬ٰ
ُ‫ارف ْواُُالنَُُّاَ ْك َر َمك ُْمُعل ْندَُُ ّل‬
َ ‫لل َت َع‬.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah


Puji dan syukur pada Allah SWT, yang telah memberikan kita
kesempatan dan kesehatan sehingga bisa melaksanakan shalat
Jumat berjamaah. Shalawat dan salam pada Rasulullah SAW,
yang akan mengantarkan kita pada syafaatnya kelak.
Selanjutnya, khatib berwasiat khususnya pada diri sendiri dan
jamaah sekalian untuk bertakwa kepada Allah. Pasalnya, hanya
takwa dan iman yang menyelamatkan manusia di dunia dan
akhirat kelak.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Kemanusiaan dan keberagaman adalah dua hal yang saling
berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Kemanusiaan adalah sifat
dasar manusia yang mencakup nilai-nilai universal seperti
martabat, hak asasi, dan keadilan. Keberagaman adalah
perbedaan yang ada di antara manusia, baik dalam hal suku,
budaya, bangsa, agama, ras, dan gender manusia. Keduanya
saling berkaitan, karena kemanusiaan dan keragaman merupakan
anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Manusia diciptakan dalam
berbagai macam rupa dan bentuk, dan perbedaan tersebut
merupakan kekayaan yang harus disyukuri.
Keberagaman juga merupakan cerminan dari kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa. Hal ini sebagaimana termaktub dalam Q.S an-
Nahl ayat 90

َُُّ‫لُ َمنُُْ َّي َش ۤاءُُ َو َي ْهدليُُْ َمنُُْ َّي َش ۤا ُۗءُ َولَتسْ ـَلن‬ ُّ ٰ ُ‫َولَوُُْ َش ۤا َُء‬
ُُّ ‫للاُلَ َج َعلَك ُْمُام ًَُّةُ َّواحلدَ ًُةُ َّو ٰلكلنُُْيُّضل‬
َُ ‫ َعمَّاُك ْنت ُْمُ َتعْ َمل ْو‬.
‫ن‬

Artinya: "Seandainya Allah berkehendak, niscaya Dia


menjadikanmu satu umat (saja). Akan tetapi, Dia menyesatkan
siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa
yang Dia kehendaki (berdasarkan kesiapannya untuk menerima
petunjuk)."
Mengutip Ibnu Abbas dalam tafsir Al-Basith, bahwa seandainya
Allah menginginkan manusia berada di atas satu agama dan satu
keyakinan, niscaya Allah mampu melakukannya. Namun,
faktanya Allah tidak menjadikan manusia dalam satu agama dan
kepercayaan. Sejatinya pernyataan Ibnu Abbas ini menarik untuk
dikaji, karena mengandung beberapa hal yang penting untuk
dipahami.
Pertama, pernyataan ini menunjukkan bahwa Allah menghendaki
adanya keragaman agama dan keyakinan di dunia ini.
Kedua, pernyataan ini juga menunjukkan bahwa Allah
memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih agama
dan keyakinannya masing-masing. Meskipun kelak akan diminta
pertanggungjawaban di hari akhir. Setidaknya Allah memberikan
akal, pada manusia memilih pilihan yang terbaik.
Lantas, mengapa Allah menghendaki adanya keragaman agama
dan keyakinan di dunia ini? Salah satu jawabannya adalah
keragaman agama dan keyakinan dapat menjadi sumber rahmat
bagi manusia. Dengan adanya keragaman, manusia dapat saling
belajar dan bertukar pengalaman, sehingga dapat menjadi lebih
baik.
Selanjutnya, keragaman agama dan keyakinan dapat menjadi
sumber motivasi bagi manusia untuk mencari kebenaran. Ketika
manusia melihat bahwa ada banyak agama dan keyakinan yang
berbeda-beda, maka mereka akan terdorong untuk mencari
agama dan keyakinan yang paling benar. Hal ini dapat membuat
manusia menjadi lebih kritis dan tidak mudah terbujuk oleh
dogma-dogma agama yang keliru.
Terakhir, tentu yang tak kalah penting keragaman agama dan
keyakinan dapat menjadi sumber perdamaian dan toleransi di
dunia ini. Ketika manusia memahami bahwa setiap agama dan
keyakinan memiliki nilai-nilai yang luhur, maka mereka akan lebih
mudah untuk saling menghormati dan menghargai.
Agama bertujuan menghadirkan kedamaian lahir dan batin,
individu dan masyarakat. Agama dibutuhkan manusia untuk
tujuan tersebut. Kedamaian adalah landasan terkuat dalam
kehidupan manusia. Sementara perang dan kekerasan adalah
petaka dan pengecualian.
Agama dan kedamaian sangat erat kaitannya. Itu terdeteksi
dengan jelas dalam semua agama. Misalnya, manusia
diperintahkan untuk shalat oleh Allah. Pada dasarnya, dengan
shalat yang tulus, manusia merasakan kedamaian. Manusia
merasakan optimisme menyangkut terpenuhinya kebutuhan dan
tersingkirnya kecemasan. Dengan demikian, agama antara lain
melalui shalat, berfungsi menanamkan kedamaian di hati
manusia.
Karena pentingnya kedamaian dalam agama, maka Allah
melarang mencaci-maki, keyakinan dan Tuhan orang yang
berbeda dengan kita. Larangan memaki dan menghina agama
dan kepercayaan orang lain, akan berdampak buruk bagi tatanan
sosial kehidupan. Sikap yang tidak saling menghormati agama
dan kepercayaan, akan menimbulkan intoleransi dan konflik yang
berkepanjangan. Tentu itu jauh dari esensi agama sebagai jalan
untuk mewujudkan perdamaian.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-An'am ayat 108 :

