Anda di halaman 1dari 22

16

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sensor Infra Merah

Sinar infra merah adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih
panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Sinar
infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Radiasi infra merah memiliki
panjang gelombang antara 700 nm sampai 1 mm dan berada pada spektrum berwarna
merah. Jika dilihat dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan
nampak pada spektrum elektromagnet dengan panjang gelombang diatas panjang
gelombang cahaya merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya infra merah
tidak akan tampak oleh mata namun radisi panas yang ditimbulkannya masih terasa/
dideteksi.

Pada dasarnya komponen yang menghasilkan panas juga menghasilkan radiasi


infra merah termasuk tubuh manusia maupun tubuh binatang. Cahaya infra merah
mempunyai panjang gelombang yang sangat panjang tetapi tidak dapat menembus
bahan - bahan yang tidak dapat melewatkan cahaya yang nampak sehingga cahaya
infra merah tetap mempunyai karakteristik seperti halnya cahaya yang nampak oleh
mata.

Gambar 2.1 Infra Merah

Universitas Sumatera Utara


17

Gambar 2.2 Simbol Infra Merah

Sifat-sifat cahaya infra merah :


1. Tidak tampak manusia
2. Tidak dapat menembus materi yang tidak tembus pandang
3. Dapat ditimbulkan oleh komponen yang menghasilkan panas

Komunikasi Infra merah dilakukan dengan menggunakan dioda infra merah


sebagai pemancar dan modul penerima infra merah sebagai penerimanya. Untuk jarak
yang cukup jauh, kurang lebih tiga sampai lima meter, pancaran data infra merah harus
dimodulasikan terlebih dahulu untuk menghindari kerusakan data akibat noise.

Sinar infra merah yang dipancarkan oleh pemancar infra merah tentunya
mempunyai aturan tertentu agar data yang dipancarkan dapat diterima dengan baik
pada penerima. Oleh karena itu baik di pengirim infra merah maupun penerima infra
merah harus mempunyai aturan yang sama dalam mentransmisikan (bagian pengirim)
dan menerima sinyal tersebut kemudian mendekodekannya kembali menjadi data biner
(bagian penerima). Komponen yang dapat menerima infra merah ini merupakan
komponen yang peka cahaya, dapat berupa dioda (photodioda) atau transistor
(phototransistor). Komponen ini akan merubah energi cahaya, dalam hal ini energi
cahaya infra merah, menjadi pulsa - pulsa sinyal listrik. Komponen ini harus mampu
mengumpulkan sinyal infra merah sebanyak mungkin sehingga pulsa - pulsa sinyal
listrik yang dihasilkan kualitasnya cukup baik.

Prinsip utama dari rangkaian sensor infra merah seperti layaknya sebuah saklar
yang memberikan perubahan tegangan apabila terdapat penghalang diantara tranceiver
dan receiver. Sensor ini memiliki dua buah piranti yaitu rangkaian
pembangkit/pengirim (Led Infra Merah) dan rangkaian penerima (Fotodioda).
Rangkaian pembangkit/pengirim memancarkan sinar infra merah, kemudian

Universitas Sumatera Utara


18

pancarannya diterima oleh penerima (fotodioda) sehingga bersifat menghantar


akibatnya tegangan akan jatuh sampai sama dengan tegangan ground (0). Dan
sebaliknya apabila tidak mendapat pancaran sinar infra merah maka akan
menghasilkan tegangan.

2.2 Fotodioda

Fotodioda berbeda dengan dioda biasa. Fotodioda adalah suatu jenis dioda yang
resistansinya berubah - ubah jika cahaya yang jatuh pada dioda berubah - ubah
intensitasnya. Fotodioda digunakan sebagai saklar elektronik yang bereaksi akibat
perubahan intensitas cahaya. Dalam keadaan gelap nilai tahananya sangat besar hingga
praktis tidak ada arus yang mengalir. Semakin besar cahaya yang jatuh pada dioda
maka semakin kecil nilai tahanannya, sehingga arus yang mengalir semakin besar.
Begitu juga kebalikannya, jika cahaya yang jatuh pada dioda kecil maka tahanannya
akan besar, sehingga arus yang mengalir kecil.

