Anda di halaman 1dari 9

MODUL 08

OPERATIONAL AMPLIFIER

1. Tujuan
 Memahami op-amp sebagai penguat inverting dan non-inverting
 Memahami op-amp sebagai differensiator dan integrator
 Memahami op-amp sebagai penguat jumlah
2. Alat dan Komponen
a) Osiloskop
b) Pembangkit sinyal
c) Catu daya
d) Multimeter
e) Breadboard
f) Rangkaian terintegrasi (IC) operational amplifier LM358
g) Kabel jumper
h) Resistor
i) Kapasitor
3. Teori Dasar
Operational amplifier merupakan sebuah rangkaian terintegrasi (IC) yang terdiri
dari resistor, kapasitor, transistor, dan dioda (PENTING: untuk mengetahui struktur
rangkaian dari op-amp yang digunakan pada praktikum ini, silakan unduh dan
pelajari datasheet dari IC yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu LM358).
Pada dasarnya, rangkaian tersebut memiliki fungsi yang sama dengan penguat dengan
menggunakan transistor yaitu melakukan operasi-operasi matematis yang akan
menghasilkan penguatan. Namun, seluruh rangkaian tersebut telah disatukan dalam
sebuah IC.
Berikut ini merupakan lambang sebuah op-amp dalam rangkaian:

Gambar 1. Diagram Op-Amp 358


Berdasarkan lambang tersebut, dapat dilihat bahwa ada dua macam masukan pada
sebuah op-amp yaitu masukan inverting (kaki no. 2) dan non-inverting (kaki no. 3).
Apabila masukan diberikan pada kaki inverting dan kaki non-inverting dihubungkan ke
ground, maka sinyal keluarannya akan memiliki fasa yang berlawanan (180o) dengan
sinyal masukan. Sedangkan apabila kaki non-inverting diberikan sinyal masukan dan
kaki inverting dihubungkan ke ground, maka sinyal keluaran akan memiliki fasa yang
sama dengan sinyal masukan.
Untuk memahami kerja dari op-amp perlu diketahui sifat-sifat dari op-amp ideal,
yaitu:
1. Penguat lingkar terbuka (Av,ol) bernilai tak berhingga
2. Hambatan keluaran lingkar terbuka (Ro,ol) bernilai nol
3. Hambatan masukan lingkar terbuka (Ri,ol) bernilai tak berhingga
4. Lebar pita (bandwidth) nilainya tak berhingga, dengan demikian perbedaan
frekuensi tidak berhingga
5. Common Mode Rejection Ratio (CMRR) bernilai tak berhingga
Parameter Simbol Op-amp ideal LM358
Open loop voltage gain Aol Infinite 100000
Unity gain frequency Funity Infinite 1 MHz
Input bias current Iin(bias) 0 45 nA
Input offset current Iin(off) 0 3 nA
Input offset voltage Vin(off) 0 2 mV
Common Mode Rejection Ratio CMRR Infinite 85 dB

Gambar 2. Gambar Op-Amp LM358


Berikut ini merupakan penjelasan untuk kaki pada LM 358:
Kaki 1 merupakan output 1, yang merupakan keluaran pertama dari op-amp. Sinyal
keluaran pada output akan bergantung pada input mana yang digunakan.
Kaki 2 merupakan inverting input 1. Jika op-amp diberikan masukan pada kaki ini maka
sinyal keluarannya akan berbalik fasa dengan sinyal masukan.
Kaki 3 merupakan non-inverting input 1. Jika op-amp diberikan masukan pada kaki ini
maka sinyal keluarannya akan sefasa dengan sinyal masukan.
Kaki 4 merupakan ground. Kaki ini diberikan suplai tegangan ground dari power supply.
Kaki 5 merupakan non-inverting input 2. Memiliki fungsi yang sama dengan Kaki 3.
Kaki 6 merupakan inverting input 2. Memiliki fungsi yang sama dengan Kaki 2.
Kaki 7 merupakan output 2. Memiliki fungsi yang sama dengan Kaki 1.
Kaki 8 merupakan VCC. Kaki ini diberikan suplai tegangan positif. Untuk LM 358
diberikan tegangan dari -0.3V hingga +32V untuk operasi antara 5 dan 15 VDC. Dalam
range tegangan ini kerja dari komponen ini pada dasarnya sama. Sebenarnya, operasi
yang membuat perbedaan yang berarti adalah kemampuan untuk memberikan output
yang meningkat range arus dan tegangan seiring dengan tegangan yang diberikan.
Sebagai penguat, op-amp biasanya tidak digunakan secara langsung, namun dirangkai
bersama komponen elektronika yang lain. Dibawah ini merupakan rangkaian-rangkaian
op-amp yang biasa digunakan dalam rangkaian elektronika:
1. Rangkaian penguat inverting

