Anda di halaman 1dari 6

‫ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َسيِّ ِد‬،‫ان اَأْل ْك َماَل ِن‬ ِ ‫الساَل م اَأْلتَ َّم‬

ُ َّ ‫الصاَل ةُ َو‬ َّ ‫ َو‬،‫ان‬ ٍ ‫هلل الْموجو ِد ََأزاًل وَأب ًدا بِاَل م َك‬
َ ََ ُْ َْ
ِ ‫اَلْحم ُد‬
َْ
‫ َوَأ ْش َه ُد‬،ُ‫ك لَه‬ ٍ ‫ و َعلَى آلِ ِه وص ْحبِ ِه ومن تَبِع ُهم بِِإ ْحس‬،‫َد َع ْدنَا َن‬
َ ْ‫ َأ ْش َه ُد َأ ْن اَّل ِإلهَ ِإاَّل اهللُ َو ْح َدهُ اَل َش ِري‬،‫ان‬ ِ ‫ول‬
َ ْ َ ْ ََ َ َ َ َ
‫اهلل ال َْعلِ ِّي الْ َق ِديْ ِر‬
ِ ‫ص ْي ُكم و َن ْف ِسي بَِت ْقوى‬ ِ ِ
َ ْ َ ْ ‫ فَِإ نِّي ُْأو‬،‫ ََّأما َب ْع ُد‬.ُ‫ اَل نَب َّي َب ْع َده‬،ُ‫َأن َسيِّ َدنَا ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُس ْولُه‬ َّ
‫اسَت َق ُاموا َتَتَن َّز ُل َعلَْي ِه ُم ال َْماَل ِئ َكةُ َأاَّل تَ َخافُوا َواَل‬ ِ َّ ِِ ِ ِ ‫ِئ‬
ْ ‫ين قَالُوا َر ُّبنَا اللَّهُ ثُ َّم‬
َ ‫ ِإ َّن الذ‬:‫الْ َقا ِل ف ْي ُم ْح َك ِم كتَابه‬
‫وع ُدو َن‬َ ُ‫ْجن َِّة الَّتِي ُك ْنتُ ْم ت‬ ِ
َ ‫تَ ْح َزنُوا َوَأبْش ُروا بِال‬

Alhamdulillah, kita masih diberikan kesempatan oleh Allah berkumpul di


tempat mulia ini, di hari yang mulia, dan bersama orang-orang yang insyaallah
dimuliakan oleh Allah SWT, bermunajat kepada-Nya melaksanakan shalat
Jumat berjamaah. Shalawat serta salam semoga senantiasa dicurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
 
Marilah kita terus berusaha meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah.
Melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.  Hanya dengan
ketakwaan itulah derajat kita meningkat di hadapan Allah SWT.
 
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
 
Allah menciptakan Adam. Kemudian Dia menempatkan Adam di bumi ini
untuk beribadah kepada-Nya. Berlalu masa 10 abad, anak-anak keturunan
Adam tetap dalam keadaan satu. Mereka berada di atas tauhid dan kecintaan
kepada Allah. Setelah itu, keturunan Adam digelincirkan oleh setan. Setan
memalingkan mereka dari agama Allah dan dari menaati-Nya. Anak-anak
Adam pun berselisih, padahal sebelumnya mereka umat yang satu. Allah Ta’ala
berfirman dalam hadits qudsi:

‫م َأتَ ْتهُ ُم ال َّشيَا ِطينُ فَاجْ تَالَ ْتهُ ْم ع َْن ِدينِ ِه ْم‬Bُْ‫ َوِإنَّه‬،‫ت ِعبَا ِدي ُحنَفَا َء ُكلَّهُ ْم‬
ُ ‫َوِإنِّي َخلَ ْق‬

“Sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku semuanya hanif


(muslim). Dan sesungguhnya setan-setan mendatangi mereka, lalu menyesatkan
mereka dari agama mereka.” (HR. Muslim).
Allah mencela perselisihan. Oleh karena itu, Dia mengutus para rasul untuk
menyatukan kalimat mereka dan mendamaikan hati mereka di atas kebenaran.
Allah ‫ ﷻ‬berfirman,

َ ‫﴾ َكانَ النَّاسُ ُأ َّمةً َوا ِح َدةً فَبَ َع‬


﴿ َ‫ث هَّللا ُ النَّبِيِّينَ ُمبَ ِّش ِرينَ َو ُم ْن ِذ ِرين‬

“Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah
mengutus para nabi, sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan.” (QS:Al-
Baqarah | Ayat: 213).

