Anda di halaman 1dari 5

Mencuri Perhatian Allah

ُ‫إن ْال َح ْم َد هللِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُره‬
ّ
‫ت َأ ْع َمالِنَا‬
ِ ‫َونَع ُْو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر ُْو ِر َأ ْنفُ ِسنَا َو َسيَّئا‬
ُ‫ي لَه‬
َ ‫ض ّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد‬
ِ ‫َم ْن يَ ْه ِد هللاُ فَالَ ُم‬
‫َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلهَ ِإالّ هللاُ َوَأ ْشهَ ُد َأ ّن ُم َح ّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬

ٍ ‫ص ّل َو َسلّ ْم َعلى ُم َح ّم ٍد َو َعلى آلِ ِه ِوَأصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس‬
‫ان‬ َ ‫اَللهُ ّم‬
‫ِإلَى يَ ْو ِم ال ّديْن‬
‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوتُ ّن ِإالّ َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‬
ّ ‫يَاَأيّهَا الّ َذي َْن آ َمنُ ْوا اتّقُوا هللاَ َح‬
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.

Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah
menganugerahi kita kenikmatan yang berlimpah ruah. Sungguh, karunia
nikmat yang Allah Swt. berikan benar-benar tak dapat kita hitung satu
demi satu.
۟ ‫َو ن تَ ُع ُّد‬
ِ ‫وا نِ ْع َمةَ ٱهَّلل ِ اَل تُحْ صُوهَٓا ۗ ِإ َّن ٱهَّلل َ لَ َغفُو ٌر ر‬
‫َّحي ٌم‬ ‫ِإ‬
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak
dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl [16]: 18)

Shalawat serta salam marilah senantiasa kita haturkan pada Baginda


Nabi Muhammad saw. Suri teladan utama yang abadi sampai akhir
zaman.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.

Tidak ada maksud lain bagi Allah SwT menciptakan manusia selain
hanya untuk beribadah kepada-Nya. Segala perbuatan yang kita lakukan
dalam kehidupan kita, baik bernilai besar atau kecil, tertutup atau
terbuka, di dunia nyata bahkan dunia maya, seluruhnya mengandung
dimensi ibadah (pengabdian dan persembahan) kepada Allah Swt.

َ ‫ت ْال ِج َّن َواِإْل ْن‬


ِ ‫س ِإاَّل لِيَ ْعبُ ُد‬
‫ون‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56)

Persembahan amal kita pada Allah SwT terutama ditentukan oleh 3


(tiga) kunci. Pertama yakni niat kita dalam berbuat. Kunci kedua adalah
bagaimana perbuatan atau amal tersebut dilakukan. Dan terakhir
adalah seperti apa dampak yang ditimbulkan setelah amal atau
perbuatan tersebut kita lakukan. Ketiga kunci tersebut apabila
diterapkan dalam amal perbuatan kita sepanjang hidup, insyaAllah,
segala amal kita akan diterima oleh Allah SwT.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.

Tantangan kehidupan kita hari ini semakin berkembang. Sebab


utamanya adalah faktor semakin terbukanya ruang sosial kita dengan
orang lain. Kehadiran media sosial membuka ruang itu seluas-luasnya.
Seolah-olah tanpa sekat dan batas. Hal ini tentu sedikit banyak
berpengaruh pada kualitas amal kesalehan kita. Kesungguhan dan
keikhlasan kita dalam beramal saleh terus diuji. Sehingga kita dituntut
untuk terus memastikan bahwa amal saleh kita utuh, semata-mata kita
persembahkan pada Allah SwT. Allah SwT berfirman:
َ‫صلَ ٰوة‬ ۟ ‫ين ُحنَفَٓا َء َويُقِي ُم‬
َّ ‫وا ٱل‬ َ ‫ين لَهُ ٱل ِّد‬
َ ‫ص‬ ۟ ‫َومٓا ُأ ِمر ُٓو ۟ا اَّل لِيَ ْعبُ ُد‬
ِ ِ‫وا ٱهَّلل َ ُم ْخل‬ ‫ِإ‬ َ
‫ين ْٱلقَيِّ َم ِة‬
ُ ‫ك ِد‬َ ِ‫وا ٱل َّز َك ٰوةَ ۚ َو ٰ َذل‬
۟ ُ‫َويُْؤ ت‬
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
yang lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat;
dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayinah [98]: 4)

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.

Hal-hal yang dapat mengganggu kualitas amal saleh kita di antaranya


adalah sikap riya’, ujub, dan sum’ah. Ketiga sikap ini memiliki
kecenderungan yang sama. Yakni kecenderungan untuk selalu
menampilkan segala perbuatan baik agar mendapat perhatian dan
pujian dari orang lain. Sikap ini sekalipun jangan sampai mengotori
perbuatan kita. Sebab celakanya, selain amal saleh kita berpeluang
batal, bisa jadi kita lantas terjerumus dalam jurang kesyirikan,
na’udzubillah.

Allah SwT menyampaikan dengan tegas melalui sebuah hadis qudsi


berikut:

َ ‫َأنَا َأ ْغنَى ال ُّش َر َكا ِء َع ِن ال ِّشرْ ِك َم ْن َع ِم َل َع َمالً َأ ْش َر‬


‫ك فِي ِه َم ِعي َغي ِْري‬
ُ‫تَ َر ْكتُهُ َو ِشرْ َكه‬
“Aku adalah yang paling tidak butuh sekutu, barangsiapa yang
mengamalkan suatu perbuatan, yang di dalamnya dia menyekutukan-Ku
dengan selain Aku, maka Aku tinggalkan dia dan sekutunya.” (HR.
Muslim dan Abu Hurairah)

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.