Gambar 2.3 Fotodioda

Fotodioda adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Fotodioda


merupakan sensor cahaya semikonduktor yang dapat mengubah besaran cahaya
menjadi besaran listrik. Fotodioda termasuk dioda dengan sambungan p-n yang
dipengaruhi cahaya dalam kerjanya. Cahaya yang dapat dideteksi oleh fotodioda ini
mulai dari cahaya infra merah, cahaya tampak, ultra ungu sampai dengan sinar-X.
Aplikasi fotodioda mulai dari penghitung kendaraan di jalan umum secara otomatis,
pengukur cahaya pada kamera serta beberapa peralatan di bidang medis.

Universitas Sumatera Utara


19

Gambar 2.4 Simbol Fotodioda

Prinsip kerja dari fotodioda jika sebuah sambungan p-n dibias maju dan
diberikan cahaya padanya maka pertambahan arus sangat kecil sedangkan jika
sambungan p-n dibias mundur arus akan bertambah cukup besar. Cahaya yang
dikenakan pada fotodioda akan mengakibatkan terjadinya pergeseran foton yang akan
menghasilkan pasangan elektron-hole dikedua sisi dari sambungan. Ketika elektron -
elektron yang dihasilkan itu masuk ke pita konduksi maka electron - elektron itu akan
mengalir ke arah positif sumber tegangan sedangkan hole yang dihasilkan mengalir ke
arah negatif sumber tegangan sehingga arus akan mengalir di dalam rangkaian.
Besarnya pasangan elektron ataupun hole yang dihasilkan tergantung dari besarnya
intensitas cahaya yang dikenakan pada fotodioda.

2.3. RFID (Radio Frequency Identification)

2.3.1 Pengertian RFID

RFID (Radio Frequency Identification) adalah teknologi identifikasi seseorang


atau objek dengan menggunakan frekuensi transmisi radio. RFID menggunakan
frekuensi radio untuk membaca informasi dari sebuah perangkat kecil yang disebut tag
atau transponder (Transmitter + Responder). Tag RFID akan mengenali diri sendiri
ketika mendeteksi sinyal dari perangkat yang kompatibel, yaitu pembaca RFID (RFID
Reader). Tag RFID dapat dibaca dalam keadaan situasi rawan pada kecepatan luar
biasa, umumnya merespon dalam waktu kurang dari 100 milidetik. Tag RFID adalah
sebuah objek yang kecil seperti lem stiker yang dapat disertakan atau disatukan
kedalam sebuah produk.

Universitas Sumatera Utara


20

2.3.2 Jenis RFID


Penggolongan RFID berdasarkan catu daya terdiri dari:
1. RFID aktif
RFID aktif menggunakan sumber daya internal, seperti baterai sehingga akan
mengurangi daya yang diperlukan oleh pembaca RFID dan tag dapat
mengirimkan informasi dalam jarak yang lebih jauh. Kelemahan dari tipe tag
ini adalah harganya yang mahal dan ukurannya yang lebih besar karena lebih
komplek. Semakin banyak fungsi yang dapat dilakukan oleh tag RFID maka
rangkaiannya akan semakin komplek dan ukurannya akan semakin besar.
2. RFID pasif
RFID pasif adalah RFID tag yang catu dayanya diperoleh dari medan yang
dihasilkan oleh pembaca RFID. Rangkaiannya lebih sederhana, harganya jauh
lebih murah, ukurannya kecil, dan lebih ringan. Kelemahannya adalah tag
hanya dapat mengirimkan informasi dalam jarak yang dekat dan pembaca
RFID harus menyediakan daya tambahan untuk tag RFID.
3. RFID semi - pasif
RFID semi - pasif menggunakan sumber daya internal untuk memantau kondisi
lingkungan, tetapi membutuhkan energi RF ditransfer dari pembaca /
interogator mirip dengan tag pasif untuk daya respon tag. Semi - pasif RFID
tag menggunakan proses untuk menghasilkan respon tag mirip dengan tag
pasif. Semi - pasif tag berbeda dari pasif dalam tag semi pasif memiliki sumber
daya internal (baterai) untuk sirkuit tag ini yang memungkinkan tag untuk
menyelesaikan fungsi lain seperti pemantauan kondisi lingkungan (suhu,
shock) dan yang dapat memperpanjang sinyal tag jangkauan.

