Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

No. percobaan : 01
Nama : ARDIANSYAH
No. BP : 2001031039

Kelas : 1B D3 Teknik Listrik

Tanggal Penyerahan : 24 November 2020

Instruktur : H. EFENDI MUCHTAR,ST,MT

ZULKA HENDRI,ST,MT

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK

2020/2021
BAB I
TUJUAN
Pada akhir percobaan pratktikan diharapkan dapat :
- Membuktikan kebenaran nilai transformasi dari Δ Y dan Y Δ
- Menerangkan dan menyelesaikan bentuk rangkaian listrik dengan
menggunakan transformasi segitiga bintang dan bintang segitiga.
BAB II
PENDAHULUAN

Penyederhanaan rangkaian ( network simplification ) adalah suatu cara untuk


mempermudah perhitungan-perhitungan rangkaian listrik, seperti halnya
penyederhanaan rangkaian hubungan seri dan paralel. Kombinasi rangkaian yang
agak rumit dapat disederhanakan dengan mentransformasikan bentuk rangkaian, yang
umumnya disederhanakan dengan transformasi segitiga bintang ( Δ-Y ) atau
transformasi bintang segitiga ( Y-Δ ).
Tiga terminal rangkaian pasip yang terdiri dari tiga tahanan/impedansi ZA, ZB, ZC
seperti gambar 1, bentuk ini dikatakan hubungan segitiga ( Δ ). Adapun gambar 2
menunjukan hubungan bintang ( Y ).
Kedua rangkaian ini dikatakan sama ( equivalen ) jika : impedansi masukan,
impedansi keluaran, impedansi alih ( transfer impedance ) masing-masing rangkaian
adalah sama.

Vi adalah tegangan input ( tegangan masukan ) dan Vo adalah tegangan output


( tegangan keluaran ) dari masing-masing rangkaian.
Dengan menggunakan arus mesh. ( gambar.1 ) didapat persamaan :
ZA . Ii– ZA . I2 + 0 . Io = Vi
-ZA . Ii + ( ZA + ZB + ZC ) . I2 – ZC . Io = 0
0 . Ii – ZC . I2 + ZC . Io = Vo
Dalam bentuk matrux nya adalah sbb :
ZA -ZA 0 Ii Vi
-ZA ( ZA + ZB + ZC ) -ZC I2 = 0
0 -ZC ZC Io -Vo

Dari persamaan diatas dapat dicari : input impedance ( impedansi masukan ), output
impedance ( impedansi keluaran ) dan impedansi alih ( transfer impedance ). Yaitu
sbb :
Dari bentuk matrix diatas didapat :

Perlu diketahui bahwa impedansi masukan dari jaringan aktif akan ditentukan seperti
impedansi yang ada pada jaringan yang dihitung dari terminal ketika semua sumber
internal dihubung singkat hal ini berlaku juga untuk mencari impedansi keluaran.
Jadi, dari persamaan diatas impedansi masukan nya adalah sbb :
t t
t t
R 샠
impedansi masukan ( Zi ) = R
= tt
= t

t
Jadi, Zi = t

Untuk hal yang sama impedansi keluarannya adalah sbb :


t t
t t
R 샠
impedansi keluaran ( Zo ) = = = t t
t t

Jadi, Zo =

Untuk mencari besarnya impedansi alih ( transfer impedance ) perlu diketahui bahwa
yang disebut transfer impedance adalah perbandingan dari tegangan aktiv pada suatu
rangkaian dengan jumlah arus pada rangkaian yang lain, semua sumber yang lain
sama dengan NOL.
t t
t t
R 샠
Jadi impedansi alih ( Z transfer Io ) = = t
= t
t

Z Transfer Io = ZB
Persamaan arus mesh pada gambar 2 :
( Z1 + Z3 ) . Ii - Z2 . Io = Vi
-Z2 . Ii + ( Z2 + Z3 ) . Io = -Vo

Dalam sistem matrix didapat :


( Z1 + Z3 ) -Z2 I1 Vi
-Z2 +( Z2 + Z3 ) Io -Vo
R 샠 t t
- Diperoleh impedansi masukannya = Zi = R
= tt
=
샠 t t
- impedansi keluarannya = Zo = = = t
R 샠 t t
- impedansi alih = Ztransfer Io = = t
=

Dengan demikian hubungan segitiga dan bintang kita katakan sama ( equivalent ) jika:
t t t
 t
= …… ( 1 )

t t
 = t
……. (2)

t t
 ZB = ……. (3)

Dengan mensubstitusikan pers 3 ke pers 1 dan 2 kita peroleh :


t t
ZA = …….. (4)
t t
ZC = t
……… ( 5 )

Jadi bila diketahui hubungan bintang dengan impedansi Z1, Z2, & Z3, maka kita
dapat merubah hubungan bintang itu menjadi hubungan segitiga dan besarnya ZA, ZB
& ZC dapat dicari dengan persamaan 3, 4, 5. Seperti gambar dibawah :
* Transformasi bintang segitiga

t t
ZA =
t t
ZB =
t t
ZC = t

Untuk mendapatkan transformasi segitiga ke bintang diperoleh dengan menambah


ketiga pers 3, 4, 5 kemudian hasilnya dibalik, sehingga kita peroleh,

t t
t
= t t
…… ( 6 )
Sekarang ruas kiri dari pers 6 dikalikan dengan ZA.ZB dan raus kanan juga
persamaan 3&4
Sehingga diperoleh :
t t t t t t
t
= t t
. .

t
Jadi Z1 = t

dengan cara yang sama kita peroleh Z2 & Z3


Adapun transformasi segitiga ke bintang kita
peroleh :

t
Z1 = t
t
Z2 = t

Z3 = t

Transformasi dari rangkaian Delta ke rangkaian star

G
ambar 1 rangkaian resistor delta yang ditransformasi menjadi rangkaian star

Untuk menghitung rangkaian resistor komplek kadang-kadang kita menjumpai suatu


rangkaian dalam bentuk Delta, sehingga rangkaian resistor tersebut tidak dapat
diselesaikan. Cara mudah untuk menyelesaikannya yaitu dengan mengubah rangkaian
delta menjadi rangkaian pengganti Star seperti gambar 1 di atas. Berikut proses
transformasi dari rangkaian delta ke rangkaian star.

Perhatikan titik 1-2 pada gambar 1

Hambatan titik 1-2 pada rangkaian delta harus sama dengan hambatan pada titik 1-2
rangkaian star sehingga kita dapatkan :

Rp+ Rr = Ra // Rb+ Rc tanda + menyatakan seri sedangkan tanda // menyatakan


paralel.

Atau dapat ditulis :

P
ada titik 2-3 :

Pada titik 3 – 1

Eliminasi persamaan 1 dan 2 :


Eliminasi persamaan 4 dengan persamaan 3 :

Subtitusikan hasil ke persamaan 4 :

Subtitusi hasil ke persamaan 2 :


Ringkasan :

Untuk mengubah dari rangkaian delta ke rangkaian resistor star adalah sebagai

berikut

G
ambar 2

Perhatikan gambar 2 :

Catatan : persamaan diatas sangat dipengaruhi oleh posisi R pada gambar, jika peng-
index-an gambar diganti, maka permasaan harus disesuaikan lagi dengan gambar
yang baru.

Tranfromasi dari rangkaian star ke rangkaian delta


Gamb
ar 3 transformasi dari star ke delta

Berikut cara mencari resistor pengganti untuk transformasi dari rangkaian star ke
delta.

Dari transformasi delta ke star didapat :

Kemudian kalikan tiap-tiap R pada rangkaian star :


Kemudian jumlahkan ketiga persamaan (1) (2) dan (3) :

atau :

Maka di dapat :

Untuk Ra :

Untuk Rb :

Untuk Rc :
Ringkasan :

Untuk mengubah dari rangkaian resistor star ke rangkaian resistor delta dengan
memperhatikan gambar dapat dilakukan secara cepat sebagai berikut :
Tugas pendahuluan :

A. Diketahui rangkaian seperti gambar dibawah ini :

Ditanyakan : a. menghitung arus yang mengalir melalui tahanan R1


b. menghitung tahanan total dari rangkaian
c. menghitung daya yang diserap oleh R5
d. menghitung arus yang mengalir melalui tahanan R4
Jawaban :
a. IR1 = ?
Pertama mencari Rtot pada rangkaian
 Mentransformasikan rangkaian dengan tahanan
R3,R4,R5 ( delta ), ke rangkaian dengan tahanan Rc,
Rd, Re, ( bintang )
- Rc = a

t t
= t t
= 54,93 Ω

a
- Rd = a

t
= t t
= 30,99 Ω

a
- Re = a

t
= t t
= 120,85 Ω

 Sehingga, Rc seri dengan R6, Rd seri dengan R7, Re


seri dengan R2
- Rc + R6 = 54,93 + 82 = 136,93 Ω

- Rd + R7 = 30,99 + 68 = 98,99 Ω

- Re + R2 = 120,85 + 500 = 620,85 Ω

 Lalu, Rc + R6 paralel dengan Rd + R7


Rc R6 ݀
Rp = t 6 ݀

t 6 t tt tt
Rp = t 6 t tt tt

= 57,46 Ω

 Maka, didapat semua tahanan seri satu sama lain

Rtot = R1 + ( Re + R2 ) + Rp

= 47 + 620,85 + 57,46

= 725,31 Ω

Dikarenakan pada rangkaian seri hanya tegangan yang terbagi, sedangkan kuat arus
tidak terbagi, maka kuat arus total = kuat arus pada R1

Itot = IR1 = t t
= t
= 0,0345 A = 34,5 mA

b. Rtot telah didapat pada proses mencari IR1 pada pertanyaan


bagian a
Rtot = 725,31 Ω

c. Daya yang diserap R5 didapat dari proses sebagi berikut :

 Pertama, mencari tegangan pada R5

t
VR5 = t . 4,78

= 0,174 V = 174 mV

 Selanjutnya mencari kuat arus pada R5

IR5 =

t a
= t
= 0,00174 A = 1,74 mA
 Sehingga didapat daya

PR5 = VR5 . IR5

= 174 . 1,74

= 302,76 mWatt

d. Arus yang mengalir pada tahanan R4 didapat dari proses


perhitungan sebagai berikut :
 Pertama mencari, tegangan pada tahnanan R3-R7

VR3-R7 = ( Rp + Re ) . Itot

= ( 57,46 + 120,85 ) . 0.0345

= 6,15 volt

 Selanjutnya, mencari tegangan pada R4

a
VR4 = t t t
. VR3-R7

= a6 a6 t t a
. 6,15

= 4,78 volt

 Lalu, mencari kuat arus pada R4

a
IR4 = a

a t
= = 0,0218 A = 21,8 mA

B. Diketahui gambar rangkaian seperti dibawah ini :


Keterangan :
RI = 68 Ω
R2 = 100 Ω
R3 = 150 Ω
R4 = 270 Ω
R5 = 220 Ω
R6 = 390 Ω
R7 = 100 Ω
R8 = 56 Ω
R9 = 150 Ω
Ditanyakan : 1. Besarnya tahanan pada AB
2. Besarnya tahanan pada BC
3. Besarnya tahanan pada AC
Jawaban :
 Pertama, mentransformasikan segitiga paling dalam
ke rangkaian bintang dari, R4, R5, R6 menjadi Rd,
Re, Rf sbb :
6
- Rd = a 6

t
= t

= 97,5 Ω
a 6
- Re = a 6

t
= t

= 119,66 Ω

a
- Rf = a 6

= t

= 67,5 Ω

 Sehingga, didapat Rd, Re, Rf seri secara berurutan


dengan R8, R7, R9 membentuk sebuah rangkaian
bintang

- Rd8 = Rd + R8

= 97,5 + 56

= 153,5 Ω

- Re7 = Re + R7

= 119,66 + 100

= 219,66 Ω
- Rf9 = Rf + R9

= 67,5 + 150

= 217,5 Ω

 Selanjutnya, mentransformasikan rangkaian bintang


Rd8, Re7, Rf9 menjadi rangkaian segitiga Za, Zb, Zc

݀t ݀t Lt Lt
- Za = Lt

t tt 66 t t tt 66 t
= t

t tt t6 a 6
= t

= 528,18 Ω

݀t ݀t Lt Lt
- Zb ==

t tt 66 t t tt 66 t
= tt 66

t tt t6 a 6
= tt 66

= 522,99 Ω

݀t ݀t Lt Lt
- Zc == ݀t

t tt 66 t t tt 66 t
= t

t tt t6 a 6
= t
-
= 784,40 Ω

 Sehingga, didapat Za, Zb, Zc paralel secara berurutan


dengan R3, R2, R1 membentuk sebuah rangkaian
segitiga ABC

t
- R AB = t
t t tt
= t t tt

= 116,82 Ω

t
- R BC = t

t tt
= t tt

= 83,95 Ω
t t
- R AC = t t

6t ta a
= 6t ta a

= 62,80 Ω
Jadi, didapat jawaban untuk pertanyaan sbb :
1. Besarnya tahanan pada AB sama dengan 116,82 Ω
2. Besarnya tahanan pada BC sama dengan 83,95 Ω
3. Besarnya tahanan pada AC sama dengan 62,80 Ω
BAB III
ALAT- ALAT YANG DIGUNAKAN

Alat-alat yang digunakan sebagi berikut :


a. Pencatu daya DC : 0-60 V
b. Tahanan
c. Tahanan geser
d. Multimeter
BAB IV
LANGKAH KERJA

4.1. Meneliti semua peralatan yang akan digunakan


4.2. Membuat rangkaian seperti gambar 3

4.3. Mengukur arus yang melalui ampermeter dengan tegangan sumber yang berbeda-
beda hasil pengukuran dimasukan kedalam data percobaan tabel 1
4.4. Menghitung tahanan total berdasarkan arus dan tegangannya, hasilnya dimasukan
kedalam data percobaan tabel 1
4.5. Mencari tahanan total rata-ratanya & dimasukan kedalam data percobaan tabel 1
4.6. Mentransformasikan hubungan segitiga ( titik ABC ), gambar 3 menjadi hubung-
an bintang dengan nilai tahanan Ra, Rb, Rc ( titik ABC )
4.7. Membuat rangkaian gambar 4 dengan Ra, Rb, Rc hasil transformasi diatas, ke-
dian hasil pengukurannya masukan dalam data percobaan data tabel 2.
4.8. Membuat rangkaian gambar. 5 dan hasil pengukurannya masukan dalam data
percobaan tabel 3

4.9. Mentransformasikan hubungan bintang ( titik ABC ) gambar. 5 menjadi hubung-


an segitiga dengan nilai tahanan R2, R3, R4
4.10.Membuat rangkaian percobaan gambar 6 dengan R2, R3, R4 hasil transformasi
diatas, kemudian hasil pengukurannya masukkan dalam data percobaan tabel 4
BAB V
TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Mencari besarnya tahanan total pada gambar 3 secara teori dan bandingkan
dengan hasil praktiknya
Jawaban :
o Pada gambar tiga terdapat sebuah rangkaian segitiga ABC, dimana
rangkaian tersebut dapat ditransformasikan ke rangkaian bintang
dengan tahanan Rb, Rc, Rd, dengan perhitungan sebagai berikut :

a
 Rb = a

= 110 Ω

a
 Rc = a

= 110 Ω

 Rd = a

= 110 Ω

o Sehingga, didapatkan Rc seri dengan R5 dan Rb seri dengan R6


sedangkan Rd seri dengan R1, dengan perhitungan sebagai berikut:

 Rc + R5 = 110 + 82
= 192 Ω

 Rb + R6 = 110 + 100
= 210 Ω

 Rd + R1 = 110 + 47
= 157 Ω

o Lalu, hasil dari Rc + R5 dan Rb +R6 saling paralel, sehingga untuk


tahanan parelel (Rp), diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut :
t t 6
 Rp = t t 6

tt t
=
tt t

= 100,30 Ω

o Maka didapat Rtot dengan perhitungan sebagai berikut :

Rtot = Rd + R1 + Rp
= 157 + 100,30
= 257,30 Ω

Untuk tahanan total pada percobaan terdapat perbedaan dengan tahanan total pada
perhitungan manual yang tidak terlalu signifikan, ini disebabkan tahanan total pada
percobaan didapatkan setelah mengetahui kuat arus, dengan perhitungan tegangan
sumber dibagi dengan kuat arus yang didapat pada pengukuran. Sedangkan pada
bagian perhitungan manual, kuat arus didapatkan setelah mengetahui tahanan total
terlebih dahulu dengan perhitungan seperti jawaban.
Namun demikian, tahanan total dari hasil percobaan sebenarnya adalah tahanan rata-
rata, karena nilai nya yang sangat mendekati tahanan total hasil perhitungan.
Tahanan total pada tabel didapat dengan perhitungan sebagai berikut :
t t
Rrata-rata = a
a t
= a

= 257,33 Ω
Sedangkan tahanan rata-rata pada hasil perhitungan adalah sebagai berikut :
t t
Rrata-rata = a

= a

= 257,30 Ω

2. Mencari besarnya tahanan total pada gambar 5 secara teori dan bandingkan
dengan hasil praktiknya
Jawaban :
o Pada gambar rangkaian 5, terlihat bahwa Rb seri dengan R5 dan Rc
seri dengan R6 sedangkan Ra seri dengan R1, dengan perhitungan
sebagai berikut:
 Rb + R5 = 68 + 220
= 288 Ω

 Rc + R6 = 82 + 100
= 182 Ω

Ra + R1 = 120 + 68
= 188 Ω
o Lalu, hasil dari Rb + R5 dan Rc +R6 saling paralel, sehingga untuk
tahanan parelel (Rp), diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut :
t t 6
 Rp = t t 6

tt tt
= tt tt
= 111,52 Ω

o Maka didapat Rtot dengan perhitungan sebagai berikut :

Rtot = Ra + R1 + Rp
= 188 + 111,52
= 299,52 Ω

Untuk tahanan total pada percobaan terdapat perbedaan dengan tahanan total
pada perhitungan manual yang tidak terlalu signifikan, ini disebabkan tahanan
total pada percobaan didapatkan setelah mengetahui kuat arus, dengan
perhitungan tegangan sumber dibagi dengan kuat arus yang didapat pada
pengukuran. Sedangkan pada bagian perhitungan manual, kuat arus
didapatkan setelah mengetahui tahanan total terlebih dahulu dengan
perhitungan seperti jawaban.
Namun demikian, tahanan total dari hasil percobaan sebenarnya adalah tahanan
rata-rata, karena nilai nya yang sangat mendekati tahanan total hasil
perhitungan.
Tahanan total pada tabel didapat dengan perhitungan sebagai berikut :
t t
Rrata-rata = a
tt a tt 6 tt a tt a
= a

= 299,46 Ω
Sedangkan tahanan rata-rata pada hasil perhitungan adalah sebagai berikut :
t t
Rrata-rata = a
tt tt tt tt
= a

= 299,52 Ω
BAB VI
GAMBAR RANGKAIAN
6.1. Gambar rangkaian sesuai gambar 3

6.2. Gambar rangkaian sesuai gambar 4


6.3. Gambar rangkaian sesuai gambar 5

6.4. Gambar rangkaian sesuai gambar 6


BAB VII
TABULASI DATA

A. TABEL 1
Tegangan ( V ) 5 8 10 15

Arus (mA) 19,4 31,1 38,9 58,3

Tahanan total ( Ω ) 257,73 257,24 257,07 257.29

Tahanan rata-rata 257,33


(Ω)

B. TABEL 2

Tegangan ( V ) 5 8 10 15

Arus (mA) 19,4 31,1 38,9 58,3

Tahanan total ( Ω ) 257,73 257,24 257,07 257.29

Tahanan rata-rata 257,33


(Ω)

C. TABEL 3

Tegangan ( V ) 5 8 10 15

Arus (mA) 16,7 26,7 33,4 50,1

Tahanan total ( Ω ) 299,40 299,63 299,40 299,40

Tahanan rata-rata 299,46


(Ω)

D. TABEL 4

Tegangan ( V ) 5 8 10 15

Arus (mA) 16,7 26,7 33,4 50,1

Tahanan total ( Ω ) 299,40 299,63 299,40 299,40

Tahanan rata-rata 299,46


(Ω)
BAB VIII
ANALISA DATA

A. Analisa rangkaian
 Pada rangkaian gambar 3, terdapat pencatu daya DC (0-60 V) yang
dihubungkan seri dengan R1, dari sini arus tidak terbagi dan arus
masuk sama dengan arus pada R1. Selanjutnya arus mengalir ke
rangkaian segitiga ABC dengan tahanan R2, R3, R4, disini arus terbagi
karena terdapat rangkaian paralel.
Lalu arus keluar pada sambungan R5 dan R6 kembali menuju pencatu
daya DC yang besarnya sama dengan arus masuk ( Imasuk = I keluar )

 Pada gambar 4, prisip kerjanya sama dengan rangkaian gambar 4, yang


membedakan antara keduanya adalah rangkaian di titik ABC yang
berubah menjadi rangkaian bintang dengan nilai Rb, Rc, Rd

 Pada rangkaian gambar 5, arus mengalir dari pencatu daya DC sebesar


Iin menuju R1 dengan arus setelahnya sebesar IRI = In. dari R1 arus
masuk menuju rangkaian bintang pada titik ABC dengan tahanan Ra,
Rb, Rc, dengan besar arus tidak sama dengan Iin karena arus terbagi
pada rangkaian paralel. Selanjutnya arus keluar melewati sambungan
R5 dan R6 yang besarnya Iout = Iin

 Pada rangkaian gambar 6, prinsip kerjanya sama dengan rangkaian


gambar 5, yang membedakan antara keduanya adalah rangkaian di titik
ABC berubah menjadi rangkaian segitiga dengan nilai R2, R3, R4
B. Analisa data

 Gambar. 3
Untuk mendapatkan arus dan tahanan total serta tahanan rata-rata rangkaian
seperti yang terdapat pada tabel 1, maka terlebih dahulu dicari Rtot pada
rangkaian seperti gambar 3, dengan perhitungan sebagai berikut :

o Pada gambar tiga terdapat sebuah rangkaian segitiga ABC, dimana


rangkaian tersebut dapat ditransformasikan ke rangkaian bintang
dengan tahanan Rb, Rc, Rd, dengan perhitungan sebagai berikut :

a
 Rb = a

= 110 Ω
a
 Rc = a

= 110 Ω

 Rd = a

= 110 Ω

o Sehingga, didapatkan Rc seri dengan R5 dan Rb seri dengan R6


sedangkan Rd seri dengan R1, dengan perhitungan sebagai berikut:

 Rc + R5 = 110 + 82
= 192 Ω

 Rb + R6 = 110 + 100
= 210 Ω

 Rd + R1 = 110 + 47
= 157 Ω

o Lalu, hasil dari Rc + R5 dan Rb +R6 saling paralel, sehingga untuk


tahanan parelel (Rp), diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut :
t t 6
 Rp = t t 6

tt t
= tt t

= 100,30 Ω

o Maka didapat Rtot = Rrata-rata dengan perhitungan sebagai berikut :

Rtot= Rrata-rata = Rd + R1 + Rp

= 157 + 100,30

= 257,30 Ω
Setelah Rtot didapatkan, barulah bisa dicari arus pada R1 yang akan sama
dengan Itot karena rangkaian nya seri. Dengan penyesuaian tegangan seperti pada
tabel
 Untuk tegangan 5 volt
IR1 = IRtot = t t

= 0,0194 A = 19,4 mA

 Untuk tegangan 8 volt


IR1 = IRtot = t t

t
=

= 0,0311 A = 31,1 mA

 Untuk tegangan 10 volt


IR1 = IRtot = t t

t
=

= 0,0389 A = 38,9 mA
 Untuk tegangan 15 volt
IR1 = IRtot = t t

t
=

= 0,0583 A = 58,3 mA

Untuk tahanan total pada tabel terdapat perbedaan dengan tahanan total pada
perhitungan analisa yang tidak terlalu signifikan, ini disebabkan tahanan total pada
tabel didapatkan setelah mengetahui kuat arus, dengan perhitungan tegangan sumber
dibagi dengan kuat arus yang didapat pada pengukuran. Sedangkan pada bagian
perhitungan analisa, kuat arus didapatkan setelah mengetahui tahanan total terlebih
dahulu dengan perhitungan seperti diatas.
Namun demikian, tahanan total dari hasil percobaan sebenarnya adalah tahanan rata-
rata, karena nilai nya yang sangat mendekati tahanan total hasil perhitungan.
Tahanan total pada tabel didapat dengan perhitungan sebagai berikut :
t t
Rrata-rata = a
a t
= a

= 257,33 Ω
Sedangkan tahanan rata-rata pada hasil perhitungan adalah sebagai berikut :
t t
Rrata-rata = a

= a

= 257,30 Ω

 Gambar 4
Gambar 4 merupakan hasil transformasi dari rangkaian segitiga ABC pada
gambar 3, sehingga hasil perhitungannya sama dengan perhitungan untuk
gambar 3 diatas
Untuk perhitungan transformasi dari bintang ke segitiga sebagai berikut :
t t t t t t
 R2 = t

tt tt tt tt tt tt
= tt

= 330 Ω

t t t t t t
 R3 = t

tt tt tt tt tt tt
= tt

= 330 Ω

t t t t t t
 R4 = t

tt tt tt tt tt tt
= tt

= 330 Ω

 Gambar 5
o Pada gambar lima terdapat sebuah rangkaian bintang dengan tahanan
Ra, Rb, Rc , dimana rangkaian tersebut dapat ditransformasikan ke
rangkaian segitiga dengan tahanan R2, R3, R4, dengan perhitungan
sebagai berikut :

t t t t t t
 R2 = t

t 6t t t 6t t
= t

= 287,51 Ω

t t t t t t
 R3 = t

t 6t t t 6t t
= 6t

= 346,71 Ω

t t t t t t
 R4 = t

t 6t t t 6t t
= t

= 196,47 Ω

o Namun pada gambar 5 ini, tanpa mentrasformasikan rangkaian


bintang ke segitiga, sudah bisa dicari tahanan total pada rangkaian
dengan cara sebagai berikut :
Terlihat bahwa Rb seri dengan R5 dan Rc seri dengan R6 sedangkan
Ra seri dengan R1, dengan perhitungan sebagai berikut:

 Rb + R5 = 68 + 220
= 288 Ω

 Rc + R6 = 82 + 100
= 182 Ω

 Ra + R1 = 120 + 68
= 188 Ω
Lalu, hasil dari Rb + R5 dan Rc +R6 saling paralel, sehingga untuk
tahanan parelel (Rp), diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut :
t t 6
 Rp = t t 6

tt tt
= tt tt
= 111,52 Ω
Maka didapat Rtot dengan perhitungan sebagai berikut :

Rtot = Ra + R1 + Rp
= 188 + 111,52
= 299,52 Ω
Setelah Rtot didapatkan, barulah bisa dicari arus pada R1 yang akan sama dengan Itot
karena rangkaian nya seri. Dengan penyesuaian tegangan seperti pada tabel
 Untuk tegangan 5 volt
IR1 = IRtot = t t

= tt

= 0,0167 A = 16,7 mA

 Untuk tegangan 8 volt


IR1 = IRtot = t t

t
= tt

= 0,0267 A = 26,7 mA

 Untuk tegangan 10 volt


IR1 = IRtot = t t

t
= tt

= 0,0334 A = 33,4 mA
 Untuk tegangan 15 volt
IR1 = IRtot = t t

t
= tt

= 0,0501A = 50,1 mA
Untuk tahanan total pada tabel terdapat perbedaan dengan tahanan total pada
perhitungan analisa yang tidak terlalu signifikan, ini disebabkan tahanan total pada
tabel didapatkan setelah mengetahui kuat arus, dengan perhitungan tegangan sumber
dibagi dengan kuat arus yang didapat pada pengukuran. Sedangkan pada bagian
perhitungan analisa, kuat arus didapatkan setelah mengetahui tahanan total terlebih
dahulu dengan perhitungan seperti diatas.
Namun demikian, tahanan total dari hasil percobaan sebenarnya adalah tahanan rata-
rata, karena nilai nya yang sangat mendekati tahanan total hasil perhitungan.
Tahanan total pada tabel didapat dengan perhitungan sebagai berikut :
t t
Rrata-rata = a
tt a tt 6 tt a tt a
= a

= 299,46 Ω
Sedangkan tahanan rata-rata pada hasil perhitungan adalah sebagai berikut :
t t
Rrata-rata = a
tt tt tt tt
= a

= 299,52 Ω

 Gambar 6
Gambar 6 merupakan hasil transformasi dari rangkaian bintang pada gambar
5, sehingga hasil perhitungannya sama dengan perhitungan untuk gambar 5
diatas
Untuk perhitungan transformasi dari segitiga ke bintang sebagai berikut :
Pada gambar tiga terdapat sebuah rangkaian segitiga ABC, dimana
rangkaian tersebut dapat ditransformasikan ke rangkaian bintang dengan
tahanan Ra, Rb, Rc, dengan perhitungan sebagai berikut :

 Ra = a

t t a6 t
= t t a6 t tt6 a

= 120 Ω

a
 Rb = a

t t tt6 a
= t t a6 t tt6 a

= 68 Ω
a
 Rc = a

a6 t tt6 a
= t t a6 t tt6 a

= 82 Ω
BAB IX
KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, praktikan dapat menarik beberapa kesimpulan
sebagi berikut :

a. Transformasi delta ke bintang dan dari bintang ke delta merupakan suatu


metode mempermudah perhitungan tahanan total pada rangkaian listrik
dengan kombinasi yang rumit

b. Nilai tahanan total pada transformasi delta ke bintang dan dari bintang ke delta
adalah sama, karena pada dasarnya keduanya hanyalah metode
penyederhanaan rangkaian listrik untuk mempermudah perhitungan tahanan
pada rangkaian listrik.

Saran
a. Praktikan sebaiknya memeriksa kembali rangkaian yang sudah dibuat, karena
sedikit kesalahan akan memengaruhi hasil
b. Praktikan diharapkan menggunakan aplikasi simulasi dengan benar
c. Praktikan sebaiknya lebih teliti dalam melakukan perhitungan tahanan dari
transformasi delta ke bintang dan bintang ke delta karena rumusnya cukup
mengelabuhi kalau tidak teliti

Anda mungkin juga menyukai