Anda di halaman 1dari 5

‫ان‬ِ ‫ي َمَن َعَنا بِالتَّ َع ُاو ِن َعلَى ْاإِل ثِْم َواْل ُع ْد َو‬ َِّ ِ ِ

ْ ‫ اَْل َح ْم ُد هلل الذ‬،‫اَْل َح ْم ُد هلل‬،


ُ‫محمدا َع ْب ُده‬
ً َّ ‫ َوَأ ْشهَ ُد‬،‫ان‬
‫َأن‬ َّ ‫ك‬
ْ ‫الدَّي‬ ُ ‫ك لَهُ اْل َمِل‬َ ‫َأن اَل ِإلَهَ ِإاَّل اهللُ َو ْح َدهُ اَل َش ِر ْي‬ ْ ‫َأ ْشهَ ُد‬
‫ث ِإلَى َساِئ ِر اْل َع َر ِب َواْل َع َجم‬ ُ ‫و َر ُس ْولُهُ اْل َم ْب ُع ْو‬،
َ
‫ َو َعلَى ِآل ِه‬،‫ق َح َسن‬ ٍ ُ‫ِّدنا ُم َح َّمد َم ْن اَثَْنى اهللُ َعلَ ْي ِه بِ ُخل‬ َ ‫الساَل ُم َعلَى َسي‬ َّ ‫الصاَل ةُ َو‬ َّ ‫َو‬
‫ص ْينِ ْي َن ْف ِس ْي َوِإ َّيا ُك ْم بِتَ ْق َوى‬ ِ ‫ ُأو‬،‫اهلل‬ِ ‫اد‬ َ ‫ص ْحبِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإ ْح َسان أما بعد فََيا ِعَب‬
ْ َ ‫َو‬
ِ
‫ فَقَ ْد فَ َاز اْل ُمتَّقُ ْو َن‬.‫اهلل‬
‫ َوتَ َع َاوُنوا َعلَى اْلبِِّر َوالتَّ ْق َوى‬: ‫وقال تعالى في كتابه الكريم‬
ِ َ‫يد اْل ِعق‬
‫اب‬ ُ ‫ ِإ َّن اللَّهَ َش ِد‬Bَ‫ان َواتَّقُوا اللَّه‬ِ ‫َواَل تَ َع َاوُنوا َعلَى اِإْل ثِْم َواْل ُع ْد َو‬
Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah.

Pada kesempatan ini, izinkan khatib berwasiat kepada diri khatib dan
jamaah, marilah kita senantiasa berusaha dan terus berusaha untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah swt, dengan
senantiasa menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan
Allah.

Dalam sebuah kehidupan, kebahagiaan adalah satu hal yang ingin diraih oleh
semua orang..dan tidak ada satu orang pun yang tidak menginginkan hidup
bahagia. Ketika seseorang ditanya tentang sebuah pilihan, apakah ia memilih
bahagia atau sengsara, tentu jawabannya adalah menginginkan kehidupan bahagia
bahkan tak satupun yang akan memilih kehidupan sengsara. Mengapa demikian?
Karena kehidupan bahagia adalah dambaan, harapan juga cita-cita yang ingin
dicapai oleh semua orang. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat
Anas bin Malik ra, beliau menyampaikan :

َ ِّ‫ان َأ ْك َث ُر ُد َعا ِء ال َّن ِبي‬


‫اللَّ ُه َّم َآ ِت َنا فِي ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة‬:‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم‬ ٍ ‫َو َعنْ َأ َن‬
َ ‫ َك‬:‫س َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه َقا َل‬
َ ‫ة َح َس َن ًة َوقِ َن َذ‬/ِ ‫َوفِياَآْلخ َِر‬
ِ ‫اب ال َّن‬
‫ار‬

Artinya: “Doa yang lebih sering diucapkan Rasulullah, Ya Allah, berikanlah


kepada Kami kebahagiaan di dunia, berikan pula kebahagiaan di akhirat dan
lindungilah Kami dari siksa Neraka)