Universitas Sumatera Utara


21

Tabel 2.1 Perbandingan RFID Aktif, Semi-Pasif dan Pasif


Tipe
Karak- Aktif Semi Pasif Pasif
teristik
Sumber Energi Baterai pada Baterai untuk Energi
label menjalankan chip, gelombang radio
Energi dari reader untuk
gelombang radio menjalankan chip
dari reader untuk dan komunikasi
komunikasi hanya
di dalam
jangkauan reader
Ketersediaan Selalu ada 100 Rendah Hanya di dalam
sinyal gelombang feet jangkauan reader,
radio kurang dari 10
feet
Kekuatan sinyal Tinggi Rendah Sangat rendah
Kebutuhan sinyal Sangat rendah Sangat tinggi
yang kuat
Bidang penerapan Berguna untuk label barang yang Berguna untuk
bernilai tinggi untuk di scan dalam barang yang
jarak jauh, misal mobil bervolume tinggi
dan bisa discan
dalam jaran
dekat, misal
perdagangan ritel

2.3.3 Sistem RFID

Sistem RFID terdiri dari empat komponen antara lain:

Universitas Sumatera Utara


22

1. Tag RFID
Tag RFID adalah perangkat yang dibuat dari rangkaian elektronika dan antena
yang terintegrasi di dalam rangkaian tersebut. Rangkaian elektronik dari tag
RFID umumnya memiliki memori sehingga tag ini mempunyai kemampuan
untuk menyimpan data. Memori pada tag secara dibagi menjadi sel-sel.
Beberapa sel menyimpan data Read Only, misalnya serial number yang unik
yang disimpan pada saat tag tersebut diproduksi. Sel lain pada RFID mungkin
juga dapat ditulis dan dibaca secara berulang.
2. Antena
Antena digunakan untuk mentransmisikan sinyal frekuensi radio antara
pembaca RFID dengan tag RFID.
3. Pembaca RFID / Reader
Pembaca RFID adalah perangkat yang kompatibel dengan tag RFID yang akan
berkomunikasi secara wireless dengan tag. Sebuah pembaca RFID harus
menyelesaikan dua buah tugas, yaitu:
Menerima perintah dari software aplikasi
Berkomunikasi dengan tag RFID
Pembaca RFID merupakan penghubung antara software aplikasi dengan antena
yang akan meradiasikan gelombang radio ke tag RFID. Gelombang radio yang
diemisikan oleh antena berpropagasi pada ruangan di sekitarnya. Akibatnya
data dapat berpindah secara wireless ke tag RFID yang berada berdekatan
dengan antena. Pembaca bisa ditempelkan dalam posisi stasioner (misalnya, di
samping ban berjalan di pintu pabrik atau dermaga di gudang), portabel
(diintegrasikan ke dalam komputer mobile yang juga dapat digunakan untuk
memindai kode bar), atau bahkan tertanam dalam elektronik peralatan seperti
print-on-demand printer label.
4. Software Aplikasi
Sofware aplikasi adalah aplikasi pada sebuah workstation atau PC yang dapat
membaca data dari tag melalui pembaca RFID. Baik tag dan pembaca RFID
dilengkapi dengan antena sehingga dapat menerima dan memancarkan
gelombang elektromagnetik.

Universitas Sumatera Utara


23

2.3.4 Frekuensi Kerja RFID

Ada beberapa band frekuensi yang digunakan untuk sistem RFID. Pemilihan dari
frekuensi kerja sistem RFID akan mempengaruhi jarak komunikasi, interferensi
dengan frekuensi sistem radio lain, kecepatan komunikasi data, dan ukuran antena.

Tag RFID dan pembaca harus disetel ke frekuensi yang sama untuk
berkomunikasi. Sistem RFID menggunakan frekuensi yang berbeda, tetapi yang paling
umum adalah frekuensi rendah (30 kHz 500 kHz), frekuensi tinggi (13,56 MHz) dan
ultra-tinggi-frekuensi atau UHF (860-960 MHz). Microwave (2,45 GHz) juga
digunakan dalam beberapa aplikasi.

