Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKATRONIKA

Disusun Oleh:
Achmad Hanif Azhar (190481100093)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI DAN MESIN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2022
Modul 10
IR Remote

10.1 Tujuan
Subbab yang pertama kita disuruh untuk menjelaskan tentang suatu tujuan
dari sebuah praktikum mekatronika pada modul sepuluh (IR Remote). Subbab
pertama ini mempunyai tujuan supaya mahasiswa dapat memenuhi target dari
praktikum ini. Berikut merupakan tujuan dari praktikum mekatronika mengenai IR
Remote.

1. Mahasiswa mampu membuat rangkaian elektronika kombinasi


mikrokontroller Arduino dengan modul IR remote.
2. Mahasiswa mampu membuat program untuk menjalankan rangkaian
mikrokontroller dengan IR remote.
3. Mahasiswa mampu merancang rangkaian elektronika dan memprogram
kombinasi mikrokontroler Arduino-IR remote dengan modul rangkaian yang
lain.

10.2 Dasar Teori


Subbab dua mengenai tentang materi yang berupa IR Renote. Subbab dasar
teori yang berisi dari Arduino uno, pengertian, dan jenis pada materi yang
disebutkan. Berikut merupakan penjelasan dari suatu materi tersebut.
10.2.1 Cahaya Infra Merah
Menurut Nejakar (2014), Inframerah sebenarnya adalah cahaya normal
dengan warna-warna tertentu. Manusia tidak dapat melihat warna-warna ini
karena panjang gelombangnya 950 nm berada di bawah spektrum yang terlihat.
Itulah salah satu alasan mengapa IR dipilih untuk keperluan remote control.
Alasan lain adalah karena LED IR cukup mudah dibuat, dan karenanya bisa sangat
murah. Meskipun manusia tidak dapat melihat cahaya Inframerah yang
dipancarkan dari remote control tidak berarti tidak dapat membuatnya terlihat.
Video camera atau kamera foto digital dapat "melihat" cahaya inframerah. Cara
menggunakan web cam yaitu dengan mengarahkan remote, tekan tombol apa saja
dan lihat LED berkedip.
Matahari adalah sumber paling terang dari semuanya, tetapi ada banyak
lagi, seperti: bola lampu, lilin, sistem pemanas sentral, dan bahkan tubuh kita
memancarkan cahaya inframerah. Bahkan segala sesuatu yang menyinari panas,
juga memancarkan cahaya inframerah. Oleh karena itu, kita harus mengambil
beberapa tindakan pencegahan untuk menjamin bahwa pesan IR kita akan masuk
ke penerima tanpa kesalahan.

