Anda di halaman 1dari 10

MODUL 01

SIMULASI RANGKAIAN ELEKTRONIKA


Achmad Qoddri, Ahmad Hasbi Salimi, Asla Roudhatu Rohmah, Ahmad Najib Dhiya Ulhaq
10219078, 10217017, 10219025, 10219103
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung
qoddri@gmail.com

Tanggal Praktikum: 16-09-2020


Asisten: Kafin Mufid /10217110

1. TUJUAN
a. Menentukan tegangan dan arus dari ragkaian resitor seri dan pararel menggunakan program
Proteus, apakah sesuai dengan teori.
b. Membandingan sinyal input dan output pada rangkaian common emitter menggunakan program
Proteus
c. Menentukan besar hambatan pada rangakaian wheatstone bridge agar menghasilkan tegangan
keluaran sesuai dengan tiga digit terakhir NIM menggunakan program Proteus
d. Menentukan rangakaian tapis lolos rendah dan tapis lolos tinggi beserta grafik respon terhadapat
frekuensi dan fasa menggunakan program Proteus.
e. Menentukan rangkaian karakterisasi dioda menggunakan program Proteus.
f. Membuat skema rangkaian counter sederhana yang menggunakan program Proteus

2. DASAR TEORI
Proteus merupakan salah satu peranti lunak yang digunakan untuk mendesain dan
menyimulasikan rangkaian elektronika[1]. Tujuan dari simulasi adalah untuk membuat desain rangkaian
elektronika tanpa merusak komponen elektronika. Simulasi dapat menghemat biaya pembelian
komponen elektronika. Karena jika tidak melakukan simulasi terlebih dahulu, bisa saja akan ditemukan
kerusakan pada komponen elektronika karena proses perakitan yang salah. Sehingga dengan
melakukan simulasi di Proteus akan meminimalisir hal tersebut. Selain itu melakukan simulasi akan
membuat perancang lebih yakin ketika proses perakitan komponen berlangsung. Proteus memiliki
library yang berisi komponen-komponen yang ada di pasaran. Setiap versi terbaru dari Proteus,
memiliki tambahan library baru. Library Proteus yang cukup banyak membuat peranti lunak ini
dikatakan peranti lunak simulasi lengkap, yaitu dari komponen-komponen pasif, analog, transistor,
SCR, FET, button/tombol, saklar/relay, IC digital, IC penguat, IC programmable (mikrokontroler), dan
IC memori. Selain didukung dengan kelengkapan komponen, juga didukung dengan kelengkapan alat
ukur seperti voltmeter, amperemeter, osiloskop, penganalisis sinyal, serta pembangkit frekuensi [1].
Selain itu, pengguna juga dapat membuat library sendiri sesuai dengan kebutuhan.
Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering ditemukan dalam Rangkaian
Elektronika. Hampir setiap peralatan Elektronika menggunakannya. Pada dasarnya Resistor adalah
komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi
untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika. Resistor atau dalam
bahasa Indonesia sering disebut dengan Hambatan atau Tahanan [3]. Resistor juga yang yang
menghubungkan tegangan dan arus melalui Hukum Ohm

V =IR
Keterangan:
V = Teganagn
I = Arus yang mengalir
R = Hambatan

Resistor dapat dirangkai seri dan pararel. Rangkaian seri adalah rangkaian pembagi tegangan
sedangakn arus nya bernilai sama, sehingga untuk mencari tegangan di kaki resitor digunakan formula
R1
V 1= V dengan Rtotal =R1+ R2+ …+ Rn
Rtotal input
Keterangan:
Vinput = Sumber tegangan
V1 = Tegangan di kaki R1
Rtotal = Hambatan total rangkaian seri

Sedangkan rangkaian pararel adalah rangkaian pembagi arus dan tegangan bernilai sama. Arus dapat
dicari dengan pembagi arus

I 1 R1=I 2 R 2=I n Rn dengan I total =I 1 + I 2+ …+ I n

1 1 1 1
= + +…+
R total R1 R 2 Rn

Keterangan:
I1 = Arus yang mengalir di R1
In = Arus yang mengalir di Rn
Itotal = Arus total yang mengalir pada rangkaian
Rtotal = Hambatan total untuk rangkaian pararel

