Anda di halaman 1dari 7

Pengendalian Silicon Controlled Rectifier (SCR) dengan Menggunakan

Software NI Multisim V.14.0

Irvan Setiaji

Program Studi Teknik Otomasi Listrik Industri

Jurusan Teknik Elektro

Politeknik Negeri Jakarta

Jl. Prof. DR.G.A. Siwabessy, Kampus Universitas Indonesia Depok 16425

Email: Irvansetiaji1@gmail.com

ABSTRAK
Paper ini bertujuan untuk menganalisa rangkaian sistem kendali dengan menggunakan Silicon
Controlled Rectifier (SCR) atau Thyristor. SCR memiliki tiga terminal yaitu Anoda-Katoda dan
Gate. SCR memerlukan tegangan positif pada kaki “Gate (Gerbang)” untuk dapat
mengaktifkannya. Pada saat kaki Gate diberikan tegangan positif sebagai pemicu (trigger), SCR
akan menghantarkan arus listrik dari Anoda (A) ke Katoda (K). Sekali SCR mencapai keadaan
“ON” maka selamanya akan ON meskipun tegangan positif yang berfungsi sebagai pemicu
(trigger) tersebut dilepaskan. Untuk membuat SCR menjadi kondisi “OFF”, arus maju Anoda-
Katoda harus diturunkan hingga berada pada titik Ih (Holding Current) SCR. Percobaan
praktikum ini terdapat 2 rangkaian percobaan, yang masing-masing rangkaian menggunakan
sumber berbeda yaitu dengan sumber DC dan AC. Rangkaian pertama dengan sumber DC 12V
terhubungan dengan beban berupa lampu. pada rangkaian pertama ini praktikan mengambil data
berupa bentuk gelombang input, sebelum SCR di trigger dan setelah SCR di trigger. untuk
rangkaian kedua dengan sumber AC 12V terhubung dengan beban berupa lampu. Data yang
diambil berupa bentuk gelombang dengan mengikuti prosedur yang telah di tentukan.
Kata Kunci : Anoda, Gate, Katoda, Silicon Controlled Rectifier
1. PENDAHULUAN berkemampuan tinggi untuk mengendalikan
sistem AC yaitu tegangan, arus dan daya
Peralatan listrik pada industri atau rumah
yang dikirim ke beban AC (bolak-balik) dari
tangga sering kita menjumpai komponen
sumber AC satu fasa. Komponen elektronika
semikonduktor. Peranan komponen
daya biasa digunakan pada rangkaian
semikonduktor sangat dibutuhkan untuk
pensaklaran dan pengendali daya listrik
menunjang kinerja dari peralatan daya yang
dikarenakan batas daya yang besar dan
digunakan. Sehingga dibutuhkan suatu
kecepatan pensaklaran komponen ini sangat
komponen elektronika daya yang
cepat. Beberapa komponen semikonduktor  Status OFF di mana hanya arus
dalam elektronika daya yang dapat bocor yang sangat kecil yang lewat
digunakan sebagai pengendali adalah dari anoda ke katode. Dalam keadaan
thyristor seperti SCR (Silicon Controlled ini transistor Q1 adalah cutoff dan
Rectifier) dan Triac (Triode Alternating Q2 berada di daerah aktif-maju,
Current). Pada paper ini akan membahas meskipun dengan aliran arus yang
pengendalian dengan menggunakan sangat rendah.
komponen elektronika daya berupa SCR.

2. TEORI DASAR

Silicon controlled rectifier (SCR) adalah


elemen dasar dari keluarga thyristor. Tiga
terminal SCR mengambil namanya dari
terminologi dioda dan diidentifikasi sebagai:
Gambar 1. Equivalent Circuit
A - anoda
 Kondisi ON di mana arus mengalir
K - katoda bebas antara anoda dan katoda. Di
sini kedua transistor dalam keadaan
G-gate
jenuh.
SCR dapat melakukan arus lebih dari 50
Amps dari anoda ke katoda dan mampu dari
memblokir tegangan hingga 800 V. terminal
gerbang adalah input untuk sinyal pemicu.
SCR memiliki struktur empat lapis bahan
semikonduktor tipe-p dan tipe-b yang
berganti-ganti. struktur berfungsi secara
fungsional sebagai dua BJT komplementer
Gambar 2. Diagram, Simbol dan Bentuk
yang terhubung.
SCR
Analisis rangkaian ekivalen SCR mengarah
Pada prinsipnya, cara kerja SCR
ke moda operasinya. SCR memiliki dua
sama seperti dioda normal, namun SCR
status operasional mendasar:
memerlukan tegangan positif pada kaki
“Gate (Gerbang)” untuk dapat 3.1 Gambar Rangkaian
mengaktifkannya. Pada saat kaki Gate
diberikan tegangan positif sebagai pemicu
(trigger), SCR akan menghantarkan arus
listrik dari Anoda (A) ke Katoda (K). Sekali
SCR mencapai keadaan “ON” maka
selamanya akan ON meskipun tegangan
positif yang berfungsi sebagai pemicu Gambar 3. Rangkaian SCR
(trigger) tersebut dilepaskan. Untuk dioperasikan dengan sumber DC
membuat SCR menjadi kondisi “OFF”, arus
maju Anoda-Katoda harus diturunkan
hingga berada pada titik Ih (Holding
Current) SCR. Besarnya arus Holding atau
Ih sebuah SCR dapat dilihat dari datasheet
SCR itu sendiri. Karena masing-masing
jenis SCR memiliki arus Holding yang
berbeda-beda. Namun, pada dasarnya untuk Gambar 4. Rangkaian SCR dioperasikan
mengembalikan SCR ke kondisi “OFF”, kita dengan sumber AC
hanya perlu menurunkan tegangan maju 3.2 Prosedur Percobaan
Anoda-Katoda ke titik Nol.
Prosedur kerja yang dilakukan adalah
3. METODE sebagai berikut:
Pada percobaan pengendalain SCR 1. Praktikan membuat rangkaian SCR yang
pengambilan data dan perangkaian dioperasikan dengan sumber DC.
komponen menggunakan software Multisim
2. Setelah rangkaian selesai dibuat, simulasi
V.14.0. Komponen yang digunakan antara
dimulai dengan posisi kedua saklar off.
lain: Power Source AC, Power Source DC ,
Resistor 1kΩ, Resistor 10kΩ, Push Button 3. Kemudian S2 dihubungkan (NC).
atau Switch, SCR, Lampu , Potensiometer, Perhatikan kondisi beban dan gelombang
Osiloscop dan Alat Ukur (Ammeter atau yang dihasilkan pada beban.
Voltmeter).
4. Selanjutnya S1 dihubungkan (NC). Ukur
nilai tegangan dan arus pada gate SCR dan

perhatikan kondisi beban serta gelombang


pada beban yang dihasilkan.

5. Praktikan membuat rangkaian SCR yang


dioperasikan dengan sumber AC.
Beban (Belum Di Trigger)
6. Setelah rangkaian selesai dibuat, simulasi
dimulai dengan posisi saklar off.

7. Perhatikan kondisi beban dan gelombang


yang dihasilkan pada beban.

8. Kemudian S1 dihubungkan (NC). Ukur


nilai tegangan dan arus pada gate SCR dan

perhatikan kondisi beban serta gelombang Beban Telah di Trigger


pada beban yang dihasilkan
b. Gelombang pada rangkaian SCR dengan
3.3 HASIL PERCOBAAN sumber AC

Data hasil percobaan pada praktikum


dengan simulasi rangkaian di software
Multisim V.14.0

a. Gelombang pada rangkaian SCR dengan


sumber DC
Input

Input Beban (Belum Di Trigger)


Kemudian, saat S1 dihubungkan (NC)
tegangan sumber memberi trigger pada gate
SCR, arus yang mengalir pada gate sebesar
12mA.Tegangan dan arus yang mengalir
cukup untuk men-trigger gate SCR. SCR
yang digunakan adalah SCR tipe 2N1599
Beban (Telah Di Trigger) dengan Vgate.Kemudian lampu menyala
4. PEMBAHASAN dan saat S1 diputus(NO) lampu akan tetap
menyala walau sudah tidak terhubung ke
Berdasarkan praktikum yang dilakukan
sumber, dikarenakan SCR sudah mengunci.
dengan menggunakan software Multisim
Dari rangkaian ini diperoleh tegangan output
V.14.0 dapat dibuat pembahasan sebagai
sebesar 10.99 V setelah gate ditrigger.
berikut.
Gelombang output yang dihasilkan berupa
a. Rangkaian SCR dengan sumber DC gelombang lurus karena sumber DC.

b. Rangkaian SCR dengan sumber AC

Pertama, dilakukan percobaan SCR yang


dioperasikan dari sumber DC. Pada
rangkaian ini diberikan sumber DC sebesar Selanjutnya, dilakukan percobaan SCR yang
12V, dengan beban resistor 1kΩ, 10kΩ dan dioperasikan dari sumber AC. Pada ragkaian
lampu 12V. Pada saat simulasi dinyalakan, ini diberikan sumber AC sebesar 12.6V,
S2 dihubungkan (NC) sehingga tegangan dengan beban resistor 1kΩ dan lampu 12V.
input mengalir ke rangkaian. Pada kondisi Pada saat simulasi dimulai, S1 pada posisi
ini lampu masih mati dan tegangan pada terbuka (NO) dan lampu masih dalam
beban kecil. Hal ini dikarenakan gate SCR kondisi mati. Tegangan pada beban sangat
belum tertrigger sehingga masih menahan kecil yaitu sebesar 0.015mV dikarenakan
tegangan sumber yang menuju beban. tegangan sumber belum dapat masuk
menuju beban. Saat S1 dihubungkan (NC)  Pada rangkaian SCR yang
tegangan sumber memberi trigger pada gate dioperasikan dari sumber DC
SCR. Arus yang mengalir pada gate SCR diperoleh gelombang output berupa
sebesar 11.98mA dan tegangan pada gate garis lurus.
sebesar 6.80 V. Tegangan dan arus yang  Pada rangkaian SCR yang
mengalir cukup untuk mentrigger SCR. dioperasikan dari sumber AC SCR
Disini digunakan SCR 2N1599. Setelah tidak mengunci saat telah ditrigger,
SRC pada kondisi trigger, lampu menyala hal ini dikarenakan gelombang AC
berkedip. Hal ini dikarenakan gelombang yang bolak balik menyebabkan
AC bolak balik dan lampu hanya menyala tegangan turun melewati arus
saat gelombang positif. Kemudian, S1 holding (Ih) sehingga SCR off.
diputus (NO) dan lampu mati. Hal ini  Pada rangkaian SCR yang
dikarenakan pada gelombang AC yang dioperasikan dari sumber AC
sinusoidal tegangan akan turun melewati diperoleh gelombang output berupa
arus holding (Ih) SCR sehingga SCR akan gelombang setengah sinusoidal,
off. Pada rangkaian ini diperoleh tegangan dimana gelombang output tersebut
output sebesar 6.07 V. Gelombang output merupakan hasil dari gelombang
yang dihasilkan berupa setengah sinusoidal, input AC yang berupa sinusoidal
dikarenakan gelombang sinusoidal dari dipotong oleh gelombang SCR
sumber telah terpotong dengan gelombang
DAFTAR PUSTAKA
SCR.
A.N. AFANDI. The Controlling Of Single
5. KESIMPULAN
Phase AC Voltage By Setting The Trigger
Berdasarkan pembahasan dan praktikum Voltage Of Thyristor. Palembang-Sriwijaya
dapat disimpulkan bahwa: Polytechnic. 2008.

 Pada rangkaian SCR yang Hasad Andi. Operasi dan Aplikasi SCR.
dioperasikan dari sumber DC SCR Bekasi-Universitas Islam 45.
akan mengunci saat telah ditrigger,
Schubert, T. F., & Kim, E. M. (2016).
hal ini dikarenakan adanya arus
Fundamentals of Electronics: Book 4
holding (Ih) pada SCR.
Oscillators and Advanced Electronics
Topics. Synthesis Lectures on Digital
Circuits and Systems, 11(2), 1–266.

Anda mungkin juga menyukai