Anda di halaman 1dari 3

‫صحْ بِ ِه َوتَابِ ِع ْي ِه َعلَى َم ِّر‬َ ‫ َو َعلَى آلِ ِه َو‬، َ‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُم َعلَى ُم َح َّم ٍد َسيِّ ِد َولَ ِد َع ْدنَان‬

َّ ‫ َوال‬،‫ك ال َّديَّا ِن‬ ِ ِ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ ْال َمل‬


‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن‬،‫ان‬
ِ ‫ان َو ْال َم َك‬ِ ‫ك لَهُ ْال ُمنَـ َّزهُ ع َِن ْال ِج ْس ِميَّ ِة َو ْال ِجهَ ِة َوال َّز َم‬
َ ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن اَّل ِإلهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬.‫ال َّز َما ِن‬
ِ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِسي بِتَ ْق َوى هللا‬ِ ْ‫ فَإنِّي ُأو‬،‫ ِعبَا َد الرَّحْ مٰ ِن‬،ُ‫َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ الَّ ِذيْ َكانَ ُخلُقُهُ ْالقُرْ آنَ َأ َّما بَ ْعد‬
)18 :‫ َوِإ ْن تَ ُع ُّدوا نِ ْع َمةَ هَّللا ِ اَل تُحْ صُوهَا ِإ َّن هَّللا َ لَ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم (النحل‬:‫ ْالقَاِئ ِل فِي ِكتَابِ ِه ْالقُرْ آ ِن‬،‫ْال َمنَّا ِن‬
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah. Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini,
khatib berwasiat kepada kita semua terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha
meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan
melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yang diharamkan

Sudah selayaknya kita bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang Ia anugerahkan kepada kita. Tiada
satu pun selain-Nya yang mampu menghitungnya. Nikmat terbagi menjadi dua macam, nikmat lahir dan
nikmat batin. Allah ta’ala berfirman:
)20 :‫َوَأ ْسبَ َغ َعلَ ْي ُك ْم نِ َع َمهُ ظَا ِه َرةً َوبَا ِطنَةً (لقمان‬
Artinya: “Dan Allah telah menyempurnakan nikmat-nikmat-Nya yang lahir dan batin untukmu.” (QS.
Luqman: 20) Nikmat lahir adalah nikmat yang terlihat oleh mata seperti harta, penghormatan orang,
ketampanan, kecantikan, diberi taufiq (kemudahan) untuk melakukan amal ketaatan, kesehatan,
keturunan, harta, kedudukan, sungai, hujan, tanaman, hewan ternak, air dingin dan banyak lagi lainnya.
Sedangkan nikmat batin adalah nikmat yang didapati oleh seseorang dalam dirinya seperti memiliki ilmu
tentang Allah, kokohnya keyakinan kepada Allah dan dijauhkan dari penyakit dan berbagai marabahaya.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Kewajiban setiap mukallaf (baligh dan berakal) adalah bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat
tersebut. Bersyukur kepada Allah adalah dengan tidak menggunakan nikmat-nikmat dari Allah untuk
bermaksiat kepada-Nya, tidak kufur kepada Allah dan para utusan-Nya. Barang siapa melakukan syukur
seperti ini, maka ia adalah seorang hamba yang telah bersyukur kepada Tuhannya. Sedangkan orang yang
mengucap syukur kepada Allah dengan lidahnya sebanyak apapun namun masih menggunakan nikmat
Allah untuk berbuat maksiat kepada-Nya, maka hakikatnya ia belumlah bersyukur kepada Tuhannya
sebagaimana yang diwajibkan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:

