Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

MIKROKONTROLER
SENSOR PIR – MODUL SUARA – MODUL RF ID – MODUL BLUETOOTH

Disusun oleh:

TAUFIQUR ROHMAN 2020201003

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS


TEKNIK
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
LAMPUNG
2022
PIR(Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor berbasiskan infrared. Akan tetapi,
tidak seperti sensor infrared kebanyakan yang terdiri dari IR LED dan fototransistor. PIR tidak
memancarkan apapun seperti IR LED. Sesuai dengan namanya Passive, sensor ini hanya
merespon energy dari pancaran inframerah pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang terdeteksi
olehnya. Benda yang bisa dideteksi oleh sensor ini biasanya adalah tubuh manusia. Karena
output PIR tidak lebih dari 5 volt, maka perlu penguat untuk menguatkan tegangan output PIR.
Dimana digunakan Op-Amp sebagai penguat non – inverting. Dengan menggunakan rumus : Rf
Rs +1 Keterangan : Rf adalah R feedback Rs adalah R seri Maka ditemukanlah penguatan
sebesar 11x, jadi jika output PIR yang masuk pada kaki positif sebesar 1 volt, output dari
penguatan adalah sebesar 11 Volt. Setelah dikuatkan masuk pada rangkaian Op-Amp sebagai
comparator. Digunakannya comparator untuk dilakukan perbandingan akan adanya manusia atau
tidak, ketika output dari penguat tidak lebih dari tegangan referensi maka output Op-Amp akan
low dan tidak akan memicu aktuator aktif. Ketika output penguat lebih dari tegangan referensi
maka output comparator akan high, hal ini akan memicu aktuator aktif. Untuk menghitung
tegangan referensi dapat digunakan rumus : 9 VR VR+R3 Vin Maka ditemukan tegangan
referensi sebesar 9,33 volt. Ketika output comparator high, hal ini membuat transistor pertama
saturasi yang akan mulai mengisi kapasitor sebesar 4700 uF, yang mana kapasitor ini yang
menentukan seberapa lama aktuator aktif, dengan memanfaatkan pengisian dan pengosongan
kapasitor. Di dalam sensor PIR ini terdapat bagian – bagian yang mempunyai perannya masing –
masing, yaitu Fresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric Sensor, Amplifier, dan Comparator. • Fresnel
Lens Lensa Fresnel pertama kali digunakan pada tahun 1980an. Digunakan sebagai lensa yang
memfokuskan sinar pada lampu mercusuar. Penggunaan paling luas pada lensa Fresnel adalah
pada lampu depan mobil, di mana mereka membiarkan berkas parallel secara kasar dari pemantul
parabola dibentuk untuk memenuhi persyaratan pola sorotan utama. Namun kini, lensa Fresnel
pada mobil telah ditiadakan diganti dengan lensa plain polikarbonat. Lensa Fresnel juga berguna
dalam pembuatan film, tidak hanya karena kemampuannya untuk memfokuskan sinar terang,
tetapi juga karena intensitas cahaya yang relative konstan diseluruh lebar berkas cahaya. • IR
Filter IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar infrared
pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh
manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor.
Sehingga Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja. • Pyroelectric Sensor Seperti
tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat celcius, yang merupakan suhu
panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang
kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga
menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium
tantalate menghasilkan arus listrik. Mengapa bisa menghasilkan arus listrik? Karena pancaran
sinar inframerah pasif ini 10 membawa energi panas. Material pyroelectric bereaksi
menghasilkan arus listrik karena adanya energy panas yang dibawa oleh infrared pasif tersebut.
Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yang terbentuk ketika sinar matahari mengenai solar
cell. • Amplifier Sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus yang masuk pada material
pyroelectric. • Comparator Seterlah dikuatkan oleh amplifier kemudian arus dibandingkan oleh
comparator sehingga mengahasilkan output. Gambar blok diagram Sensor PIR Cara kerja
pembacaan sensor PIR Pancaran infra merah masuk melalui lensa Fresnel dan mengenai sensor
pyroelektrik, karena sinar infra merah mengandung energi panas maka sensor pyroelektrik akan
menghasilkan arus listrik. Sensor pyroelektrik terbuat dari bahan galium nitrida (GaN), cesium
nitrat (CsNo3) dan litium tantalate (LiTaO3). Arus listrik inilah yang akan menimbulkan
tegangan dan dibaca secara analog oleh sensor. Kemudian sinyal ini akan dikuatkan oleh penguat
dan dibandingkan oleh komparator dengan tegangan referensi tertentu (keluaran berupa sinyal
1bit). Jadi sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1, 0 saat sensor tidak mendeteksi
adanya pancaran infra merah dan 1 saat sensor mendeteksi infra merah. Sensor PIR didesain dan
dirancang hanya mendeteksi pancaran infra merah dengan panjang gelombang 8 – 14
mikrometer. Diluar panjang gelombang 11 tersebut sensor tidak akan mendeteksinya. Untuk
manusia sendiri memiliki suhu badan yang dapat menghasilkan pancaran infra merah dengan
panjang gelombang antara 9 – 10 mikrometer (nilai standar 9,4 mikrometer), panjang gelombang
tersebut dapat terdeteksi oleh sensor PIR. (Secara umum sensor PIR memang dirancang untuk
mendeteksi manusia) Sensor PIR ini bekerja dengan menangkap energy panas yang dihasilkan
dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki setiap benda dengan suhu benda diatas nol
mutlak. Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira – kira 32 derajat celcius, yang
merupakan sushu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah
inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric Sensor yang merupakan inti dari sensor PIR
ini sehingga menyebabkan Pyroelectric Sensor yang terdiri dari gallium nitride, caesium
nitrat ,dan litium tantalite menghasilkan arus listrik.
Sensor Suara adalah sensor yang cara kerjanya yaitu merubah besaran suara menjadi besaran
listrik. Sinyal yang masuk akan di olah sehingga akan menghasilkan satu kondisi yaitu kondisi 1
atau 0. Sensor suara banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, Contoh Pengaplikasian
sensor ini adalah yang bekerja pada system robot. Suara yang diterima oleh microfon akan di
transfer ke pre amp mic, fungsi pre amp mic ini adalah untuk memperkuat sinyal suara yang
masuk kedalam komponen. Setelah sinyal suara diterima oleh preamp mic, kemudian di kirim
lagi ke rangkaian pengkonfersi yang mana rangkaian ini berfungsi untuk merubah sinyal suara
yang berbentuk sinyal digital menjadi sinya analog agar bisa dibaca oleh mikrokontroler. Jika
sinyal tersebut diterima oleh mikro kontroler maka akan diolah sesuai dengan program yang
dibuat, apakah robot akan berjalan atau berhenti. Suara yang masuk direkam oleh komponen
kemudian akan disimpan oleh memory. Sebagai contoh jika kita bertepuk tangan 1 kali maka
akan dikenali sebagai kondisi 1 atau on sehingga robot dapat berjalan. Jika bertepuk tangan 2
kali maka robot akan mati atau mendapat sinyal kondisi 0. Penggunaan sinyal tergantung dari
user bagaimana dia menggunakannya. Kesensitifan sensor suara dapat diatur, semakin banyak
condensator yang digunakan pada pre amp maka akan semakin baik daya sensitive dari sensor
suara tersebut. Begitu juga pada saat penggunaan suara harus dalam kondisi tertentu, karena jika
terdapat suara lain yang masuk maka akan tidak dikenali oleh sensor, begitu pula frekuensi yang
digunakan harus sesuai pada saat kita menginput suara awal dan input suara pada saat
menjalankan program. Gelombang listrik yang dihasilkan oleh mikrofon sangat kecil sekali dan
berbentuk bolak balik atau sinus. Gelombang listrik sinus ini kemudian diloloskan melalui
kapasitor C3 untuk kemudian diperkuat oleh rangkaian penguat darlington yang terdiri dari
transistor Q1 dan Q2. Kolektor dari transistor Q2 langsung dikopel dengan input pemicu
rangkaian monostable. Rangkaian monostable tersebut akan menghasilkan output yang positif
jika pada bagian triggernya (pin 2) berubah dari logika 1 ke 0. Jika kita amati pada saat
rangkaian sensor tanpa sinyal input maka kolektor-emitor transistor Q2 akan seperti saklar
terbuka (kondisi cut-off), dengan kata lain idealnya tegangan pada kolektor akan sebesar
tegangan supply. Tapi karena kolektor tersebut paralele dengan input IC 555 maka bisa saya
pastikan tegangan pada kolektor akan berkurang pengaruh hubungan parallel keduanya. Tetapi
dengan demikian tegangan kolektor akan memberikan kondisi tinggi pada input monostable (pin
2). Pada saat sinyal suara dari input sensor membuat transistor Q2 jenuh maka hubungan antara
kolektor dan emitor idealnya bagai seutas kawat, sehingga tegangan pada kolektor akan 0 volt.