Gambar 3. Penguat inverting


Rangkaian ini menghubungkan sinyal masukan dengan input inverting (-).
Besarnya sinyal keluaran:
𝑅
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − 𝑅𝑓 𝑉𝑖𝑛 ... (1)
𝑖

2. Rangkaian penguat non-inverting


Gambar 4. Penguat non-inverting
Rangkaian ini menghubungkan sinyal masukan dengan input non-inverting
(+). Besarnya sinyal keluaran:
𝑅
𝑉𝑜𝑢𝑡 = (1 + 𝑅1 )𝑉𝑖𝑛 ...(2)
2

3. Rangkaian penguat differensiator

Gambar 5. Penguat differensiator


Sinyal keluaran dari differensiator ini merupakan bentuk differensial dari
sinyal masukan apabila RC << T/2 dengan T merupakan periode sinyal.

4. Rangkaian penguat integrator

Gambar 6. Penguat integrator


Sinyal keluaran rangkaian ini merupakan bentuk integral dari sinyal masukan
jika RC >> T/2 dengan T merupakan periode sinyal.
5. Rangkaian penguat jumlah

Gambar 7. Rangkaian penguat jumlah


Keluaran dari rangkaian ini merupakan penjumlahan dari masukan-masukan di
kaki inverting. Penguatan dari rangkaian tersebut dapat dituliskan sebagai
𝑅3
𝑉𝑂𝑈𝑇 = − 𝑅𝐼𝑁 (𝑉𝐼𝑁,1 + 𝑉𝐼𝑁,2 )...(3)

