Anda di halaman 1dari 5

Rezeki, antara Kualitas dan Kuantitas

َ‫ب ْال ُمنَ افِقِ ْين‬


ِ ْ‫ق َعلَى قُلُ و‬ ِّ ‫ َو َج َع َل‬، َ‫ب ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ال ُم ْؤ ِمنِ ْين‬
َ َ ‫الض يا‬ ِ ْ‫الح ْم ُد هللِ الَّ ِذيْ َأ ْنزَ َل ال َّس ِك ْينَةَ َعلَى قُلُو‬ َ
ْ
‫ق ال َو ْع ِد‬ ُ ‫َأ‬ ْ ‫َأ‬
ُ ‫ َو شهَ ُد َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لهُ الصَّا ِد‬.‫ق ال ُمبِي ُْن‬ ْ ُّ ‫لح‬ َ ‫كا‬ْ ُ ِ‫ شهَ ُد ْن اَل ِإلَهَ ِإ هللاُ ال َمل‬. َ‫َو ْال َكافِ ِر ْين‬
ْ ‫اَّل‬ ‫َأ‬ ْ ‫َأ‬
‫ص حْ بِ ِه‬ َ ‫ث َرحْ َم ةً لِ ْل َع الَ ِم ْينَ َو َعلَى آلِ ِه َو‬ ِ ْ‫ص لِّ َو َس ل ِّم َعلَى َس يِّ ِدنَا َو َموْ اَل نَ ا ُم َح َّم ٍد ال َم ْب ُع و‬ َ ‫ اللَّهُ َّم‬.‫اَأل ِمي ِْن‬
‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬.‫َوالتَّابِ ِع ْينَ اَل َحوْ َل َواَل قُ َّوةَ ِإاَّل بِاهللِ ْال َعلِ ِّي ْال َع ِظي ِْم‬
:‫الى فِي ِكتَابِ ِه ْال َك ِري ِْم‬ َ ‫ال هللاُ تَ َع‬ َ َ‫ ق‬.ِ‫َّاي ِبتَ ْق َوى هللا‬ َ ‫ص ْي ُك ْم َوِإي‬ ِ ْ‫اضرُوْ نَ ْال ُم ْسلِ ُموْ نَ َر ِح َم ُك ُم هللاُ ُأو‬ ِ ‫لح‬ َ ‫َأيُّها َ ْا‬
‫ َو َج ا ِد ْلهُ ْم بِ الَّتِي ِه َي َأحْ َس ُن ۚ ِإ َّن َربَّكَ هُ َو َأ ْعلَ ُم ِب َم ْن‬ ‫يل َربِّكَ بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َس نَ ِة‬ ِ ِ‫ع ِإلَ ٰى َسب‬ ُ ‫ا ْد‬
َ‫ض َّل ع َْن َسبِيلِ ِه ۖ َوهُ َو َأ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِدين‬ َ

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah..

Adalah sebuah keniscayaan bagi kita untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan dan rasa
syukur kita kepada Allah SWT yang telah memberikan berbagai nikmat yang tak bisa kita
hitung satu persatu. Perlu kita sadari bahwa nikmat dari Allah ini bukan hanya dalam bentuk
materi saja. Nikmat kesehatan, kesempatan, Islam dan iman lebih berharga dari sekedar
nikmat materi yang kita miliki.

Bayangkan, bagaimana rasanya jika harta banyak namun tidak bisa menikmatinya.
Bagaimana rasanya jika jabatan tinggi namun hati tidak merasa tenang. Oleh karenanya,
sebagai seorang makhluk, kita harus menyadari bahwa ada yang memiliki segalanya dari
kita dan berhak atas segala perjalanan kehidupan kita di dunia ini yakni sang khalik, sang
Pencipta, Allah SWT.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah..

Di era modern saat ini banyak manusia semakin menunjukkan sikap hedonis. Sebuah
pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia jika bisa mencari
kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan
yang menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau
kenikmatan merupakan tujuan hidup.

Pandangan ini mengakibatkan manusia berusaha mencari kebahagiaan dengan


mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dengan berbagai daya upaya. Cara-cara
mendapatkan harta pun tidak mempedulikan norma-norma agama dan aturan yang ada.
Halal haram hantam saja yang penting harta banyak dan kebahagiaan bisa dirasa.

Saat ini juga kita rasakan banyak manusia yang mementingkan kuantitas dari pada kualitas
harta. Manusia modern mementingkan jumlah daripada berkah harta yang dimiliki. Ini
terlihat dari orientasi hidup dan prinsip manusia saat ini yang beranggapan bahwa hidup dan
rezeki adalah matematika yakni satu tambah satu sama dengan dua. Padahal rezeki dalam
kehidupan ini tidak bisa dihitung dengan ilmu matematika. Dalam hidup terkadang 1+1
memang 2, namun bisa saja 1+1=11 atau 1+1 bisa jadi 0. Banyak yang bermodal besar tapi
tidak mendapat untung besar dalam usaha. Sementara banyak yang usaha kecil tapi rezeki
terus mengalir. Itu adalah rahasia Allah SWT.