Allah mengutus mereka setelah terjadi perselisihan di antara mereka.

Allah memilih Bani Israil dan menjadikan sebagian di antara mereka sebagai
nabi-nabi dan rasul-rasul. Mereka menyelisihi perintah utusan-utusan itu dan
melemparkannya ke belakang. Mereka pun terpecah dan berselisih menjadi
kelompok-kelompok. Nabi ‫ ﷺ‬bersabda,

ُ ‫وتفتر‬
‫ق أ َّمتي‬ ِ ،‫ على اثنتَين وسبعين فرقة‬B‫ وافترقَت النصا َرى‬،‫افترقَت اليهو ُد على إحدى وسبعين فرقة‬
‫ث وسبعين فرقة»؛ رواه ابن حبان‬ٍ ‫على ثال‬

“Kaum Yahuid terpecah menjadi 71 golonga. Orang-orang Nasrani terpecah


menjadi 72 golongan. Dan umatku ini terpecah menjadi 73 golongan.” (HR.
Ibnu Hibban).

kaum muslimin lihatlah perpecahan ummat islam di zaman ini, sudah berapa
golongan, akankah bisa bersatu kembali ? sudah disebutkan juga dalam Al
Quran

>ٍ ‫ين َف َّرقُوا ِد َين ُه ْم َو َكانُوا ِشَي ًعا ُك ُّل ِح ْز‬


‫ب بِ َما لَ َديْ ِه ْم فَ ِر ُحو َن‬ >َ ‫ِم َن ٱلَّ ِذ‬

Artinya: Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka


menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa
yang ada pada golongan mereka. Arrum 32

Allah tidak suka dan tidak ridha terjadi perselisihan di tengah-tengah hamba-
Nya. Ajaran syariat ini menunjukkan haramnya segala sesuatu yang dapat
menimbulkan perpecahan dan perselisihan. Inilah tujuan larangan dalam ajaran
yang dibawa oleh para rasul. Islam melarang dari segala sisi perbuatan-
perbuatan yang dapat memecah-belah kaum muslimin. seperti: buruk sangka,
hasad, memata-matai, mengadu domba, riba, menawar dagangan yang sudah
ditawar oleh muslim lainnya, melamar perempuan yang sudah dilamar muslim
lainnya, mencari-cari kesalahan orang lain, curang, dll.
Sebab lainnya adalah berlomba-lomba mengejar dunia. Hal ini dapat
menimbulkan permusuhan dan kebencian. Nabi ‫ ﷺ‬bersabda,

‫ت َعلَى‬ ْ َ‫الد ْنيَا> َك َما بُ ِسط‬


ُّ ‫ط َعلَْي ُك ُم‬
َ‫س‬ َ ‫شى> َعلَْي ُك ْم َأ ْن ُت ْب‬َ ‫شى َعلَْي ُك ْم َولَ ِك ْ>ن َأ َخ‬
َ ‫َف َواللَّ ِه اَل الْ َف ْق َ>ر َأ ْخ‬
‫وها َو ُت ْهلِ َك ُك ْم َك َما َْأهلَ َك ْت ُه ْم‬
َ ‫س‬ُ َ‫وها َك َما َتنَاف‬ َ ‫س‬ ُ َ‫َم ْن َكا َن َق ْبلَ ُك ْم َفَتنَاف‬
“Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku khawatirkan atas kamu. Tetapi aku
khawatir atas kamu jika dunia dihamparkan atas kamu sebagaimana telah
dihamparkan atas orang-orang sebelum kamu, kemudian kamu akan saling
berlomba (meraih dunia) sebagaimana mereka saling berlomba (meraih dunia),
kemudian dunia itu akan membinasakan kamu, sebagaimana telah
membinasakan mereka.” (Muttafaqun ‘alaih).

