Syukur juga akan menjadi penguat kesadaran bahwa hanya Allah swt sang pemberi
rezeki dan dzat yang paling kuasa atas kehidupan kita selama di dunia ini. Syukur, tidak
hanya kita wujudkan melalui ucapan kata-kata. Tetapi, juga harus mampu kita wujudkan
secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Karena memang sudah menjadi tuntunan agama
Islam agar umatnya mewujudkan syukur dengan tiga hal yakni syukur bil janan (syukur
dalam hati), syukur bil lisan (syukur dengan ucapan), dan syukur bil arkan (syukur dengan
tindakan). Kita tak boleh menjadi insan yang kufur terhadap nikmat nyata yang telah
dianugerahkan Allah swt. Allah swt. mengingatkan kita dalam Al-Qur’an melalui firmannya :
Ayat tersebut diulang berkali-kali dalam ayat-ayat berikutnya dalam surat yang sama,
yakni Ar-Rahman. Pengulangan ini tentu bukan tanpa maksud. Allah menantang kepada
manusia untuk jujur dalam membaca dan menghitung kenikmatan yang telah Dia berikan.
Bagaimana kita bisa bisa bernapas, bagaimana kita bisa melihat dan mendengar serta
bagaimana kita bisa merasakan dengan panca indera kita? Dari pertanyaan-pertanyaan seperti
itu saja kita sudah tidak mampu menghitung berapa kenikmatan yang terlibat di dalamnya.
Maka barangsiapa tidak bersyukur kepada Allah, sesungguhnya dia telah kufur atau
mengingkari kenikmatan-kenikmatan yang telah diterimanya dari Allah SWT.
Syukur bil Janan adalah kesyukuran yang letaknya dalam pada hati yang yang ridha
dengan segala ketentuan Allah dan juga bersaksi bahwa setiap nikmat yang ada pada diri
seseorang adalah anugerah dari Allah swt. Syukur bil Janan dapat kita wujudkan dalam
bentuk perasaan senang, ikhlas dan ridha dengan apa yang sudah ada. Orang-orang yang
hatinya selalu bersyukur tentu akan lebih mudah mencapai bahagia dalam hidupnya terlepas
apakah mereka termasuk orang sukses atau belum.
Kemudian, Syukur bil lisan adalah bersyukur dengan ucapan, misalnya dengan
mengucap Alhamdulillah. Syukur bil lisan juga dapat kita wujudkan dengan membasahi lisan
kita dengan mengingat Allah swt atau berdzikir dan berkata yang baik-baik. Orang yang
bersyukur kepada Allah akan selalu menjaga lisannya dari ucapan-ucapan yang tidak baik.
Mereka akan selalu berhati-hati dan berusaha untuk tidak mengatakan sesuatu yang membuat
orang lain tersakiti hatinya.
Sedangkan syukur bil arkan adalah besyukur dengan melalukan amal shalih dan
berbagai macam perbuatan terpuji. Seperti berbagi rezeki, ilmu pengetahuan, kegembiraan
dan sebagainya. Berbagi nikmat atau rezeki yang kita dapatkan kepada orang lain contohnya
seperti saat kita bahagia mendapat rezeki berupa harta benda, kita bisa bisa mengambil
sebagian dari rezeki tersebut untuk kemudian diberikan kepada orang lain. Langkah ini tentu
akan membuat orang lain bahagia dan juga akan menjadikan diri kita sendiri bertambah lebih
bahagia lagi. Dari Ibnu Umar, Rasulullah saw, bersabda :
َوَأ َحبُّ اَأل ْع َما ِل ِإلَى هَّللا ِ تَ َعالَى ُسرُو ٌر تُ ْد ِخلُهُ َعلَى, اسِ َّاس ِإلَى هَّللا ِ تَ َعالَى َأ ْنفَ ُعهُ ْم لِلن
ِ ََّأ َحبُّ الن
ْ
ِ َوَأل ْن َأ ْم ِش َي َم َع َأ, َأوْ تَط ُر ُد َع ْنهُ جُوعًا, ضي َع ْنهُ َد ْينًا
خ فِي ِ َأوْ تَ ْق, ًف َع ْنهُ ُكرْ بَة ُ َأوْ تَ َك ِش, ُم ْسلِ ٍم
ْج َد ْال َم ِدينَ ِة َش ْهرًا
ِ ْج ِد يَ ْعنِي َمسِ ي ِم ْن َأ ْن َأ ْعتَ ِكفَ فِي هَ َذا ْال َمس َّ َاج ٍة َأ َحبُّ ِإلَ َح
“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi
manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain
bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau
menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk
sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid ini -masjid Nabawi- selama
sebulan penuh. (HR. Thabrani).