Anda di halaman 1dari 7

‫‪Bahaya Menggunjing‬‬

‫‪ Yufid‬‬
‫‪ ‬‬
‫‪ December 30, 2013‬‬
‫‪ ‬‬
‫‪ Khutbah Jumat Pilihan‬‬
‫‪ ‬‬
‫‪13 Comments‬‬

‫‪Khutbah Pertama:‬‬

‫اهلل ِمن ُشرو ِر َأْن ُف ِسنَا وسي ِ‬


‫ات‬ ‫ِإ ّن احْل م َد لِلَّ ِه حَنْم ُده ونَستَعِينُه ونَسَت ْغ ِفره و َنعوذُ بِ ِ‬
‫َ َ َّئ‬ ‫ْ ُْ‬ ‫َ ُ َ ْ ْ ُ َ ْ ُ ُ َ ُْ‬ ‫َْ‬
‫ي لَهُ َأ ْش َه ُد َأ ْن الَ ِإلهَ ِإالّ‬ ‫ِ‬ ‫ضل لَه ومن ي ْ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬
‫ضل ْل فَالَ َهاد َ‬ ‫َأع َمالنَا َم ْن َي ْهده اهللُ فَالَ ُم ّ ُ َ َ ْ ُ‬ ‫ْ‬
‫اهللُ َوَأ ْش َه ُد َأ ّن حُمَ ّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ‬
‫ان ِإىَل َي ْوِم‬
‫اَللهم صل وسلّم على حُمَم ٍد وعلى آلِِه ِوَأصحابِِه ومن تَبِعهم بِِإحس ٍ‬
‫ْ َ َ َ ْ َُ ْ ْ َ‬ ‫ّ ََ‬ ‫ُّ َّ َ َ ْ َ‬
‫ال ّديْن‪.‬‬

‫يَاَأيّ َها الّ َذيْ َن َآمُن ْوا اّت ُقوا اهللَ َح ّق ُت َقاتِِه َوالَ مَتُْوتُ ّن ِإالّ َوَأْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‬

‫اح َد ٍة َو َخلَ َق ِمْن َها َز ْو َج َها‬


‫سوِ‬ ‫ٍ‬ ‫ف‬
‫ْ‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫ن‬‫م‬‫ياَأيها النَاس اّت ُقوا رب ُكم الّ ِذي خلَ َق ُكم ِ‬
‫َ‬ ‫َ ْ ْ‬ ‫ُ ْ َّ ُ‬ ‫َ َّ‬
‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫وب ّ ِ‬
‫َألر َح َام ِإ ّن اهللَ‬
‫ث مْن ُه َما ِر َجاالً َكثْيًرا َون َساءً َواّت ُقوا اهللَ الَذي تَ َساءَلُْو َن به َواْ ْ‬ ‫ََ‬
‫َكا َن َعلَْي ُك ْم َرقِْيبًا‬

‫َأع َمالَ ُك ْم َو َي ْغ ِف ْرلَ ُك ْم‬ ‫ياَأيها الّ ِذين آمنوا اّت ُقوا اهلل و ُقولُوا َقوالً س ِدي ًدا ي ِ‬
‫صل ْح لَ ُك ْم ْ‬
‫ََ ْ ْ ْ َ ْ ُْ‬ ‫َ ّ َ ْ َ َُ ْ‬
‫ذُنُ ْوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع اهللَ َو َر ُس ْولَهُ َف َق ْد فَ َاز َف ْو ًزا َع ِظْي ًما‪َّ ،‬أما َب ْع ُد …‬
،‫صلّى اهلل َعلَْي ِه َو َسلّ َم‬ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ِأ‬
َ ‫ى حُمَ ّمد‬ُ ‫ َو َخْيَر اهْلَْدى َه ْد‬،‫اب اهلل‬ ُ َ‫َأص َد َق احْلَديْث كت‬ ْ ‫فَ ّن‬
‫ضالَلَِة يِف‬ ٍ ٍ
َ ‫ َو ُك ّل حُمْ َدثَة بِ ْد َعةٌ َو ُك ّل بِ ْد َعة‬،‫ُألم ْو ِر حُمْ َدثَا ُت َها‬
َ ‫ َو ُك ّل‬،ً‫ضالَلَة‬ ُ ْ‫َو َشّر ا‬
.‫النّا ِر‬
Jamaah shalat Jumat rahimani wa rahimakumullah