َُ ‫ْرُعل ْلمُُۗ َك ٰذل‬


ُُ‫لكُ َز َّي َّناُللكل‬ َُّ ٰ ُ‫للاُ َف َيسبُّوا‬
ُ‫للاُ َع ْد ًواُُ لب َغي ل‬ ُ‫نُ ٰ ّل‬
ُ‫نُملنُُْد ْو ل‬ َُ ‫لُ َتسبُّواُالَّ لذي‬
َُ ‫ْنُ َي ْدع ْو‬ َُ ‫َو‬
َُ ‫جعه ُْمُ َفي َنبئه ُْمُ لب َماُ َكان ْواُ َيعْ َمل ْو‬
‫ن‬ ‫امَّةُُ َع َمُلَه ُْمُث َُّمُا ٰللىُ َرب له ُْمُمَّرْ ل‬
Artinya: "Janganlah kamu memaki (sesembahan) yang mereka
sembah selain Allah karena mereka nanti akan memaki Allah
dengan melampaui batas tanpa (dasar) pengetahuan.
Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik
pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah tempat
kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka
apa yang telah mereka kerjakan."
Imam Al-Baidhawi, Kitab Anwarut Tanzil wa Asrarut Ta’wil, ayat ini
menjadi dalil larangan umat Islam untuk mencaci maki kekurangan
tuhan yang diyakini umat agama lain. Tindakan menghina dan
mencaci maki agama dan kepercayaan orang lain dapat memicu
permusuhan dan konflik antar umat beragama.
Sebagai penutup, agama pada dasarnya mengajarkan tentang
perdamaian, baik kedamaian lahiriah maupun batiniah. Untuk itu,
penting bagi manusia untuk menjunjung tinggi nilai-nilai
kedamaian. Manusia harus berusaha untuk menciptakan dan
menjaga perdamaian di dalam diri sendiri, masyarakat dan dunia.