Hadits ini menyatakan bahwa Rasulillah Muhammad SAW senang sekali


berdoa dengan memohon kebahagiaan. Secara tersirat beliau menyampaikan
betapa pentingnya hidup bahagia. Beliau ajarkan juga kepada kita untuk selalu
berharap kebahagiaan hidup di dunia yang saat ini kita jalani, juga kebahagiaan
hidup di akhirat yang nantinya akan menjadi kehidupan kekal kita selanjutnya,
Bahkan, beliau menambahkan redaksi doa “wa Qinaa ‘Adzaaban Naar” agar kita
semua mendapatkan kebahagiaan yang totalitas tanpa ada kesengsaraan hidup di
neraka.
Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah
Dalam memenuhi keinginan untuk hidup bahagia, kebanyakan manusia
berlomba-lomba mencapai kebahagiaan melalui harta kekayaan, pencapaian karir,
ataupun melalui keluarga. Namun sayangnya, tak banyak orang yang menyadari
bahwa kebahagiaan sebenarnya berasal dari hati. Hatilah yang sejatinya dapat
menentukan bahagia atau tidaknya seseorang. Namun hati seperti apakah yang
dapat membuat pemiliknya bahagia? Rupanya, hati yang dapat membuat
pemiliknya bahagia adalah hati yang bersih, hati yang mampu mengontrol dirinya
dari berbagai tindakan yang tidak sesuai dengan hati nurani itu sendiri. Apabila
hati manusia bersih dan terhindar dari penyakit hati, maka hidupnya pun dapat
dijalani dengan baik dan tenang. Oleh karena itu, hati menjadi potensi terbesar
dalam diri manusia. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
‫ َأالَ َو ِه َى‬. ُ‫ت فَ َس َد اْل َج َس ُد ُكلُّه‬
ْ ‫ َوِإ َذا فَ َس َد‬، ُ‫صلَ َح اْل َج َس ُد ُكلُّه‬
َ ‫ت‬ ْ ‫َأالَ َوِإ َّن ِفى اْل َج َس ِد ُم‬
َ ‫ض َغةً ِإ َذا‬
ْ ‫صلَ َح‬
‫ب‬
ُ ‫اْل َقْل‬