‫ (رواه الحاكم‬.‫ار ِد‬ ‫ك ِج ْس َمك َوُأرْ ِو َـ‬


ِ َ‫ك ِمن ْال َما ِء ْالب‬ ِ ‫ال لَهُ َألَ ْم ُأ‬
َ َ‫ص َّح ل‬ َ َ‫َأ َّو ُل َما ي َُحا َسبُ بِ ِه ْال َع ْب ُد يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َأ ْن يُق‬
)‫وصحّحه‬
Artinya: “Hal pertama yang seorang hamba akan dihisab tentangnya di hari kiamat adalah dikatakan
kepadanya: Bukankah telah Aku sehatkan badanmu dan aku hilangkan dahagamu dengan air yang
dingin?” (HR. al Hakim dan ia menilainya shahih). Karenanya, mari kita hisab diri kita. Mari kita
renungkan, sudahkah kita bersyukur atas berbagai nikmat yang Allah kurniakan kepada kita sebagaimana
mestinya? Saudara-saudara seiman, di antara nikmat batin adalah nikmat teragung yang tidak sebanding
dengan nikmat apapun, yaitu nikmat iman kepada Allah dan nikmat-nikmat yang mengikutinya, yaitu
berserah diri kepada Allah, mencintai orang-orang shaleh, kokohnya keyakinan kita kepada Allah,
mengagungkan ilmu agama dan semacamnya. Iman kepada Allah dan Rasul-Nya adalah modal utama
bagi seorang muslim, sehingga ia adalah nikmat yang paling agung, paling utama dan paling tinggi yang
diberikan kepada manusia. Orang yang diberi dunia (harta, jabatan dan semacamnya) namun tidak diberi
iman, maka seakan ia tidak diberi nikmat apapun. Sebaliknya, orang yang diberi iman dan tidak diberi
dunia, maka seakan ia tidak terhalang dari satu nikmat pun. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:

)‫وج َّل يُ ْع ِطي ال ُّد ْنيَا َم ْن يُ ِحبُّ َو َم ْن اَل يُ ِحبُّ َواَل يُ ْع ِطي ال ِّد ْينَ ِإاَّل لِ َمن َأ َحبَّ (رواه أحــمد‬
َ ‫ِإ َّن هللاَ ع َّز‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla memberikan (nikmat) dunia kepada orang yang Ia cintai dan
kepada orang yang tidak Ia cintai, dan tidak memberikan nikmat agama kecuali kepada orang yang Ia
cintai.” (HR. Ahmad)
Di antara nikmat ada juga yang merupakan akibat atau buah dari nikmat iman. Nikmat ini tampak pada
anggota badan seseorang, seperti melaksanakan kewajiban, menjauhi perkara haram dan memperbanyak
amal sunnah. Nikmat iman sebenarnya adalah nikmat batin, akan tetapi pengaruhnya terlihat pada
anggota badan. Iman adalah syarat diterimanya amal shaleh. Tanpa iman, bentuk amal kebaikan sebanyak
apapun tidak akan diterima oleh Allah ta’ala. Orang yang mati dalam keadaan tidak iman akan datang
di hari kiamat tanpa memiliki sedikit pun kebaikan, karena ia tidak mengenal Allah dan tidak beriman
kepada-Nya. Sedangkan seorang muslim yang tidak bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya, lalu
meninggal sebagai pelaku dosa besar, maka ia tergantung pada kehendak Allah. Jika Allah menghendaki,
Ia akan menyiksanya dan jika Allah menghendaki, Ia akan mengampuninya. Sedangkan orang yang diberi
taufiq untuk bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya yang lahir dan batin, dengan melaksanakan
perintah Allah, sehingga ia melaksanakan kewajiban dan menjauhi perkara haram serta menggunakan
anugerah nikmat untuk menaati Tuhannya, maka balasan dari Tuhannya adalah kenikmatan yang abadi,
yang tidak akan punah dan sirna. Allah ta’ala berfirman:

ُ َّ‫) َجزَ اُؤ هُْـم ِع ْن َد َربِّ ِه ْم َجن‬7( ‫ت ُأولَِئكَ هُ ْم َخ ْي ُر ْالبَ ِريَّ ِة‬
‫ات َع ْد ٍن تَجْ ِري ِم ْن تَحْ تِهَا‬ ِ ‫ِإ َّن الَّ ِذينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬
)8( ُ‫ي َربَّه‬ ِ ‫ي هَّللا ُ َع ْنهُ ْم َو َرضُواـ َع ْنهُ َذلِكَ لِ َم ْن خ‬
َ ‫َش‬ ِ ‫اَأْل ْنهَا ُر خَالِ ِدينَ فِيهَا َأبَدًا َر‬
‫ض َـ‬
Maknanya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itulah sebaik-
baik makhluk. Balasan mereka dari Tuhannya adalah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-
sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridla terhadap mereka dan mereka pun ridla
kepada-Nya. Itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (QS. al Bayyinah: 7-8).
Mereka adalah makhluk yang paling berbahagia, karena Allah ridla terhadap mereka sebagaimana mereka
ridla kepada-Nya. Ridla Allah adalah salah satu sifat-Nya, yang tidak menyerupai ridla makhluk. Karena
makna ridla Allah adalah kehendak untuk memberikan nikmat. Sedangkan ridla para hamba kepada
Tuhannya adalah berimannya mereka kepada Allah, menerima ketetapan-Nya dan menyerahkan segala
hal kepada-Nya. Mereka tidak memprotes dan menyalahkan Allah dalam satu pun musibah yang
menimpa mereka. Sebaliknya mereka bersabar untuk tetap melaksanakan kewajiban dan menjauhi
perkara haram serta menahan diri dari menggunakan nikmat Allah dalam perbuatan maksiat kepada-Nya.
Mereka juga bersabar atas ujian-ujian yang menimpa mereka, sehingga balasan untuk mereka adalah ridla
Allah terhadap mereka. Sungguh beruntung mereka. Alangkah berbahagianya mereka.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah. Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan
ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.