4. Tugas Pendahuluan
a) Apakah yang dimaksud dengan sebuah operational amplifier, dan jelaskan
prinsip kerja sebuah operational amplifier!
b) Sebutkan sifat-sifat yang menyebabkan sebuah op-amp menjadi tidak ideal!
c) Jelaskan apa yang dimaksud dengan tegangan offset dan apa pengaruhnya
terhadap sebuah op-amp!
d) Jelaskanlah perbedaan antara op-amp LM741 dan LM358!
e) Turunkanlah cara memperoleh penguatan untuk rangkaian inverting dan
non-inverting!
f) Sebutkanlah aplikasi dari rangkaian inverting, non inverting, dan penguat
jumlah!
5. Langkah Percobaan
a) Op-amp sebagai penguat inverting
1. Buat rangkaian op-amp sebagai penguat inverting seperti pada Gambar 3.
2. Sebelum melakukan pengukuran dan memberikan sinyal masukan, pastikan
rangkaian op-amp sudah diberi tegangan Vcc dan Vee dari power supply.
3. Beri tegangan masukan op-amp pada kaki (+) dengan ground dari signal
generator dan kaki (-) dengan sumber sinyal positif (+) signal generator dan beri
sumber sinyal sinusoidal.
4. Melalui rangkaian yang digunakan (rangkaian inverting), ukur respon
amplitudo tegangan keluaran op-amp terhadap masukan.
5. Ukur dan catat tegangan masukan dan keluaran penguat pada rangkaian.
6. Lakukan variasi pada tegangan dengan cara merubah masukan dan
mengulangi langkah 2 sampai 4.
b) Op-amp sebagai penguat non-inverting
1. Buat rangkaian op-amp sebagai penguat non-inverting seperti pada Gambar
4.
2. Sebelum melakukan pengukuran dan memberikan sinyal masukan, pastikan
rangkaian op-amp sudah diberi tegangan Vcc dan Vee dari power supply.
3. Beri tegangan masukan op-amp pada kaki (+) dengan sumber sinyal positif
(+) dari signal generator dan kaki (-) dengan ground signal generator dan beri
sumber sinyal sinusoidal.
4. Melalui rangkaian yang digunakan (rangkaian non-inverting), ukur respon
amplitudo tegangan keluaran op-amp terhadap masukan.
5. Ukur dan catat tegangan masukan dan keluaran penguat pada rangkaian.
6. Lakukan variasi pada tegangan dengan cara merubah masukan dan
mengulangi langkah 2 sampai 4.
c) Op-amp sebagai differensiator dan integrator
1. Buat rangkaian op-amp sebagai differensiator dan integrator seperti pada
Gambar 5 dan Gambar 6.
2. Sebelum melakukan pengukuran dan memberikan sinyal masukan, pastikan
rangkaian op-amp sudah diberi tegangan Vcc dan Vee dari power supply.
3. Ukur terlebih dahulu nilai hambatan (R) dan kapasitor (C) yang digunakan
pada rangkaian
4. Untuk rangkaian differensiator, beri masukan sinyal kotak. Untuk rangkaian
integrator, beri masukan sinyal sinusoidal.
5. Amati bentuk sinyal keluarannya, ambil gambar (menggunakan kamera)
bentuk sinyal masukan dan keluaran pada daerah frekuensi RC=T, RC<<T/2, dan
RC>>T/2.
6. Lakukan variasi untuk 3 kali nilai R dan C yang berbeda, lalu ulangi langkah
2 sampai 4.
d) Op-amp sebagai penguat jumlah
1. Buat rangkaian op-amp sebagai penguat jumlah seperti pada Gambar 7.
2. Sebelum melakukan pengukuran dan memberikan sinyal masukan, pastikan
rangkaian op-amp sudah diberi tegangan Vcc sudah diberi tegangan Vcc dan Vee
dari power supply.
3. Beri tegangan masukan op-amp pada kaki (+) dengan sumber sinyal positif (+)
dari signal generator dan kaki (-) dengan ground signal generator dan beri sumber
sinyal sinusoidal.
4. Untuk rangkaian yang digunakan (rangkaian non-inverting), ukur respon
amplitudo tegangan keluaran op-amp terhadap masukan.
5. Ukur dan catat tegangan masukan dan keluaran penguat pada rangkaian.
6. Lakukan variasi pada tegangan dengan cara merubah masukan dan
mengulangi langkah 2 sampai 4.
6. Tabel Percobaan
a) Penguat Inverting dan Non Inverting
Nilai RF = ... Ohm
Nilai RI = ... Ohm
Penguatan teori = ...
No Vin Vout
1
2
3
4
5
6
7
8
9
...
Dst
(sertakan foto gambar input dan output)
b) Rangkaian Integrator dan Differensiator (bentuk gambar)
No Sinyal masukan Sinyal keluaran

c) Penguat Jumlah
Nilai RF = ... Ohm
Nilai RI = ... Ohm
Penguatan teori = ...

No V1 V2 Vout
1
2
3
4
5

7. Tugas Laporan
a) Gambarkan tanggapan amplitudo penguat inverting dan penguat non-inverting
dari hasil percobaan yang diperoleh menggunakan Microsoft Excel dan tentukan
penguatannya. (Sumbu-x = tegangan input, Sumbu-y = tegangan output).
Bandingkan penguatan yang diperoleh dari hasil percobaan dengan penguatan
secara perhitungan.
b) Gambarkan sinyal masukan dan sinyal keluaran pada rangkaian differensiator dan
integrator dan analisis hasil yang diperoleh.
c) Analisis keluaran untuk percobaan op-amp sebagai penguat jumlah.
d) Analisis apa yang terjadi apabila sebuah op-amp berada di luar frekuensi kerjanya.
Mengapa terjadi demikian?
e) Apakah pada rangkaian yang Anda buat terdapat sinyal keluaran yang terpotong?
Jelaskan mengapa rangkaian tersebut memiliki sinyal terpotong!
8. Referensi
[1]Alexander, C.K. & Sadiku, M.N.O. Fundamentals of Electronic Circuit. USA:
Wiley.
[2]Jung, Walt. Op-Amp Applications Handbook. USA: Howard & Co: Inc.
[3] www.circuitstoday.com
[4]www.electronics-tutorials.ws
Revised By
I Gede Putu Agastya Eka Wiraputra (10210034)
Oktober 2014

Anda mungkin juga menyukai