Gambar 2.5 Frekuensi yang dapat digunakan RFID

Pada frekuensi rendah, tag pasif tidak dapat mentransmisikan data dengan jarak
yang jauh, karena keterbatasan daya yang diperoleh dari medan elektromagnetik. Akan
tetapi komunikasi tetap dapat dilakukan tanpa kontak langsung. Pada kasus ini hal
yang perlu mendapatkan perhatian adalah tag pasif harus terletak jauh dari objek
logam, karena logam secara signifikan mengurangi fluks dari medan magnet.
Akibatnya tag RFID tidak bekerja dengan baik, karena tag tidak menerima daya
minimum untuk dapat bekerja.

Pada frekuensi tinggi, jarak komunikasi antara tag aktif dengan pembaca RFID
dapat lebih jauh, tetapi masih terbatas oleh daya yang ada. Sinyal elektromagnetik

Universitas Sumatera Utara


24

pada frekuensi tinggi juga mendapatkan pelemahan (atenuasi) ketika tag tertutupi oleh
es atau air. Pada kondisi terburuk, tag yang tertutup oleh logam tidak terdeteksi oleh
pembaca RFID.

Ukuran antena yang harus digunakan untuk transmisi data bergantung dari
panjang gelombang elektromagnetik. Untuk frekuensi yang rendah, maka antena harus
dibuat dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan RFID dengan frekuensi
tinggi.

2.3.5 Cara Kerja RFID

RFID menggunakan RF (Gelombang radio/gelombang elektromagnetik) sinyal untuk


memindahkan informasi dari RFID tag ke reader, sehingga dapat beroperasi diberbagai
macam kondisi lingkungan yang berbeda, dan memberikan tingkat integritas data yang
tinggi.

Gambar 2.6 Skema Kerja Perangkat RFID

Ketika suatu RFID tag melewati daerah antena scanning, RFID tag akan
mendeteksi sinyal aktivasi dari antena. Hal ini akan mengaktifkan chip RFID, lalu ia
akan mengirimkan informasi pada microchipnya untuk ditangkap oleh scanning
antenna. Tag RFID tidak memiliki catu daya sehingga antena berfungsi sebagai
pencatu sumber daya dengan memanfaatkan medan magnet dari pembaca (reader)
kemudian memodulasi medan magnet tersebut untuk nantinya digunakan kembali
mengirim data yang ada dalam tag RFID. Pemgiriman data dari tag ke reader

Universitas Sumatera Utara


25

menggunakan gelombang elektromagnetik kemudian diterima oleh antena pada label


RFID. Pengiriman data dari label RFID berupa nomor serial yang tersimpan dalam
label, dengan mengirim kembali gelombang radio ke reader. Informasi dikirim dan
dibaca dari label RFID oleh reader menggunakan gelombang radio.

2.3.6 Format Data RFID

Pembacaan format data yang dikeluarkan oleh RFID reader adalah dengan format
output ASCII atau Wiegand 26-bit. Output data dengan format ASCII adalah yang
paling banyak digunakan karena outputnya sangat mudah untuk dihubungkan pada
mikrokontroller atau PC dengan menggunakan komunikasi serial UART.

2.3.6.1 Format Data ASCII

Output yang memiliki format ASCII memiliki struktur sebagai berikut:

Tabel 2.2 Data ASCII


02 10 data karakter ASCII Checksum CR LF 03
(1 byte) (10 byte) (2 byte) (1 byte) (1 byte) (1 byte)

ASCII (RS232)
Pin1 Ground Zero volts and Tuning Capacitor Ground
Pin2 Reset Bar Strap to +5V
Pin3 Antenna NC
Pin4 Antenna NC
Pin5 Strap to Ground
Pin6 CMOS Serial ASCII
Pin7 TTL Data Serial ASCII inverted
Pin8 BEEP/LED 2,7 KHz Logic
Pin9 +4,6 through +5,5V Supply DC volts

Universitas Sumatera Utara


26

Format data ASCII memiliki total panjang data 16 bytes dengan tambahan masing
masing 1 byte sebagai start bit dan stop bit. Nilai checksum merupakan hasil dari
exclusive OR dari 10 bytes data ASCII. CR dan LF merupakan kode kontrol yang akan
menggeser cursor ke sebelah kiri tampilan, tetapi tidak akan menyebabkan
perpindahan baris. Line Feed (LF) merupakan kode kontrol yang akan menyebabkan
cursor berada pada baris selanjutnya.