10.2.2 Sensor Infra Merah


Menurut Yusniati (2018), sistem sensor infra merah pada dasarnya
menggunakan infra merah sebagai media untuk komunikasi data antara receiver
dan transmitter. Sistem tidak akan bekerja jika sinar infra merah yang dipancarkan
terhalang oleh suatu benda yang mengakibatkan sinar infra merah tersebut tidak
dapat terdeteksi oleh penerima. Keuntungan atau manfaat dari sistem ini dalam
penerapannya antara lain sebagai pengendali jarak jauh, alarm keamanan dan
otomatisasi pada sistem. Pemancar pada sistem ini terdiri atas sebuah Light
Emitting Diode (LED) infra merah yang dilengkapi dengan rangkaian yang
mampu membangkitkan data untuk dikirimkan melalui sinar infra merah,
sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat foto transistor, fato diode, atau
infra merah modul yang berfungsi untuk menerima sinar infra merah yang
dikirimkan oleh pemancar. Jarak yang cukup jauh, kurang lebih dari tiga sampai
lima meter, pancaran data infra merah harus dimodulasikan terlebih dahulu untuk
menghindari kerusakan data akibat nois.
Transmisi data yang menggunakan media udara sebagai media perantara
biasanya menggunakan frekuensi carrier sekitar 30 kHz sampai dengan 40 kHz.
Infra merah yang dipancarkan melalui udara ini paling efektif jika menggunakan
sinyal carrier yang mempunyai frekuensi di atas. Sinyal yang dipancarkan oleh
pengirim diterima oleh penerima infra merah dan kemudian dikodekan sebagai
sebuah paket data biner. Proses modulasi dilakukan dengan mengubah kondisi
logika 0 dan 1 menjadi kondisi ada dan tidak ada sinyal carrier infra merah yang
berkisar antara 30 kHz sampai dengan 40 kHz.
Gambar 10.1 LED infra merah
10.2.3 Infra Red Transmitter
Menurut Yusniati (2018), infra red transmitter merupakan suatu model
pengirim data melalui gelombang infra merah dengan frekuensi carrier sebesar 38
kHz. Modul ini dapat difungsikan sebagai output dalam aplikasi transmisi data
nirkabel seperti robotic, sistem pengamanan, dan sebagainya. Pemancar yang
digunakan pada sistem ini terdiri atas sebuah Light Emitting Diode (LED). LED
adalah suatu bahan semi konduktor yang memancarkan cahaya monokromatik
yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju. LED infra merah jenis diode yang
memancarkan cahaya infra merah, aplikasi sederhana penggunaan LED infra
merah ini adalah pada remote TV. LED infra merah pada dasarnya adalah diode
PN silicon biasa yang dikemas dalam kotak transfaran.
Sinar infra merah dihasilkan dari pertemuan Arsenida Galium pada LED
infra merah merupakan salah satu komponen elektronika yang akan mengantar
arus jika dialiri bias maju. LED infra merah terbuat dari bahan Arsenida Galium
atau Fosfida Galium (GaAs atau Gap), dan ditempatkan di dalam suatu wadah
yang tembus pandang. Untuk membedakan antara katoda dan anodanya dapat
dilihat dari bentuk elektrodanya yang besar adalah katoda. Material yang
digunakan dalam konstruksi LED akan menentukan jenis cahaya yang
diradiasikan. Sebagai contoh material GaAIAs menghasilkan cahaya infra merah
(cahaya tidak tampak), sedangkan GaAsP menghasilkan cahaya tampak merah.
Pada sistem ada dua jenis LED yang digunakan yaitu sebagai indikator dan juga
sebagai komponen pengirim cahaya infra merah. Cahaya LED timbul sebagai
akibat penggabungan elektron dan hole pada persambungan antara dua jenis
semi konduktor dimana setiap penggabungan disertai dengan pelepasan energi.
Pada penggunaan LED infra merah dapat diaktifkan dengan tegangan Direct
Current (DC) untuk transmisi atau sensor jarak dekat, dan dengan tegangan
Alternating Current (AC) (30-40 kHz) untuk transmisi atau sensor jarak jauh.
10.2.4 Infra Red Receiver
Menurut Yusniati (2018), infra red receiver merupakan suatu modul
penerima data melalui gelombang infra merah dengan frekuensi carrier sebesar
38 kHz. Modul ini dapat difungsikan sebagai input dalam aplikasi transmisi data
nirkabel seperti robotik, sistem pengaman, dan sebagainya. Receiver (penerima)
yang digunakan untuk sensor infra merah adalah jenis photo otransistor, yaitu
jenis transistor bipolar yang menggunakan kontak (junction) base-collector untuk