ُ‫لنُالذ ْك لُرُ ْال َح لكي لُْم‬


َُ ‫آنُ ْال َك لري لُْمُ َو َن َف َعنليُُْ َوإليَّاك ُْمُ لب َماُ لف ْي لُهُم‬
ُ‫كُللاُُلليُُْ َولَك ُْمُفليُُْ ْالقرْ ل‬ َُ ‫ار‬ َ ‫َب‬
ُ‫بُلَ َعلَّك ُْم‬ُ‫ُ َفاعْ َت لبر ْواُ َيآُأ ْوللىُ ْاألَ ْل َبا ل‬،‫حيْم‬ ‫لُملنيُُْ َو لم ْنك ُْمُت َلَل َو َتهُُإل َّنهُُه َُوُ ْال َغف ْورُُالرَّ ل‬ َُ ‫َو َت َق َّب‬
َُ ‫ت ْفللح ْو‬.
‫ن‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫لُإللَ َُهُإل َّلللاُُ‬ ‫للا‪ُ.‬أَ ْش َهدُُأَنُُْ َُ‬ ‫لُأَنُُْ َهدَ ا َناُ َُّ‬ ‫ِلُالَّذليُ َهدَ ا َناُلل َه َذاُ َو َماُك َّناُلل َن ْه َتد َُ‬
‫ليُلَ ْو َ ُ‬ ‫اَ ْل َحمْدُُ ل َّلُ‬
‫صلُُ َو َسل ُْمُ‬ ‫كُلَهُُ َُوأَ ْش َهدُُأَنُُْم َحم ًَّداُ َعبْدهُُ َو َرس ْولهُُ َل َن لبيَُُّ َبعْ دَ ه‪ُ.‬اللهمُ َ‬ ‫َوحْ دَ هُ َل َش لر ْي َُ‬
‫الطاه للري َُ‬
‫ْن‬ ‫ْنُ َّ‬ ‫صحْ لب لُهُالم َجا له لدي َُ‬ ‫اركُُْ َعلَىُ َسي لد َناُم َحمَّدُُ َو َعلَىُآلل لُهُ َو َ‬ ‫‪َ .‬و َب ل‬
‫ن‪َ ُ.‬ياُ‬ ‫للاُ َو َط َ‬
‫اع لت لُهُلَ َعلَّك ُْمُت ْفللح ْو َُ‬ ‫َّايُ لب َت ْق َوىُ لُ‬ ‫الحاضل ر ْو َن‪ُ،‬أ ْوصل يْك ُْمُ َوإلي َُ‬ ‫أَمَّاُ َبعْ د‪َ ُ،‬ف َياُآ ُّي َهاُ َ‬
‫ون‪َ ُ،‬و َت َز َّودواُ َفإلنَُُّ‬ ‫لُ َوأَ ْنت ُْمُمسْ للم َ‬ ‫لُ َتموتنَُُّإل َُّ‬ ‫قُت َقا لت لُهُ َو َُ‬ ‫للاُ َح َُّ‬ ‫لينُآ َمنواُا َّتقواُ ََُّ‬ ‫أَ ُّي َهاُالَّذ َُ‬
‫انُ‬‫ْط لُ‬ ‫لنُال َّشي َ‬ ‫لُللاُُ َت َعالَىُفليُ لك َت لاب لُهُ ْال َك لري لُْمُأَع ْوذُُ لباِللُُم َُ‬ ‫الزا لُدُال َّت ْق َوى‪َ ُ.‬ف َق ُْدُ َقا َُ‬ ‫ْرُ َّ‬ ‫َخي َُ‬
‫ونُ َعلَىُال َّن لبيُُ َياُأَ ُّي َهاُ‬ ‫صلُّ َُ‬ ‫للاَُ َو َم ََل لئ َك َتهُُي َ‬ ‫نُالرَّ لحي لُْم‪ُ.‬إلنَُُّ َُّ‬ ‫للاُالرَّ حْ َم لُ‬ ‫الرَّ لجي لْم‪ ُ،‬لبسْ لُمُ لُ‬
‫صلُُ َعلَىُ َسي لد َناُم َحمَّدُُ َو َعلَىُ لُ‬
‫آلُ‬ ‫صلُّواُ َعلَ ْي لُهُ َو َسلمواُ َتسْ لليمًا‪ُ.‬اللَّه َُّمُ َ‬ ‫لينُآ َمنواُ َ‬ ‫الَّذ َُ‬
‫اركُُْ َعلَىُ‬ ‫آلُ َسي لد َناُإلب َْراهلي َم‪َ ُ،‬و َب ل‬ ‫ْتُ َعلَىُ َسي لد َناُإلب َْراهلي َُمُ َو َعلَىُ لُ‬ ‫صلَّي َُ‬ ‫َسي لد َناُم َحمَّدُُ َك َماُ َ‬
‫آلُ َسي لد َناُ‬ ‫علَىُ لُ‬ ‫تُ َعلَىُ َسي لد َناُإلب َْراهلي َُمُ َو َُ‬ ‫ار ْك َُ‬ ‫آلُ َسي لد َناُم َحمَّدُُ َك َماُ َب َ‬ ‫َسي لد َناُم َحمَّدُُ َو َعلَىُ لُ‬
‫كُ َحمليدُُ َم لجيدُ‬ ‫‪.‬إلب َْراهلي َم‪ُ،‬فلىُ ْال َعالَم َُ‬
‫لينُإل َّن َُ‬
‫ت‪ُ.‬اَل ٰلّه َُّمُ ْاد َفعُُْ َع َّناُ ْال َغ ََل َُءُ‬ ‫ْنُ َو ْالم ْؤ لم َنا لُ‬ ‫تُ َو ْالم ْؤ لمنلي َُ‬ ‫ْنُ َو ْالمسْ لل َما لُ‬ ‫اغفلرُُْل ْللمسْ لل لمي َُ‬ ‫اَل ٰلّه َُّمُ ْ‬
‫كُ َعنُُْ َبلَ لد َناُ ٰه َذاُ لا ْند ْونليْسل يَّاُ‬ ‫لُ َي ْد َفعهُُ َغيْر َُ‬ ‫نُ َماُ َُ‬ ‫اضُ َو ْالفل َت َُ‬‫نُ َو ْالَمْ َر َُ‬ ‫الطاع ْو َُ‬ ‫َو ْال َو َبا َُءُ َو َّ‬
‫ْن‪َ ُ.‬ر َّب َناُ ٰاتل َناُفليُال ُّد ْن َياُ َح َس َن ًُةُ‬ ‫ْنُ َعام ًَُّةُ َياُ َربَُُّ ْال َعالَ لمي َُ‬ ‫َخاص ًَُّةُ َو َعنُُْ َسائ لُلرُ لب ََل لُدُ ْالمسْ لل لمي َُ‬
‫ابُال َّن لُ‬
‫ار‬ ‫الخ َلرلُةُ َح َس َن ًُةُ َُوُ لق َناُ َع َذ َُ‬ ‫‪َُ .‬وُفليُ ْ ٰ‬

‫نُ ْال َفحْ َشا لُءُ َو ْالم ْن َك لُر‪َ ُ.‬يعلظك ُْمُ‬ ‫انُ َو َي ْن َهىُ َع لُ‬ ‫الحْ َس لُ‬ ‫لُ َو ْ ل‬ ‫للاُ َيأْمرُُ لب ْال َع ْد لُ‬ ‫للاُالنَُُّ َُ‬ ‫عل َبادَُُ لُ‬
‫ٰ‬
‫للاُ ْال َعظل ْي َُمُ َيذكرْ ك ُْم‪َُ ُ.‬وُا ْشكر ْوهُُ َعلىُن َلع لم لُهُ َي لز ْدك ُْم‪َ ُ.‬ولَذ ْلكرُُ‬ ‫ْ‬ ‫ن‪َ ُ.‬فاذكرواُ َُ‬ ‫ْ‬ ‫لَ َعلَّك ُْمُ َت َذ َّكر ْو َُ‬
‫للاُاَ ْك َبرُ‬ ‫‪ .‬لُ‬

Anda mungkin juga menyukai