2.3.7 Tingkat Akurasi Sistem RFID

Tingkat akurasi RFID di definisikan sebagai tingkat keberhasilan RFID reader


melakukan identifikasi sebuah tag yang berada pada area kerjanya. Keberhasilan dari
proses identifikasi sangat dipengaruhi oleh beberapa batasan fisik, yaitu:
1. Posisi antena pada RFID reader
2. Karakteristik dari material lingkungan yang mencakup sistem RFID
3. Batasan catu daya
4. Frekuensi kerja sistem RFID

2.4. Mikrokontroler ATMega8535

Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika. Sebagai teknologi baru,
yaitu teknologi semi konduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun
hanya membutuhkan ruang kecil serta dapat diproduksi secara massal (dalam jumlah
banyak) sehingga harga menjadi lebih murah (dibandingkan mikroprosessor). Sebagai
kebutuhan pasar, mikrokontroler hadir untuk memenuhi selera industri dan para
konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat-alat bantu dan mainan yang lebih
canggih serta dalam bidang pendidikan.

Tidak seperti sistem komputer yang mampu menangani berbagai macam


program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka, dan lain sebagainya),
mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan
lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM-nya. Pada sistem komputer

Universitas Sumatera Utara


27

perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna


disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar, sedangkan rutin-rutin antar muka
perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada
mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar artinya program kontrol
disimpan dalam ROM yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan
sebagai tempat penyimpanan sederhana sementara termasuk register-register yang
digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan.

Mikrokontroler saat ini sudah dikenal dan digunakan secara luas pada dunia
industri. Banyak sekali penelitian atau proyek mahasiswa yang menggunakan berbagai
versi mikrokontroler yang dapat dibeli dengan harga yang relatif murah. Hal ini
dikarenakan produksi masal yang dilakukan oleh para produsen chip seperti Atmel,
Maxim, dan Microchip. Mikrokontroler saat ini merupakan chip utama pada hampir
setiap peralatan elektronika canggih. Alat-alat canggih sekarang ini sangat bergantung
pada kemampuan mikrokontroler tersebut.

Gambar 2.7 Bentuk Fisik Mikrokontroler Atmega8535

2.4.1 Arsitektur Mikrokontroler ATMega 8535

Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur RISC 8 bit, dimana semua instruksi dikemas
dalam kode 16-bit (16-bit word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu)
siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS51 yang membutuhkan 12 siklus clock.
Tentu saja itu terjadi karena kedua jenis mikrokontroler tersebut memiliki arsitektur
yang berbeda. AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing),
sedangkan seri MCS51 berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing).
Secara umum AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny,

Universitas Sumatera Utara


28

keluarga AT90Sxx, keluarga ATmega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang


membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari
segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama.

Arsitektur ATMega8535 secara umum adalah sebagai berikut :


a. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D
b. ADC (Analog to Digital Converter) 10 bit sebanyak 8 saluran
c. 3 buah timer/counter dengan kemampuan perbandingan
d. SRAM sebesar 512 byte
e. Port antar muka SP18535 memory map
f. Watchdog timer dengan silator internal
g. 512 byte EEPROM yang dapat di program saat operasi
h. 8 kb Flash memory dengan kemampuan Read While Write
i. Unit interupsi internal dan eksternal
j. 4 channel PWM
k. 6 sleep modes : ADC Noise Reduction, Power-save, Power-down, Idle, standby
dan extended standby
l. Analog comparator
Port USART untuk komunikasi serial dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps

AVR ATMega8535 memiliki ruang pengalamatan memori data dan memori


program yang terpisah. Memori data terbagi menjadi 3 bagian, yaitu 32 buah register
umum, 64 buah register I/O, dan 512 byte SRAM Internal.