menerima atau mendekteksi cahaya dengan gain internal yang dapat
menghasilkan sinyal analog maupun digital. Photo transistor merupakan salah
satu komponen yang berfungsi sebagai detector cahaya yang dapat mengubah efek
cahaya menjadi sinyal listrik. Karena itu photo transistor termasuk dalam detector
optik.
Photo transistor dapat diterapkan sebagai sensor yang baik, karena
memilki kelebihan dibandingkan dengan komponen lain yaitu mampu untuk
mendeteksi sekaligus menguatkan denga satu komponen tunggal. Bahan utama
dari fototransistor adalah silicon atau germanium sama seperti pada transistor jenis
lainnya. Photo transistor juga memilki dua tipe seperti transistor yaitu tipe NPN
dan tipe PNP. Photo transistor sebenarnya tidak berbeda dengan transistor biasa,
hanya saja photo transistor ditempatkan didalam suatu material yang transfaran
sehingga memungkinkan cahaya (cahaya infra merah) mengenainya (daerah
basis), sedangkan transistor biasa ditempatkan pada bahan logam yang tertutup.
Photo transistor memiliki beberapa karakteristik yang sering digunakan dalam
perancangan, yaitu:
1. Dalam rangkaian jika menerima cahaya akan berfungsi sebagai resistan.
2. Dapat menerima penerimaan cahaya yang redup (kecil).
3. Semakin tinggi intensitas cahaya yang diterima, maka semakin besar pula
resistan yang dihasilkan.
4. Memerlukan sumber tegangan yang kecil.
5. Menghantarkan arus saat ada cahaya yang yang mengenainya.
6. Penerimaan cahaya dilakukan pada bagian basis.
7. Apabila tidak menerima cahaya maka tidak akan menghantarkan arus.
Berdasarkan tegangan spectral, sifat-sifat dan cara kerja dari photo
transistor tersebut, maka perubahan cahaya yang kecil dapat dideteksi. Oleh
karena itu photo transistor digunakan sebagai detector cahaya yang peka, terutama
pada cahaya infra merah.tersebut, maka perubahan cahaya yang kecil dapat
dideteksi. Oleh karena itu photo transistor digunakan sebagai detector cahaya
yang peka, terutama pada cahaya infra merah. Digunakan untuk sensor infra
merah adalah jenis photo otransistor, yaitu jenis transistor bipolar yang
menggunakan kontak (junction) base-collector untukmenerima atau mendekteksi
cahaya dengan gain internal yang dapat menghasilkan sinyal analog maupun
digital. Photo transistor merupakan salah satu komponen yang berfungsi sebagai
detector cahaya yang dapat mengubah efek cahaya menjadi sinyal listrik. Karena
itu photo transistor termasuk dalam detectoroptik.
Photo transistor dapat diterapkan sebagai sensor yang baik, karena
memilki kelebihan dibandingkan dengan komponen lain yaitu mampu untuk
mendeteksi sekaligus menguatkan denga satu komponen tunggal. Bahan utama
dari fototransistor adalah silicon atau germanium sama seperti pada transistor jenis
lainnya. Photo transistor juga memilki dua tipe seperti transistor yaitu tipe NPN
dan tipe PNP. Photo transistor sebenarnya tidak berbeda dengan transistor biasa,
hanya saja photo transistor ditempatkan didalam suatu material yang transfaran
sehingga memungkinkan cahaya (cahaya infra merah) mengenainya (daerah
basis), sedangkan transistor biasa ditempatkan pada bahan logam yang tertutup.
Photo transistor memiliki beberapa karakteristik yang sering digunakan dalam
perancangan, yaitu:
8. Dalam rangkaian jika menerima cahaya akan berfungsi sebagai resistan.
9. Dapat menerima penerimaan cahaya yang redup (kecil).
10. Semakin tinggi intensitas cahaya yang diterima, maka semakin besar pula
resistan yang dihasilkan.
11. Memerlukan sumber tegangan yang kecil.
12. Menghantarkan arus saat ada cahaya yang yang mengenainya.
13. Penerimaan cahaya dilakukan pada bagian basis.
14. Apabila tidak menerima cahaya maka tidak akan menghantarkan arus.
Berdasarkan tegangan spectral, sifat-sifat dan cara kerja dari photo
transistor tersebut, maka perubahan cahaya yang kecil dapat dideteksi. Oleh
karena itu photo transistor digunakan sebagai detector cahaya yang peka, terutama
pada cahaya infra merah.tersebut, maka perubahan cahaya yang kecil dapat
dideteksi. Oleh karena itu photo transistor digunakan sebagai detector cahaya
yang peka, terutama pada cahaya infra merah.

Gambar 10.2 Photo transistor


10.2.5 Modulasi
Menurut Nejakar (2014), modulasi adalah jawaban untuk membuat sinyal
menonjol di atas kebisingan. Dengan modulasi kami membuat sumber cahaya IR
berkedip dalam frekuensi tertentu. Penerima IR akan disetel ke frekuensi itu,
sehingga dapat mengabaikan yang lainnya. Anda dapat menganggap kedipan ini
sebagai menarik perhatian penerima. Kita manusia juga memperhatikan kedipan
lampu kuning di lokasi konstruksi, bahkan di siang hari yang cerah. Pada
Gambar 10.3, sinyal termodulasi yang menggerakkan LED IR pemancar di sisi
kiri. Sinyal yang terdeteksi keluar dari penerima di sisi lain.

Gambar 10.3 Sinyal modulasi

Dalam komunikasi serial kita biasanya berbicara tentang 'tanda' dan 'spasi'. 'Spasi' ini
merupakan sinyal default, yang merupakan status mati dalam kasus transmitter. Tidak ada
cahaya yang dapat dipancarkan jika selama masih dalam keadaan 'ruang'. Selama keadaan
'tanda' sinyal, lampu IR berdenyut on dan off pada frekuensi tertentu. Frekuensi antara
30kHz dan 60kHz biasanya juga digunakan dalam elektronik konsumen. Di sisi lain, 'ruang'
juga diwakili oleh output penerima tingkat tinggi.
Dalam Sebuah 'mark ' kemudian dengan secara otomatis dapat diwakili oleh sebuah alow
level. Perhatikan bahwa 'tanda' dan 'spasi' bukanlah 1-s dan 0-s yang ingin kita kirimkan.
Hubungan nyata antara 'tanda' dan 'spasi' dan 1-s dan 0-s tergantung pada protokol yang
digunakan. Informasi lebih lanjut tentang itu dapat ditemukandi halaman yang
menjelaskan protokol.
10.2.6 Pemancar
Menurut Nejakar (2014), pemancar adalah handset bertenaga baterai. Ini
harus mengkonsumsi daya sesedikit mungkin, dan sinyal IR harus sekuat mungkin
untuk mencapai jarak kontrol yang dapat diterima. Sebaiknya itu harus bukti kejut
juga. Banyak chip dirancang untuk digunakan sebagai pemancar IR. Chip yang
lebih tua didedikasikan hanya untuk salah satu dari banyak protokol yang
diinvensi. Saat ini mikrokontroler berdaya sangat rendah digunakan dalam
pemancar IR karena alasan sederhana bahwa mereka lebih fleksibel dalam
penggunaannya. Ketika tidak ada tombol yang ditekan, mereka berada dalam
mode tidur daya yang sangat rendah, di mana hampir tidak ada arus yang dihitung.
Prosesor bangun untuk mengirimkan perintah IR yang sesuai hanya ketika tombol
ditekan.
Arus melalui LED (atau LED) dapat bervariasi dari 100mA hingga lebih
dari 1A! Untuk mendapatkan jarak kontrol yang dapat diterima, arus LED harus
setinggi mungkin. Trade-off harus dilakukan antara parameter LED, masa pakai
baterai, dan jarak kontrol maksimum. Arus LED bisa setinggi itu karena pulsa
yang menggerakkan LED sangat pendek. Powerdissipation rata-rata LED tidak
boleh melebihi nilai maksimum sekalipun. Anda juga harus melihatnya bahwa
arus intip maksimum untuk LED tidak terlampaui. Semua parameter ini dapat
ditemukan di lembar data LED. Sirkuit transistor sederhana, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 10.4, dapat digunakan untuk menggerakkan LED.
Transistor dengan HFE yang sesuai dan kecepatan switching harus dipilih untuk
tujuan ini.

Gambar 10.4 IR LED transistor circuit


Nilai resistor dapat dengan mudah dihitung menggunakan hukum Ohm.
Ingatlah bahwa penurunan tegangan nominal di atas LED IR adalah 1.1V.
Pengemudi normal, yang dijelaskan di atas, memiliki satu kelemahan. Saat
tegangan baterai turun, arus meskipun LED juga akan berkurang. Ini akan
menghasilkan jarak kontrol yang lebih pendek yang dapat ditempuh. Emitter
followercircuit dapat menghindari hal ini. Dua dioda secara seri, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 10.5 akan membatasi pulsa pada dasar transistor hingga
1,2V. Tegangan pemancar basa transistor mengurangi 0,6V dari itu, menghasilkan
amplitudo konstan 0,6V pada emitor. Amplitudo konstan ini melintasi resistor
konstan menghasilkan pulsa arus dengan besaran konstan. Menghitung
arusmeskipun LED hanya menerapkan hukum Ohm lagi.

Gambar 10.5 Sirkuit transistor LED IR dengan dua dioda secara seri
10.2.7 Remote Control
Menurut Baans (2019), remote control adalah komponen perangkat elektronik
yang digunakan untuk mengontrol yang paling banyak digunakan dengan televisi,
pemutar DVD, dan lain-lain. Awalnya, digunakan untuk mengoperasikan
perangkat lain secara nirkabel dari jarak pandang yang pendek. Saat ini, remote
control terus berkembang dan canggih untuk mencakup sensor gerak, Wi-Fi,
Bluetoothconnectivity, GPS untuk memungkinkan kemampuan dan kontrol suara.
Biasanya, remote control beroperasi dengan dua cara yaitu sinyal IR dan radio.
Remote control yang juga digunakan sebagai mengeluarkan sebuah perintah dari
arah kejauhan yang dipancarkan ke perangkat consumerelectronics lainnya. Remote
control biasanya model genggam nirkabel kecil sementara itu adalah objek kabel
khususnya saat ini kita dapat mengatakan bahwa tidak ada lagi yang seperti itu. Pengguna
cukup menekan dengan array tombol untuk menyesuaikan pengaturan yang berbeda.
mengubah saluran, meningkatkan volume. Sebagian besar perangkat listrik memiliki
bagian bawah kontrolnya sendiri tetapi remote hanya digunakan untuk penggunaan yang
lebih mudah dan lebih banyak konvertibilitas. Pada saat yang sama sebagian besar remote
control berkomunikasi dengan perangkat listrik mereka melalui sinyal inframerah
sementara beberapa melalui sinyal radio.
10.3 Peralatan dan Bahan
Peralatan dan bahan yang digunakan pada praktikum modul sepuluh adalah
sebagai berikut.
1. Laptop
2. Software Arduino IDE
3. Software Proteus
4. Arduino UNO
5. Breadboard
6. Jumper wire
7. Connector wire
8. IR Remote
9. LED
10. Resistor
11. Kertas dan alat tulis

10.4 Percobaan Rangkaian


Percobaan rangkaian pada modul sepuluh ini terdapat program arduino dan
rangkaian eletronika.
10.4.1 Kode Angka IR Remote
Komponen-komponen yang digunakan dalam membuat rangkaian
elektronika pada percobaan untuk mengetahui kode angka IR remote terdiri dari
Arduino UNO, IR remote, breadboard, jumper wire dan connector wire. Program
yang sudah dibuat di dalam arduino, kemudian program tersebut dimasukkan atau
di-upload pada tool arduino. Percobaan kali ini arduino berfungsi sebagai
penampil kode setiap angka di dalam tombol IR remote.

Gambar 10.6 Percobaan kode angka IR remote


Program arduino terlebih dahulu dibuat untuk menjalankan sistem pada
alat arduino sebelum memproses programnya. Program arduino ini ditugaskan
sebagai pembaca perintah untuk menampilkan kode dari setiap tombol angka pada
IR remote. Program penunjuk kode angka IR remote dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.

