ُ َّ الصاَل ةُ َو َّ َو،ان ٍ هلل الْموجو ِد ََأزاًل وَأب ًدا بِاَل م َك
َ ََ ُْ َْ
ِ اَلْحم ُد
َْ
َوَأ ْش َه ُد،ُك لَه ٍ و َعلَى آلِ ِه وص ْحبِ ِه ومن تَبِع ُهم بِِإ ْحس،َد َع ْدنَا َن
َ ْ َأ ْش َه ُد َأ ْن اَّل ِإلهَ ِإاَّل اهللُ َو ْح َدهُ اَل َش ِري،ان ِ ول
َ ْ َ ْ ََ َ َ َ َ
اهلل ال َْعلِ ِّي الْ َق ِديْ ِر
ِ ص ْي ُكم و َن ْف ِسي بَِت ْقوى ِ ِ
َ ْ َ ْ فَِإ نِّي ُْأو، ََّأما َب ْع ُد.ُ اَل نَب َّي َب ْع َده،َُأن َسيِّ َدنَا ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُس ْولُه َّ
اسَت َق ُاموا َتَتَن َّز ُل َعلَْي ِه ُم ال َْماَل ِئ َكةُ َأاَّل تَ َخافُوا َواَل ِ َّ ِِ ِ ِ ِئ
ْ ين قَالُوا َر ُّبنَا اللَّهُ ثُ َّم
َ ِإ َّن الذ:الْ َقا ِل ف ْي ُم ْح َك ِم كتَابه
وع ُدو َنَ ُْجن َِّة الَّتِي ُك ْنتُ ْم ت ِ
َ تَ ْح َزنُوا َوَأبْش ُروا بِال
م َأتَ ْتهُ ُم ال َّشيَا ِطينُ فَاجْ تَالَ ْتهُ ْم ع َْن ِدينِ ِه ْمBُْ َوِإنَّه،ت ِعبَا ِدي ُحنَفَا َء ُكلَّهُ ْم
ُ َوِإنِّي َخلَ ْق
“Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah
mengutus para nabi, sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan.” (QS:Al-
Baqarah | Ayat: 213).
Allah memilih Bani Israil dan menjadikan sebagian di antara mereka sebagai
nabi-nabi dan rasul-rasul. Mereka menyelisihi perintah utusan-utusan itu dan
melemparkannya ke belakang. Mereka pun terpecah dan berselisih menjadi
kelompok-kelompok. Nabi ﷺbersabda,
ُ وتفتر
ق أ َّمتي ِ ، على اثنتَين وسبعين فرقةB وافترقَت النصا َرى،افترقَت اليهو ُد على إحدى وسبعين فرقة
ث وسبعين فرقة»؛ رواه ابن حبانٍ على ثال
kaum muslimin lihatlah perpecahan ummat islam di zaman ini, sudah berapa
golongan, akankah bisa bersatu kembali ? sudah disebutkan juga dalam Al
Quran
Allah tidak suka dan tidak ridha terjadi perselisihan di tengah-tengah hamba-
Nya. Ajaran syariat ini menunjukkan haramnya segala sesuatu yang dapat
menimbulkan perpecahan dan perselisihan. Inilah tujuan larangan dalam ajaran
yang dibawa oleh para rasul. Islam melarang dari segala sisi perbuatan-
perbuatan yang dapat memecah-belah kaum muslimin. seperti: buruk sangka,
hasad, memata-matai, mengadu domba, riba, menawar dagangan yang sudah
ditawar oleh muslim lainnya, melamar perempuan yang sudah dilamar muslim
lainnya, mencari-cari kesalahan orang lain, curang, dll.
Sebab lainnya adalah berlomba-lomba mengejar dunia. Hal ini dapat
menimbulkan permusuhan dan kebencian. Nabi ﷺbersabda,
bagaimana menjadikan islam menjadi satu?, kita kembalika hukum dan aturan
yang telah dibuat manusia kepada aturan yang telah ditetapkan tuhan
Allah SWT berfirman:
اَأْلم ِر ِم ْن ُك ْم فَِإ ْن َتنَ َاز ْعتُ ْم فِي َش ْي ٍء ِ >َ الرس
ْ ول َوُأولي
ِ ِ
ُ َّ آمنُوا َأطيعُوا اللَّهَ َوَأطيعُوا َ ين >َ يَا َُّأي َها الَّ ِذ
ِ
س ُن تَْأ ِوياًل
َ َأح
ْ ك َخ ْي ٌر َو َ ِول ِإ ْن ُك ْنتُ ْم تُْؤ ِمنُو َن بِاللَّ ِه َوالَْي ْوم اآْل ِخ ِ>ر ذَل َّ َف ُردُّوهُ ِإلَى اللَّ ِه َو
ِ الر ُس
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya serta ulil
amri di antara kalian. Kemudian jika kalian berselisih pendapat tentang
sesuatu, kembalikanlah perselisihan itu kepada Allah (al-Quran) dan Rasul-
Nya (as-Sunnah) jika kalian benar-benar mengimani Allah dan Hari Akhir.
Yang demikian adalah lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya.
(TQS an-Nisa’ [4]: 59)
Menurut Imam As-Sa’di, dalam Taysir al-Karim ar-Rahman fi Tafsir Kalam al-
Manan, ayat ini setidaknya mengandung empat pengertian.
Pertama, Perintah kepada kaum Mukmin untuk menaati Allah SWT, Rasul-
Nya dan ulil amri yang taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
Kedua, ayat tersebut terkandung perintah kepada kaum Mukmin untuk
mengembalikan semua urusan—termasuk semua perselisihan, khususnya antara
rakyat dan ulil amri—kepada Al-Qur’an dan as-Sunnah (yakni hukum-hukum
Allah SWT/syariah Islam).
Ketiga, ayat itu menunjukkan keharusan mengembalikan semua persoalan
kepada Allah SWT (Al-Qur’an) dan Rasul-Nya (as-Sunnah) merupakan
konsekuensi keimanan.
Dan keempat, ayat tersebut berisi penegasan atas keunggulan hukum Allah
SWT dan Rasul-Nya dibandingkan dengan hukum buatan manusia.