Banyak kita lihat orang bekerja begitu keras dan penuh totalitas, namun kehidupan
ekonominya begitu-begitu saja. Sementara ada yang bekerja dengan biasa-biasa saja, bisa
menjalankan ibadah dengan tenang, namun rezeki yang didapatnya terus mengalir dan
berlipat ganda.

Ini menjadi salah satu bahan renungan kita bersama bahwa Allah SWT telah memberikan
rizki berupa harta kepada masing-masing manusia. Rezeki manusia tak akan tertukar
dengan rezeki orang lain. Yang terpenting dari kita adalah harus terus berusaha dengan baik
seraya berdoa dan menyadari bahwa Allah telah membagi rezeki kepada orang-orang yang
dikehendaki. Allah Ta’ala berfirman,

“Sesungguhnya Allah memberi rizki kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya tanpa batas.”
(QS. Ali ‘Imran [3]: 37).

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Segala hal terkait dengan rezeki yang sudah didapatkan haruslah kita syukuri. Dengan
syukur, kita tidak lagi selalu menghitung-hitung jumlah harta yang kita miliki. Harta adalah
washilah (lantaran) saja untuk kita bisa beribadah dengan tenang kepada Allah. Karena perlu
dicatat dan diingat bahwa tugas utama kita hidup di dunia ini adalah memang untuk
beribadah menyembah Allah SWT. Allah Ta’ala berfirman,

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-
Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)

Syukur ini akan membawa kita tenang dalam menghadapi kerasnya kehidupan dunia. Walau
sedikit harta yang dimiliki, jika kita bersyukur, kita akan hidup dengan tenang bersama
keluarga. Sebaliknya, biarpun bergelimang harta, tapi rasa syukur tak ada, maka
kegersangan hidup dan ketidaknyamanan akan selalu terasa dalam langkah kehidupan kita.

Syukur akan membuahkan hasil yang manis karena dengan bersyukur Allah akan
menambahkan nikmat yang telah diberikan kepada kita. Allah berfirman dalam Surat Ibrahim
ayat 7:
“Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhan kalian memaklumatkan, ‘Sesungguhnya jika kalian
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian; dan jika kalian mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.’”

Banyak di zaman sekarang ini orang yang hanya memikirkan jumlah pendapatan atau gaji
pekerjaan yang ia lakukan. Jika kita renungkan sebenarnya gaji atau pendapatan itu tidak
ada apa-apanya dibanding gaji yang telah diberikan Allah kepada kita semua. Logika
matematis dalam menyikapi harta ini lambat laun akan melupakan esensi dari status harta
itu sendiri. Perlu kita sadari bahwa harta hanya titipan dari Allah yang suatu waktu akan
hilang dari kita dan diambil oleh yang paling berhak memilikinya.

Kesadaran bahwa harta hanya sebuah titipan ini akan memunculkan sikap senang berbagi,
bersedekah dan berzakat. Kita tak perlu khawatir jika kita memberikan harta kita kepada
orang lain, harta kita akan berkurang. Sekali lagi hidup bukanlah matematika. Sesuatu yang
kita berikan kepada sesama, pada suatu hari pasti akan kita dapatkan kembali karena
hakikat memberi adalah menerima.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Di akhir khutbah ini mari kita renungkan QS. Ath Tholaq: 2-3:

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar”

Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang
bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.”

Ayat ini memberikan petunjuk kepada kita bahwa jika kita ingin hidup dalam ketenangan
maka hiduplah dalam ketakwaan dengan menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi
laranganNya. Selain akan diberikan ketenangan hidup dan jalan keluar dari segala
permasalahan di dunia, jika kita bertakwa, kita juga akan diberi rezeki dari arah yang tidak
kita duga-duga. Jika kita betul-betul percaya (tawakkal) kepada Allah, sungguh Allah akan
memberikan kita rezeki seperti burung yang pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan
kembali pada sore harinya dalam keadaan kenyang. Yakinlah, Allah Maha Luas (rahmat-Nya)
lagi Maha mengetahui.

‫ َونَفَ َعنِي َوِإيَّا ُك ْم بِ َمافِ ْي ِه ِم ْن آيَ ِة َو ِذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَب ََّل هللاُ ِمنَّا َو ِم ْن ُك ْم‬،‫آن ْال َع ِظي ِْم‬
ِ ْ‫اركَ هللا لِي َولَ ُك ْم فِى ْالقُر‬
َ َ‫ب‬
ُ َّ ْ ُ ‫َأ‬ َّ
ِ ‫ َو قوْ ُل قَوْ لِي هَ َذا فَأ ْستَغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم ِإنهُ هُ َو ال َغفوْ ُر الر‬،‫تِالَ َوتَهُ َوِإنهُ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‬
‫َّحيْم‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫َلى تَوْ فِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وَأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ اِلَهَ ِإالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْيكَ‬
‫َلى ِإحْ َسانِ ِه َوال ُّش ْك ُر لَهُ ع َ‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ ع َ‬
‫ص لِّ َعلَى َس يِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى‬
‫ض َوانِ ِه‪ .‬اللهُ َّم َ‬ ‫إلى ِر ْ‬ ‫اعى َ‬ ‫أن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ ال َّد ِ‬ ‫لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َّ‬
‫اَلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َو َسلِّ ْم تَ ْسلِ ْي ًما ِكث ْيرًا‬