ِ ‫ ِإنَّهُ هُ َو ْال َغفُوْ ُر الر‬،ُ‫ فَا ْستَ ْغفِرُوْ ه‬،‫  َأقُوْ ُل قَوْ لِ ْـي ٰه َذا َوَأ ْستَ ْغفِ ُـر هللاَ لِ ْي َولَ ُك ْم‬
‫َّح ْي ُم‬
Khutbah II

.‫ َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َأ ْه ِل ْال َوفَا‬،‫صلِّ ْـي َوُأ َسلِّ ُم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ْال ُمصْ طَفَى‬ َ ‫ َوُأ‬،‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َو َكفَى‬
‫ فَيَا‬،‫َأ َّما بَ ْع ُد‬ ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬،ُ‫ك لَه‬ َ ‫َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَّل إلهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬
‫ َأ َم َر ُك ْم‬،‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ ْال َعلِ ِّي ْال َع ِظي ِْم َوا ْعلَ ُموْ ا َأ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم بَِأ ْم ٍر َع ِظي ٍْم‬ ِ ْ‫ ُأو‬، َ‫َأيُّهَا ْال ُم ْسلِ ُموْ ن‬
‫ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا‬،‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي‬ َ ُ‫ ِإ َّن هللاَ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي‬:‫ال‬ َ َ‫صاَل ِة َوال َّساَل ِم َعلَى نَبِيِّ ِه ْال َك ِري ِْم فَق‬ َّ ‫بِال‬
ٰ
‫صلَّيْتَ َعلَى‬ َ ‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما‬ َ ‫ اَللّهُ َّم‬،‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما‬ َ
َ‫ار ْكت‬ َ َ‫ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما ب‬ ِ َ‫آل َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم َوب‬ ِ ‫َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى‬
َ‫ اَ ٰللّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْين‬.‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬
َ َّ‫ فِ ْي ْال َعالَ ِم ْينَ ِإن‬،‫آل َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم‬ ِ ‫َعلَى َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى‬
‫ اللهم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَاَل َء َو ْالغَاَل َء َو ْال َوبَا َء‬،‫ت‬ ِ ‫ت اَأْلحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَأْل ْم َوا‬ ِ ‫وال ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا‬ ْ ‫ت‬ ِ ‫َو ْال ُم ْسلِ َما‬
‫ ِم ْن بَلَ ِدنَا‬، َ‫ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَن‬، َ‫َو ْالفَحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َو ْالبَ ْغ َي َوال ُّسيُوْ فَ ْال ُم ْختَلِفَةَ َوال َّشدَاِئ َد َو ْال ِم َحن‬
‫إن هللاَ يَْأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل‬ َّ ،ِ‫ك َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِد ْي ٌر ِعبَا َد هللا‬ َ َّ‫ ِإن‬،ً‫َان ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عَا َّمة‬ ِ ‫صةً َو ِم ْن ب ُْلد‬ َّ ‫هَ َذا خَ ا‬
‫ فَاذ ُكرُوا‬. َ‫ يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ ن‬،‫َواإْل حْ َسا ِن َوِإ ْيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَى ويَ ْنهَى َع ِن الفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َوالبَ ْغ ِي‬
‫هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَ ُر‬

Anda mungkin juga menyukai