Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI

PENGUAT RF PADA MICROPHONE WIRELESS


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Elektronika Telekomunikasi
Semester 3
PEMBIMBING :

M. Taufik, ST, MT.

KELOMPOK 4
JTD 2A
A F R IJ A L D I FAU L K G

(JTD 2A 02/ 1341160047)

K I K I L A I L ATU L R

(JTD 2A 10/ 1341160013)

M ZAKARIA ANSHORI

(JTD 2A 12/ 1341160070)

WAH Y U N A R D I A N T O

(JTD 2A 23/ 1341160030)

JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL


TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum penguat adalah peralatan yang menggunakan tenaga yang kecil untuk
mengendalikan tenaga yang lebih besar. Dalam peralatan elektronik dibutuhkan suatu
penguat yang dapat digunakan untuk mengkonversi sinyal frekuensi radio berdaya rendah
menjadi sinyal yang lebih besar. Penguat ini harus menunjukkan tingkat perolehan daya yang
tinggi, gambaran noise yang rendah, stabilitas dinamis yang baik, admitansi pindah baliknya
rendah sehingga antena akan terisolasikan dari osilator, dan selektivitas yang cukup untuk
mencegah masuknya frekuensi IF, frekuensi bayangan, dan frekuensi-frekuensi lainnya.
Penguat daya RF digunakan untuk menguatkan daya keluaran osilator sampai suatu nilai
yang dikehendaki. Keluaran penguat daya RF diumpankan ke antena melalui saluran
transmisi. Daya keluaran dari suatu pemancar ditentukan oleh penguat daya RF yang
digunakan, sehingga pemancar berdaya kuat akan dapat diperoleh apabila penguat daya RF
yang digunakan mampu menghasilkan daya keluaran yang besar. Pemancar yang umum
dipasarkan adalah pemancar dengan daya keluaran kecil. Pemancar berdaya besar, selain sulit
diperoleh harganya juga sangat mahal. Selain itu, penggunaan pemancar komersial terbatas
pada daya keluaran dan frekuensi kerja yang telah dispesifikasikan. Pemancar dengan
spesifikasi daya keluaran 1000 mW pada frekuensi kerja 100 MHz tidak akan dapat
menghasilkan daya keluaran 1000 mW apabila dikerjakan pada frekuensi 200 MHz.
Penguat daya RF dirancang untuk dioperasikan pada frekuensi ( ) 100 MHz, dengan daya
keluaran (

) 1000 mW pada tegangan catu (

) 12V. Frekuensi kerja ditetapkan karena

berhubungan dengan transistor dan nilai komponen yang akan digunakan, yaitu induktor dan
kapasitor. Tegangan catu ditetapkan untuk menentukan resistansi beban kolektor (

) yang

dibutuhkan untuk menghasilkan daya keluaran yang diharapkan.


Pada pengimplementasian penguat RF ini kita memilih Microphone wireless.
Microphone tanpa kabel atau disebut juga Wireless adalah suatu rangkain elektronik yang
berfungsi mengubah gelombang suara menjadi gelombang listrik lalu dipancarkan dalam
bentuk gelombang elektromagnet, gelombang ini kemudian ditangkap oleh suatu rangkaian
penerima yang mengubahnya menjadi gelombang suara kembali yang batas komunikasi jarak
jauh dengan jangkauan terbatas yaitu 100 m

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana prinsip kerja penguat RF pada microphone wireless ?
2. Bagaimana cara merancang penguat RF pada microphone wireless ?
3. Bagaimana menghitung penguatan pada buffer, driver, dan final?
4. Bagaimana mengukur penguatan pada buffer, driver, dan final?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui parinsip kerja penguat RF di microphone wireless.
2. Mengetahui cara merancang sistem microphone wireless.
3. Mengetahui cara menghitung penguatan pada buffer, driver, dan final.
4. Mengetahui cara mengukur penguatan pada buffer, driver, dan final.

BAB II
2.1 TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Dasar Teori


2.2.1 Alokasi Frekuensi Radio

Gambar Diagram blok siskom radio

Penguat RF merupakan perangkat yang berfungsi memperkuat sinyal frekuensi tinggi


yang dihasilkan osilator RF dan diterima oleh antena untuk dipancarkan. Pada penguat RF,
rangkaian yang umum digunakan adalah penguat kelas A dan Kelas C. Penguat RF akan
bekerja secara efiesien apabila mempunyai matching impedansi antar sesama RF.
RF atau radio frekuensi mempunyai range frekuensi 10KHz-30GHz. Sinyal audio
mempunyai range 20Hz-20KHz harus terlebih dahulu dikuatkan dan dimodulasi agar bisa
ditransmisikan dalam frekuensi RF. Penguat RF mempunyai 2 tipe yaitu RF Low Level yaitu
penguat RF yang ditemukan pada radio dan pada transmisi sinyal dengan level kecil. Tipe
penguat RF yang lain yaitu penguat daya RF yang digunakan pada pemancar atau aplikasi
lainnya, dimana daya RF level tinggi diperlukan.

Tingkatan Penguat RF

1. Buffer
Buffer merupakan blok rangkaian yang berfungsi sebagai penyangga atau penyaring
sinyal masukan (input) agar sesuai dengan karakteristik kerja penguat.
Ciri :

Daya outputnya kecil

Impedansi input tinggi yang pembebanan yang rendah dari tingkat sebelumnya

Impedansi output rendah

Jika buffer tidak digunakan, maka transfer daya dari tingkat sebelumnya ke
tingkat selanjutnya tidak akan maksimum

Umumnya mempunyai daya output maksimum 0,5 watt

2. Driver
Driver merupakan penguat tingkat dua yang juga merupakan rangkaian kendali dari
penguat RF. Rangkaian penguat pada driver akan menentukan daya pada rangkaian final.
Ciri :

Mempunyai daya output yang lebih besar dari rangkaian buffer

Umumnya mempunyai daya output maksimum 5 watt

Rangkaian penguatnya dikatakan rangkaian penguat sinyal menengah atau


daya sedang.

3. Final
Final merupakan penguat tingkat akhir. Rangkaian penguat final menentukan daya
output secara keseluruhan dari penguat RF. Rangkaian final ini merupakan penguat
tingkat akhir yang dihubungkan ke antena pemancar. Komponen penguat dari rangkaian
final ini mempunyai daya yang tinggi.

Tabel Alokasi Frekuensi Radio

2.2.2 Microphone Wireless


2.2.2.1 Pengertian Microphone Wireless
Microphone atau sering ditulis mikropon adalah suatu alat yang dapat mengubah
getaran suara menjadi getaran listrik. Microphone merupakan salah satu sumber pokok dan
merupakan input studio rekaman (studio produksi). Karena sangat peka dalam menerima
getaran suara, peletakan microphone memerlukan pengaturan yang khusus agar suarasuara
yang tidak diperlukan tidak ikut masuk menggetarkan membrane mikropon. Media
penghantar getaran listriknya merambat melalui kabel.
Wireless merupakan jaringan tanpa kabel yang menggunakan udara sebagai media
transmisinya untuk menghantarkan gelombang elektromagnetik. Perkembangan wireless
sebenarnya telah dimulai sejak lama dan telah dibuktikan secara ilmiah oleh para ilmuan
dengan penemuan radio dan kemudian dilanjutkan dengan penemuan radar. Kemudian

dengan perkembangan kebutuhan informasi bagi manusia, maka penggunaan wireless


semakin banyak dan tidak hanya untuk penggunaan radio dan radar saja.
Pada mulanya, wireless microphone digunakan untuk program-program dimana para
talentnya membutuhkan pergerakan yang bebas, akan tetapi sekarang ini terjadi pergeseran
dimana wireless microphonedigunakan karena jika menggunakan wire(kabel) terlihat agak
kotor di gambar dengan adanya kabel yang melintang di set ( dalam kasus ini, terlihat bahwa
kualitas audio agak sedikit dikorbankan demi kualitas visual) dan itu dilakukan oleh
beberapa stasiun tv. Suatu program yang sebenarnya lebih bagus dan aman secara kualitas
menggunakan wired

microphone, dengan alasan

demi

kepentingan

gambar

maka

menggunakan wireless microphone.


Pada sistem wireless mic, sebuah dynamic mic maupun condensor micdihubungkan
kepada transmitter radio FM (Frequency Modulation) yang sangat kecil. Karena sinyal
audio dikonversikan menjadi Radio Frequency (RF) untuk kemudian dikirim (transmit) ke
area produksi, maka microphonejenis ini sering juga disebut RF microphone.
Ada dua jenis microphone wireless yaitu sistem yang terdiri dari satu unit (all-in-one)
dan sistem two-piece. Pada jenis one-piece biasanya berbentuk handheld, komponen
microphone, battere, transmitter dan antenna terdapat dalam satu unit. Pada jenis two-piece,
biasanya berbentuk clip on yang sangat kecil. Mereka terbagi dalam dua unit,yaitu
microphone dan kotak transmitter. Antara microphone dan kotak transmitter dihubungkan
dengan kabel yang cukup pendek. Karena microphone dan kotak transmitter letaknya
terpisah, maka microphonenya bisa disembunyikan dengan baik. Sementara kotak
transmitter yang didalamnya terdapat battere dan antenanya dapat dijepitkan di ikat pinggang,
dimasukkan ke kantong atau disembunyikan di dalam pakaian.
Pada microphone wireless, sinyal audio dari microphone diubah menjadi gelombang
FM berdaya rendah dan kemudian ditransmisikan oleh antenna dengan polar pattern circular.
Pada kondisi optimal, wireless mic dapat menjangkau hingga radius 300 meter, tetapi bila
terhalang oleh suatu objek, apalagi objek yang mengandung metal, maka jaraknya dapat
berkurang hingga 75 meter bahkan kurang dari itu.

2.2.2.2 Desain Microphone


Dilihat dari desainnya, maka microphone terbagi menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Handheld mic, jenis ini merupakan microphone yang dapat dipegang oleh talent
maupun reporter pada waktu interview. Jenis microphone ini biasanya merupakan
dynamic mic. Sifatnya meredam suara desis. Biasanya digunakan untuk acara liputan
di lapangan ataupun konser musik.
2. Personal mic (lavaliere/clip on mic), jenis microphone yang sangat kecil sehingga bisa
diselipkan di balik pakaian, di rambut atau di telinga. Biasanya digunakan presenter
ketika membawakan acara atau wawancara di studio. Di negara eropa popular dengan
sebutan lapel. Di sebut lapelkarena biasa dijepit di kerah baju, jas ataupun
menempel dibalik dasi. Jarak pemasangannya sekitar 6 - 8 inci di bawah dagu sekitar
21cm 28 cm
3. Shotgun mic, jenis microphone yang sering digunakan di lokasi produksi untuk
mendapatkan suara pada jarak yang cukup jauh dari kamera (biasanya untuk syuting
produksi drama dan film layar lebar).Microphone ini bentuknya panjang dan ramping
mirip

seperti

laras

senapan,

biasanya

merupakan condensor

mic. Sifatnya

mempertajam suara jadi suara lemah dan jauh akan ditangkap oleh microphone ini
oleh

karena

itu

dengan

shotgun mic tidak

perlu

mendekat

pada

sasaran

obyek.Shotgun mic harus diarahkan lurus ke sumber suara.


2.2.2.3 Karakterisik Microphone
Seperti halnya pada lensa yang memiliki karakteristik yang dapat dilihat, microphone
juga memiliki karakteristik yang dapat didengar.
Ada tiga kategori direksivitas microphone:
1. Omnidirectional Microphone
Sering juga disebut non-directional mic karena memiliki bidang dengar yang sama
kuat dari segala arah (360). Karakteristik ini popular di radio, dimana beberapa orang dapat
duduk mengelilingi satu mic omni dan hasilnya semua orang tetap terdengar sama jelasnya.

Namun demikian, karakteristik ini justru kurang menguntungkan untuk produksi video.
Karena sebagai akibatnya, suara-suara di belakang kamera akan turut terdengar, suara noise
ambient di sekeliling reporter akan terdengar dan sebagainya.

Bi-directional Microphone
Pada microphone dengan karakteristik bi-directional memiliki sensitifitas yang sangat
bagus dari dua arah. Sering juga disebut dengan figure eight, Karena responnya mirip angka
delapan. Microphone ini juga popular digunakan di radio untuk keperluan interviewyang
melibatkan dua orang. Microphone ini diletakkan persis di tengah-tengah antara kedua orang
tersebut.
2. Unidirectional Microphone
Microphone jenis ini memiliki sensitifitas penangkapan suara yang sangat bagus
hanya dari satu arah saja. Kategori jenis ini terbagi lagi sebagai:
a) Cardioid
b) Supercardioid
c) Hypercardioid
d) Parabolic
Walaupun terminologinya mirip seperti yang digunakan di dunia kedokteran,
sebenarnya arti dari masing-masing jenis menunjukkan seberapa lebar pick up patern (pola
tangkap) microphone tersebut.

a) Cardioid

Dinamakan demikian karena memang bentuk responnya mirip dengan bentuk jantung
(cardio dalam istilah kedokteran). Microphonedengan polar pattern cardioids sangat sensitif
terhadap sumber suara dari depan dan kurang sensitif terhadap suara dari belakang.
b) Supercardioid
Microphone jenis ini lebih directional daricardioid. Sehingga bila microphone ini
dihadapkan ke arah sumber suara, maka suara yang mengganggu (biasanya terletak off-axis)
cenderung diredam. Polar pattern ini mirip dengan polar pattern dengar telinga kita, dimana
kita sering mengubah arah kepala kita guna lebih memperjelas suara yang ingin kita dengar.
c) Hypercardioid
Microphone dengan jenis ini memiliki polar pattern yang lebih sempit dibanding
supercardioid. Walaupun memiliki sudut yang sangat sempit sehingga dapat lebih meredam
suara dari samping, tetapi sebagai akibatnya microphone jenis ini harus selalu diarahkan bila
talent bergerak/berjalan.
d) Parabolic
Jenis parabolic merupakan microphone yang paling directional. Namun demikian
sebenarnya reflector yang berbentuk parabolanyalah yang membentuk karakteristik demikian,
bukanmicrophonenya sendiri. Parabolic microphone bisa menangkap suara sampai lebih dari

60 meter. Namun justru karena polar patternnya yang demikian sempit, parabolic
microphone menjadi tidak praktis dipakai dalam produksi video, dan lebih sering dipakai
pada event sport seperti di sepakbola maupun bola basket.

2.2.2.4 PRINSIP KERJA


Sebuah sistem wireless microphone umumnya terdiri dari tiga komponen utama yaitu
sumber input, pemancar, dan penerima. Prinsip kerjanya adalah sumber input menyediakan
sinyal audio ke pemancar, lalu pemancar mengubah sinyal audio menjadi sinyal radio dalam
bentuk gelombang FM yang kemudian ditransmisikan oleh antena pemancar. Selanjutnya
gelombang tersebut ditangkap oleh antenna penerima receiver yang akan mengubahya
menjadi sinyal audio kembali. Karena sinyal audio dikonversikan menjadi Radio Frequency
(RF) untuk kemudian dikirim (transmit) ke area produksi, maka microphone jenis ini sering
juga disebut RF microphone. Berikut diagram blok wireless microphone :

Diagram Blok Wriless Mikrofon


Pada kondisi optimal, wireless mic dapat menjangkau hingga radius 300 meter, tetapi bila
terhalang oleh suatu objek, apalagi objek yang mengandung metal, maka jaraknya dapat
berkurang hingga 75 meter bahkan kurang dari itu. Wireless microphone FM adalah pemancar
mini FM berdaya rendah. Pemancar mini FM ini berfungsi untuk mengubah satu atau lebih sinyal
input yang berupa frekuensi audio (AF) menjadi gelombang termodulasi dalam sinyal Radio
Frequency (RF) yang kemudian output daya diumpankan ke sistem antena untuk dipancarkan.
Pemancar mini FM ini dirancang untuk bekerja pada frekuensi dengan range 88-108 MHz. Lihat
gambar blok diagram di bawah ini :

Ante
na

Pre Amp
In

Rf Amp
Modulator

Gnd

(Radio
Frequency
)

Mic

Power
Supply

Oscillator

Sebelum mengetahui bagaimana cara kerja dari wireless mic FM ini, terlebih dahulu
perlu diketahi bagian-bagiannya. Berikut ini adalah beberapa bagian dari pemancar :
1. Modulator
Fungsi dari modulator dalah memoduasi sinyal pembawa dengan sinyal informasi.
Hasil dari modulator ini adalah sinyal FM yang memiliki tegangan yang sama dengan
pembawa namun frekuensinya berubah-ubah sesuai dengan sinyal informasi.
2. Penyangga (buffer)
Semua jenis osilator membutuhkan penyangga. Penyangga berfungsi untuk
menstabilkan frekuensi dan amlitudo osilator akibat dari pembebanan tingkat selanjutnya.
3. Osilator
Osilator adalah suatu system atau alat yang menghasilkan sejumlah periodic atau
sinyal listrik yang mempunyai daya kurang dari satu watt sampai dengan ribuan watt. Getaran
ini disebut periodic karena selalu menggunakan sejumlah waktu yang sama untuk setiap
ayunan bolak-balik.

Deskripsi kerja sistem dari wireless mic FM ini adalah :


1. Sinyal suara dengan frekuensi 340-3400 Hz masuk lewat mikrofon. Sinyal yang
masuk ini merupakan gelombang listrik.
2. Lalu terdapat kopling, dimana terdapat kapasitor sebesar 100 nF yang berfungsi untuk
meneruskan sinyal AC dan memblok sinyal DC. Sedangkan R1 sebesar 5k6 dan R2
sebesar 470 k digunakan untuk pembagi tegangan.
3. Bagan pertama dari masukan hingga transistor I C829 merupakan pre-amp, dimana
transistor ini bekerja sebagai penguat dari sinyal yang masuk.
4. Pada bagan kedua tersebut terdapat oscillator yang berfungsi untuk membangkitkan
frekuensi carrier sebesar 100 MHz.
5. Lalu setelah sinyal informasi yang dibawa oleh sinyal pebawa tadi masuk ke
rangkaian penguat. Pada rangkaian ini digunakan penguat kelas A, dimana penguat
kelas A disebut sebagai pengut yang memiliki fidelitas yang yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
http://teknikpenyiaran.blogspot.com/2012/12/karakteristik-microphone.html
http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/microphone/
http://japungjaya.blogspot.com/2014/09/frekuensi-band-untuk-sistem-wireless.html
http://japungjaya.blogspot.com/2014/09/karakteristik-wireless-microphone.html
Introduction, Focal Press. Chapter 3: Microphones
SHURE SLX Wireless User Guide
Sapto N, Dwi P. Sasongko, Isnain G., Rancang Bangun Penguat Daya RF
Wireless Microfon FM, Politeknik Negeri Jakarta

Anda mungkin juga menyukai