Dengan begitu rangkaian monostable akan terpicu dan mengaktifkan rangkaian output (pin 3)
selama waktu yang ditentukan oleh R1 dan C!. Jika anda ingin mengkondiskan lebih lama, anda
cukup memperbesar nilai dari R1 dan atau C1.

Radio Frequency Identification ( RFID ) adalah proses identifikasi suatu objek dengan
menggunakan frekuensi transmisi radio. Frekuensi radio digunakan untuk membaca informasi
dari sebuah device kecil yang disebut tag atau transponder ( transmitter + responder ). Tag RFID
akan mengenali diri sendiri ketika mendeteksi sinyal dari device yang kompatibel yaitu pembaca
RFID ( RFID Reader). Dengan kata lain teknologi RFID adalah suatu metode yang bisa
digunakan untuk menyimpan atau menerima data secara jarak jauh dengan menggunakan suatu
piranti yang bernama RFID tag atau transponder. RFID tag adalah sebuah benda kecil berisi
antena yang memungkinkan untuk menerima dan merespon terhadap suatu sinyal yang
dipancarkan oleh RFID transceiver. Gambar 2.1 Radio Frequency Identification (RFID) 2.2
Prinsip Kerja Suatu sistem RFID dapat terdiri dari beberapa komponen, seperti tag, tag reader,
tag programming station, circulation reader, sorting equipment dan tongkat inventory tag.
Keamanan dapat dicapai dengan dua cara. Pintu security dapat melakukan query untuk
menentukan status keamanan atau RFID tag-nya berisi bit security yang bisa menjadi on atau off
pada saat didekatkan ke reader station. Kegunaan dari sistem RFID ini adalah untuk
mengirimkan data dari piranti portable, yang dinamakan tag, dan kemudian dibaca oleh RFID
reader dan kemudian diproses oleh aplikasi komputer yang membutuhkannya. Data yang
dipancarkan dan dikirimkan tadi bisa berisi beragam informasi, seperti ID, informasi lokasi atau
informasi lainnya seperti harga, warna, tanggal pembelian dan lain sebagainya. Dalam suatu
sistem RFID sederhana, suatu object dilengkapi dengan tag yang kecil dan murah. Tag tersebut
berisi transponder dengan suatu chip memori digital yang di dalamnya berisi sebuah kode produk
yang sifatnya unik. Sebaliknya, interrogator, suatu antena yang berisi transceiver dan decoder,
memancarkan sinyal yang bisa mengaktifkan RFID tag sehingga dapat membaca dan menulis
data ke dalamnya. Ketika suatu RFID tag melewati suatu zone elektromagnetis, maka dia akan
mendeteksi sinyal aktivasi yang dipancarkan oleh reader. Reader akan men-decode data yang ada
pada tag dan kemudian data tadi akan diproses oleh komputer. Gambar 2.2 Prinsip Kerja RFID
2.3 Perangkat RFID 2.3.1 RFID Tag Berfungsi untuk menyimpan kode-kode sebagai pengganti
identitas. RFID tag terdiri dari 2 bagian yaitu : 1. Inlay Inlay merupakan bagian inti atau utama
dari RFID tag yang terdiri dari chip dimana informasi disimpan dan antena. Inlay ini berbentuk
kecil, halus dan tentunya mudah rusak. Sehingga tidak praktis untuk penggunaan dilapangan,oleh
karena itu RFID yang digunakan di lapangan adalah RFID yang berbentuk encapsulated /
terbungkus. 2. Encapsulation atau pembungkus Inlay Karena bentuk inlay yang rapuh maka perlu
dilakukan encapsulation atau pembungkusan inlay. Pemakaian encapsulation ini sangat
menguntungkan karena material ataupun bentuk dapat disesuaikan dengan kondisi lapangan.