Register keperluan umum menempati space data pada alamat terbawah, yaitu
$00 sampai $1F. Sementara itu, register khusus untuk menangani I/O dan control
terhadap mikrokontroller menempati 64 alamat berikutnya, yaitu mulai dari $20
hingga $5F. Register tersebut merupakan register yang khusus digunakan untuk
mengatur fungsi terhadap berbagai peripheral mikrokontroller, seperti control register,
timer/conter, fungsi-fungsi I/O, dan sebagainya. Register khusus alamat memori secara
lengkap Alamat memori berikutnya digunakan untuk SRAM 512 byte, yaitu pada
lokasi $60 sampai dengan $25F.

Universitas Sumatera Utara


29

Gambar 2.8 Blok Diagram Fungsional ATMega8535

Universitas Sumatera Utara


30

2.4.2 Konfigurasi Pin ATMega8535

Konfigurasi pin ATMega8535 bisa dilihat pada gambar 2.10 dibawah ini.

Gambar 2.9 Pin ATMega8535

Keterangan:
a. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya
b. GND merupakan pin Ground
c. Port A (PA0 PA7) merupakan pin I/O dan pin masukan ADC
d. Port B (PB0 PB7) merupakan pin I/O yang mempunyai fungsi khusus yaitu
Timer/Counter, komparator analog dan SPI
e. Port C (PC0 PC7) merupakan port I/O dan pin yang mempunyai fungsi
khusus, yaitu komparator analog dan timer oscillator
f. Port D (PD0 PD1) merupakan port I/O dan pin fungsi khusus yaitu
komparator analog dan interrupt eksternal serta komunikasi serial
g. RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler
h. XTAL1 dan XTAL merupakan pin masukan clock eksternal
i. AVCC merupakan pin masukan untuk tegangan ADC
j. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi untuk ADC

Universitas Sumatera Utara


31

Data yang dipakai dalam mikrokontroler ATMega8535 dipresentasikan dalam


sistem bilangan biner, desimal dan bilangan heksadesimal. Data yang terdapat di
mikrokontroler dapat diolah dengan berbagai operasi aritmatik (penjumlahan,
pengurangan, dan perkalian) maupun operasi nalar (AND, OR, dan EOR /eksklusif
OR). AVR ATmega8535 memiliki tiga buah timer, yaitu:
1. Timer/counter 0 (8 bit)
2. Timer/counter 1 (16 bit)
3. Timer/counter 2 (8 bit)

Karena ATMega8535 memiliki 8 saluran ADC maka untuk keperluan


konversi sinyal analog menjadi data digital yang berasal dari sensor dapat langsung
dilakukan prosesor utama. Beberapa karakteristik ADC internal ATMega8535 adalah:
1. Mudah dalam pengoperasian
2. Resolusi 10 bit
3. Memiliki 8 masukan analog
4. Konversi pada saat CPU sleep
5. Interrupt waktu konversi selesai

2.5 MAX 232

MAX232 adalah chip yang digunakan untuk menghubungkan antara isyarat RS232
dan UART. MAX232 adalah IC pertama yang dalam satu paket berisi driver dan
penerima. MAX232 mempunyai 16 pin dan menggunakan tegangan 5V. Isyarat RS232
banyak terdapat pada komputer dan beberapa peralatan lain. Isyarat UART terdapat
pada mikrokontroler atau IC (Integrated Circuit). Isyarat RS232 dan isyarat UART
adalah hampir sama. Antara lain meliputi isyarat menghantar dan menerima (transmit
and receive). Yang membedakan kedua isyarat ini hanyalah level tegangannya.

Universitas Sumatera Utara


32

Gambar 2.10 Max-232


.
RS-232 adalah standar komunikasi serial yang didefenisikan sebagai antar muka
antara perangkat terminal data dan perangkat kumunikasi data menggunakan
pertukaran data biner secara serial.

Standar RS-232 mendefenisikan kecepatan 256 kbps atau lebih rendah dengan
jarak kurang dari 15 meter. Dengan susunan pin khusus yang disebut null modem
cable, standar RS-232 dapat juga digunakan untuk komunikasi data antara dua
komputer secara langsung.

2.6 Motor Stepper

Motor Stepper adalah motor DC yang gerakannya bertahap (step per step) sesuai
dengan pulsa yang diberikan padanya dan memiliki akurasi yang tinggi tergantung
pada spesifikasinya.