Apalagi di dalam kita beraktivitas dan unjuk diri di media sosial, kita
mesti harus selalu mengedepankan kehati-hatian. Kita mungkin sering
tanpa sadar menampilkan diri sebagai seseorang yang saleh, baik dalam
berpenampilan maupun dalam aktivitas sehari-hari hanya demi
memungut pengakuan, perhatian, dan pujian dari orang lain. Tentu, kita
juga tak bisa memungkiri bahwa di antara kita ada yang sengaja
menampilkan kebaikan-kebaikan demi mengajak orang lain untuk
melakukan amal kebaikan yang sama. Namun alangkah baiknya, hal-hal
tersebut kita simpan baik-baik tanpa perlu diketahui orang lain.

Maka, untuk menghindari batalnya amal kita, marilah kita mantapkan


hati untuk mengesampingkan penilaian bahkan pujian dari manusia dan
sepenuhnya kita persembahkan amal kita hanya untuk Allah SwT. Sebab
perhatian Allah SwT amat jauh lebih baik dan mulia dibandingkan
perhatian manusia pada kita. Semoga kita mampu istiqamah. Aamiin.

Terakhir, Nabi saw. dalam sebuah hadis bersabda:

ِ ‫ َو َما ُس ْب َحةُ ْال َح ِدي‬: ‫ قَالُوا‬،‫ث‬


‫ث يَا‬ ِ ‫ال ِإلَى هللاِ ُس ْب َحةُ ْال َح ِدي‬ ِ ‫َأ َحبُّ اَأل ْع َم‬
‫َرسُو َل هللاِ ؟ قَا َل ال َّر ُج ُل يُ َسبِّ ُح َوالَّناُس يَتَ َكلَّ ُمون‬
“Amal yang dicintai Allah adalah subhatul hadits. Bertanyalah sahabat,
“Apa itu subhatul hadits, ya Rasulallah?” Rasulullah menjawab,
“Seseorang yang bertasbih di tengah orang-orang yang sedang
mengobrol.”

ِ ‫ َونَفَ َعنِ ْي َوِإيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِم َن ْاآليَا‬،‫آن ْال َع ِظي ِْم‬


‫ت‬ ِ ْ‫ك هللاُ ِل ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُر‬ َ ‫بَا َر‬
‫َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم َأقُ ْو ُل قَ ْولِ ْي هَ َذا َوَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ْال َع ِظ ْي َم لِ ْي َولَ ُك ْم‬
‫‪Khutbah kedua‬‬

‫ِإ َّن ْال َح ْم َد هَّلِل ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُر ْه َونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر ُْو ِر َأ ْنفُ ِسنَا‬
‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد َ‬
‫ي‬ ‫ت َأ ْع َمالِنَا‪َ ،‬م ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم ِ‬
‫َو ِم ْن َسيَْئا ِ‬
‫ك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ‬
‫لَهُ‪ََ .‬أ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي َ‬
‫َو َرس ُْولُهُ‬
‫صلُّ ْو َن َعلَى النَّبِ ِّي‪ ،‬يَا َأيُّها َ الَّ ِذي َْن َءا َمنُ ْوا َ‬
‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه‬ ‫ِإ َّن هللاَ َو َمالَِئ َكتَهُ يُ َ‬
‫ْت َعلَى‬ ‫صلَّي َ‬ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسلِ ْي ًما اَللَّهُ َّم َ‬
‫آل ِإ ْب َرا ِه ْي َم ِإنَّ َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫ت اَأْلحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم‬
‫ت َو ْال ُمْؤ ِمنِي َْن َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬
‫اللّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِمي َْن َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫ت‬‫اض َي ْال َحا َجا ِ‬‫ت يَا قَ ِ‬ ‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد َع َوا ِ‬ ‫ت ِإنَّ َ‬ ‫َواَأل ْم َوا ِ‬
‫اللّهُ َّم ا ْغفِرْ لَنَا َولِ َوالِ ِد ْينَا َوارْ َح ْمهُ َما َك َما َربَّيَانَا ِ‬
‫ص َغارًا‬
‫ك‬
‫ك َو ُحس ِْن ِعبَا َدتِ َ‬ ‫اللّهُ َّم َأ ِعنَّا َعلَى ِذ ْك ِر َ‬
‫ك َو ُش ْك ِر َ‬
‫اجنَا َو ُذرِّ يَّاتِنَا قُ َّرةَ َأ ْعي ٍُن َواجْ َع ْلنَا ِل ْل ُمتَّقِي َْن ِإ َما ًما‬
‫َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن َأ ْز َو ِ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫َربَّنَا آ ِتنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫صفُ ْو َن َو َسالَ ٌم َعلَى ْال ُمرْ َسلِي َْن‪َ ،‬و ْال َح ْم ُد هللِ‬
‫ك َربِّ ْال ِع َّز ِة َع َّما يَ ِ‬‫ان َربِّ َ‬ ‫ُس ْب َح َ‬
‫َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن‬
‫َأقِ ْي ُموا ال َّ‬
‫صاَل ةَ‬

Anda mungkin juga menyukai