RFID tag yang dipakai secara umum berbentuk label atau tag.. RFID tag juga terdiri dari passive
tag yaitu tag yang tidak memiliki sumber energi sendiri dan active tag.yang memiliki sumber
energi berupa baterai. Gambar 2.3. RFID Tag 2.3.2 RFID Reader Berfungsi untuk membaca
kode-kode dari RFID tag (label) dan membandingkannya dengan data di memori reader.
Berdasarkan mobilitasnya RFID reader dibedakan menjadi : 1. Mobile RFID Reader / Terminal
RFID reader ini digunakan dengan cara membawa reader menghampiri items/tag . Gambar 2.4.
Mobile RFID Reader 2. Vehicle Mounted RFID Reader RFID ini akan dipasangkan pada
kendaraan atau fork lift yang digunakan untuk kegiatan peletakan maupun pengambilan dari
palet atau barang yang telah dilekatkan RFID tag. Gambar 2.5. Vehicle Mounted RFID Reader 3.
Fixed RFID Reader Dalam hal ini item secara fisik akan dibawa ke dalam area reader yang
bersifat stasioner. Contoh konveyor. Gambar 2.6. Fixed RFID Reader 2.3.3 Antena Antena
adalah unsur yang paling penting untuk menentukan jarak baca antara reader dengan tag dan juga
seberapa luar area baca. Ada beberapa satuan antena yang perlu dipehatikan yaitu 1. Penguatan
antena ( biasanya dalam dBi isotropic decibel) 2. Polarisasi gelombang 3. Bentuk antena Dilihat
dari kebutuhan pengoperasian maka antena dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu : 1. Integrated
antenna Dibutuhkan jika cara pembacaan pada satu posisi,jarak < 50 Cm dan area pembacaan
terbatas < 1 m. 2. External Antenna Dibutuhkan jika cara pembacaan lebih dari 1 posisi dan luas
area pembacaan > 1 m. Gambar 2.4 Antena RFID 2.4 Kelebihan dan Kekurangan RFID 2.4.1
Kelebihan 1. Data yang dapat ditampung lebih banyak daripada alat bantu lainnya (kurang lebih
2000 byte) 2. Ukuran sangat kecil (untuk jenis pasif RFID) sehingga mudah ditanamkan
dimanamana 3. Bentuk dan design yang flexibel sehingga sangat mudah untuk dipakai
diberbagai tempat dan kegunaan karena chip RFID dapat dibuat dari tinta khusus 4. Pembacaan
informasi sangat mudah, karena bentuk dan bidang tidak mempengaruhi pembacaan, seperti
sering terjadi pada barcode, magnetik dll. 5. Jarak pembacaan yang flexibel bergantung pada
antena dan jenis chip RFID yang digunakan. Seperti contoh autopayment pada jalan tol,
penghitungan stok pada ban berjalan, access gate. 6. Kecepatan dalam pembacaan data. 2.4.2
Kekurangan 1. Akan terjadi kekacauan informasi jika terdapat lebih daripada 1 chip RFID
melalui 1 alat pembaca secara bersamaan, karena akan terjadinya tabrakkan informasi yang
diterima oleh pembaca (kendala ini dapat terselesaikan oleh kemampuan akan kecepatan
penerimaan data sehingga chip RFID yang masuk belakangan akan dianggap sebagai data yang
berikutnya) 2. Jika terdapat frequency overlap (dua frequency dari pembaca berada dalam satu
area) dapat memberikan informasi data yang salah pada komputer/pengolah data sehingga
tingkat akuransi akan berkurang
(permasalahan ini dipecahkan dengan cara pengimplementasian alat diteksi tabrakan frequency
atau menata peletakan area pembacaan sehingga dapat menghindari tabrakan) 3. Gangguan akan
terjadi jika terdapat frequensi lain yang dipancarkan oleh peralatan lainnya yang bukan
diperuntukkan untuk RFID, sehingga chip akan merespon frequency tersebut (frequency Wifi,
handphone, radio pemancar, dll) 4. Privasi seseorang akan secara otomatis menjadi berkurang,
karena siapa saja dapat membaca informasi dari diri seseorang dari jarak jauh selama orang
tersebut memiliki alat pembaca, sebagai contoh seseorang dapat membaca jumlah uang yang
dimiliki orang lain didalam dompetnya.
Bluetooth merupakan sarana komunikasi yang bisa dipergunakan sebagai perantara (mediator)
penghubungan satu alat elektronik semisal smartphone dengan alat elektronik lainnya semisal
laptop atau komputer. Fungsi mendasar bluetooth yaitu memudahkan proses berbagi data baik
video, audio ataupun berkas, sehingga menggantikan sarana perantara kabel dalam proses
berbagi data. Secara lebih terperinci, bluetooth merupakan nama yang diberikan kepada untuk
teknologi baru dengan menggunakan short-range radio links untuk menggantikan koneksi kabel
portable atau alat elektronik yang sudah pasti. Tujuannya adalah mengurangi kompleksitas,
power serta biaya. Bluetooth diimplementasikan pada tempat-tempat yang tidak mendukung
sistem wireless seperti di rumah atau di jalan untuk membentuk Personal Area Networking
(PAN), yaitu peralatan yang digunakan secara bersamasama. (Yulia, 2004 :107) Dalam jurnal
Yulia (2004 :107), Andrew S. Tanenbaum mengemukakan bahwa ada tiga belas aplikasi spesifik
dari bluetooth,yaitu : 9 a. Generic Access : prosedur untuk link management yang menyediakan
jalan untuk membangun dan memelihara secure link antara master dan slave. b. Service
Discovery : protocol untuk mengetahui servis yang disediakan. c. Serial Port : penggantian untuk
kabel serial port. d. Generic Object Exchange : menetapkan hubungan client-server untuk object
movement. e. LAN Access : protocol antara mobile computer dengan fixed LAN. f. Dial-up
Networking : mengijinkan komputer atau notebook untuk dial / call via mobile phone g. Fax :
mengijinkan mobile fax untuk berbicara lewat mobile phone. h. Cordless telephony :
menghubungkan headset dengan local base station. i. Intercom : digital walkie-talkie j. Headset :
mengijinkan hands-free voice communication k. Object Push : menyediakan jalan untuk
pertukaran simple objects. l. File Transfer : menyediakan fasilitas transfer file secara lebih
general. m. Synchronization : mengijinkan PDA untuk sinkronisasi dengan komputer lain.
Module bluetooth HC-05 adalah modul komunikasi nirkabel via bluetooth yang beroperasi pada
frekuensi 2.4 GHz dengan pilihan dua mode konektivitas. Mode 1 berperan sebagai slave atau
receiver data 10 saja. Mode 2 berperan sebagai master atau dapat bertindak sebagai transceiver.
pengaplikasian komponen ini sangat cocok pada project elektronika dengan komunikasi nirkabel
atau wireless. Aplikasi yang dimaksud antara lain aplikasi sistem kendali, monitoring, maupun
gabungan keduanya. Antarmuka yang dipergunakan untuk mengakses module ini yaitu serial
TXD, RXD, VCC, GND. serta terdapat LED (built in) sebagai indikator koneksi bluetooh
terhadap perangkat lainnya seperti sesame module, dengan smartphone android dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai