BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Sinar infra merah adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih
panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Sinar
infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Radiasi infra merah memiliki
panjang gelombang antara 700 nm sampai 1 mm dan berada pada spektrum berwarna
merah. Jika dilihat dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan
nampak pada spektrum elektromagnet dengan panjang gelombang diatas panjang
gelombang cahaya merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya infra merah
tidak akan tampak oleh mata namun radisi panas yang ditimbulkannya masih terasa/
dideteksi.
Sinar infra merah yang dipancarkan oleh pemancar infra merah tentunya
mempunyai aturan tertentu agar data yang dipancarkan dapat diterima dengan baik
pada penerima. Oleh karena itu baik di pengirim infra merah maupun penerima infra
merah harus mempunyai aturan yang sama dalam mentransmisikan (bagian pengirim)
dan menerima sinyal tersebut kemudian mendekodekannya kembali menjadi data biner
(bagian penerima). Komponen yang dapat menerima infra merah ini merupakan
komponen yang peka cahaya, dapat berupa dioda (photodioda) atau transistor
(phototransistor). Komponen ini akan merubah energi cahaya, dalam hal ini energi
cahaya infra merah, menjadi pulsa - pulsa sinyal listrik. Komponen ini harus mampu
mengumpulkan sinyal infra merah sebanyak mungkin sehingga pulsa - pulsa sinyal
listrik yang dihasilkan kualitasnya cukup baik.
Prinsip utama dari rangkaian sensor infra merah seperti layaknya sebuah saklar
yang memberikan perubahan tegangan apabila terdapat penghalang diantara tranceiver
dan receiver. Sensor ini memiliki dua buah piranti yaitu rangkaian
pembangkit/pengirim (Led Infra Merah) dan rangkaian penerima (Fotodioda).
Rangkaian pembangkit/pengirim memancarkan sinar infra merah, kemudian
2.2 Fotodioda
Fotodioda berbeda dengan dioda biasa. Fotodioda adalah suatu jenis dioda yang
resistansinya berubah - ubah jika cahaya yang jatuh pada dioda berubah - ubah
intensitasnya. Fotodioda digunakan sebagai saklar elektronik yang bereaksi akibat
perubahan intensitas cahaya. Dalam keadaan gelap nilai tahananya sangat besar hingga
praktis tidak ada arus yang mengalir. Semakin besar cahaya yang jatuh pada dioda
maka semakin kecil nilai tahanannya, sehingga arus yang mengalir semakin besar.
Begitu juga kebalikannya, jika cahaya yang jatuh pada dioda kecil maka tahanannya
akan besar, sehingga arus yang mengalir kecil.
Prinsip kerja dari fotodioda jika sebuah sambungan p-n dibias maju dan
diberikan cahaya padanya maka pertambahan arus sangat kecil sedangkan jika
sambungan p-n dibias mundur arus akan bertambah cukup besar. Cahaya yang
dikenakan pada fotodioda akan mengakibatkan terjadinya pergeseran foton yang akan
menghasilkan pasangan elektron-hole dikedua sisi dari sambungan. Ketika elektron -
elektron yang dihasilkan itu masuk ke pita konduksi maka electron - elektron itu akan
mengalir ke arah positif sumber tegangan sedangkan hole yang dihasilkan mengalir ke
arah negatif sumber tegangan sehingga arus akan mengalir di dalam rangkaian.
Besarnya pasangan elektron ataupun hole yang dihasilkan tergantung dari besarnya
intensitas cahaya yang dikenakan pada fotodioda.
1. Tag RFID
Tag RFID adalah perangkat yang dibuat dari rangkaian elektronika dan antena
yang terintegrasi di dalam rangkaian tersebut. Rangkaian elektronik dari tag
RFID umumnya memiliki memori sehingga tag ini mempunyai kemampuan
untuk menyimpan data. Memori pada tag secara dibagi menjadi sel-sel.
Beberapa sel menyimpan data Read Only, misalnya serial number yang unik
yang disimpan pada saat tag tersebut diproduksi. Sel lain pada RFID mungkin
juga dapat ditulis dan dibaca secara berulang.
2. Antena
Antena digunakan untuk mentransmisikan sinyal frekuensi radio antara
pembaca RFID dengan tag RFID.
3. Pembaca RFID / Reader
Pembaca RFID adalah perangkat yang kompatibel dengan tag RFID yang akan
berkomunikasi secara wireless dengan tag. Sebuah pembaca RFID harus
menyelesaikan dua buah tugas, yaitu:
Menerima perintah dari software aplikasi
Berkomunikasi dengan tag RFID
Pembaca RFID merupakan penghubung antara software aplikasi dengan antena
yang akan meradiasikan gelombang radio ke tag RFID. Gelombang radio yang
diemisikan oleh antena berpropagasi pada ruangan di sekitarnya. Akibatnya
data dapat berpindah secara wireless ke tag RFID yang berada berdekatan
dengan antena. Pembaca bisa ditempelkan dalam posisi stasioner (misalnya, di
samping ban berjalan di pintu pabrik atau dermaga di gudang), portabel
(diintegrasikan ke dalam komputer mobile yang juga dapat digunakan untuk
memindai kode bar), atau bahkan tertanam dalam elektronik peralatan seperti
print-on-demand printer label.
4. Software Aplikasi
Sofware aplikasi adalah aplikasi pada sebuah workstation atau PC yang dapat
membaca data dari tag melalui pembaca RFID. Baik tag dan pembaca RFID
dilengkapi dengan antena sehingga dapat menerima dan memancarkan
gelombang elektromagnetik.
Ada beberapa band frekuensi yang digunakan untuk sistem RFID. Pemilihan dari
frekuensi kerja sistem RFID akan mempengaruhi jarak komunikasi, interferensi
dengan frekuensi sistem radio lain, kecepatan komunikasi data, dan ukuran antena.
Tag RFID dan pembaca harus disetel ke frekuensi yang sama untuk
berkomunikasi. Sistem RFID menggunakan frekuensi yang berbeda, tetapi yang paling
umum adalah frekuensi rendah (30 kHz 500 kHz), frekuensi tinggi (13,56 MHz) dan
ultra-tinggi-frekuensi atau UHF (860-960 MHz). Microwave (2,45 GHz) juga
digunakan dalam beberapa aplikasi.
Pada frekuensi rendah, tag pasif tidak dapat mentransmisikan data dengan jarak
yang jauh, karena keterbatasan daya yang diperoleh dari medan elektromagnetik. Akan
tetapi komunikasi tetap dapat dilakukan tanpa kontak langsung. Pada kasus ini hal
yang perlu mendapatkan perhatian adalah tag pasif harus terletak jauh dari objek
logam, karena logam secara signifikan mengurangi fluks dari medan magnet.
Akibatnya tag RFID tidak bekerja dengan baik, karena tag tidak menerima daya
minimum untuk dapat bekerja.
Pada frekuensi tinggi, jarak komunikasi antara tag aktif dengan pembaca RFID
dapat lebih jauh, tetapi masih terbatas oleh daya yang ada. Sinyal elektromagnetik
pada frekuensi tinggi juga mendapatkan pelemahan (atenuasi) ketika tag tertutupi oleh
es atau air. Pada kondisi terburuk, tag yang tertutup oleh logam tidak terdeteksi oleh
pembaca RFID.
Ukuran antena yang harus digunakan untuk transmisi data bergantung dari
panjang gelombang elektromagnetik. Untuk frekuensi yang rendah, maka antena harus
dibuat dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan RFID dengan frekuensi
tinggi.
Ketika suatu RFID tag melewati daerah antena scanning, RFID tag akan
mendeteksi sinyal aktivasi dari antena. Hal ini akan mengaktifkan chip RFID, lalu ia
akan mengirimkan informasi pada microchipnya untuk ditangkap oleh scanning
antenna. Tag RFID tidak memiliki catu daya sehingga antena berfungsi sebagai
pencatu sumber daya dengan memanfaatkan medan magnet dari pembaca (reader)
kemudian memodulasi medan magnet tersebut untuk nantinya digunakan kembali
mengirim data yang ada dalam tag RFID. Pemgiriman data dari tag ke reader
Pembacaan format data yang dikeluarkan oleh RFID reader adalah dengan format
output ASCII atau Wiegand 26-bit. Output data dengan format ASCII adalah yang
paling banyak digunakan karena outputnya sangat mudah untuk dihubungkan pada
mikrokontroller atau PC dengan menggunakan komunikasi serial UART.
ASCII (RS232)
Pin1 Ground Zero volts and Tuning Capacitor Ground
Pin2 Reset Bar Strap to +5V
Pin3 Antenna NC
Pin4 Antenna NC
Pin5 Strap to Ground
Pin6 CMOS Serial ASCII
Pin7 TTL Data Serial ASCII inverted
Pin8 BEEP/LED 2,7 KHz Logic
Pin9 +4,6 through +5,5V Supply DC volts
Format data ASCII memiliki total panjang data 16 bytes dengan tambahan masing
masing 1 byte sebagai start bit dan stop bit. Nilai checksum merupakan hasil dari
exclusive OR dari 10 bytes data ASCII. CR dan LF merupakan kode kontrol yang akan
menggeser cursor ke sebelah kiri tampilan, tetapi tidak akan menyebabkan
perpindahan baris. Line Feed (LF) merupakan kode kontrol yang akan menyebabkan
cursor berada pada baris selanjutnya.
Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika. Sebagai teknologi baru,
yaitu teknologi semi konduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun
hanya membutuhkan ruang kecil serta dapat diproduksi secara massal (dalam jumlah
banyak) sehingga harga menjadi lebih murah (dibandingkan mikroprosessor). Sebagai
kebutuhan pasar, mikrokontroler hadir untuk memenuhi selera industri dan para
konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat-alat bantu dan mainan yang lebih
canggih serta dalam bidang pendidikan.
Mikrokontroler saat ini sudah dikenal dan digunakan secara luas pada dunia
industri. Banyak sekali penelitian atau proyek mahasiswa yang menggunakan berbagai
versi mikrokontroler yang dapat dibeli dengan harga yang relatif murah. Hal ini
dikarenakan produksi masal yang dilakukan oleh para produsen chip seperti Atmel,
Maxim, dan Microchip. Mikrokontroler saat ini merupakan chip utama pada hampir
setiap peralatan elektronika canggih. Alat-alat canggih sekarang ini sangat bergantung
pada kemampuan mikrokontroler tersebut.
Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur RISC 8 bit, dimana semua instruksi dikemas
dalam kode 16-bit (16-bit word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu)
siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS51 yang membutuhkan 12 siklus clock.
Tentu saja itu terjadi karena kedua jenis mikrokontroler tersebut memiliki arsitektur
yang berbeda. AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing),
sedangkan seri MCS51 berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing).
Secara umum AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny,
Register keperluan umum menempati space data pada alamat terbawah, yaitu
$00 sampai $1F. Sementara itu, register khusus untuk menangani I/O dan control
terhadap mikrokontroller menempati 64 alamat berikutnya, yaitu mulai dari $20
hingga $5F. Register tersebut merupakan register yang khusus digunakan untuk
mengatur fungsi terhadap berbagai peripheral mikrokontroller, seperti control register,
timer/conter, fungsi-fungsi I/O, dan sebagainya. Register khusus alamat memori secara
lengkap Alamat memori berikutnya digunakan untuk SRAM 512 byte, yaitu pada
lokasi $60 sampai dengan $25F.
Konfigurasi pin ATMega8535 bisa dilihat pada gambar 2.10 dibawah ini.
Keterangan:
a. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya
b. GND merupakan pin Ground
c. Port A (PA0 PA7) merupakan pin I/O dan pin masukan ADC
d. Port B (PB0 PB7) merupakan pin I/O yang mempunyai fungsi khusus yaitu
Timer/Counter, komparator analog dan SPI
e. Port C (PC0 PC7) merupakan port I/O dan pin yang mempunyai fungsi
khusus, yaitu komparator analog dan timer oscillator
f. Port D (PD0 PD1) merupakan port I/O dan pin fungsi khusus yaitu
komparator analog dan interrupt eksternal serta komunikasi serial
g. RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler
h. XTAL1 dan XTAL merupakan pin masukan clock eksternal
i. AVCC merupakan pin masukan untuk tegangan ADC
j. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi untuk ADC
MAX232 adalah chip yang digunakan untuk menghubungkan antara isyarat RS232
dan UART. MAX232 adalah IC pertama yang dalam satu paket berisi driver dan
penerima. MAX232 mempunyai 16 pin dan menggunakan tegangan 5V. Isyarat RS232
banyak terdapat pada komputer dan beberapa peralatan lain. Isyarat UART terdapat
pada mikrokontroler atau IC (Integrated Circuit). Isyarat RS232 dan isyarat UART
adalah hampir sama. Antara lain meliputi isyarat menghantar dan menerima (transmit
and receive). Yang membedakan kedua isyarat ini hanyalah level tegangannya.
Standar RS-232 mendefenisikan kecepatan 256 kbps atau lebih rendah dengan
jarak kurang dari 15 meter. Dengan susunan pin khusus yang disebut null modem
cable, standar RS-232 dapat juga digunakan untuk komunikasi data antara dua
komputer secara langsung.
Motor Stepper adalah motor DC yang gerakannya bertahap (step per step) sesuai
dengan pulsa yang diberikan padanya dan memiliki akurasi yang tinggi tergantung
pada spesifikasinya.
Motor ini mempunyai step tiap 30 dan mempunyai dua buah liliatan yang
didistribusikan berseberangan 180 di antara kutub pada stator. Sedangkan
pada rotornya menggunakan magnet permanen yang berbentuk silinder dengan
mempunyai 6 buah kutub, 3 kutub selatan dan 3 buah kutub utara. Sehingga
dengan konstruksi seperti ini maka jika dibutuhkan kepresisian dari motor
stepper yang lebih tinggi dibutuhkan pula kutub - kutub pada stator dan rotor
yang semakin banyak pula. Pada gambar 2.11, motor tersebut akan bergerak
setiap step sebesar 30 dengan 4 bit urutan data (terdapat dua buah lilitan
dengan tap, total lilitan menjadi 4 lilitan).
Ketelitian dari magnet permanen di rotor dapat sampai 1,8 untuk tiap
stepnya. Ketika arus mengalir melalui tap tengah pada lilitan pertama akan
menyebabkan kutub pada stator bagian atas menjadi kutub utara sedangkan
kutub stator pada bagian bawah menjadi kutub selatan. Kondisi akan
menyebabkan rotor mendapat gaya tarik menuju kutub - kutub ini. Dan ketika
arus yang melalui lilitan 1 dihentikan dan lilitan 2 diberi arus maka rotor akan
mengerak lagi menuju kutub - kutub ini. Sampai di sini rotor sudah berputar
sampai 30 atau 1 step.
Pada motor stepper tipe ini hanya memiliki empat kabel masukan. Namun
untuk menggerakan motor stepper tipe ini lebih rumit jika dibandingkan
dengan menggerakan motor stepper tipe unipolar.
2.7 ULN2803
ULN2803 adalah chip Integrated Circuit (IC) berupa rangkaian transistor Darlinton
dengan Tegangan Tinggi. Hal ini memungkinkan untuk membuat antar muka sinyal
TTL dengan beban tegangan tinggi. Chip mengambil sinyal tingkat rendah (TLL,
CMOS, PMOS, NMOS - yang beroperasi pada tegangan rendah dan arus rendah) dan
bertindak sebagai relay, menyalakan atau mematikan tingkat sinyal yang lebih tinggi
di sisi yang berlawanan. Bentuk fisiknya dapat dilihat seperti gambar berikut.
Motor stepper merupakan motor yang bergerak dengan cara step per step atau
langkah perlangkah. Pengontrolan motor ini berdasarkan pulsa - pulsa data yang
diberikan dengan urutan yang tepat, namun selain itu pulsa yang diberikan harus
mempunyai arus yang cukup besar untuk fase lilitan agar motor bisa bergerak.
Untuk itu biasa digunakan IC ULN2803 sebagai driver motor stepper karena
sifatnya seperti transistor darlington sehingga dapat menahan arus lebih besar
dibandingkan jika motor langsung dicatu dari port mikrokontroler bisa menyebabkan
kerusakan akibat kelebihan arus.
Sebuah sinyal TTL beroperasi dalam selang 0-5V, dengan segala sesuatu antara 0,0
dan 0.8V dianggap "rendah" (off), dan 2,2 sampai 5.0V dianggap "tinggi" (on). Daya
maksimum yang tersedia pada sinyal TTL tergantung pada jenisnya, tetapi umumnya
tidak melebihi 25mW (~ 5mA @ 5V), sehingga tidak cukup untuk sesuatu seperti
kumparan relay. Di sisi output ULN2803 umumnya berada pada selang nilai
50V/500mA, sehingga dapat mengoperasikan beban kecil secara langsung. Pada
aplikasi lain, sering digunakan untuk daya kumparan dari satu atau lebih relay, yang
memungkinkan tegangan yang lebih tinggi atau arus yang lebih kuat, dikontrol oleh
sinyal tingkat rendah. Dalam aplikasi arus kuat (listrik), ULN2803 menggunakan
tingkat rendah (TTL) sinyal untuk mengaktifkan ataupun mematikan sinyal
tegangan/arus yang lebih tinggi pada sisi output.
2.8 IC LM324
Sedangkan untuk konfigurasi dari pin pin IC LM324 dapat kita lihat pada gambar
2.17.
Keterangan: n
a. Pin 1,7,8,14 (Output) : Merupakan sinyal output
b. Pin 2,6,9,13 (Inverting Input) : Semua sinyal input yang berada di pin ini akan
mempunyai output yang berkebalikan dari
input.
c. Pin 3,5,10,12 (Non-inverting input): Semua sinyal input yang berada di pin ini akan
mempunyai output yang sama dengan input
(tidak berkebalikan).
d. Pin 4 (+Vcc) : Pin ini dapat beroperasi pada tegangan antara
+5 Volt sampai +15 Volt.
e. Pin 11 (-Vcc) : Pin ini dapat beroperasi pada tegangan antara
-5 Volt sampai -15 Volt.