Dioda adalah komponen elektronika yang terdiri dari dua kutub dan berfungsi menyearahkan arus.
Komponen ini terdiri dari penggabungan dua semikonduktor yang masing-masing diberi doping
(penambahan material) yang berbeda, dan tambahan material konduktor untuk mengalirkan listrik [4].
Pada keadaan tanpa tegangan (Vd = 0) arus minoritas dan arus mayoritas mempunyai besar sama tetapi
arah yang berlawanan, sehingga arus total pada keadaan tanpa tegangan panjar sama dengan nol. Jika
dioda diberi tegangan maju yaitu Vd > 0, arus Id mula-mula mempunyai nilai I d = 0, sehingga Vd =
Vpotong, setelah arus dioda naik dengan cepat terhadap perubahan tegangan dioda V d. Pada tegangan
mundur, arus yang mengalir amat kecil dan sampai batas-batas tertentu tak bergantung pada tegangan
dioda. Arus ini terdiri dari arus pembawa muatan minoritas, mengalir dari anoda ke katoda, dan disebut
arus penjenuhan dioda. Pada tegangan mundur terjadi kedadalan (breakdown). Tegangan mundur pada
keadaan itu disebut tegangan dadal atau teganagn balik puncak [2]

3. DATA HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Tegangan dan arus yang diukur dengan DC Voltmeter dan DC Ammeter pada rangkaian resistor
seri

Gambar 1. Skema rangkaiana resitor seri


Pada rangkaian diatas digunakan tegangan DC sebesar 5V, R1 sebesar 1000 ohm, dan R2 sebesar
10000 ohm. Rangkaian seri adalah rangkaian pembagi tegangan, sehingga tampak pada DC
Voltmeter bahwa tegangan sumber sebesar 5 volt terbagi menjadi dua sesuai dengan besar
hambatannya. Sedangkann pada DC Ammeter menunjukkan angka 0.00 karena arus yang terlalu
kecil dari skala yang bisa dibaca. Besar arus pada rangkaian resistor seri adalah sama, nilainya
dapat dilihat pada probe arus. Untuk menghitung tegangan dan arus secara teori, digunakan rumus
pembagi tegangan yang dicantumkan pada bagian dasar teori.

R1 1kΩ
V 1= V input = .5 V =0.4545 V
Rtotal 11kΩ

R2 10 kΩ
V 2= V input = .5 V =4 .545 4 V
Rtotal 11 kΩ

V input 5V
I total= = =0. 000 4545 A
Rtotal 11kΩ

Hal ini menunjukka bahwa simulasi yang dilakukan di program Proteus sesuai dengan teori

2. Tegangan dan arus yang ditampilkan DC Voltmeter dan DC Ammeter pada rangkaian resistor
pararel

Gambar 2. Skema rangkaian resistor pararel

Rangakaian resistor pararel pada gambar 2 memiliki sumber tegangan dan hambatan yang
nilainya sama seperti pada percobaan (1). Rangkaian pararel adalah rangkaian pembagi arus,
dapat dilihat pada probe Arus1 dan Arus2 nilainya berbeda yang jika dijumlahkan akan
menghasilkan arus total yang mengalir dalam rangkaian. Sedangkan tegangan di kaki-kaki resistor
menunjukan nilai yang sama dengan tegangan sumber yaitu 5V. Untuk menghitung besar arus
total yang mengalir di rangkaian resitor dapat dihitung dengan persaamaan pada dasar teori.

1 1 1 1 1 11
= + = + = → R total=0.909 kΩ
R total R1 R 2 1 kΩ 10 kΩ 10 kΩ

V input 5V
I total = = =0.00055 A
Rtotal 0.909 kΩ
V input 5 V
I 1= = =0 .005 A
R1 1 kΩ

V input 5V
I 2= = =0. 0005 A
R2 1 0 kΩ

Hal ini menunjukkan simulasi dengan menggunakan program Proteus sesuai dengan teori.

3. Menampilkan perbandingan sinyal input dan output dengan osiloskop

Gamabar 3. Skema rangkaian common emitter

Gambar 4. Grafik perbandingan sinyal input (kuning) dan output (biru)

Percobaan yang ketiga adalah membandingkan sinyal tegangan input dengan output. Gambar 3.
Adalah skema rangkaian common emitter. Rangkaian tersebut menggunakan sumber tegangan AC
dan DC, dua buah resistor bernilai 10 kΩ dan 1 MΩ, dan transitor NPN. Gambar 4 adalah sinyal
tegangan input dan outputnya. Pada grafik yang ditunjukkan pada channel A tegangan input
merupakan tegangan bolak balik sehingga grafiknya berbentuk sinusoidal. Sedangkan pada
channel B yang merupakan tegangan output berbentuk gelombang kotak. Grafik tersebut
ditampilkan dengan skala 10 mV/div dan timebase 0.2 ms.

4. Rangakain wheatstone bridge


Gambar 5. Skema rangkaian wheatstone bridge

Percobaan ke 4 adalah rangkaian wheatstone bridge, rangakain ini digunakan untuk mencari
hambatan yang tidak diketahui nilainya dengan mengatur tegangan outputnya sama dengan nol
namun untuk percobaan ini, akan dicari kombinasi besar dari hambatan agar besar tegangan
outputnya sebesar 78V. Rangkaian ini memiliki sumber tegangan 1000V. Didapat nilai dari
masing-masing resistor yaitu 9 kΩ, 9.78 kΩ, 1 kΩ, dan 0.22 kΩ.

5. Skema rangkaian tapis lolos tinggi dan tapis lolos rendah

Gambar 6. Skema rangkaian tapis lolos rendah

Gambar 7. Grafik respon frekuensi dari rangkaian tapis lolos rendah


Gambar 8. Skema rangkaian tapis lolos tinggi

Gambar 9. Grafik respon frekuensi dari rangkaian tapis lolos tinggi

Percobaan kelima adalah rangkaian tapis. Rangkaian tapis berfungsi sebagai filter atau penyaring
sinyal-sinyal tertentu. Pada percobaan ini rangkaian tapis dibuat dengan resistor dan kapasitor.
Terdapat 2 jenis rangkaian tapis, yaitu tapis lolos tinggi dan tapis lolos rendah. Perbedaan dalam
rangkaianya terletak pada posisi dari resitor dan kapasitornya. Rangkaian tapis lolos rendah akan
meneruskan sinyal dengan frekuensi rendah dan akan meredam sinyal dengan frekuensi tinggi.
Sedangkan rangkaian tapis lolos tinggi bekerja sebaliknya, meneruskan sinyal dengan frekuensi
tinggi dan meredam sinyal dengan frekuensi rendah. Frekuensi batasnya disebut frekuensi cut-off.

6. Skema rangkaian kareakterisasi diode


Gambar 10. Skema rangkaian dioda forward bias

Gambar 11. Grafik arus terhadap tegangan dari rangkaian dioda forwad bias

Gambar 12. Skema rangkaian dioda reverse bias

Gambar 13. Grafik arus terhadap tegangan dari rangkaian dioda reverse bias

Pada percobaan keenam adalah karkterisitik dioda. Dioda berfungsi sebagai penyearah arus.
Dioda dapat bersifat sebagai sumber tegangan saat dalam kondisi forward bias. Sedangkan dalam
kondisi reverse bias dioda bersifat seperti saklar terbuka. Perbedaan dalam rangkaiannya adalah
posisi diodanya. Membalik posisi dioda pada rangkaian akan mengubah kondisi dioda tersebut.
7. Skema rangkaian counter sederhana

Gambar 14. Skema rangkaian counter sederhana

Percobaan ketujuh adalah membuat skema rangkaian yang diberikan saat praktikum berlangsung.
Untuk praktikum kali ini rangkaian yang diberi adalah rangkaian counter sederhana. Yaitu
rangkaian yang dapat menampilkan hasil angka dari 0 sampai 9 lalu kemabi le 0 ketika tombol
ditekan.

Tugas laporan
1. Apa yang terjadi jika tegangan masukkan pada percobaan 1 dan percobaan 2 dibuat sangat
kecil? Jelaskan solusinya!
Jika tegangan dibuat sangat kecil maka arus yang mengalir akan lebih kecil lagi berdasarka
hukum Ohm. Tetapi itu tidak mengubah sifat dari rangkaian. Rangkaian seri akan tetap
membagi tegangan dan rangkain pararel tetap akan membagi arus. Solusi jika tegangan
sumber terlalu kecil, dapat digunakan rangkaian penguat sehingga tegangan output dari
rangkaian penguat itu nilainya lebih besar dibandingkan tegangan input

2. Jelaskan kenapa hasil dari sinyal output dari V DC dan V AC berbeda seperti itu!
Karena sinyal input dari tegangan AC yang nilainya berubah-ubah terhadap waktu secara
periodik, sehingga bentuk sinyalnya seperti gelombang sinusoidal. Sedangkan tegangan DC
bersifat tetap terhadap waktu, sehingga tegangan DC akan linear.

3. Jelaskan apa yang terjadi jika semua resistor pada rangkaian wheatstone bridge besarnya
sama! apakah whetstone bridge bisa digunakan untuk mengambil suatu range tegangan
tertentu? (Misalnya dari input 10V ingin diambil range tegangan 3V-4,5V)
Jika semua resitor pada wheatstone bridge besarnya sama maka rangkaian wheatstone bridge
akan mejadi rangkaian seri pararel biasa, dan jika diambil tegangan output dari tengah
rangkaian tegangannya akan bernilai nol. Wheatstone bridge bisa digunakan untuk
mengambil tegangan dengan range tertentu. Dengan cara mengombinasikan nilai nilai dari
resitor yang Menyusun rangkaian tersebut. Dalam percobaan empat, mengambil 78V sebagai
tegangan output dari tegangan input sebesar 1 kV dapat dilakukan, dengan menggunakan
kombinasi nilai-nilai resistornya.

4. Jelaskan perbedaan rangkaian tapis lolos tinggi dan tapis lolos rendah!
Rangkaian tapis berfungsi sebagai filter atau penyaring sinyal sinyal tertentu. Rangkaian
tapis lolos rendah akan meneruskan sinyal dengan frekuensi rendah dan akan meredam
sinyal dengan frekuensi tinggi. Sedangkan rangkaian tapis lolos tinggi bekerja sebaliknya,
meneruskan sinya dengan frekuensi tinggi dan meredam sinyal dengan frekuensi rendah.
Frekuensi perbatasan tersebeut disebut frekuensi cut-off. Sehingga rangkaian tapis rendah
akan meneruskan frekuensi dibawah frekuensi cut-off dan meredam frekuensi diatas
frekuensi cut-off. Sedangkan rangkaian tapis tinggi akan meneruskan frekuensi diatas
frekuensi cut-off dan meredam frekuensi dibawah frekuensi cut-off.

5. Apa yang terjadi jika kedua rangkaian tapis tersebut digabungkan? Apakah kebalikannya
mungkin?
Penggabungan dari kedua jenis rangkaian tapi tersebut dapat dilaukan. Gabungan dari
rangkaian tapis lolos rendah dan tapis lolos tinggi akan menjadi satu kesatuan dalam passive
crossover yang dapat digunakan untuk speaker berjenis two way system. Rangkaian tapis
lolos tinggi berperan sebagai filter untuk tweeter, sedangkan rangkaian tapis lolos rendah
sebagai filter untuk midbass.

6. Jelaskan keluaran dari rangkaian karakterisasi dioda!


Terdapat dua macam kondisi dioda, yaitu forward bias dan reverse bias. Forward bias terjadi
saat beda potensial dioda lebih besar dari tegangan dioda. Saat dioda dalam kondisi forward
bias makan dioda berfungsi seperti sumber tegangan dengan besar 0.7V untuk dioda dengan
bahan silikon. Oleh krena itu grafik arus terhadap tegangan dioda terus naik, arusnya akan
semakin besar jika tegangannya makin besar. Sedangkan reverse bias terjadi saat beda
potensial dioda lebih kecil dari tegangan dioda. Saat kondisi reverse bias dioda berfungsi
seperti saklar yang terbuka, sehingga tidak ada arus yang mengalir.

7. Analisis Skema rangkaian percobaan 7!


Percobaan ketujuh adalah rangkaian counter sederhana yang dapat menghitung angka dari 0
sampai 9. Mula-mula outputnya adalah angka 0 kemudian bertambah 1 saat tombolnya
ditekan. Lalu bertambah menjadi 2 saat tombolnya ditekan lagi, begitu seterusnya hingga
angka 9 kemudian kembali ke 0. Rangkaian ini menggunakan komponen 7Segment sebagai
penampilnya. Angka-angka yang ditampilkan merupakan kombinasi dari tujuh segmen yang
akan menyala menampilkan angka tertentu. 7Segment ini akan dihubungkan oleh Button dan
4078 yang berfungsi mengatur kombinasi segment yang menyala saat komponen Button
ditekan, missal saat menampilkan angka 8 makan seluruh segment akan mnyala.

4. SIMPULAN
a. Pada rangkaian seri, dengan sumber tegangan sebesar 5V, dan hambatan sebesar 1 kΩ dan 10 kΩ.
menunjukkan bahwa tegangan terbagi menjadi dua sesuai dengan besar hambatannya. Untuk
hambatan R1=1 kΩ tegangannya V1=0.45 V dan untuk hambantan R 2=10 kΩ tegangannya
V2=4.55 V, arus yang mengalir pada kaki resistor sama besar dengan arus yang mengalir pada
rangkaian yatu I=0.0004545. Pada rangkaian pararel besarnya tegangan cabang sama besar
dengan tegangan sumber. Sehingga didapat arus yang melalui hambatan R 1 adalah I1=0.005 A dan
arus yang melewati hambatan R 2 adalah I2=0.0005 A. Arus total yang mengalir rangkaian adalah
I=0.0055 A. dan pada bagian pembahasan telah dibuktikan bahwa simulasi pada program Proteus
susuai dengan teori. Dengan besar tegangan dan hambatan yang sama arus yang mengalir pada
rangkaian pararel lebih besar.

b. Sinyal dari tegangan input channel A adalah tegangan AC yaitu tegangan yang nilainya berubah-
ubah terhadap waktu secara periodik, sehingga bentuk sinyalnya seperti gelombang sinusoidal .
Sedangkan pada channel B yang merupakan tegangan output berbentuk gelombang kotak.
Gelombang kotak adalah hasil superposisi dari beberapa gelombang sinusoidal. Grafik tersebut
ditampilkan dengan skala 10 mV/div dan timebase 0.2 ms.

c. Rangkaian wheatstone bridge dengan tegangan output sesuai dengan 3 digit terakhir NIM. Besar
dari tegangan input adalah 1 kV dan diminta tegangan output 78 V. Didapat nilai dari masing-
masing resistor yaitu 9 kΩ, 9.78 kΩ, 1 kΩ, dan 0.22 kΩ. Dengan konfigurasi resistor 9 kΩ
diserikan dengan resitor 1 kΩ, dan resistor 9.78 kΩ diserikan dengan resistor 0.22 kΩ.

d. Rangkaian tapis berfungsi sebagai filter atau penyaring sinyal sinyal tertentu. Rangkaian tapis
rendah akan meneruskan frekuensi dibawah frekuensi cut-off dan meredam frekuensi diatas
frekuensi cut-off. Sedangkan rangkaian tapis tinggi akan meneruskan frekuensi diatas frekuensi
cut-off dan meredam frekuensi dibawah frekuensi cut-off.

e. Terdapat dua macam kondisi dioda, yaitu forward bias dan reverse bias. Saat dioda dalam kondisi
forward bias maka dioda berfungsi seperti sumber tegangan dengan nilai 0.7 V untuk dioda
dengan bahan silikon. Grafik dioda saat kondisi forward bias terus naik. Saat kondisi reverse bias
dioda berfungsi seperti saklar yang terbuka, sehingga tidak ada arus yang mengalir. Grafiknya
asimpotik menuju nol.

f. Rangkaian counter pada percobaan ini menggunakan komponen 7Segment sebagai penampilnya.
Angka-angka yang ditampilkan merupakan kombinasi dari tujuh segmen yang akan menyala
menampilkan angka tertentu. 7Segment ini akan dihubungkan oleh Button dan diatur oleh
komponen 4078 yang berfungsi mengatur kombinasi segment yang menyala saat komponen
Button ditekan, sehingga dapat menampilkan angka

5. REFERENSI
[1] Sutrisno. 1986. Elektronika, Teori Dasar dan Penerapannya Jilid 1.Bandung: Penerbit ITB
[2] User Manual. ISIS Intelligent Schematic Input System. Labcenter Electronics. 2002.
[3] Kho, Dickson. “Teknik Elektronika”. https://teknikelektronika.com/pengertian-resistor-jenis-
jenis-resistor/
[4] Nugroho, Adi. “Pengertian Dioda”. https://www.studiobelajar.com/dioda/

Anda mungkin juga menyukai