Artinya: “Ketahuilah bahwa dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila
segumpal daging itu baik, maka akan menjadi baik semuanya, dan apabila
segumpal daging itu jelek, maka akan jeleklah semuanya. Ketahuilah bahwa
segumpal daging itu adalah hati.”
Untuk menunjang terciptanya kebahagiaan maka kita harus pandai menjaga
hati. Ada 3 (tiga) kata kunci yang harus dilaksanakan, agar hati mencapai
kebahagiaan.
Pertama, Jangan pernah membenci siapapun, karena bisa jadi orang yang kita
benci saat ini adalah orang yang kita butuhkan esok hari. Betapapun, kita adalah
makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan pasti membutuhkan orang lain.
Bahkan mulai kita lahir sampai kita meninggal dunia semua membutuhkan campur
tangan orang lain. Tidak mungkin kita bisa melakukannya sendirian. Ini adalah
salah satu bukti bahwa kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.
Maka ketika kita menginginkan hidup bahagia, syaratnya adalah jangan pernah
membenci siapapun,, karena bisa jadi tetangga kita, saudara kita, kawan kita yang
kita benci adalah orang yang notabene dipilihkan oleh Allah untuk membantu kita.
Ketika bibit kebencian merasuk dalam diri kita, maka saat itulah bibit
ketidakbahagiaan akan bersemayam di dalam diri kita. Bukan orang yang kita
benci yang hidupnya tidak bahagia, namun sejatinya kitalah yang membenci yang
akan merasakan kegelisahan dalam kehidupan.
Kedua, jangan pernah menghina siapapun, karena bisa jadi orang yang kita hina
saat ini adalah orang yang mulia esok hari. Boleh jadi, orang tersebut saat ini
adalah pemabuk, penjudi, perampok, pezina namun ketika bertaubat dan
memperbaiki hubungannya dengan Allah (hablum minallah) serta hubungannya
dengan manusia (hablun minan nas) maka ia akan memperoleh derajat yang mulia
dihadapan Allah swt. Ada hal yang harus betul-betul kita tanamkan di dalam hati
bahwa seburuk-buruk manusia, ternyata masih ada kebaikan di dalam hatinya dan
sebaik-baik manusia pasti pernah berbuat jelek. Maka, jangan pernah menghina
para pendosa seakan-akan kita tidak pernah berbuat dosa. Jangan pernah menghina
orang yang saat ini melakukan kemaksiatan, karena kita tidak tahu seberapa berat
proses ia menuju taubat. Ketika ada orang yang senang menghina kejelekan orang
lain, kebejatan moral orang lain maka saat itu sejatinya ia sedang merasa lebih baik
dari orang lain dan saat itulah benih-benih kesombongan muncul dalam dirinya.
Ketika benih-benih kesombongan muncul dalam diri, maka saat itulah sejatinya ia
berada dalam titik terendah dihadapan Allah swt dan seluruh amal ibadahnya bisa
dihapuskan oleh Allah swt.
Ketiga, jangan pernah sakit hati apabila di dzalimi orang lain. Mengapa demikian?
karena bisa jadi, hal itu adalah cara Allah meninggikan derajat kita dan
memuliakan diri kita di hadapan Allah swt. Berat memang berat menahan gejolak
amarah di dalam diri seseorang, apalagi menahan amarah karena kedzaliman yang
dilakukan orang lain kepada kita. Namun Rasulillah Muhammad SAW
menyampaikan dalam sebuah haditsnya yang artinya : “Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu berkata, seorang lelaki berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam, “Berilah aku wasiat.” Beliau menjawab, “Janganlah engkau marah.”
Lelaki itu mengulang-ulang permintaannya, (namun) Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam (selalu) menjawab, “Janganlah engkau marah.”
Menahan amarah itu memang luar biasa beratnya, sehingga Rasul
mengulang-ulang redaksi tentang larangan marah itu sebanyak tiga kali.
Menunjukkan bahwa menahan amarah memang begitu berat, sehingga hadiahnya
pun luar biasa berupa surga. Jangan marah apabila dibenci orang lain, jangan
marah apabila dihina orang lain, jangan marah apabila didzalimi orang lain, maka
bagimu surga. Akhirnya, harapan kita semua, semoga dengan melaksanakan 3
kunci kebahagian tersebut, hati kita betul-betul tertata, betul-betul sumeleh,
mengakui ketiadaan kita dan mengakui kemahakuasaan Allah swt, sehingga
nantinya kita betul-betul memperoleh kebahagiaan hidup di dunia, kabahagiaan
hidup di akhirat.

‫الذ ْك ِر اْل َح ِك ِيم‬


ِّ ‫ات و‬ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ‫آن ْا‬ ِ ِ
َ ِ ‫ك اهلل لي َولَ ُك ْم فى ْالقُ ْر‬
َ ‫ َوَنفَ َعني َوِإ َّيا ُك ْم ب َماف ْيه م َن اآْل َي‬،‫لعظ ْيم‬ َ ‫َب َار‬
‫الع ِظ ْي َم‬ ِ َ‫ َأقُو ُل قَوِلي َه َذا ف‬،‫َّم ْيع العِل ْيم‬
َ َ‫أستَ ْغف ُر اهلل‬ْ
ِ ِ ِ ِ
ْ ْ ُ َ ُ ‫َوتَقََّب َل اهللُ مَّنا َوم ْن ُك ْم تالَ َوتَهُ َوِإ َّنهُ ُه َو الس‬
‫الر ِح ْيم‬ َ ‫ِإَّنهُ ُه َو‬
َّ ‫الغفُ ْو ُر‬

Anda mungkin juga menyukai