Anda di halaman 1dari 5

MODUL PRAKTIKUM COMMON BASE CONFIGURATION

I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Mengetahui karakteristik rangkaian common base configuration
2. Mengetahui cara kerja rangkaian common base configuration

II. Dasar Teori


Transistor merupakan komponen dasar untuk sistem penguat. Untuk bekerja
sebagai penguat, transistor harus berada di daerah kerja aktif. Hasil bagi antara sinyal
output dengan sinyal input inilah yang disebut faktor penguatan, yang sering diberi notasi
A atau C.Ada 3 macam konfigurasi dari rangkaian penguat transistor yaitu : CommonBase (CB), Common-Emitter (CE) dan Common-Collector (CC).
Penguat Common Base juga dikenal dengan penguat dengan basis ditanahkan. Penguat
ini dapat menghasilkan penguatan tegangan antara sinyal masukan dan keluaran, tetapi tidak
penguatan arus. Karakteristiknya adalah impedansi masukan kecil dan impedansi keluaran
seperti pada penguat Common Emitter. Karena arus masukan dan keluaran mempunyai nilai
yang hampir sama, kapasitor stray dari transistor tidak terlalu berpengaruh dibandingkan pada
penguat common emiter.
Penguat Basis ditanahkan adalah penguat yang kaki basis transistor di groundkan, lalu
input di masukkan ke emitor dan output diambil pada kaki kolektor. Penguat Basis ditanahkan
mempunyai karakter sebagai penguat tegangan.
KARAKTERISTIK BASIS
Penguat Basis ditanahkan mempunyai karakter sebagai berikut :
1. Adanya isolasi yang tinggi dari output ke input sehingga meminimalkan efek umpan
balik.
2. Mempunyai impedansi input yang relatif tinggi sehingga cocok untuk penguat sinyal
kecil (pre amplifier).
CIRI KELUARAN
1

MODUL PRAKTIKUM COMMON BASE CONFIGURATION


Pada ciri keluaran transistor dengan basis ditanahkan perlu diperhatikan hal berikut:
a.

iCiE, kerena iC = iE dan 1.

Hal ini juga berarti arus keluaran iC berbanding lurus dengan arus masukan iE. Sehingga
dikatakan transistor dwikutub adalah suatu piranti yang dikendalikan oleh arus.
b. Ciri statik keluaran mempunyai kemiringan amat kecil (sangat horizontal). Ini berarti
hambatan keluaran transistor yang merupakan kebalikan kemiringan iC (vCB) mempunyai nilai
amat besar yaitu sama dengan hambatan isyarat kecil dioda yang ada dalam keadaan tegangan
mundur, yaitu dioda sambungan kolektor basis.
CIRI MASUKAN
Lengkung ciri masukan transistor dengan hubungan basis ditanahkan sama dengan
lengkungan ciri statik dioda dalam keadaan panjar maju oleh karena sambungan emitor basis
diberi panjar maju.
Pada ciri statik masukan transistor perlu diperhatikan hal berikut:
a) Bentuk ciri statik masukan serupa dengan ciri statik dioda dalam keadaan panjar maju. Ini
tak mengherankan oleh karena sambungan emitor basis merupakan suatu dioda dengan
panjar maju.
b) Ciri statik masukan hampir berimpit untuk berbagai nilai vCB. Hal ini berarti tegangan
keluaran vCB tidak banyak berpengaruh pada masukan. Suatu penguat memanga
seharusnya demikian. Apa yang terjadi pada keluaran tak terasa pada masukan.
Kedua sifat di atas membuat transistor dapat digunakan untuk memperkuat isyarat. Suatu
perubahan kecil pada vCB oleh suatu isyarat masukan yang kecil akan menyebabkan perubahan
arus emitor iE yang besar. Perubahan ini diteruskan menjadi arus isyarat iC, yang diubah menjadi
isyarat tegangan oleh RC, yaitu vo = iC RC, yang lebih besar daripada tegangan isyarat masukan.

MODUL PRAKTIKUM COMMON BASE CONFIGURATION

MODUL PRAKTIKUM COMMON BASE CONFIGURATION


III. Metode Percobaan
a) Alat Yang Digunakan :
1. Laptop
2. Aplikasi Proteus
b) Prosedur Percobaan
1. Buka Software Proteus pada laptop
2. Rangkai percobaan seperti gambar berikut pada proteus

3. Pada rangkaian ditambah voltmeter dan amperemeter untuk mengukur tegangan dan kuat
arus. Dapat dilihat pada gambar rangkaian berikut.

MODUL PRAKTIKUM COMMON BASE CONFIGURATION

DAFTAR PUSTAKA
Rahmad, M. 2006. Elektronika Dasar. Pekanbaru: Cendekia Insani
Surjono, Herman Dwi. 2007. Elektronika :Teoridan Penerapan. Jember: Tim Cerdas Ulet Kreatif

Anda mungkin juga menyukai