Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

No. percobaan : 01
Nama : ARDIANSYAH
No. BP : 2001031039

Kelas : 1B D3 Teknik Listrik

Tanggal Penyerahan : 27 Oktober 2020

Instruktur : H. EFENDI MUCHTAR,ST,MT

ZULKA HENDRI,ST,MT

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK

2020/2021
BAB I
TUJUAN

Pada akhir percobaan praktikan diharapkan dapat :


1. Membuat sumber tegangan dengan memakai sistem pembagi tegangan
2. Menggambar grafik tegangan keluaran (Vo),sebagai fungsi tahanan R2 pada
pembagi tegangan tanpa beban
3. Menggambar grafik pembagi tegangan untuk :
 Tegangan keluaran (Vo) sebagai fungsi tahanan beban (Rb)
 Daya keluaran (Pb) sebagai fungsi tahanan beban (Rb).
4. Menentukan harga perbandingan tahanan R1 dan R2, sehingga dapat menyalurkan
daya maksimum
ꞈ t
5. Menggambar grafik perbandingan tegangan sebagai fungsi t
untuk
berbeban maupun tidak berbeban
BAB II
PENDAHULUAN

Pembagi tegangan adalah suatu rangkaian yang terdiri dari satu tegangan sumber dan
dua buah atau lebih resistor /resistansi yang dihubungkan secara seri. Masing-masing
resistor tersebut akan mengeluarkan tegangan yang apabila dijumlahkan maka jumlahnya
akan sama dengan tegangan sumber.
Secara umum dapat dirumuskan,sebagai berikut :

VRn = . Vs

Dimana ;
VRn = tegangan pada resistor n
Rn = resistor n
Rt = hambatan total
Vs = tegangan sumber
Menghubungkan resistor seri pada tegangan DC memiliki satu keuntungan, tegangan
yang berbeda muncul di setiap resistor menghasilkan sebuah rangkaian yang disebut
Rangkaian Pembagi Tegangan. Hukum tegangan Kirchoff menyatakan bahwa " tegangan
dalam rangkaian tertutup sama dengan jumlah semua tegangan (IR) di seluruh rangkaian".
Rangkaian dasar Resistor Seri sebagai Pembagi Tegangan dapat dilihat pada Gambar
rangkaian dibawah ini;
Dalam rangkaian dua resistor yang dihubungkan secara seri melalui Vin, yang merupakan
tegangan listrik yang terhubung ke resistor, Rtop, di mana tegangan keluaran Vout adalah
tegangan resistor Rbottom yang diberikan oleh formula. Jika lebih resistor dihubungkan
secara seri pada rangkaian maka tegangan yang berbeda akan muncul di setiap resistor
berkaitan dengan masing-masing hambatan R (IxR hukum Ohms) menyediakan tegangan
berbeda dari satu sumber pasokan/catudaya. Namun, harus berhati-hati ketika
menggunakan jaringan jenis ini sebagai impedansi karena dapat mempengaruhi tegangan
keluaran. Sebagai contoh;
Misalkan ada 12V DC supply dan rangkaian memiliki impedansi 50Ω memerlukan
pasokan 6V. Menghubungkan dua nilai yang sama resistor, misalkan masing-masing 50Ω
bersama-sama sebagai sebuah jaringan pembagi potensial di 12V akan mendapatkan hasil
yang diharapkan /baik sampai menambahkan beban rangkaian kedalam jaringan.
Menghitung tegangan di X and Y.
a) Tanpa penambahan RL
b) Dengan RL tersambung

Seperti yang dapat dilihat dari atas, Vout tegangan output tanpa resistor beban terhubung
memberikan apa yang diperlukan yakni 6V, tapi tegangan output yang sama pada saat
beban Vout terhubung turun menjadi hanya 4V, (Resistor dalam Parallel). Maka tegangan
keluaran Vout ditentukan oleh rasio Vtop untuk Vbottom dengan efek mengurangi level
tegangan sinyal atau dikenal sebagai Attenuation sehingga harus berhati-hati bila
menggunakan jaringan pembagi potensial. Semakin tinggi beban impedansi
menimbulkan efek pembebanan pada output.
Sebuah resistor variabel, potensiometer atau sering disebut juga Pot, adalah contoh yang
baik dari multi-resistor pembagi tegangan. Pengaturan dengan memutar/menggeser
tombol pada portensiometer akan menghasilkan Resistansi yang berbeda pada kaki
resistor sehingga akan menghasilkan tegangan keluaran yang kita harapkan dengan lebih
akurat.
a. Pembagi tegangan tanpa beban

Dalam bidang teknik listrik maupun elektronik kita sangat memerlukan sumber
tegangan yang tepat sesuai dengan kebutuhan kita.
Sebuah pembagi tegangan diatur sedemikian rupa sehingga menyerupai sumber
tegngan yang mana tegangan keluarannya dapat kita tentukan sesuai dengan
kebutuhan.
Hubungan pembagi tegangan adalah hubungan seri dari dua buah tahanan dan lihat
gambar 1

Tegangan keluaran (Vo) dapat dihitung dengan menggunakan rangkaian seri sbb:

t
I= c Rt = R1 + R2

t
I= t
Vo = I . R2

t
Vo = t
. R2
t
Vo = Vi . t
Rumus ini hanya berlaku untuk pembagi tegangan tanpa beban

b. Pembagi tegangan berbeban


Apabila keluaran suatu rangkaian dibebani maka pada keluaran rangkaian tersebut
dapat terjadi penurunan tegangan atau jatuh tegangan, peristiwa ini disebut
pembebanan .Apabila pembagi tegangan diberi beban (lihat gambar 2), maka aka
nada arus yang melewati Rb (tahanan beban). Berhubung Rb dan R2 keadaannya
paralel, rumus untuk pembagi tegangan tanpa beban tidak berlaku bagi pembagi
tegangan berbeban
Dari persamaan rangkaian diatas didapat :

t
Vo = I . Rp I=

t
Vo = . Rp

t
Vo =

Vo = Vi . Rumus ini berlaku untuk pembagi tegangan yang berbeban


BAB III
PERALATAN YANG DIGUNAKAN

Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut:


1. Pencatu daya DC 0 60 v
2. Tahanan 220 ꭥ , 470 ꭥ
3. Potensiometer 1k ꭥ
4. Voltmeter
5. Kabel penghubung
6. Papan percobaan
BAB IV
LANGKAH KERJA

4.1. membuat rangkaian seperti gambar. 4-1

4.2. mengukur Vo dengan voltmeter dan mengatur harga tahanan R1 dan R2 sesuai
dengan tabel 4.1
4.3. membuat rangkaian seperti gambar. 5-1

4.4. mengukur Vo dengan voltmeter dan mengubah harga tahanan R1, R2, dan Rb
Sesuai dengan tabel 4.2
BAB V
TUGAS DAN PERTANYAAN
5.1. Grafik tegangan keluaran (Vo),fungsi tahanan R2,pada pembagi tegangan tanpa
beban
Jawaban : data pada grafik terdapat pada tabel 4.1

5.2. Grafik tegangan keluaran (Vo), fungsi tahanan beban Rb pada pembagi tegangan
berbeban
Jawaban : data pada grafik terdapat pada tabel 4.2 bagian a dan b
5.3. Grafik daya keluaran (Pb),fungsi tahanan beban Rb, pada pembagi tegangan
berbeban
Jawab :
Data pada grafik diperoleh dari perhitungan berikut :

Untuk Rb = 220 ohm

ꞈ t
 P0 = = = 0 watt
ꞈ t
 Pt = = t
= 0.013 watt
ꞈ t
 P = = t
= 0.026 watt
ꞈ tt
 P = = t
= 0.051 watt
ꞈ t
 P = = tt͏͏
= 0.12 watt
ꞈ ͏t
 P ͏ = = t
= 0.17 watt
ꞈ t
 P = = t
= 0.23 watt
ꞈ t
 P ͏ = = t
= 0.34 watt

 P = = t
= 0.56 watt

Untuk Rb = 470 0hm


ꞈ t
 P0 = = = 0 watt
ꞈ t͏t
 P200 = = t
= 0.016 watt
ꞈ tt ͏t
 P400 = =t t
= 0.032 watt
ꞈ t t
 P600 = =t t͏͏
= 0.060 watt
ꞈ ͏t t
 P800 = =t t
= 0.12 watt
ꞈ t t
 P850 = = tt ͏
= 0.15 watt
ꞈ t͏͏t
 P900 = = t
= 0.18 watt
ꞈ t t
 P950 = = t
= 0.24 watt
ꞈ t
 P1000 = = t
= 0.32 watt
5.4.Diinginkan pada beban 10 ohm, mempunyai tegangan 5 volt sedangkan sumber
tegangan untuk pembagi tegangan adalah 12 volt. Harga pembandingan tahanan
R1 dan R2, sehingga daya yang ditransfer ke beban maksimum
Jawab :
Diket ; Rb = 10 ohm
Vo = 5 volt
Vi = 12 volt
Dit ; R1 : R2
Jwb;
t
Vo = t
t
t
5 = t
t

5R1 + 5R2 = 12R2


5R1 = 7R2

t

ꞈ t
5.5. Grafik perbandingan sebagai fungsi t
untuk berbeban maupun tidak
berbeban
Jawab :
ꞈ t
 Grafik perbandingan sebagai fungsi t
pada rangkaian tidak
berbeban
ꞈ t
 Grafik perbandingan sebagai fungsi t
pada rangkaian
berbeban Rb 220 ohm

ꞈ t
 Grafik perbandingan sebagai fungsi t
pada rangkaian
berbeban Rb 470 ohm
BAB VI
GAMBAR RANGKAIAN
 Gambar. 4-1

 Gambar. 5-1
BAB VII
TABULASI DATA
Tabel 4.1
V1 = 10 volt
No R1 R2 Pengukuran Perhitungan
(ꭥ ) (ꭥ ) Vo ( V ) Vo =
t
t૚
૚ t
1 0 1000 10 Vo = 〮
૚〮〮〮
૚〮 = ૚〮
૚〮〮〮
2 200 800 8 Vo = t〮〮
〮〮
૚〮 = 8
〮〮
3 400 600 6 Vo =
〮〮
૚〮 = 6
〮〮 〮〮
4 600 400 4 Vo =
〮〮
૚〮 = 4
〮〮 〮〮
5 800 200 2 Vo =
t〮〮
૚〮 = 2
〮〮 t〮〮
6 1000 0 0 Vo = ૚〮〮〮

૚〮 = 0

Tabel 4.2
a. V1 = 10 volt
Rb = 220 ohm
No. R1 R2 Pengukur Perhitungan
(ꭥ ) (ꭥ ) an
Vo ( V ) Rp =
t 쟘
Vo =

t૚
t 쟘 ૚ ‴
1 1000 0 0 Rp =
〮 tt〮
=〮 Vo =૚〮〮〮

૚〮 = 〮
〮 tt〮 〮
2 800 200 1.16 Rp =
t〮〮 tt〮
= 104.76 Vo =
૚〮
૚〮 = 1.16
t〮〮 tt〮 〮〮 ૚〮

3 600 400 1.91 Rp =


〮〮 tt〮
= 141.94 Vo =
૚ ૚
૚〮 = ૚ ૚
〮〮 tt〮 〮〮 ૚ ૚

4 400 600 2.87 Rp =


〮〮 tt〮
= 160.98 Vo =
૚ 〮
૚〮 = t
〮〮 tt〮 〮〮 ૚ 〮
5 200 800 4.63 Rp =
〮〮 tt〮
=૚ t Vo =t〮〮
૚ t
૚〮 = 4.63
〮〮 tt〮 ૚ t

6 150 850 5.38 Rp =


〮 tt〮
= 174.77 Vo =૚

૚〮 = 5.38
〮 tt〮 〮 ૚

7 100 900 6.39 Rp =


〮〮 tt〮
= 176.79 Vo =૚〮〮

૚〮 = 6.39
〮〮 tt〮 ૚

8 50 950 7.81 Rp =
〮 tt〮
= 178.63 Vo =
૚ ᅩ
૚〮 = 7.81
〮 tt〮 〮 ૚ ᅩ
9 0 1000 10 ૚〮〮〮 tt〮
Rp = ૚〮〮〮 = 180.33 Vo =〮
૚ 〮 ᅩᅩ
૚〮 = ૚〮
tt〮 ૚ 〮 ᅩᅩ
b. V1 = 10 volt
Rb = 470 ohm

No. R1 R2 Penguku Perhitungan


(ꭥ ) (ꭥ ) ran
Vo ( V ) Rp =
t 쟘
Vo =

t૚
t 쟘 ૚ ‴
1 1000 0 0 Rp = 〮
〮 〮
=〮 Vo =૚〮〮〮

૚〮 = 〮
〮 〮
2 800 200 1.5 Rp =
t〮〮 〮
= 140.30 Vo =
૚ 〮 ᅩ〮
૚〮 = 1.5
t〮〮 〮 〮〮 ૚ 〮 ᅩ〮

3 600 400 2.65 Rp =


〮〮 〮
= 216.10 Vo =
t૚ ૚〮
૚〮 = t
〮〮 〮 〮〮 t૚ ૚〮

4 400 600 3.97 Rp =


〮〮 〮
= 263.55 Vo =
t ᅩ
૚〮 = ᅩ
〮〮 〮 〮〮 t ᅩ
5 200 800 5.97 Rp =
〮〮 〮
=t 〮 Vo =t〮〮
t 〮
૚〮 = 5.97
〮〮 〮 t 〮

6 150 850 6.69 Rp =


〮 〮
= 302.65 Vo =૚
ᅩ〮t
૚〮 = 6.69
〮 〮 〮 ᅩ〮t

7 100 900 7.55 Rp =


〮〮 〮
= 308.76 Vo =૚〮〮
ᅩ〮
૚〮 = 7.55
〮〮 〮 ᅩ〮

8 50 950 8.63 Rp =
〮 〮
= 314.44 Vo =
ᅩ૚
૚〮 =8.63
〮 〮 〮 ᅩ૚
9 0 1000 10 Rp =
૚〮〮〮 〮
= 319.73 Vo =〮
ᅩ૚ ᅩ
૚〮 = ૚〮
૚〮〮〮 〮 ᅩ૚ ᅩ
BAB VII1
ANALISA
Analisa rangkaian :
 Pada percobaan pertama, pengukuran tegangan pada pembagi tegangan tanpa
beban seperti gambar. 4-1. Pada gambar, terlihat bahwa sumber tegangan dan R1
serta R2 dirangkai secara seri.
Prinsip kerjanya,ketika arus bergerak masuk R1 maka tegangan pada R1 berbeda
dengan tegangan pada sumber tegangan. Begitu juga ketika arus keluar dari R1
dan masuk ke R2 maka tegangan pada R2 berbeda dengan tegangan dari R1 dan
sumber tegangan. Dan ini hanya bisa terjadi ketika nilai R1 dan R2 berbeda,jika
nilai R1 dan R2 sama maka dapat dipastikan tegangan pada masing-masing R
sama.
Pada R2,terdapat voltmeter yang dirangkia paralel, guna nya untuk mengukur
berapa tegangan pada R2 atau tegangan keluaran (Vo) rangkaian tersebut.

 Pada percobaan kedua, pengukuran tegangan pada pembagi tegangan berbeban


seperti gambar. 5-1.
Prinsip kerjanya sama dengan percobaan pertama, bedanya terdapat pada R2 yang
dirangkai paralel dengan Rb setelah voltmeter, yang bertujuan untuk memperkecil
tegangan keluaran (Vo).

Analisa data :
Pada percobaan yang telah dilakukan, hasil percobaan sama persis dengan hasil
perhitungan, ini dikarenakan pada saat mensimulasikan menggunkan web
https://phet.colorado.edu/sims/html/circuit-construction-kit-dc-virtual-lab/latest/circuit-
construction-kit-dc-virtual-lab_en.html yang dianggap lebih presisi.
 Pada percobaan sesuai tabel 4.1, didapatkan hasil jika semakin kecil nilai R2
maka nilai Vo juga semakin kecil. Dengan syarat nilai R1 semakin besar. Ini
sesuai dengan konsep, tegangan yang terbagi berbanding lurus dengan nilai
tahanan.
 Pada percobaan sesuai tabel 4.2, didapatkan hasil jika semakain besar nilai R2 dan
Rb maka nilai Vo juga semakin besar. Dengan syarat nilai R1 semakin kecil.
untuk nilai R2 = 0, dapat dipastikan Vo = 0,sedangkan jika nilai R1 = 0, dapat
dipastikan Vo = Vi
BAB IX
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :

a. Pembagi tegangan berfungsi sebagai variator tegangan untuk suatu kebutuhan


dalam dunia listrik dan elektronik

b. Tegangan yang masuk ke resistor akan terbagi ketika melalui resistor. Sehingga
tegangan yang terbagi/tegangan keluaran berbanding lurus dengan nilai
resistansinya

c. Tegangan yang terbagi pada tiap-tiap resistor/tegangan keluaran merupakan rasio


dari resistansi total dikalikan dengan tegangan total rangkaian/tegangan
sumber/tegangan input

d. Tegangan keluaran pada rangkaian tanpa beban lebih besar daripada tegangan
keluaran pada rangkaian dengan beban,sebab arus yang masuk melewati beban
dihambat oleh beban tersebut,sehingga nilainya lebih kecil daripada tegangan
keluaran tanpa beban bahkan jauh leih kecil dari tegangan masuk/sumber

e. Salah satu fungsi dari resistor adalah untuk menurunkan tegangan

f. Daya akan semakin besar ketika tahanan diperbesar

Saran

Diharapkan kepada praktikan,untuk disiplin dalam melaksakan praktikum dan


memerhatikan kelengkapan praktikum

Anda mungkin juga menyukai