Khatib mewasiatkan kepada diri khatib pribadi dan juga jamaah sekalian hendaknya bertakwa
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah
akan mencukupinya. Dan barangsiapa yang takut kepada manusia, sesungguhnya manusia
tidak bisa memberikan manfaat sedikit pun di hadapan Allah Ta’ala. Kita juga harus
menyadari bahwa tidak ada yang bisa mendapatkan rahmat kecuali orang-orang yang
bertakwa. Tidaklah mendapatkan pahala, kecuali orang-orang yang berada di atas ketakwaan.

Nasihat untuk bertakwa ini sangatlah banyak, akan tetapi betapa disesalkan karena yang
melaksanakannya sangatlah sedikit. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang
yang bertakwa.

Jamaah Jumat rahimani wa rahimakumullah

Sebagai agama yang sempurna, Islam mengajak berbicara akal, hati dan perasaan, akhlak dan
pendidikan. Agama yang mulia ini mengharuskan adanya peraturan-peraturan agar seorang
muslim dapat memiliki hati yang selamat, perasaan yang bersih, menjaga kehormatan lisan,
dan menjaga rahasia pribadinya, serta dapat berakhlak mulia terhadap Rabb-nya, dirinya
sendiri, dan seluruh manusia. Allah Ta’ala berfirman,

‫ض الظَّ ِّن ِإمْثٌ ۖ َواَل جَتَ َّس ُسوا‬ ِ ِ ِ ‫يا َأيُّها الَّ ِذين آمنُوا‬
َ ‫اجتَنبُوا َكث ًريا م َن الظَّ ِّن ِإ َّن َب ْع‬
ْ َ َ َ َ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang lain…”
(QS. Al-Hujurat: 12)

Pesan Alquran ini, merupakan jawaban dari fenomena yang kita lihat saat ini. Yakni, agar
kita terhindar dari perbuatan ghibah (menggunjing), mencari-cari kesalahan orang lain.
Karena menggunjing ini menyebabkan rusaknya kehormatan seseorang, merusak hati, dan
ketenangan masyarakat. Perbuatan menggunjing merupakan salah satu dosa besar yang
membinasakan, merusak agama para pelakunya, baik sebagai pelaku ataupun orang yang rela
ketika mendengarkannya.

Allah Ta’ala berfirman,
ۚ ُ‫َأخ ِيه َمْيتًا فَ َك ِر ْهتُ ُموه‬
ِ ‫ب َأح ُد ُكم َأ ْن يْأ ُكل حَل م‬
َْ َ َ ْ َ ُّ ‫ضا ۚ َأحُي‬
ِ
ً ‫ض ُك ْم َب ْع‬ُ ‫ب َب ْع‬ ْ َ‫َواَل َي ْغت‬
‫يم‬ ِ ‫و َّات ُقوا اللَّه ۚ ِإ َّن اللَّه َت َّواب ر‬
‫ح‬
ٌ َ ٌ َ َ َ
“…dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Kaum muslimin, rahimani wa rahimakumullah

Menggunjing orang lain tidak lepas dari salah satu dari tiga istilah, yang semuanya
disebutkan di dalam Alquran, yaitu: ghibah, ifku, dan buhtan.

Apabila yang kita sebutkan tentang saudara kita itu memang ada pada diri mereka, maka ini
disebut ghibah. Apabila kita menyampaikan semua yang kita dengar, maka ini adalah ifku.
Dan apabila yang kita sebutkan itu tidak ada pada diri saudara kita, maka ini dinamakan
buhtan.

Ghibah (menggunjing) adalah segala sesuatu yang dapat dipahami dan dimaksudkan untuk
menghina, baik berupa perkataan, isyarat atau tulisan. Ghibah juga bisa berupa penghinaan
terhadap seseorang mengenai agamanya, fisiknya, akhlak, dan keturunannya. Barangasiapa
yang mencela ciptaan Allah, berarti ia telah mencela penciptanya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyeru pelaku perbuatan ini dengan sabdanya,

‫يَا َم ْع َشَر َم ْن َآم َن بِلِ َسانِِه َومَلْ يَ ْد ُخ ْل اِإل مْيَا ُن َقْلبَهُ اَل َت ْغتَابُ ْوا امل ْسلِ ِمنْي َ َواَل َتتَّبِعُ ْوا‬
ُ ِ‫هِت‬ ِ‫هِت‬
ِِ
‫ض ْحهُ يِف‬ َ ‫َع ْو َرا ْم فَِإنَّهُ َم ِن اتَّبَ َع َع ْو َرا ْم َيتَّبِ ُع اهللُ َع ْو َراته َو َم ْن َيتَّبِ ِع اهللُ َع ْو َرتَهُ َي ْف‬
‫َبْيتِ ِه‬
“Wahai orang-orang yang beriman dengan lisannya, namun keimanan itu belum masuk ke
dalam hatinya! Janganlah kalian mengghibah (menggunjing) kaum muslimin. Jangan pula
mencari-cari aib mereka. Barangsiapa yang mencari-cari aib mereka, maka Allah akan
mencari-cari aibnya, niscaya Allah akan membeberkan aibnya, meskipun dia di dalam
rumahnya.”

Tentang bahaya menggunjing ini, Hasan al-Bashri berkata, “Ghibah, demi Allah, lebih cepat
merusak agama seseorang daripada ulat yang memakan tubuh mayit.”

Maka sungguh aneh, jika ada orang yang mengaku sebagai ahlul haq dan ahlul iman, ternyata
ia melakukan perbuatan ghibah (menggunjing), sedangkan dia mengetahui akibat buruk
perbuatan tersebut. Firman Allah Ta’ala mengingatkan,
ِِ ُّ ِ‫َأحُي‬
ُ‫َأح ُد ُك ْم َأ ْن يَْأ ُك َل حَلْ َم َأخيه َمْيتًا فَ َك ِر ْهتُ ُموه‬
َ ‫ب‬
“…Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?
Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya..” (QS. Al-Hujurat: 12)

Jamaah Jumat rahimani wa rahimakumullah

Seburuk-buruk ghibah, yaitu menggunjing para pemimpin, para ulama, orang-orang


berkedudukan, orang-orang shaleh, dan orang-orang yang mengajak berbuat adil. Pelaku
ghibah ini merendahkan kedudukan mereka, menghilangkan kewibawaan mereka,
menghilangkan kepercayaan terhadap mereka, mencela perbuatan dan usaha mereka, dan
meragukan kemampuan mereka.

Bayangkan, tidak disebut seorang yang mulia di hadapannya, kecuali dia rendahkan. Tidaklah
muncul orang yang mulia, kecuali dicelanya. Tidak pula orang yang shaleh, kecuali dia akan
menuduhnya. Pelaku ghibah ini, senang menuduh orang-orang terpercaya, menggunjing
orang-orang shaleh,. Pelaku ghibah menanamkan permusuhan dan membingungkan orang-
orang kebanyakan, memutuskan silaturahmi dan memecah persatuan.

Allahu Akbar! Apakah seorang muslim layak bersikap demikian kepada saudaranya?

Wahai pelaku ghibah! Setiap orang pasti dicintai dan dibenci, diridhai dan dimarahi, disukai
dan dimusuhi.

Orang yang berakal dalam mencintai kekasihnya, ia tidak akan berbuat berlebihan; sebab,
mungkin suatu hari orang yang dikasihinya tersebut akan dibencinya. Sebaliknya, manakala
seorang muslim harus membenci, maka dia pun bersikap sewajarnya; sebab, mungkin suatu
hari orang yang dibencinya akan menjadi kekasihnya. Oleh karena itu, jadilah orang yang
selalu menegakkan kebenaran dan bersikap adil. Jangan sampai ketidak sukaan membuat kita
bersikap zalim. Allah berfirman,

‫ني لِلَّ ِه ُش َه َداءَ بِالْ ِق ْس ِط ۖ َواَل جَيْ ِر َمنَّ ُك ْم َشنَآ ُن َق ْوٍم‬ ِ


َ ‫ين َآمنُوا ُكونُوا َق َّوام‬َ
ِ َّ‫يا َأيُّها ال‬
‫ذ‬ َ َ
‫ب لِ َّلت ْق َو ٰى ۖ َو َّات ُقوا اللَّهَ ۚ ِإ َّن اللَّهَ َخبِريٌ مِب َا َت ْع َملُو َن‬ ِ ِ
ُ ‫َعلَ ٰى َأاَّل َت ْعدلُوا ۚ ْاعدلُوا ُه َو َأْقَر‬
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena
adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Maidah: 8)

Wahai saudara-saudaraku seiman, jamaah shalat Jumat rahimani wa rahimakumullah.

Jika dikatakan kepada Anda, “Fulan telah menggunjingmu, sampai kami merasa kasihan
kepadamu.” Maka jawablah dengan perkataan, “Seharusnya, dialah yang patut engkau
kasihani.”
Hendaknya kita bertakwa kepada Allah. Sungguh beruntung orang yang bisa menahan diri,
tidak berlebihan dalam berbicara. Sungguh beruntung orang yang bisa menguasai lisannya.
Sungguh beruntung orang yang terhidar dari menggunjing orang lain, karena ia lebih sibuk
mengoreksi dirinya. Sungguh beruntung orang yang berpegang kepada petunjuk Alquran,
kemudian menghadap Allah dengan hati yang khusyu, lisan yang jujur, dan ikhlas mencintai
saudaranya.

‫ين‬‫ذ‬ِ َّ‫ان واَل جَت عل يِف ُقلُوبِنا ِغاًّل لِل‬


ِ َ‫ربَّنَا ا ْغ ِفر لَنَا وِإِل خوانِنَا الَّ ِذين سب ُقونَا بِاِإْل مي‬
َ َ ْ َ ْ َ ََ َ َْ َ ْ َ
ِ ٌ ‫ك رء‬ ‫ِإ‬
‫يم‬
ٌ ‫وف َرح‬ ُ َ َ َّ‫َآمنُوا َربَّنَا ن‬
“Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu
dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-
orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha
Penyayang.” (QS. Al-Hasyr: 10).

ِ َ‫ات ف‬ ِ ‫َأُقو ُل َقويِل ه َذا َأست ْغ ِفر اهلل يِل ولَ ُكم ولِساِئِر املسلِ ِم واملسلِم‬
ُ‫اسَت ْغف ُر ْوه‬
ْ َ ْ ُ َ َ ‫ْ ْ ْ َ ْ َ ُ َ ْ َ ْ َ َ ُ ْ نْي‬
‫الر ِحْي ُم‬
َ ‫نَّهُ ُه َو الغَ ُف ْو ُر‬
‫ِإ‬
Khutbah Kedua:

‫ َو ُه َو‬،‫َأحا َط بِ ُك ِّل َش ْي ٍء ِع ْل ًما‬ ِ ُ ‫ ال َف َّع‬،‫اَحْل م ُد لِلَّ ِه ِذي العر ِش امل ِجي ِد‬
َ ،‫ال ل َما يُِريْ ُد‬ ْ َ َْ ْ َْ
‫ َوَأ ْش َه ُد َأ ْن اَل‬،‫ب َعتِْي ٌد‬ ‫ي‬ ِ‫ظ ِمن َقو ٍل ِإاَّل لَ َدي ِه رق‬ ُ ِ ‫ وما يْل‬،‫علَى ُكل شي ٍء ش ِهي ٌد‬
‫ف‬
ٌَْ ْ ْ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ ِّ َ
َّ ‫ َوَأ ْش َه ُد‬،‫الو ِريْ ِد‬
‫َأن‬ َ ‫ل‬ ِ ‫ب‬
ْ ‫ح‬
َ ‫ن‬ْ
ِ ‫ هو َأْقرب ِإىَل عب ِد ِه‬،‫ك لَه‬
‫م‬ َْ ُ َ َ ُ ُ َ ْ‫ِإلَهَ ِإاَّل اهلل َو ْح َدهُ اَل َش ِري‬
ِ ِ ‫اشر َأعاَل ِم‬
‫صلَّى اهللُ َو َسلَّ َم َوبَ َار َك‬ َ ،‫الت ْوحْيد‬ َ ْ ُ ِ َ‫َسيِّ َدنَا َونَبَِّينَا حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ ن‬
‫ َو َسلَّ َم‬،‫العبِْي ِد‬َ ‫ح‬ِ ِ‫ان ِمن صال‬ ٍ ‫علَي ِه وعلَى آلِِه وَأصحابِِه والتَّابِعِ ومن تَبِعهم بِِإحس‬
َ ْ َ ْ ْ ُ َ ْ َ َ َ ‫َ ْ َ َ نْي‬ ََ َْ
‫ ََّأما َب ْع ُد‬.‫تَ ْسلِْي ًما َكثِْيًرا‬
Jamaah shalat Jumat rahimani wa rahimakumullah

Kami mengingatkan kembali, hendaklah kita jauhi perbuatan ghibah atau menggunjing orang
lain. Ketauhilah, orang yang mendengarkan ghibah, ia mendapatkan dosa yang sama seperti
pelakunya. Sehingga orang yang mendengarkan ghibah tidak selamat dari dosa, kecuali jika
ia mengingkari dengan lisannya, atau dengan hatinya. Apabilas bisa, hendaklah ia tinggalkan
tempat berlangsungnya ghibah tersebut, atau memutusnya dengan mengalihkan kepada
pembicaraan yang lain. Karena orang yang diam ketika mendengar ghibah, maka ia termasuk
bergabung dengan pelakunya. Ibnu al-Muabarak mengarakan, “Pergilah dari orang yang
menggunjing, sebagaimana engkau lari dari kejaran singa.”

Jamaah Jumat rahimani wa rahimakumullah.

Setiap orang memiliki cacat dan aib, kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu, kita jangan
merasa mengetahui apa yang tidak diketahui orang lain. Daripada mengurusi aib orang lain,
mengapa kita tidak menyibukkan diri dengan aib sendiri? Jagalah hak dan kehormatan
saudaramu! Dalam sebuah hadis dinyatakan,

‫َأخ ِيه بِالْغِيبَ ِة َكا َن َح ًّقا َعلَى اللَّ ِه َأ ْن يُ ْعتِ َقهُ ِم َن النَّا ِر‬
ِ ‫ب عن حَل ِم‬
ْ ْ َ َّ ‫َم ْن َذ‬
“Barangsiapa yang membela daging (kehormatan) saudaranya dari ghibah, maka menjadi hak
Allah untuk membebaskannya dari api neraka.” (HR. Ahmad)

.”‫َأس َكنَهُ اللَّهُ َر ْد َغةَ اخْلَبَ ِال َحىَّت خَي ُْر َج مِم َّا قَ َال‬ ِ ِ ‫ال ىِف مْؤ ِم ٍن ما لَي‬
ْ ‫س فيه؛‬
َ ْ َ ُ َ َ‫“و َم ْن ق‬ َ
“Barang siapa membicarakan mukmin dengan sesuatu yang tidak benar adanya; niscaya
Allah akan benamkan dia ke dalam kubangan nanahnya para penghuni neraka, hingga ia
bertaubat dari perkataan tersebut.” (HR. Abu Dawud dan dinilai sahih oleh al-Hakim, adz-
Dzahabi dan al-Albani).

‫ت ِعْن َد ُه‬
ْ َ‫ َم ْن َكان‬:‫ال‬ َ َ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ َ
ِ َّ‫ول الل‬
‫ه‬ َ ‫َأن َر ُس‬َّ ‫َع ْن َأيِب ُهَر ْيَر َة‬
‫س مَثَّ ِدينَ ٌار َوال ِد ْر َه ٌم ِم ْن َقْب ِل َأ ْن يُْؤ َخ َذ‬ ‫ي‬َ‫ل‬ ‫ه‬ َّ
‫ن‬ ِ ٌ‫مظْلِمة‬
‫َأِلخ ِيه َف ْليتَحلَّْلهُ ِمْن َها؛ فَِإ‬
َ ْ ُ َ َ َ َ
ِِ ِ ِ ِ َ‫ فَِإ ْن مَل ي ُكن لَه حسن‬،‫َأِلخ ِيه ِمن حسنَاتِِه‬ ِ
‫ت‬ْ ‫ات ُأخ َذ م ْن َسيَِّئات َأخيه فَطُِر َح‬ ٌ ََ ُ ْ َْ ََ ْ
‫َعلَْي ِه‬
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah –shallallah ‘alaih wa sallam- bersabda: “Barang
siapa melakukan kezhaliman kepada saudaranya, hendaklah meminta dihalalkan (dimaafkan)
darinya; karena di sana (akhirat) tidak ada lagi perhitungan dinar dan dirham, sebelum
kebaikannya diberikan kepada saudaranya, dan jika ia tidak punya kebaikan lagi, maka
keburukan saudaranya itu akan diambil dan diberikan kepadanya”. (HR. al-Bukhari nomor
6.169)

‫صلُّوا َعلَْي ِه َو َسلِّ ُموا‬ ‫وا‬ ‫ن‬ ‫آم‬ ‫ين‬ ِ َّ‫ِإ َّن اللَّه وماَل ِئ َكته يصلُّو َن علَى النَّيِب يا َأيُّها ال‬
‫ذ‬
ُ
َ َ َ َ َ ِّ َ َ ُ َُ َ َ َ
ً‫تَ ْسلِيما‬
‫ت َعلَى ِإْبَر ِاهْي َم َو َعلَى ِآل‬‫صلَّْي َ‬
‫ِ ٍ‬ ‫ٍ‬
‫ص ِّل َعلَى حُمَ َّمد َو َعلَى آل حُمَ َّمد َك َما َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ت َعلَى‬ ‫ك‬
‫ْ‬ ‫ار‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫م‬‫ك‬‫َ‬ ‫ِإبر ِاهيم‪ِ ،‬إنَّك مَحِ ي ٌد جَمِ ي ٌد‪ .‬وبا ِر ْك علَى حُم َّم ٍد وعلَى ِآل حُم َّم ٍ‬
‫د‬
‫َ ََ َ‬ ‫َ‬ ‫َْ ْ َ َ ْ ْ َ َ َ َ َ َ‬
‫ك مَحِ ْي ٌد جَمِ ْي ٌد‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ِإْبَراهْي َم َو َعلَى ِآل ِإْبَراهْي َم‪ِ ،‬إنَّ َ‬
‫ين‬‫ذ‬‫ان واَل جَت عل يِف ُقلُوبِنا ِغاّل ً لِّلَّ ِ‬
‫ربَّنَا ا ْغ ِفر لَنَا وِإِل خوانِنَا الَّ ِذين سب ُقونَا بِاِإْل ميَ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫َ َْ‬ ‫َ ََ‬ ‫ْ َ َْ‬ ‫َ‬
‫ك رُؤ ٌ ِ‬ ‫ِإ‬
‫يم‬
‫وف َّرح ٌ‬ ‫َآمنُوا َربَّنَا نَّ َ َ‬
‫اللهم افتح بيننا وبني قومنا باحلق وأنت خري الفاحتني‪.‬‬

‫اللهم إنا نسألك علما نافعا ورزقا طيبا وعمال متقبال‬

‫اب النَّا ِر‬ ‫ذ‬


‫َ‬ ‫ع‬ ‫ا‬‫ن‬‫الد ْنيا حسنةً ويِف اآْل ِخر ِة حسنةً وقِ‬
‫ُّ‬ ‫يِف‬ ‫ا‬‫ن‬‫ربَّنَا آتِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َ ََ َ‬ ‫َ‬
‫َ ََ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ان ِإىَل َي ْوِم‬
‫وصلى اهلل على نبينا حممد وعلى آله وصحبه و َمن تَبِعهم بِِإحس ٍ‬
‫َ ْ َُ ْ ْ َ‬
‫ال ّديْن‪.‬‬
‫وِ‬
‫آخر د ْعوانَا َِأن احْل م ُد هلل ر ِّ ِ‬
‫ب الْ َعالَمنْي َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َ ُ َ‬

Anda mungkin juga menyukai