Pada umumnya motor stepper hanya mempunyai kumparan pada statornya


sedangkan pada bagian rotornya merupakan magnet permanen. Dengan model motor
seperti ini maka motor stepper dapat diatur posisinya pada posisi tertentu dan/atau
berputar ke arah yang diinginkan, searah jarum jam atau sebaliknya.

Kecepatan motor stepper pada dasarnya ditentukan oleh kecepatan pemberian


data pada komutatornya. Semakin cepat data yang diberikan maka motor stepper akan
semakin cepat pula berputarnya. Pada kebanyakan motor stepper kecepatannya dapat
diatur dalam daerah frekuensi audio dan akan menghasilkan putaran yang cukup cepat.

Universitas Sumatera Utara


33

2.6.1 Jenis Motor Stepper

Berdasarkan metode perancangan rangkain pengendalinya, secara umum terdapat dua


jenis motor stepper yaitu bipolar dan unipolar.
1. Motor Stepper Unipolar
Motor stepper unipolar terdiri dari dua lilitan yang memiliki center tap. Center
tap dari masing - masing lilitan ada yang berupa kabel terpisah ada juga yang
sudah terhubung didalamnya sehingga center tap yang keluar hanya satu kabel.
Untuk motor stepper yang center tapnya ada pada masing masing lilitan kabel
inputnya ada 6 kabel. Namun jika center tapnya sudah terhubung di dalam
kabel inputannya hanya 5 kabel. Center tap dari motor stepper dapat
dihubungkan ke pentanahan atau ada juga yang menghubungkannya ke +VCC
hal ini sangat dipengaruhi oleh driver yang digunakan. Sebagai gambaran dapat
dilihat konstruksi motor stepper unipolar pada gambar berikut.

Gambar 2.11 Konstruksi Motor Stepper Unipolar

Motor ini mempunyai step tiap 30 dan mempunyai dua buah liliatan yang
didistribusikan berseberangan 180 di antara kutub pada stator. Sedangkan
pada rotornya menggunakan magnet permanen yang berbentuk silinder dengan
mempunyai 6 buah kutub, 3 kutub selatan dan 3 buah kutub utara. Sehingga
dengan konstruksi seperti ini maka jika dibutuhkan kepresisian dari motor
stepper yang lebih tinggi dibutuhkan pula kutub - kutub pada stator dan rotor
yang semakin banyak pula. Pada gambar 2.11, motor tersebut akan bergerak
setiap step sebesar 30 dengan 4 bit urutan data (terdapat dua buah lilitan
dengan tap, total lilitan menjadi 4 lilitan).

Universitas Sumatera Utara


34

Ketelitian dari magnet permanen di rotor dapat sampai 1,8 untuk tiap
stepnya. Ketika arus mengalir melalui tap tengah pada lilitan pertama akan
menyebabkan kutub pada stator bagian atas menjadi kutub utara sedangkan
kutub stator pada bagian bawah menjadi kutub selatan. Kondisi akan
menyebabkan rotor mendapat gaya tarik menuju kutub - kutub ini. Dan ketika
arus yang melalui lilitan 1 dihentikan dan lilitan 2 diberi arus maka rotor akan
mengerak lagi menuju kutub - kutub ini. Sampai di sini rotor sudah berputar
sampai 30 atau 1 step.

2. Motor stepper bipolar


Motor stepper bipolar memiliki dua lilitan. Perbedaan dari tipe unipolar adalah
bahwa pada tipe bipolar lilitannya tidak memiliki center tap. Keunggulan tipe
bipolar yaitu memiliki torsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan tipe
unipolar untuk ukuran yang sama.

Gambar 2.12 Konstruksi Motor Stepper Bipolar

Pada motor stepper tipe ini hanya memiliki empat kabel masukan. Namun
untuk menggerakan motor stepper tipe ini lebih rumit jika dibandingkan
dengan menggerakan motor stepper tipe unipolar.

