No. percobaan : 01
Nama : ARDIANSYAH
No. BP : 2001031039
ZULKA HENDRI,ST,MT
2020/2021
BAB I
TUJUAN
Pada akhir percobaan pratktikan diharapkan dapat :
- Membuktikan kebenaran nilai transformasi dari Δ Y dan Y Δ
- Menerangkan dan menyelesaikan bentuk rangkaian listrik dengan
menggunakan transformasi segitiga bintang dan bintang segitiga.
BAB II
PENDAHULUAN
Dari persamaan diatas dapat dicari : input impedance ( impedansi masukan ), output
impedance ( impedansi keluaran ) dan impedansi alih ( transfer impedance ). Yaitu
sbb :
Dari bentuk matrix diatas didapat :
Perlu diketahui bahwa impedansi masukan dari jaringan aktif akan ditentukan seperti
impedansi yang ada pada jaringan yang dihitung dari terminal ketika semua sumber
internal dihubung singkat hal ini berlaku juga untuk mencari impedansi keluaran.
Jadi, dari persamaan diatas impedansi masukan nya adalah sbb :
t t
t t
R 샠
impedansi masukan ( Zi ) = R
= tt
= t
t
Jadi, Zi = t
Jadi, Zo =
Untuk mencari besarnya impedansi alih ( transfer impedance ) perlu diketahui bahwa
yang disebut transfer impedance adalah perbandingan dari tegangan aktiv pada suatu
rangkaian dengan jumlah arus pada rangkaian yang lain, semua sumber yang lain
sama dengan NOL.
t t
t t
R 샠
Jadi impedansi alih ( Z transfer Io ) = = t
= t
t
Z Transfer Io = ZB
Persamaan arus mesh pada gambar 2 :
( Z1 + Z3 ) . Ii - Z2 . Io = Vi
-Z2 . Ii + ( Z2 + Z3 ) . Io = -Vo
Dengan demikian hubungan segitiga dan bintang kita katakan sama ( equivalent ) jika:
t t t
t
= …… ( 1 )
t t
= t
……. (2)
t t
ZB = ……. (3)
Jadi bila diketahui hubungan bintang dengan impedansi Z1, Z2, & Z3, maka kita
dapat merubah hubungan bintang itu menjadi hubungan segitiga dan besarnya ZA, ZB
& ZC dapat dicari dengan persamaan 3, 4, 5. Seperti gambar dibawah :
* Transformasi bintang segitiga
t t
ZA =
t t
ZB =
t t
ZC = t
t t
t
= t t
…… ( 6 )
Sekarang ruas kiri dari pers 6 dikalikan dengan ZA.ZB dan raus kanan juga
persamaan 3&4
Sehingga diperoleh :
t t t t t t
t
= t t
. .
t
Jadi Z1 = t
t
Z1 = t
t
Z2 = t
Z3 = t
G
ambar 1 rangkaian resistor delta yang ditransformasi menjadi rangkaian star
Hambatan titik 1-2 pada rangkaian delta harus sama dengan hambatan pada titik 1-2
rangkaian star sehingga kita dapatkan :
P
ada titik 2-3 :
Pada titik 3 – 1
Untuk mengubah dari rangkaian delta ke rangkaian resistor star adalah sebagai
berikut
G
ambar 2
Perhatikan gambar 2 :
Catatan : persamaan diatas sangat dipengaruhi oleh posisi R pada gambar, jika peng-
index-an gambar diganti, maka permasaan harus disesuaikan lagi dengan gambar
yang baru.
Berikut cara mencari resistor pengganti untuk transformasi dari rangkaian star ke
delta.
atau :
Maka di dapat :
Untuk Ra :
Untuk Rb :
Untuk Rc :
Ringkasan :
Untuk mengubah dari rangkaian resistor star ke rangkaian resistor delta dengan
memperhatikan gambar dapat dilakukan secara cepat sebagai berikut :
Tugas pendahuluan :
t t
= t t
= 54,93 Ω
a
- Rd = a
t
= t t
= 30,99 Ω
a
- Re = a
t
= t t
= 120,85 Ω
- Rd + R7 = 30,99 + 68 = 98,99 Ω
t 6 t tt tt
Rp = t 6 t tt tt
= 57,46 Ω
Rtot = R1 + ( Re + R2 ) + Rp
= 47 + 620,85 + 57,46
= 725,31 Ω
Dikarenakan pada rangkaian seri hanya tegangan yang terbagi, sedangkan kuat arus
tidak terbagi, maka kuat arus total = kuat arus pada R1
Itot = IR1 = t t
= t
= 0,0345 A = 34,5 mA
t
VR5 = t . 4,78
= 0,174 V = 174 mV
IR5 =
t a
= t
= 0,00174 A = 1,74 mA
Sehingga didapat daya
= 174 . 1,74
= 302,76 mWatt
VR3-R7 = ( Rp + Re ) . Itot
= 6,15 volt
a
VR4 = t t t
. VR3-R7
= a6 a6 t t a
. 6,15
= 4,78 volt
a
IR4 = a
a t
= = 0,0218 A = 21,8 mA
t
= t
= 97,5 Ω
a 6
- Re = a 6
t
= t
= 119,66 Ω
a
- Rf = a 6
= t
= 67,5 Ω
- Rd8 = Rd + R8
= 97,5 + 56
= 153,5 Ω
- Re7 = Re + R7
= 119,66 + 100
= 219,66 Ω
- Rf9 = Rf + R9
= 67,5 + 150
= 217,5 Ω
݀t ݀t Lt Lt
- Za = Lt
t tt 66 t t tt 66 t
= t
t tt t6 a 6
= t
= 528,18 Ω
݀t ݀t Lt Lt
- Zb ==
t tt 66 t t tt 66 t
= tt 66
t tt t6 a 6
= tt 66
= 522,99 Ω
݀t ݀t Lt Lt
- Zc == ݀t
t tt 66 t t tt 66 t
= t
t tt t6 a 6
= t
-
= 784,40 Ω
t
- R AB = t
t t tt
= t t tt
= 116,82 Ω
t
- R BC = t
t tt
= t tt
= 83,95 Ω
t t
- R AC = t t
6t ta a
= 6t ta a
= 62,80 Ω
Jadi, didapat jawaban untuk pertanyaan sbb :
1. Besarnya tahanan pada AB sama dengan 116,82 Ω
2. Besarnya tahanan pada BC sama dengan 83,95 Ω
3. Besarnya tahanan pada AC sama dengan 62,80 Ω
BAB III
ALAT- ALAT YANG DIGUNAKAN
4.3. Mengukur arus yang melalui ampermeter dengan tegangan sumber yang berbeda-
beda hasil pengukuran dimasukan kedalam data percobaan tabel 1
4.4. Menghitung tahanan total berdasarkan arus dan tegangannya, hasilnya dimasukan
kedalam data percobaan tabel 1
4.5. Mencari tahanan total rata-ratanya & dimasukan kedalam data percobaan tabel 1
4.6. Mentransformasikan hubungan segitiga ( titik ABC ), gambar 3 menjadi hubung-
an bintang dengan nilai tahanan Ra, Rb, Rc ( titik ABC )
4.7. Membuat rangkaian gambar 4 dengan Ra, Rb, Rc hasil transformasi diatas, ke-
dian hasil pengukurannya masukan dalam data percobaan data tabel 2.
4.8. Membuat rangkaian gambar. 5 dan hasil pengukurannya masukan dalam data
percobaan tabel 3
a
Rb = a
= 110 Ω
a
Rc = a
= 110 Ω
Rd = a
= 110 Ω
Rc + R5 = 110 + 82
= 192 Ω
Rb + R6 = 110 + 100
= 210 Ω
Rd + R1 = 110 + 47
= 157 Ω
tt t
=
tt t
= 100,30 Ω
Rtot = Rd + R1 + Rp
= 157 + 100,30
= 257,30 Ω
Untuk tahanan total pada percobaan terdapat perbedaan dengan tahanan total pada
perhitungan manual yang tidak terlalu signifikan, ini disebabkan tahanan total pada
percobaan didapatkan setelah mengetahui kuat arus, dengan perhitungan tegangan
sumber dibagi dengan kuat arus yang didapat pada pengukuran. Sedangkan pada
bagian perhitungan manual, kuat arus didapatkan setelah mengetahui tahanan total
terlebih dahulu dengan perhitungan seperti jawaban.
Namun demikian, tahanan total dari hasil percobaan sebenarnya adalah tahanan rata-
rata, karena nilai nya yang sangat mendekati tahanan total hasil perhitungan.
Tahanan total pada tabel didapat dengan perhitungan sebagai berikut :
t t
Rrata-rata = a
a t
= a
= 257,33 Ω
Sedangkan tahanan rata-rata pada hasil perhitungan adalah sebagai berikut :
t t
Rrata-rata = a
= a
= 257,30 Ω
2. Mencari besarnya tahanan total pada gambar 5 secara teori dan bandingkan
dengan hasil praktiknya
Jawaban :
o Pada gambar rangkaian 5, terlihat bahwa Rb seri dengan R5 dan Rc
seri dengan R6 sedangkan Ra seri dengan R1, dengan perhitungan
sebagai berikut:
Rb + R5 = 68 + 220
= 288 Ω
Rc + R6 = 82 + 100
= 182 Ω
Ra + R1 = 120 + 68
= 188 Ω
o Lalu, hasil dari Rb + R5 dan Rc +R6 saling paralel, sehingga untuk
tahanan parelel (Rp), diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut :
t t 6
Rp = t t 6
tt tt
= tt tt
= 111,52 Ω
Rtot = Ra + R1 + Rp
= 188 + 111,52
= 299,52 Ω
Untuk tahanan total pada percobaan terdapat perbedaan dengan tahanan total
pada perhitungan manual yang tidak terlalu signifikan, ini disebabkan tahanan
total pada percobaan didapatkan setelah mengetahui kuat arus, dengan
perhitungan tegangan sumber dibagi dengan kuat arus yang didapat pada
pengukuran. Sedangkan pada bagian perhitungan manual, kuat arus
didapatkan setelah mengetahui tahanan total terlebih dahulu dengan
perhitungan seperti jawaban.
Namun demikian, tahanan total dari hasil percobaan sebenarnya adalah tahanan
rata-rata, karena nilai nya yang sangat mendekati tahanan total hasil
perhitungan.
Tahanan total pada tabel didapat dengan perhitungan sebagai berikut :
t t
Rrata-rata = a
tt a tt 6 tt a tt a
= a
= 299,46 Ω
Sedangkan tahanan rata-rata pada hasil perhitungan adalah sebagai berikut :
t t
Rrata-rata = a
tt tt tt tt
= a
= 299,52 Ω
BAB VI
GAMBAR RANGKAIAN
6.1. Gambar rangkaian sesuai gambar 3
A. TABEL 1
Tegangan ( V ) 5 8 10 15
B. TABEL 2
Tegangan ( V ) 5 8 10 15
C. TABEL 3
Tegangan ( V ) 5 8 10 15
D. TABEL 4
Tegangan ( V ) 5 8 10 15
A. Analisa rangkaian
Pada rangkaian gambar 3, terdapat pencatu daya DC (0-60 V) yang
dihubungkan seri dengan R1, dari sini arus tidak terbagi dan arus
masuk sama dengan arus pada R1. Selanjutnya arus mengalir ke
rangkaian segitiga ABC dengan tahanan R2, R3, R4, disini arus terbagi
karena terdapat rangkaian paralel.
Lalu arus keluar pada sambungan R5 dan R6 kembali menuju pencatu
daya DC yang besarnya sama dengan arus masuk ( Imasuk = I keluar )
Gambar. 3
Untuk mendapatkan arus dan tahanan total serta tahanan rata-rata rangkaian
seperti yang terdapat pada tabel 1, maka terlebih dahulu dicari Rtot pada
rangkaian seperti gambar 3, dengan perhitungan sebagai berikut :
a
Rb = a
= 110 Ω
a
Rc = a
= 110 Ω
Rd = a
= 110 Ω
Rc + R5 = 110 + 82
= 192 Ω
Rb + R6 = 110 + 100
= 210 Ω
Rd + R1 = 110 + 47
= 157 Ω
tt t
= tt t
= 100,30 Ω
Rtot= Rrata-rata = Rd + R1 + Rp
= 157 + 100,30
= 257,30 Ω
Setelah Rtot didapatkan, barulah bisa dicari arus pada R1 yang akan sama
dengan Itot karena rangkaian nya seri. Dengan penyesuaian tegangan seperti pada
tabel
Untuk tegangan 5 volt
IR1 = IRtot = t t
= 0,0194 A = 19,4 mA
t
=
= 0,0311 A = 31,1 mA
t
=
= 0,0389 A = 38,9 mA
Untuk tegangan 15 volt
IR1 = IRtot = t t
t
=
= 0,0583 A = 58,3 mA
Untuk tahanan total pada tabel terdapat perbedaan dengan tahanan total pada
perhitungan analisa yang tidak terlalu signifikan, ini disebabkan tahanan total pada
tabel didapatkan setelah mengetahui kuat arus, dengan perhitungan tegangan sumber
dibagi dengan kuat arus yang didapat pada pengukuran. Sedangkan pada bagian
perhitungan analisa, kuat arus didapatkan setelah mengetahui tahanan total terlebih
dahulu dengan perhitungan seperti diatas.
Namun demikian, tahanan total dari hasil percobaan sebenarnya adalah tahanan rata-
rata, karena nilai nya yang sangat mendekati tahanan total hasil perhitungan.
Tahanan total pada tabel didapat dengan perhitungan sebagai berikut :
t t
Rrata-rata = a
a t
= a
= 257,33 Ω
Sedangkan tahanan rata-rata pada hasil perhitungan adalah sebagai berikut :
t t
Rrata-rata = a
= a
= 257,30 Ω
Gambar 4
Gambar 4 merupakan hasil transformasi dari rangkaian segitiga ABC pada
gambar 3, sehingga hasil perhitungannya sama dengan perhitungan untuk
gambar 3 diatas
Untuk perhitungan transformasi dari bintang ke segitiga sebagai berikut :
t t t t t t
R2 = t
tt tt tt tt tt tt
= tt
= 330 Ω
t t t t t t
R3 = t
tt tt tt tt tt tt
= tt
= 330 Ω
t t t t t t
R4 = t
tt tt tt tt tt tt
= tt
= 330 Ω
Gambar 5
o Pada gambar lima terdapat sebuah rangkaian bintang dengan tahanan
Ra, Rb, Rc , dimana rangkaian tersebut dapat ditransformasikan ke
rangkaian segitiga dengan tahanan R2, R3, R4, dengan perhitungan
sebagai berikut :
t t t t t t
R2 = t
t 6t t t 6t t
= t
= 287,51 Ω
t t t t t t
R3 = t
t 6t t t 6t t
= 6t
= 346,71 Ω
t t t t t t
R4 = t
t 6t t t 6t t
= t
= 196,47 Ω
Rb + R5 = 68 + 220
= 288 Ω
Rc + R6 = 82 + 100
= 182 Ω
Ra + R1 = 120 + 68
= 188 Ω
Lalu, hasil dari Rb + R5 dan Rc +R6 saling paralel, sehingga untuk
tahanan parelel (Rp), diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut :
t t 6
Rp = t t 6
tt tt
= tt tt
= 111,52 Ω
Maka didapat Rtot dengan perhitungan sebagai berikut :
Rtot = Ra + R1 + Rp
= 188 + 111,52
= 299,52 Ω
Setelah Rtot didapatkan, barulah bisa dicari arus pada R1 yang akan sama dengan Itot
karena rangkaian nya seri. Dengan penyesuaian tegangan seperti pada tabel
Untuk tegangan 5 volt
IR1 = IRtot = t t
= tt
= 0,0167 A = 16,7 mA
t
= tt
= 0,0267 A = 26,7 mA
t
= tt
= 0,0334 A = 33,4 mA
Untuk tegangan 15 volt
IR1 = IRtot = t t
t
= tt
= 0,0501A = 50,1 mA
Untuk tahanan total pada tabel terdapat perbedaan dengan tahanan total pada
perhitungan analisa yang tidak terlalu signifikan, ini disebabkan tahanan total pada
tabel didapatkan setelah mengetahui kuat arus, dengan perhitungan tegangan sumber
dibagi dengan kuat arus yang didapat pada pengukuran. Sedangkan pada bagian
perhitungan analisa, kuat arus didapatkan setelah mengetahui tahanan total terlebih
dahulu dengan perhitungan seperti diatas.
Namun demikian, tahanan total dari hasil percobaan sebenarnya adalah tahanan rata-
rata, karena nilai nya yang sangat mendekati tahanan total hasil perhitungan.
Tahanan total pada tabel didapat dengan perhitungan sebagai berikut :
t t
Rrata-rata = a
tt a tt 6 tt a tt a
= a
= 299,46 Ω
Sedangkan tahanan rata-rata pada hasil perhitungan adalah sebagai berikut :
t t
Rrata-rata = a
tt tt tt tt
= a
= 299,52 Ω
Gambar 6
Gambar 6 merupakan hasil transformasi dari rangkaian bintang pada gambar
5, sehingga hasil perhitungannya sama dengan perhitungan untuk gambar 5
diatas
Untuk perhitungan transformasi dari segitiga ke bintang sebagai berikut :
Pada gambar tiga terdapat sebuah rangkaian segitiga ABC, dimana
rangkaian tersebut dapat ditransformasikan ke rangkaian bintang dengan
tahanan Ra, Rb, Rc, dengan perhitungan sebagai berikut :
Ra = a
t t a6 t
= t t a6 t tt6 a
= 120 Ω
a
Rb = a
t t tt6 a
= t t a6 t tt6 a
= 68 Ω
a
Rc = a
a6 t tt6 a
= t t a6 t tt6 a
= 82 Ω
BAB IX
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, praktikan dapat menarik beberapa kesimpulan
sebagi berikut :
b. Nilai tahanan total pada transformasi delta ke bintang dan dari bintang ke delta
adalah sama, karena pada dasarnya keduanya hanyalah metode
penyederhanaan rangkaian listrik untuk mempermudah perhitungan tahanan
pada rangkaian listrik.
Saran
a. Praktikan sebaiknya memeriksa kembali rangkaian yang sudah dibuat, karena
sedikit kesalahan akan memengaruhi hasil
b. Praktikan diharapkan menggunakan aplikasi simulasi dengan benar
c. Praktikan sebaiknya lebih teliti dalam melakukan perhitungan tahanan dari
transformasi delta ke bintang dan bintang ke delta karena rumusnya cukup
mengelabuhi kalau tidak teliti