‫َأ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُواهللاَ فِ ْي َما َأ َم َر َوا ْنتَهُوْ ا َع َّما نَهَى َوا ْعلَ ُموْ ا َأ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم بِ َأ ْم ٍر بَ َدَأ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه‬
‫ص لُّوْ ا‬
‫َلى النَّبِى ي آ اَيُّهَ ا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُ وْ ا َ‬ ‫ُص لُّوْ نَ ع َ‬ ‫ال تَع اَلَى ِإ َّن هللاَ َو َمآلِئ َكتَ هُ ي َ‬ ‫َوثَـنَى ِب َمآل ِئ َكتِ ِه ِبقُ ْد ِس ِه َوقَ َ‬
‫آل َس يِّ ِدنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس لِّ ْم َو َعلَى ِ‬ ‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‪ .‬اللهُ َّم َ‬
‫َّاش ِد ْينَ َأبِى بَ ْك ٍر َو ُع َمر َو ُع ْث َمان َو َعلِى‬ ‫ض اللّهُ َّم ع َِن ْال ُخلَفَا ِء الر ِ‬ ‫اَ ْنبِيآِئكَ َو ُر ُسلِكَ َو َمآلِئ َك ِة ْال ُمقَ َّربِ ْينَ َوارْ َ‬
‫ض َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمتِكَ َيا‬ ‫ان اِلَىيَوْ ِم ال ِّدي ِْن َوارْ َ‬ ‫َّحابَ ِة َوالتَّابِ ِع ْينَ َوتَابِ ِعي التَّابِ ِع ْينَ لَهُ ْم ِباِحْ َس ٍ‬
‫َوع َْن بَقِيَّ ِة الص َ‬
‫َأرْ َح َم الر ِ‬
‫َّاح ِم ْينَ‬

‫ت اللهُ َّم َأ ِع َّز ْاِإل ْس الَ َم‬ ‫ت اَالَحْ ي آ ُء ِم ْنهُ ْم َو ْاالَ ْم َوا ِ‬ ‫ت َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫اَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬
‫اخ ُذلْ َم ْن‬ ‫َص َر ال ِّد ْينَ َو ْ‬ ‫ص رْ َم ْن ن َ‬ ‫َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوَأ ِذ َّل ال ِّشرْ كَ َو ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ َوا ْنصُرْ ِعبَادَكَ ْال ُم َوحِّ ِديَّةَ َوا ْن ُ‬
‫لوبَ ا َء‬‫خَ َذ َل ْال ُم ْس لِ ِم ْينَ َو َد ِّمرْ َأ ْع دَا َء ال ِّدي ِْن َوا ْع ِل َكلِ َماتِ كَ ِإلَى يَ وْ َم ال ِّدي ِْن‪ .‬اللهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء َو ْا َ‬
‫خآص ةً َو َس اِئ ِر‬ ‫َّ‬ ‫َوال َّزالَ ِز َل َو ْال ِم َحنَ َوسُوْ َء ْالفِ ْتنَ ِة َو ْال ِم َحنَ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َم ا َبطَنَ ع َْن بَلَ ِدنَا اِ ْن ُدونِي ِْس يَّا‬
‫اإن لَ ْم تَ ْغفِ رْ لَنَ ا َوتَرْ َح ْمنَ ا لَنَ ُك وْ ن ََّن ِمنَ‬ ‫َان ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عآ َّمةً يَا َربَّ ْال َع الَ ِم ْينَ ‪َ .‬ربَّنَ ا ظَلَ ْمنَ ا اَ ْنفُ َس نَا َو ْ‬ ‫ْالب ُْلد ِ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‪.‬‬ ‫آلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬ ‫لخَاس ِر ْينَ ‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْا ِ‬ ‫ْا ِ‬
‫بى َويَ ْنهَى ع َِن ْالفَحْ ش آ ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغي‬ ‫ان َوِإيْت آ ِء ِذي ْالقُ رْ َ‬ ‫ِعبَا َدهللاِ ! ِإ َّن هللاَ يَْأ ُم ُرنَا بِاْل َع ْد ِل َو ْاِإل حْ َس ِ‬
‫َلى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَرْ‬
‫َي ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ َو ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ هُ ع َ‬

‫‪Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/115590/khutbah-jumat--rezeki--antara-kualitas-dan-‬‬
‫‪kuantitas‬‬

Anda mungkin juga menyukai