OPERATIONAL AMPLIFIER
1. Tujuan
Memahami op-amp sebagai penguat inverting dan non-inverting
Memahami op-amp sebagai differensiator dan integrator
Memahami op-amp sebagai penguat jumlah
2. Alat dan Komponen
a) Osiloskop
b) Pembangkit sinyal
c) Catu daya
d) Multimeter
e) Breadboard
f) Rangkaian terintegrasi (IC) operational amplifier LM358
g) Kabel jumper
h) Resistor
i) Kapasitor
3. Teori Dasar
Operational amplifier merupakan sebuah rangkaian terintegrasi (IC) yang terdiri
dari resistor, kapasitor, transistor, dan dioda (PENTING: untuk mengetahui struktur
rangkaian dari op-amp yang digunakan pada praktikum ini, silakan unduh dan
pelajari datasheet dari IC yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu LM358).
Pada dasarnya, rangkaian tersebut memiliki fungsi yang sama dengan penguat dengan
menggunakan transistor yaitu melakukan operasi-operasi matematis yang akan
menghasilkan penguatan. Namun, seluruh rangkaian tersebut telah disatukan dalam
sebuah IC.
Berikut ini merupakan lambang sebuah op-amp dalam rangkaian:
4. Tugas Pendahuluan
a) Apakah yang dimaksud dengan sebuah operational amplifier, dan jelaskan
prinsip kerja sebuah operational amplifier!
b) Sebutkan sifat-sifat yang menyebabkan sebuah op-amp menjadi tidak ideal!
c) Jelaskan apa yang dimaksud dengan tegangan offset dan apa pengaruhnya
terhadap sebuah op-amp!
d) Jelaskanlah perbedaan antara op-amp LM741 dan LM358!
e) Turunkanlah cara memperoleh penguatan untuk rangkaian inverting dan
non-inverting!
f) Sebutkanlah aplikasi dari rangkaian inverting, non inverting, dan penguat
jumlah!
5. Langkah Percobaan
a) Op-amp sebagai penguat inverting
1. Buat rangkaian op-amp sebagai penguat inverting seperti pada Gambar 3.
2. Sebelum melakukan pengukuran dan memberikan sinyal masukan, pastikan
rangkaian op-amp sudah diberi tegangan Vcc dan Vee dari power supply.
3. Beri tegangan masukan op-amp pada kaki (+) dengan ground dari signal
generator dan kaki (-) dengan sumber sinyal positif (+) signal generator dan beri
sumber sinyal sinusoidal.
4. Melalui rangkaian yang digunakan (rangkaian inverting), ukur respon
amplitudo tegangan keluaran op-amp terhadap masukan.
5. Ukur dan catat tegangan masukan dan keluaran penguat pada rangkaian.
6. Lakukan variasi pada tegangan dengan cara merubah masukan dan
mengulangi langkah 2 sampai 4.
b) Op-amp sebagai penguat non-inverting
1. Buat rangkaian op-amp sebagai penguat non-inverting seperti pada Gambar
4.
2. Sebelum melakukan pengukuran dan memberikan sinyal masukan, pastikan
rangkaian op-amp sudah diberi tegangan Vcc dan Vee dari power supply.
3. Beri tegangan masukan op-amp pada kaki (+) dengan sumber sinyal positif
(+) dari signal generator dan kaki (-) dengan ground signal generator dan beri
sumber sinyal sinusoidal.
4. Melalui rangkaian yang digunakan (rangkaian non-inverting), ukur respon
amplitudo tegangan keluaran op-amp terhadap masukan.
5. Ukur dan catat tegangan masukan dan keluaran penguat pada rangkaian.
6. Lakukan variasi pada tegangan dengan cara merubah masukan dan
mengulangi langkah 2 sampai 4.
c) Op-amp sebagai differensiator dan integrator
1. Buat rangkaian op-amp sebagai differensiator dan integrator seperti pada
Gambar 5 dan Gambar 6.
2. Sebelum melakukan pengukuran dan memberikan sinyal masukan, pastikan
rangkaian op-amp sudah diberi tegangan Vcc dan Vee dari power supply.
3. Ukur terlebih dahulu nilai hambatan (R) dan kapasitor (C) yang digunakan
pada rangkaian
4. Untuk rangkaian differensiator, beri masukan sinyal kotak. Untuk rangkaian
integrator, beri masukan sinyal sinusoidal.
5. Amati bentuk sinyal keluarannya, ambil gambar (menggunakan kamera)
bentuk sinyal masukan dan keluaran pada daerah frekuensi RC=T, RC<<T/2, dan
RC>>T/2.
6. Lakukan variasi untuk 3 kali nilai R dan C yang berbeda, lalu ulangi langkah
2 sampai 4.
d) Op-amp sebagai penguat jumlah
1. Buat rangkaian op-amp sebagai penguat jumlah seperti pada Gambar 7.
2. Sebelum melakukan pengukuran dan memberikan sinyal masukan, pastikan
rangkaian op-amp sudah diberi tegangan Vcc sudah diberi tegangan Vcc dan Vee
dari power supply.
3. Beri tegangan masukan op-amp pada kaki (+) dengan sumber sinyal positif (+)
dari signal generator dan kaki (-) dengan ground signal generator dan beri sumber
sinyal sinusoidal.
4. Untuk rangkaian yang digunakan (rangkaian non-inverting), ukur respon
amplitudo tegangan keluaran op-amp terhadap masukan.
5. Ukur dan catat tegangan masukan dan keluaran penguat pada rangkaian.
6. Lakukan variasi pada tegangan dengan cara merubah masukan dan
mengulangi langkah 2 sampai 4.
6. Tabel Percobaan
a) Penguat Inverting dan Non Inverting
Nilai RF = ... Ohm
Nilai RI = ... Ohm
Penguatan teori = ...
No Vin Vout
1
2
3
4
5
6
7
8
9
...
Dst
(sertakan foto gambar input dan output)
b) Rangkaian Integrator dan Differensiator (bentuk gambar)
No Sinyal masukan Sinyal keluaran
c) Penguat Jumlah
Nilai RF = ... Ohm
Nilai RI = ... Ohm
Penguatan teori = ...
No V1 V2 Vout
1
2
3
4
5
7. Tugas Laporan
a) Gambarkan tanggapan amplitudo penguat inverting dan penguat non-inverting
dari hasil percobaan yang diperoleh menggunakan Microsoft Excel dan tentukan
penguatannya. (Sumbu-x = tegangan input, Sumbu-y = tegangan output).
Bandingkan penguatan yang diperoleh dari hasil percobaan dengan penguatan
secara perhitungan.
b) Gambarkan sinyal masukan dan sinyal keluaran pada rangkaian differensiator dan
integrator dan analisis hasil yang diperoleh.
c) Analisis keluaran untuk percobaan op-amp sebagai penguat jumlah.
d) Analisis apa yang terjadi apabila sebuah op-amp berada di luar frekuensi kerjanya.
Mengapa terjadi demikian?
e) Apakah pada rangkaian yang Anda buat terdapat sinyal keluaran yang terpotong?
Jelaskan mengapa rangkaian tersebut memiliki sinyal terpotong!
8. Referensi
[1]Alexander, C.K. & Sadiku, M.N.O. Fundamentals of Electronic Circuit. USA:
Wiley.
[2]Jung, Walt. Op-Amp Applications Handbook. USA: Howard & Co: Inc.
[3] www.circuitstoday.com
[4]www.electronics-tutorials.ws
Revised By
I Gede Putu Agastya Eka Wiraputra (10210034)
Oktober 2014