Gambar 10.7 Program kode angka IR Remote


Percobaan kali ini arduino berfungsi untuk melihat kode angka pada tombol IR
remote. Percobaan ini akan menunjukkan kode dari setiap angka dan tombol pada remote.
Apabila menekan angka tombol pada remote maka akan muncul kode dari setiap angka
tombol di serial monitor.

Gambar 10.8 Hasil simulasi kode angka IR Remote


10.4.2 Kedip Lampu dengan IR remote
Komponen-komponen yang digunakan dalam membuat rangkaian
elektronika pada percobaan untuk mengetahui kode angka IR remote terdiri dari
Arduino UNO, IR remote, LED, resistor, breadboard, jumper wire dan connector
wire. Program yang sudah dibuat di dalam arduino, kemudian program tersebut
dimasukkan atau di-upload pada tool arduino. Percobaan kali ini arduino
berfungsi sebagai pengontrol jumlah kedipan lampu LED dengan menggunakan
angka-angka pada tombol IR remote.

Gambar 10.9 Percobaan kedip lampu dengan IR remote

Program arduino terlebih dahulu dibuat untuk menjalankan sistem pada


alat arduino sebelum memproses programnya. Program arduino ini ditugaskan
sebagai pembaca perintah untuk menghidupkan dan mematikan LED dengan
jumlah kedipan satu, dua dan tiga melalui tombol angka pad IR remote. Program
pengontol jumlah kedipan LED dengan menggunakan IR remote dapat dilihat
pada gambar 10.10.
Gambar 10.10 Program kedip lampu dengan IR remote

Percobaan kali ini arduino berfungsi untuk melalukan kedip pada lampu
LED dengan menggunakan tombol IR remote. Percobaan ini mengontrol kedip
lampu LED dengan satu kali kedipan, dua kali kedipan dan tiga kali kedipan.
Apabila menekan tombol angka satu, maka LED akan berkedip satu kali. Ketika
menekan angka dua, maka LED akan berkedip dua kali. Sedangkan ketika
menekan angka tiga, maka LED akan berkedip tiga kali.

Gambar 10.11 Hasil simulasi kedip lampu dengan IR remote


10.7 Dokumentasi
Berikut ini merupakan gambar dari program arduino, rangkaian elektronika
dan hasil running simulasi rangkaian elektronika.

Gambar 10.12 Rangkaian elektronika kode angka tombol IR Remote

Gambar 10.13 Program kode angka IR Remote


Gambar 10.14 Hasil running kode angka tombol IR Remote

Gambar 10.15 Rangkaian elektonika kedip LED dengan IR Remote


Gambar 10.16 Program kedip LED dengan IR remote

Gambar 10.17 Hasil running LED berkedip satu kali


Gambar 10.18 Hasil running LED berkedip dua kali

Gambar 10.19 Hasil running LED berkedip tiga kali


10.8 Daftar Pustaka
Baans, Omar Slem Nasser. 2019. Design of Infrared Remote Control System for
Light and Fan. Universitas Islam Internasional Malaysia.
Nejakar, Santos M. 2014. Wireless Infrared Remote Controller for MultipleHome
Appliances. International Journal of Electrical and Electronics Research
(IJEER).
Yusniati. 2018. Penggunaan Sensor Infrared Switching pada Motor DC Satu
Phasa. Universitas Islam Sumatera Utara.
LEMBAR ASISTENSI PRAKTIKUM MEKATRONIKA
MODUL : 10 (Sepuluh)
NAMA : Achmad Hanif Azhar
NIM :190481100062
KELAS :B
NAMA ASISTEN : Vera rizki febrianti
TTD
NO TANGGAL REVISI
ASISTEN
1 14 juni 2022  Format, Tulis tangan

2 16 juni 2022  Format

3 16 juni 2022

Anda mungkin juga menyukai