bagaimana menjadikan islam menjadi satu?, kita kembalika hukum dan aturan
yang telah dibuat manusia kepada aturan yang telah ditetapkan tuhan
Allah SWT berfirman:

 
‫اَأْلم ِر ِم ْن ُك ْم فَِإ ْن َتنَ َاز ْعتُ ْم فِي َش ْي ٍء‬ ِ >َ ‫الرس‬
ْ ‫ول َوُأولي‬
ِ ِ
ُ َّ ‫آمنُوا َأطيعُوا اللَّهَ َوَأطيعُوا‬ َ ‫ين‬ >َ ‫يَا َُّأي َها الَّ ِذ‬
ِ
‫س ُن تَْأ ِوياًل‬
َ ‫َأح‬
ْ ‫ك َخ ْي ٌر َو‬ َ ِ‫ول ِإ ْن ُك ْنتُ ْم تُْؤ ِمنُو َن بِاللَّ ِه َوالَْي ْوم اآْل ِخ ِ>ر ذَل‬ َّ ‫َف ُردُّوهُ ِإلَى اللَّ ِه َو‬
ِ ‫الر ُس‬

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya serta ulil
amri di antara kalian. Kemudian jika kalian berselisih pendapat tentang
sesuatu, kembalikanlah perselisihan itu kepada Allah (al-Quran) dan Rasul-
Nya (as-Sunnah) jika kalian benar-benar mengimani Allah dan Hari Akhir.
Yang demikian adalah lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya.
(TQS an-Nisa’ [4]: 59)
 
Menurut Imam As-Sa’di, dalam Taysir al-Karim ar-Rahman fi Tafsir Kalam al-
Manan, ayat ini setidaknya mengandung empat pengertian.
Pertama, Perintah kepada kaum Mukmin untuk menaati Allah SWT, Rasul-
Nya dan ulil amri yang taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. 
Kedua, ayat tersebut terkandung perintah kepada kaum Mukmin untuk
mengembalikan semua urusan—termasuk semua perselisihan, khususnya antara
rakyat dan ulil amri—kepada Al-Qur’an dan as-Sunnah (yakni hukum-hukum
Allah SWT/syariah Islam). 
Ketiga, ayat itu menunjukkan keharusan mengembalikan semua persoalan
kepada Allah SWT (Al-Qur’an) dan Rasul-Nya (as-Sunnah) merupakan
konsekuensi keimanan. 
Dan keempat, ayat tersebut berisi penegasan atas keunggulan hukum Allah
SWT dan Rasul-Nya dibandingkan dengan hukum buatan manusia.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,


Pertanyaannya, sudahkah kita taat dan tunduk kepada perintah Allah dan Rasul-
Nya? Sudahkah masyarakat kita diatur dengan Al-Qur’an dan Sunnah?
Sudahkah negara ini menerapkan syariah Allah SWT secara kaffah?
 
Ingatlah, sungguh pangkal keterpurukan negeri ini adalah penerapan
sekularisme, yakni pemisahan agama dari kehidupan. Sekularisme
meniscayakan penolakan terhadap campur tangan Tuhan (agama) dalam
mengatur kehidupan. Hukum-hukum Allah SWT senantiasa dipinggirkan.
Bahkan dicampakkan.
 
Dengan pilar utamanya demokrasi, hukum ada di tangan manusia. Itulah yang
disebut kedaulatan rakyat. Secara teoritis, sebagai pemilik kedaulatan, rakyatlah
yang menentukan hitam-putih, benar-salah, baik-buruk dan halal-haram.
 
Namun, secara faktual, itu terjadi. Mereka yang punya uang/pemilik modal alias
cukong yang mengambil alih kedaulatan itu.
 
Maka jangan heran, peraturan yang lahir hanya untuk kepentingan mereka. Dan
ini sesuai tabiat manusia, mau menang sendiri, dan menguntungkan diri dan
kelompoknya.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,


 
Bagi kita umat Islam, tak ada pilihan lain kecuali mengembalikan semua urusan
dan persoalan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.  Ini adalah konsekuensi iman
kita. Al-Qur’an dan as-Sunnah wajib dijadikan rujukan kehidupan.
Konsekuensinya, semua urusan kehidupan wajib diatur dengan syariah Islam.
Apalagi urusan perundang-undangan yang mengatur kehidupan banyak orang.
Wajib menggunakan syariah Islam.
 
Ingat, tidak ada yang lebih baik dari syariah Islam. Sebabnya, syariah Islam
berasal dari Allah SWT, Pencipta manusia. Pencipta pasti lebih hebat daripada
yang dicipta. Pencipta pasti lebih tahu daripada yang dicipta. Apalagi sebagai
Pencipta, Allah SWT tidak punya kepentingan apapun dengan syariah-Nya
selain demi kemaslahatan manusia. Ini adalah bentuk kasih-sayang-Nya kepada
manusia. Sebaliknya, hukum buatan manusia sering dipengaruhi oleh dorongan
hawa nafsunya dan sarat dengan ragam kepentingan dirinya.
Mahabenar Allah Yang berfirman:

‫س ُ>ن ِم َن اللَّ ِه ُح ْك ًما لَِق ْوٍم يُوقِنُو َن‬


َ ‫َأح‬
ِ ِ ِ ‫َأفَح ْكم ال‬
ْ ‫ْجاهليَّة َي ْبغُو َن َو َم ْن‬
َ َ ُ
Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? Siapakah yang lebih baik
hukumnya selain hukum Allah SWT bagi orang-orang yang yakin? 
(TQS al-Maidah [5]: 50).
 
Akhirnya, mari kita perjuangkan tegaknya hukum Allah di muka bumi ini.
Ingatlah sabda Nabi SAW:
‫الر ُج ُل> ُمْؤ ِمنًا َويُ ْم ِسي َكافِ ًرا َْأو يُ ْم ِسي ُمْؤ ِمنًا‬
َّ ‫صبِ ُح‬ ِ ِ ِ ِ ‫ادروا بِاَْأل ْعم‬
ْ ُ‫ال فَتنًا َكقطَ ِع اللَّْي ِل ال ُْمظْل ِم ي‬ َ
ِ
ُ َ‫ب‬
ُّ ‫ض ِم َن‬
>‫الد ْنيَا‬ ٍ ‫يع ِدينَهُ بِ َع َر‬ ِ
ُ ِ‫صبِ ُح َكاف ًرا يَب‬
ْ ُ‫َوي‬
 

Bersegeralah beramal sebelum datang berbagai fitnah laksana potongan-


potongan hari yang gelap. (Saat itu) pada pagi hari seseorang beriman, tetapi
pada sore harinya ia menjadi kafir. Pada sore hari seseorang beriman, tetapi
pada pagi harinya ia kafir. Ia menjual agamanya dengan harta dunia.
(HR Muslim).

kaum muslimin yang dirahmati Allah


untuk itu marilah kita bersatu menjunjung tinggi Agama/aturan Allah dan
menghindari perselisihan diantara sesama muslim, semoga kita selalu berada
dalam satu tali Agama Allah sampai hari kiamat
‫الح ِكي ِْم‪َ ،‬أقُوْ ُل قَوْ لِي‪ B‬هَ‪َ B‬ذا‪،‬‬ ‫ت َوال ِّذ ْك ِر َ‬ ‫ك هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي القُرْ ِ‬
‫آن ال َع ِظي ِْم‪َ ،‬ونَفَ َعنِ َي هللاُ َوإيَّا ُك ْ‪B‬م بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ اآليَا ِ‬ ‫ار َ‬
‫بَ َ‬
‫‪.‬وَأ ْستَ ْغفِ ُ‪B‬ر هللاَ لِ ْي َولَ ُك ْم َولِ َج ِمي ِْع ال ُم ْسلِ ِم ْينَ‬
‫َ‬

Anda mungkin juga menyukai