2.7 ULN2803

ULN2803 adalah chip Integrated Circuit (IC) berupa rangkaian transistor Darlinton
dengan Tegangan Tinggi. Hal ini memungkinkan untuk membuat antar muka sinyal
TTL dengan beban tegangan tinggi. Chip mengambil sinyal tingkat rendah (TLL,
CMOS, PMOS, NMOS - yang beroperasi pada tegangan rendah dan arus rendah) dan

Universitas Sumatera Utara


35

bertindak sebagai relay, menyalakan atau mematikan tingkat sinyal yang lebih tinggi
di sisi yang berlawanan. Bentuk fisiknya dapat dilihat seperti gambar berikut.

Gambar 2.13 ULN2803

Motor stepper merupakan motor yang bergerak dengan cara step per step atau
langkah perlangkah. Pengontrolan motor ini berdasarkan pulsa - pulsa data yang
diberikan dengan urutan yang tepat, namun selain itu pulsa yang diberikan harus
mempunyai arus yang cukup besar untuk fase lilitan agar motor bisa bergerak.

Untuk itu biasa digunakan IC ULN2803 sebagai driver motor stepper karena
sifatnya seperti transistor darlington sehingga dapat menahan arus lebih besar
dibandingkan jika motor langsung dicatu dari port mikrokontroler bisa menyebabkan
kerusakan akibat kelebihan arus.

Secara fisik ULN2803 adalah konfigurasi IC 18-pin dan berisi delapan


transistor NPN. Pins 1-8 menerima sinyal tingkat rendah, pin 9 sebagai grounding
(untuk referensi tingkat sinyal rendah). Pin 10 adalah COM pada sisi yang lebih tinggi
dan umumnya akan dihubungkan ke tegangan positif. Pins 11-18 adalah output (Pin 1
untuk Pin 18, Pin 2 untuk 17, dst).

Gambar 2.14 Konfigurasi Pin ULN 2803

Universitas Sumatera Utara


36

Sebuah sinyal TTL beroperasi dalam selang 0-5V, dengan segala sesuatu antara 0,0
dan 0.8V dianggap "rendah" (off), dan 2,2 sampai 5.0V dianggap "tinggi" (on). Daya
maksimum yang tersedia pada sinyal TTL tergantung pada jenisnya, tetapi umumnya
tidak melebihi 25mW (~ 5mA @ 5V), sehingga tidak cukup untuk sesuatu seperti
kumparan relay. Di sisi output ULN2803 umumnya berada pada selang nilai
50V/500mA, sehingga dapat mengoperasikan beban kecil secara langsung. Pada
aplikasi lain, sering digunakan untuk daya kumparan dari satu atau lebih relay, yang
memungkinkan tegangan yang lebih tinggi atau arus yang lebih kuat, dikontrol oleh
sinyal tingkat rendah. Dalam aplikasi arus kuat (listrik), ULN2803 menggunakan
tingkat rendah (TTL) sinyal untuk mengaktifkan ataupun mematikan sinyal
tegangan/arus yang lebih tinggi pada sisi output.

2.8 IC LM324

IC LM324 merupakan IC Operational Amplifier, IC ini mempunyai 4 buah op-amp


yang berfungsi sebagai komparator. IC ini mempunyai tegangan kerja antara +5 V
sampai +15V untuk +Vcc dan -5V sampai -15V untuk -Vcc. Bentuk fisik IC LM324
dapat dilihat seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2.15 Bentuk Fisik LM324

Sedangkan untuk konfigurasi dari pin pin IC LM324 dapat kita lihat pada gambar
2.17.

Universitas Sumatera Utara


37

Gambar 2.16 Konfigurasi Pin LM324

Keterangan: n
a. Pin 1,7,8,14 (Output) : Merupakan sinyal output
b. Pin 2,6,9,13 (Inverting Input) : Semua sinyal input yang berada di pin ini akan
mempunyai output yang berkebalikan dari
input.
c. Pin 3,5,10,12 (Non-inverting input): Semua sinyal input yang berada di pin ini akan
mempunyai output yang sama dengan input
(tidak berkebalikan).
d. Pin 4 (+Vcc) : Pin ini dapat beroperasi pada tegangan antara
+5 Volt sampai +15 Volt.
e. Pin 11 (-Vcc) : Pin ini dapat beroperasi pada tegangan antara
-5 Volt sampai -15 Volt.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai