Anda di halaman 1dari 41

Penerapan-Penerapan Dioda

Dioda sebagai Penyearah Setengah Gelombang.


Dioda sebagai Penyearah Gelombang Penuh.
Dioda Bridge sebagai Penyearah Gelombang Penuh.
Dioda sebagai Pengganda Tegangan.
Dioda sebagai Clipper.
Dioda sebagai Clamper.
Dioda sebagai pemancar Cahaya.
Dioda Zener sebagai pengatur tegangan.

Rangkaian-Rangkaian Dioda

Agar rangkaian elektronika dapat bekerja dengan


baik, tegangan yang dibutuhkan adalah tegangan dc
(direc current). Tegangan jala-jala adalah teg. ac
(alternating current). Dengan demikian teg. ac harus
diubah menjadi teg.dc. Rangkaian penyearah, dapat
melakukan pengubah teg. ac menjadi teg. dc yang
diminta.
Rangkaian pelipat tegangan, pembatas, penjepit juga
akan dibahas disini.

GELOMBANG SINUS
Sinyal listrik yang paling dasar adalah gelombang sinus.
Sinyal ini sering digunakan untuk menguji rangkaian-rangkaian
elektronika.
Besaran-besaran bentuk gelombang sinus untuk kebutuhan
analisa rangkaian dioda adalah sbb:
V
+VP
1800
2700

0
900
-VP

3600

00

300

0.5VP

450

0.707VP

600

0.866VP

900

VP

Penyearah setengah gelombang

D1

AC 220 V
50 Hz

V
AC 12
50 Hz

RL

Cara kerja penyearah setengah gelombang


Pada puncak setengah siklus positip, dioda D1 mengalami
forward bias. Sehingga arus mengalir dari sekunder trafo
melalui D1, RL kemudian kembali ke sekunder trafo.
Pada puncak setengah siklus yg negatip, dioda D1 mengalami
backward bias sehingga tak ada aliran arus.
Output yang disearahkan setengah gelombang.

Penyearah gelombang penuh

D1

V2 (P )

0.318 . V2 (P )

+ D1 D2

+
AC

12V
50 Hz

0
RL

- +
D2

3600
1800

Cara kerja penyearah gelombang penuh

Pada setengah siklus yang positip, D1 mengalami forward bias dan D2


mengalami backward bias. Sehingga arus mengalir dari sekunder trafo
yg atas, D1, RL kembali ke sekunder trafo yg atas.
Pada setengah siklus yang negatip, D1 mengalami backward bias dan
D2 mengalami forward bias. Sehingga arus mengalir dari sekunder
trafo yg bawah, D2, RL kembali ke sekunder trafo yg bawah.
Output yang disearahkan adalah gelombang penuh.

Penyearah Jembatan (Bridge)

D2

D1

12 V
D1 D3 D4 D2

D3

D4

RL

Cara kerja penyearah Jembatan


Pada setengah siklus yang positip, D1 dan D3 mengalami
forward bias, D2 dan D4 mengalami backward bias. Sehingga
arus mengalir dari sekunder trafo melewati D1 , RL,D3 dan
kembali ke sekunder trafo.
Pada setengah siklus yang negatip, D2 dan D4 mengalami
backward bias, D1 dan D3 mengalami forward bias. Sehingga
arus mengalir dari sekunder trafo melewati D4 , RL,D2dan
kembali ke sekunder trafo.
Output yang disearahkan merupakan gelombang penuh.

Pengganda Tegangan
-

VP

C1

D1

VP
+

VP

C1

D2

VP

D1

D2

C2

C2
-

2VP

VP
+

VP

C1

D2
D1

2VP

C2

RL

2VP

Cara Kerja Pengganda tegangan


Pada puncak setengah siklus negatip yang pertama, D1 mengalami
forward bias dan D2 reverse bias. Sehingga C1 idealnya dimuati
sebesar VP melalui D1 .
Pada puncak setengah siklus yg positip, D1 mengalami reverse bias
D2 forward bias. Karena tegangan sumber C1 terhubung seri, maka
C2 terisi 2VP melalui D2.
Output pelipat ganda tegangan diperoleh pada RL yang dipasang
pada C2.

Pelipat Tiga Tegangan

Pelipat Tiga Tegangan

VP
VP

2VP

C1

D1

D2

C2
-

2VP

C3

D3

Cara Kerja Pelipat Tiga tegangan


Pada puncak setengah siklus negatip yang pertama, D1 dan
D3 mengalami forward bias dan D2 reverse bias. Sehingga C1
idealnya dimuati sebesar VP melalui D1 dan C3 dimuati 2VP
melalui D3 .
Pada puncak setengah siklus yg positip, D1 dan D3 mengalami
reverse bias D2 forward bias. Karena tegangan sumber dan C1
terhubung seri, maka C2 terisi 2VP melalui D2.
Output pelipat tiga tegangan diperoleh pada RL yang dipasang
pada C1 seri dengan C3.

Pelipat Empat Tegangan

VP

VP

2VP

C3

C1
D1

D2

D3

D4

C2
-

C4
+

2VP

2VP

Pelipat Empat Tegangan

Cara Kerja Pelipat Empat tegangan


Pada puncak setengah siklus negatip yang pertama,
D1 dan D3 mengalami forward bias, D2 dan D4 reverse
bias. Sehingga C1 idealnya dimuati sebesar VP
melalui D1 dan C3 dimuati 2VP melalui D3 .
Pada puncak setengah siklus yg positip, D1 dan D3
mengalami reverse bias D2 dan D4 forward bias.
Karena tegangan sumber dan C1 terhubung seri,
maka C2 terisi 2VP melalui D2 dan C4 terisi 2VP melalui
D4.
Output pelipat empat tegangan diperoleh pada RL
yang dipasang pada C2 seri dengan C4.

Limiter (Clipper)
Positip/Negatip
+ 0.7 V

RS

VP

Dipotong

RL

RS
- 0.7 V

VP

RL

+
Dipotong

Cara kerja Clipper Positip


Selama setengah siklus yang positip, dioda kondisi
forward bias, idealnya semua siklus positip di tiada
kan namun karena dioda mempunyai teg. 0.7 V,
maka diatas sumbu 0 muncul tegangan + 0.7 V.
Selama setengah siklus yang negatip, dioda pada
kondisi backward bias, maka setengah siklus
negatip tidak ada pemotongan( tetap muncul pada
output RL).
Apabila clippernya negatip, maka cara kerja adalah
sebaliknya.

Cara kerja Clipper Gabungan


Pemahaman cara kerja Clipper Positip dan Negatip adalah
sebagai acuan nya, sehingga clipper gabungan akan meng
hasilkan pemotongan sebagian siklus yang atas dan yang
bawah.

+ 0.7 V

RS

Dipotong

D
RL

VP
+

D
Dipotong
- 0.7 V

Cara kerja Clipper dengan


pemakaian tegangan
Tingkat limiter dapat ditambah dengan penambahan
tegangan pada dioda.
V + (+ 0.7 V)

RS

Dipotong

VP

RL

+
Dipotong
V + (- 0.7 V)

DC Clamper
Positip/Negatip
-

+2VP

VP

VP
+

0.7 V

VP

0.7 V

-2VP
D

VP
+

DC Clamper Gabungan

VP

C
RL

VP
+

2VP

Cara kerja DC Clamper


Positip / Negatip
DC clamper dapat menambah tegangan DC pada sebuah
sinyal.
Apabila ada sinyal datang berayun dari -10 V sampai +10 V,
DC clamper positip akan menghasilkan output yang ideal nya
berayun dari 0 sampai +20 V. Sedangkan DC clamper negatip
akan menghasilkan 0 sampai - 20 V.
Pada setengah siklus negatip yang pertama dari sinyal masuk,
dioda menghantar. Pada puncak siklus negatip, kapasitor harus
terisi VP.
Sesaat setelah puncak negatip, dioda tak menghantar, kita
harus memperhitungkan tetapan waktu RL C. Agar muatan C
tidak habis ketika sinyal berikutnya datang.
Dengan kata lain kapasitor hampir masih terisi penuh selama
dioda tak menghantar.

Penyearahan
Penyearah adalah pengubah tegangan input AC menjadi
tegangan DC berdenyut sebagai outputnya. Dengan kata
lain, tegangan output selalu positip atau nol, tergantung
setengah siklus yang mana tagangan inputnya.

Tegangan rata-rata
Vdc = 0.318 V2(puncak)
Misalnya: teg. Input ac adalah 12 Volt, maka V2(puncak)
adalah :
V2(puncak) = 12 / 0.707 = 16.973 Volt
nilai dc nya adalah:

Vdc = 0.318 V2(puncak) = 5.393 Volt.

Batas kemampuan arus dioda


Idc = Io
Io = I dioda

Idc = Vdc / R
Bila nilai R = 10 ,

Idc = Vdc / R
Idc = 5.393 / 10
Idc = 0.5393 Amper

Puncak tegangan balik ( PIV )

Dioda pd kondisi Reverse bias


-

AC 220 V
50 Hz

D1

V
AC 12
50 Hz

RL

Pada kondisi reverse bias PIV dioda tidak boleh lebih rendah dari tegangan V2(puncak).
Bila V2(puncak) = 16.973 Volt, maka PIV dari dioda harus lebih besar dari V2(puncak) .
PIV ( Peak Inverse Voltage ).

Tegangan rata-rata utk penyearah


Gelombang Penuh.
Pengaruh Centre Tap pada sekunder trafo, masing-masing
dioda hanya menerima setengah tegangan sekunder trafo.
Ini berarti bahwa puncak yang disearahkan oleh dioda adalah :

V out (puncak) = 0.5 V2(puncak)

Nilai rata-rata ( nilai dc ) dari keluaran gelombang Penuh yang


disearahkan adalah dua kali keluaran setengah gelombang.
Vdc =

0.636 V out (puncak)

Batas kemampuan arus dioda


Idc = Vdc / R
Bila nilai R = 10 ,

Idc = Vdc / R
Idc = 5.393 / 10 = 0.5393 Amper
Arus yg terjadi pada dioda adalah:
I dioda = 0.5 Idc
Hal ini terjadi karena adanya centre tap pada
trafo, sehingga masing-masing dioda hanya
melewatkan setiap setengah siklus.

Frequensi.
-Frequensi pada penyearah setengah gelombang,
perioda keluarannya sama dengan frequensi
masuknya ( satu siklus keluaran, utk setiap siklus
masukan )
- Frequensi pada penyearah gelombang penuh,
perioda keluarannya dua kali frequensi masuknya,
( dua siklus penuh pada keluaran untuk setiap satu
siklus masukan ).
PIV ( Peak Inverse Voltage )
PIV = V2 (puncak)

Tegangan rata-rata utk penyearah


Jembatan.
Puncak tegangan beban adalah :
V out (puncak) =

V2(puncak)

Karena keluaran penyearah jembatan adalah sinyal gelombang


penuh, maka nilai rata-rata nya adalah:
Vdc =
=
=

0.636 V out (puncak)


0.636 x 16.973 V
10.680 Volt

Frequensi.
- Karena penyearah jembatan keluarannya adalah
gelombang penuh maka frequensinya adalah dua
kali frequensi masuknya.
PIV ( Peak Inverse Voltage )

PIV = V2 (puncak)

Batas kemampuan arus dioda


Idc = Vdc / R
Bila nilai R = 10 ,

Idc = Vdc / R
Idc = 5.393 / 10 = 0.5393 Amper
Arus yg terjadi pada dioda adalah:
I dioda = 0.5 Idc
Hal ini terjadi karena masing-masing dioda
hanya melewatkan setiap setengah siklus.

Dioda Zener
Dioda penyearah tak pernah dioperasikan pada daerah
dadal nya ( breakdown ).
Dioda Zener berbeda; Dioda ini adalah dioda silikon yg
dibuat oleh pabrik untuk bejerja pada daerah dadal nya.
Dioda Zener adalah dioda pengatur tegangan yaitu
menjaga agar tegangan beban hampir tetap walau ada
perubahan pada tegangan jala-jala / resistansi beban.

Daerah Forward

Teg. Breakdonw

Arus bocor

v
Knee Voltage = 0,7 V

Daerah Reverse

Kurva dari sebuah dioda

I
Teg. Breakdonw

VZ

v
I ZT

0.7 V

Daerah Reverse
I ZM

Kurva dari sebuah dioda Zener dan lambangnya

Keterangan mengenai Kurva dari sebuah dioda Zener


dan lambangnya
Pada daerah forward, diodamulai konduk pada tegangan 0.7 V,
seperti pada dioda silikon biasa. Pada daerah bocor ( antara 0
sampai dadal ), dioda hanya mempunyai sedikit arus bocor
atau arus dadal.
Pada dioda Zener, lengkungan disekitar titik dadalnya berbentuk lutut sangat tajam di ikuti lengkungan yg hampir vertikal.
Tegangan VZ , hampir tetap pada daerah dadal. Lembaran
data biasanya mencantumkan nilai VZ.

Pada Skematik diagram, Dioda Zener bisa dikenali dari huruf Z


yang terdapat pada lambang dioda zener.
Secara fisik, VZ biasanya tertulis pada fisiknya atau dikodekan
dengan huruf tertentu.

Batas kemampuan maksimum


Pembuangan daya pada dioda zener sama dengan hasil
kali tegangan dan arusnya.
PZ = VZ IZ
Misalnya, VZ = 12 V dan IZ = 10 mA, maka:
PZ = 12 V x 10 m
= 120 mW
Selama PZ lebih kecil daripada batas kemampuan daya,
dioda zener dapat beroperasi pada daerah dadalnya
tanpa mengalami kerusakan.

Arus maksimum
IZM =

PZM
VZ

Dimana : IZM = batas kemampuan arus zener maksimum


PZM = batas kemampuan daya
VT = Tegangan zener

Contoh : Dioda zener 12 V dgn batas kemampuan daya 400mW.


Batas kemampuan arusnya adalah:
IZM =

400mW
12 V

33.3 mA

Resistansi Zener
Bila dioda zener sedang beropoerasi di daerah dadal,
kenaikan arus menghasilkan sedikit kenaikan tegangan.
Ini berarti bahwa dioda zener mempunyai resistansi ac yang
kecil.
Lembaran data menentukan resistansi zener (sering disebut
impedansi Zener) pada arus pengujian IZT sama dengan
yang digunakan untuk mengukur VZ .
Resistansi zener pada arus pengujian ini ditandai dengan
RZT ( atau ZZT ).
Contoh, lembaran data 1N3020 mencatumkan data sebagai
berikut : VZT = 10 V, IZT = 25 mA, dan ZZT = 7. Ini
memberi informasi kepada kita bahwa dioda zener mempunyai teg. 10 V, resistansi zener 7 bila arusnya 25 mA.

Pengaturan Tegangan
Dioda zener kadang-kadang disebut dioda pengatur tegangan karena
ia mempertahankan tegangan keluaran yang tetap meskipun arus yang
melaluinya berubah.
Untuk operasi yang biasa , anda harus memberi reverse bias pada
dioda zener. Untuk menghasilkan keadaan dadal, tegangan sumber VS
harus lebih besar daripada tagangan dadal zener VZ.
Tahanan seri RS selalu digunankan untuk membatasi arus zener agar
tidak melebihi batas kemampuan arusnya, bila tidak , dioda zener akan
terbakar seperti alat yang lain mengalami kelebihan penghamburan
daya ( power dissipation ).
Tegangan melintas tahanan seri sama dengan perbedaan dari tegangan
sumber dan tegangan zener, VS VZ . Jadi, arus yang mengalir
melalui tahanan adalah:

IS =

VS - VZ
RS

RS

IS =

VS - VZ
RS

VS

VZ

IZ =

RL

VS - VZ
RS

Karena hal ini adalah rangkaian satu simpal, arus IZ = arus IS .


Bila VS = 20 V, RS = 1 K, dan VZ = 12 V,

IZ =
=

maka IZ adalah:

20V - 3V
1000
17V
1000

= 17 mV

220 V AC

TRAFO

D
R1
LED

LED

C1

Anda mungkin juga menyukai