Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

RANGKAIAN RLC HUBUNGAN PARALEL

Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Pengukuran II


Semester Ganjil Tahun Akademik 2018/2019
Dosen Pembimbing:
Muhammad Fahmi Hakim, ST. MT.

Disusun Oleh :
Yudha Adhe Widodo NIM 1731120106
Kelas D3 Teknik Listrik 2F

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
OKTOBER 2018
RANGKAIAN RLC HUBUNGAN PARALEL

A. Tujuan Praktikum
1. Menentukan nilai impedansi Z pada rangkaian RLC hubungan paralel
2. Menentukan nilai arus total dan arus setiap cabang
3. Menentukan sudut fasa θ antara arus dan tegangan pada rangkaian RLC hubungan
paralel
4. Menggambarkan secara vektor tegangan dan arus

B. Dasar Teori
Setiap komponen yang terhubung parallel maka tegangan pada masing-masing komponen
tersebut adalah sama. Pada Gambar 1 diperlihatkan dua buah komponen bebas yang
dihubungkan dengan suatu sumber tegangan bolak-balik. Besarnya impedansi total ZT, arus
total IT di dalam rangkaian sesuai dengan persamaan berikut :

IT I1 I2

V Z1 Z2
ZT . Y T

Gambar 1. Rangkaian parallel dengan sumber tegangan AC


YT = G ± B (1)
1
ZT = (2)
𝑌𝑇
𝑉
IT = = VX . Y T (3)
𝑍𝑇
Keterangan :
𝐼
Y adalah admitansi dengan satuan siemens, sama dengan 𝑍
𝐼
G adalah konduktansi dengan satuan siemens sama dengan 𝑅
𝐼
B adalah suseptansi dengan satuan siemens sama dengan 𝑋

Rangkaian RLC hubungan parallel diperlihatkan pada Gambar 2, besarnya arus di setiap
cabang ditentukan oleh komponen tersebut. Untuk komponen resistif ( R ) arus dsefasa
dengan tegangan, komponen induktif ( L ) arus tertinggal (lagging) terhadap tegangan
sebesar 90º, dan pada komponen kapasitif ( C ) arus mendahului (leading) terhadap
tegangan sebesar 90º.

IR IC IL
IT

V R C L

Gambar 2. Rangkaian RLC Hubungan Paralel


Besarnya arus total IT adalah jumlah secara vector arus pada masing-masing cabang
(Hukum Kirchoff Arus) sesuai persamaan berikut :
ΣI = 0 (4)
IT – IR – IL – IC = 0 (5)
𝑉
IR =𝑅 adalah arus yang mengalir pada resistor R
𝑉
IL =𝑋 adalah arus yang mengalir pada inductor L
𝐿

𝑉
IC =𝑋 adalah arus yang mengalir pada kapasitor C
𝐶

Besarnya arus total IT yang mengalir pada rangkaian RLC parallel adalah :

IT = √𝐼𝑅 2 + (𝐼𝐿 − 𝐼𝐶 )2 (6)


Akan bersifat kapasitif jika IC > IL
Akan bersifat induktif jika IL > IC
Vektor Arus dan tegangan rangkaian RLC hubungan parallel sesuai persamaan (6)
diperlihatkan pada Gambar 3.

IC

IR V

IL - IC IT

IL

Gambar 3. Vektor Tegangan dan Arus Rangkaian RLC Hubungan Paralel

C. Alat dan Bahan


1. Amperemeter 1 buah
2. Lampu pijar 40 Watt 2 buah
3. Kapasitor 1 set
4. Ballast 1 set
5. Kabel banana 8 buah
6. Kabel jepit 2 buah
7. Avometer 1 buah
D. Rangkaian Percobaan

IT
A

IR IL IC

220 V R L C
50 Hz

E. Langkah Percobaan
1. Buat konsep perhitungan untuk percobaan rangkaian RLC hubungan parallel sesuai
dengan Tabel 1
2. Rangkailah komponen dan peralatan seperti Gambar 4
3. Pilih batas ukur amperemeter sesuai dengan besarnya arus yang mengalir dalam
rangkaian (lihat konsep perhitungan)
4. Hubungkan rangkaian pada sumber tegangan 220 Volt
5. Ukurlah arus pada masing-masing komponen sesuai Tabel 1
6. Bandingkan hasil perhitungan dengan hasil pengukuran
7. Buat analisis dan kesimpulan

F. Tabel Data Percobaan


Hasil Pengukuran
Beban IR (mA) IL (mA) IC (mA) IT (mA) ZT (Ω) θ (º)
Rseri//L 630 600 - 660 249,377 78,05º
Rseri//C1µF 100 - 60 100 877,19 74,87º
Rseri//C4µF 300 - 20 340 478,47 66,60º
Rseri//L// C1µF 540 600 520 560 231,48 78,92º
Rseri//L// C4µF 300 600 380 420 189,75 80,82º
Hasil Perhitungan
Beban IR (mA) IL (mA) IC (mA) IT (mA) ZT (Ω) θ (º)
Rseri//L 180 700 - 720 249,377 78,05º
Rseri//C1µF 180 - 70 190 877,19 74,87º
Rseri//C4µF 180 - 276 330 478,47 66,60º
Rseri//L// C1µF 180 700 70 660 231,48 78,92º
Rseri//L// C4µF 180 700 276 460 189,75 80,82º

G. Pembahasan Perhitungan
a. Beban Rseri//L
 Beban resistif adalah dua buah lampu 40 Watt yang dipasang pada tegangan
220V/50Hz, maka R yang didapat :
𝑉2
P = 𝑅
(220 𝑉)2
40 W = 𝑅

R = 1210Ω
Konduktansi (G)
1
G = 𝑅 = 0,83 mS

 Beban induktif adalah inductor sebesar 1 H, maka reaktansi induktif (XL) yang
didapat :
XL = ω . L = 2 π f L = 2 π . 50Hz . 1
= 314,159Ω
Suseptansi (B)
1
B = 𝑋 = 3,18 mS
𝐿

 Admitansi (YT)
YT =G+B
= 0,83 + 3,18
= 4,01 mS
= 0,00401 Siemens
 Impedansi (ZT)
1 1
ZT = 𝑌 = 0,00401
𝑇

= 249,377 Ω
 Arus Beban R (IR)
𝑉 220
IR =𝑅 = 1210

= 0,18 A = 180 mA
 Arus Beban L (IL)
𝑉 220
IL =𝑋 =
𝐿 314,159

= 0,7 A = 700 mA
 Arus Total (IT)

IT = √𝐼𝑅 2 + (𝐼𝐿 )2

= √0,182 + (0,7)2
= 0,72 A = 720 mA
 Sudut θ
𝐺 0,83
θ = cos-1 (𝑌 ) = cos-1 (4,01)
𝑇

= 78,05º
b. Beban Rseri// C1µF
 Beban resistif adalah dua buah lampu 40 Watt yang dipasang pada tegangan
220V/50Hz, maka R yang didapat :
𝑉2
P = 𝑅
(220 𝑉)2
40 W = 𝑅

R = 1210 Ω
Konduktansi (G)
1
G = 𝑅 = 0,83 mS

 Beban kapasitif adalah kapasitor sebesar 1 µF, maka reaktansi kapasitif (XC) yang
didapat :
1 1 1
XC = ω .C = =
2πfC 2 π .50Hz .1 .10−6
= 3183,10 Ω
Suseptansi (B)
1
B = 𝑋 = 0,31 mS
𝐶

 Admitansi (YT)
YT =G+B
= 0,83 + 0,31
= 1,14 mS
= 0,00114 Siemens
 Impedansi (ZT)
1 1
ZT = 𝑌 = 0,00114
𝑇

= 877,19 Ω
 Arus Beban R (IR)
𝑉 220
IR =𝑅 = 1210

= 0,18 A = 180 mA
 Arus Beban C (IC)
𝑉 220
IC =𝑋 =
𝐶 3183,10

= 0,07 A = 70 mA

 IT = √𝐼𝑅 2 + (𝐼𝐶 )2

= √0,182 + (0,07)2
= 0,19 A = 190 mA
 Sudut θ
𝐺 0,83
θ = cos-1 ( ) = cos-1 ( )
𝑌𝑇 3,18

= 74,87º
c. Beban Rseri// C4µF
 Beban resistif adalah dua buah lampu 40 Watt yang dipasang pada tegangan
220V/50Hz, maka R yang didapat :
𝑉2
P = 𝑅
(220 𝑉)2
40 W = 𝑅

R = 1210 Ω
Konduktansi (G)
1
G = 𝑅 = 0,83 mS

 Beban kapasitif adalah kapasitor sebesar 4 µF, maka reaktansi kapasitif (XC) yang
didapat :
1 1 1
XC = ω .C = =
2πfC 2 π .50Hz .4 .10−6

= 795,77 Ω
Suseptansi (B)
1
B = 𝑋 = 1,26 mS
𝐶

 Admitansi (YT)
YT =G+B
= 0,83 + 1,26
= 2,09 mS
= 0,00209 Siemens
 Impedansi (ZT)
1 1
ZT = 𝑌 = 0,00209
𝑇

= 478,47 Ω
 Arus Beban R (IR)
𝑉 220
IR =𝑅 = 1210

= 0,18 A = 180 mA
 Arus Beban C (IC)
𝑉 220
IC =𝑋 =
𝐶 795,77

= 0,276 A = 276 mA
 Arus Total (IT)

IT = √𝐼𝑅 2 + (𝐼𝐶 )2

= √0,182 + (0,276)2
= 0,33 A = 330 mA
 Sudut θ
𝐺 0,83
θ = cos-1 (𝑌 ) = cos-1 (2,09)
𝑇

= 66,60º
d. Beban Rseri//L// C1µF
 Beban resistif adalah dua buah lampu 40 Watt yang dipasang pada tegangan
220V/50Hz, maka R yang didapat :
𝑉2
P =
𝑅
(220 𝑉)2
40 W = 𝑅

R = 1210Ω
Konduktansi (G)
1
G = 𝑅 = 0,83 mS

 Beban induktif adalah inductor sebesar 1 H, maka reaktansi induktif (XL) yang
didapat :
XL = ω . L = 2 π f L = 2 π . 50Hz . 1
= 314,159Ω
Suseptansi (BL)
1
BL = 𝑋 = 3,18 mS
𝐿

 Beban kapasitif adalah kapasitor sebesar 1 µF, maka reaktansi kapasitif (XC) yang
didapat :
1 1 1
XC = ω .C = =
2πfC 2 π .50Hz .1 .10−6

= 3183,10 Ω
Suseptansi (BC)
1
BC = 𝑋 = 0,31 mS
𝐶

 Admitansi (YT)
YT = G + BL + BC
= 0,83 + 3,18 + 0,31
= 4,32 mS
= 0,00432 Siemens
 Impedansi (ZT)
1 1
ZT = 𝑌 = 0,00432
𝑇

= 231,48 Ω
 Arus Beban R (IR)
𝑉 220
IR =𝑅 = 1210

= 0,18 A = 180 mA
 Arus Beban L (IL)
𝑉 220
IL =𝑋 =
𝐿 314,159

= 0,7 A = 700 mA
 Arus Beban C (IC)
𝑉 220
IC =𝑋 =
𝐶 3183,10

= 0,07 A = 70 mA
 Arus Total (IT)

IT = √𝐼𝑅 2 + (𝐼𝐿 − 𝐼𝐶 )2

= √0,182 + (0,7 − 0,07)2


= 0,66 A = 660 mA
 Sudut θ
𝐺 0,83
θ = cos-1 (𝑌 ) = cos-1 (4,32)
𝑇

= 78,92º
e. Beban Rseri//L// C4µF
 Beban resistif adalah dua buah lampu 40 Watt yang dipasang pada tegangan
220V/50Hz, maka R yang didapat :
𝑉2
P = 𝑅
(220 𝑉)2
40 W = 𝑅

R = 1210Ω
Konduktansi (G)
1
G = 𝑅 = 0,83 mS

 Beban induktif adalah inductor sebesar 1 H, maka reaktansi induktif (XL) yang
didapat :
XL = ω . L = 2 π f L = 2 π . 50Hz . 1
= 314,159Ω
Suseptansi (BL)
1
BL = 𝑋 = 3,18 mS
𝐿

 Beban kapasitif adalah kapasitor sebesar 4 µF, maka reaktansi kapasitif (XC) yang
didapat :
1 1 1
XC = ω .C = =
2πfC 2 π .50Hz .4 .10−6

= 795,77 Ω
Suseptansi (BC)
1
BC = 𝑋 = 1,26 mS
𝐶

 Admitansi (YT)
YT = G + BL + BC
= 0,83 + 3,18 + 1,26
= 5,27 mS
= 0,00527 Siemens
 Impedansi (ZT)
1 1
ZT = 𝑌 = 0,00527
𝑇

= 189,75 Ω
 Arus Beban R (IR)
𝑉 220
IR =𝑅 = 1210

= 0,18 A = 180 mA
 Arus Beban L (IL)
𝑉 220
IL =𝑋 =
𝐿 314,159

= 0,7 A = 700 mA
 Arus Beban C (IC)
𝑉 220
IC =𝑋 =
𝐶 795,77

= 0,28 A = 280 mA
 Arus Total (IT)

IT = √𝐼𝑅 2 + (𝐼𝐿 − 𝐼𝐶 )2

= √0,182 + (0,7 − 0,28)2


= 0,46 A = 460 mA
 Sudut θ
𝐺 0,83
θ = cos-1 (𝑌 ) = cos-1 (5,27)
𝑇

= 80,82º

H. Pertanyaan
1. Bandingkan hasil perhitungan dengan hasil pengukuran yang meliputi arus masing-
masing komponen R, L, C dan arus total IT, berikan komentarnya!
2. Adakah pengaruhnya perubahan nilai kapasitansi kapasitor pada arus total IT? Uraikan
penjelasannya!
3. Suatu rangkaian seperti pada Gambar 5 dengan nilai R = 2KΩ, L = 3H, C = 20µF
disuplai sumber tegangan 220 Volt/50 Hz, hitunglah :
a. Impedansi total rangkaian
b. Arus masing-masing cabang
c. Arus total IT
IT C

4. Buatlah vector diagram tegangan dan arus dari hasil pengukuran dengan skala yang
benar!
5. Buatlah analisis dan kesimpulan dari hasil percobaan!
I. Jawaban
1. Selisih nilai arus antara hasil pengukuran dan perhitungan terdapat perbedaan nilai.
Bila ada perbedaan, disebabkan karena losses akibat penghantar yang digunakan tidak
sesuai (ketika pengukuran terdapat penghantar yang seharusnya menggunakan kabel
banana namun digunakan kabel japit karena keterbatasan jumlah) sehingga pengukuran
kurang akurat. Faktor kedua yang mengakibatkan perbedaan nilai antara hasil
pengukuran dan perhitungan adalah alat-alat yang sudah using sehingga nilainya tidak
setepat komponen-komponen yang baru. Perbedaan juga diakibatkan karena kurangnya
ketelitian saat pembacaan alat ukur.
2. Perubahan nilai kapasitansi kapasitor mengakibatkan perubahan pada arus total (IT)
pula. Jika kapasitansi kapasitor diperbesar, maka arus total yang melewati sirkit akan
menjadi lebih besar. Begitu pun sebaliknya, jika kapasitansi kapasitor diperkecil, maka
arus total yang melewati sirkit akan menjadi lebih kecil.
3. a. R = 2KΩ
XL = 2 . π . f . L = 2 . π . 50Hz . 3H
= 942,48Ω
1 1
XC = 2 .𝜋 .𝑓 .𝐶 = 2 .𝜋 .50𝐻𝑧 .20 .10−6 𝐹

= 159,15Ω
XL dan XC diseri XT = √𝑋𝐿 2 − 𝑋𝐶 2

=√942,482 − 159,152 = 928,64Ω


𝑋 .𝑅 928,64 .2000
R dan XT di parallel Z = 𝑋 𝑇+𝑅 = 928,64+2000
𝑇

Z = 634,18Ω
𝑉 220
b. Arus beban R IR = 𝑅 = 2000 = 0,11 A
𝑉 220
Arus beban XT IX = 𝑋 = 928,64 = 0,24 A
𝑇

c. Arus total IT IT = IR + IX = 0,11 + 0,24 = 0,35 A


4. Vektor diagram tertera di lampiran
5. Nilai impedansi dipengaruhi oleh besar dan jenis beban, resistif, induktif maupun
kapasitif. Impedansi memiliki satuan Ω. Ketika beban induktif maupun kapasitif akan
dicari impedansinya, maka harus dicari dulu nilai reaktansinya. Nilai reaktansi
dipengaruhi oleh frekuensi tegangan. Jika sudah diketahui nilai reaktansinya, maka
dalam mencari nilai impedansi beban RLC yang terhubung secara parallel akan sama
caranya dengan mencari nilai hambatan pengganti yang disusun secara parallel pula.
Rangkaian parallel adalah rangkaian pembagi arus. Besarnya arus di setiap cabang
dipengaruhi oleh besarnya beban. Untuk jenis arus yang lewat dalam rangkaian tersebut
dipengaruhi oleh jenis beban. Arus bersifat kapasitif jika sifat beban kapasitif lebih
dominan dari induktif. Begitu sebaliknya, arus bersifat induktif jika sifat beban induktif
lebih dominan dari kapasitif.
Sudut fasa ditentukan oleh admitansi, konduktansi, dan suseptansi. Dalam mencari
sudut fasa secara cosinus, melibatkan perbandingan antara konduktansi dan
admintansi. Jika dalam mencari sudut fasa secara tangen, melibatkan perbandingan
antara suseptansi dan konduktansi.
Komponen beban resistif, arusnya sefasa dengan tegangan. Komponen beban induktif,
arusnya tertinggal (lagging) terhadap tegangan sebesar 90º. Komponen beban kapasitif
arusnya mendahului (leading) terhadap tegangan sebesar 90º.
Lampiran

Pengukuran IR saat sirkit dibebani dengan beban R//L

Pengukuran IL saat sirkit dibebani dengan beban R//L

Pengukuran IT saat sirkit dibebani dengan beban R//L


Pengukuran IR saat sirkit dibebani dengan beban R//C1µF

Pengukuran IC saat sirkit dibebani dengan beban R//C1µF

Pengukuran IT saat sirkit dibebani dengan beban R//C1µF


Pengukuran IR saat sirkit dibebani dengan beban R//C4µF

Pengukuran IC saat sirkit dibebani dengan beban R//C4µF

Pengukuran IT saat sirkit dibebani dengan beban R//C4µF


Pengukuran IR saat sirkit dibebani dengan beban R//L//C1µF

Pengukuran IL saat sirkit dibebani dengan beban R//L//C1µF

Pengukuran IC saat sirkit dibebani dengan beban R//L//C1µF


Pengukuran IT saat sirkit dibebani dengan beban R//L//C1µF

Pengukuran IR saat sirkit dibebani dengan beban R//L//C4µF

Pengukuran IL saat sirkit dibebani dengan beban R//L//C4µF


Pengukuran IC saat sirkit dibebani dengan beban R//L//C4µF

Pengukuran IT saat sirkit dibebani dengan beban R//L//C4µF

Anda mungkin juga menyukai