Anda di halaman 1dari 7

BAB III

DASAR - DASAR RANGKAIAN AC


3.1. Tujuan Percobaan
a. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami dasar-dasar rangkaian AC.
b. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang nilai puncak, nilai rms,
dan rata-rata/ average.
c. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami karakteristik beban resistif pada
rangkaian AC.
d. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami karakteristik beban induktif pada
rangkaian AC.
e. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami karakteristik beban kapasitif
pada rangkaian AC.
3.2. Dasar Teori
3.2.1. Rangkaian AC
Arus bolak-balik atau alternating current (AC) merupakan arus dan
tegangan listrik yang besarnya berubah terhadap waktu dan mengalir dalam dua
arah. Arus bolak-balik biasanya dimanfaatkan untuk peralatan elektronik. Pada
prinsipnya, sumber arus bolak-balik bekerja melalui perputaran kumparan dengan
kecepatan sudut tertentu yang berada dalam medan magnetik. Jenis-jenis rangkaian
dalam rangkaian AC adalah rangkaian resistor, rangkaian induktor, dan rangkaian
kapasitor.
Pada dasarnya, komponen-komponen rangkaian listrik menunjukkan
karakteristik yang berbeda ketika dihubungkan dengan sumber tegangan searah dan
ketika dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik. Karena itu, karakteristik
rangkaian arus searah karakteristik rangkaian arus bolak-balik dan salah satu
perbedaan berkaitan dengan fase antara tegangan dan arus. Pada umumnya, semua
rangkaian listrik mempunyai hambatan, kapasitas, dan induktansi meskipun pada
rangkaian tersebut tidak terdapat resistor, kapasitor, dan induktor. Akan tetapi nilai
hambatan, kapasitas, dan induktansi tersebut tergantung pada jenis komponen yang
terdapat dalam rangkaian, dan mungkin pada keadaan tertentu nilai hambatan,
kapasitas, dan induktansi tersebut dapat diabaikan, sedangkan pada keadaan lain
mungkin tidak dapat diabaikan. Secara teoritis dapat dianggap bahwa rangkaian
listrik terdiri dari rangkaian resistif, rangkaian induktif, dan rangkaian kapasitif.

*+
Gambar 3. 1 gelombang rangkaian AC
Satuan arus listrik dalam internasional adalah A (ampere), yang mana
dalam penulisan rumus arus listrik ditulis dalam simbol I (current). Pada umumnya,
aliran arus listrik sendiri mengikuti arah aliran muatan positif. Dengan kata lain,
arus listrik mengalir dari muatan positif menuju muatan negatif, atau bisa pula
diartikan bahwa arus listrik mengalir dari potensial menuju potensial rendah.
(Arpin, 2020).
3.2.2 Beban Resistif Pada Rangkaian AC
Rangkaian resistif merupakan rangkaian yang hanya terdiri dari sumber
tegangan (V) dengan resistor yang mempunyai hambatan R dan nilai kapasitas (C)
maupun induktansi (L) rangkaian tersebut diabaikan. Perhatikan sebuah rangkaian
arus bolak-balik yang terdiri dari sebuah resistor dan generator AC.
Beban resistif (R) yaitu beban yang terdiri dari komponen tahanan ohm
saja (resistance), seperti elemen pemanas (heating element) dan lampu pijar. Beban
jenis ini hanya mengkonsumsi beban aktif saja dan mempunyai faktor daya sama
dengan satu. Tegangan dan arus sefasa. Persamaan daya sebagai berikut :
P = VI
Dengan :

P = daya aktif yang diserap beban (watt)

V = tegangan yang mencatu beban (volt)

I = arus yang mengalir pada beban (A)


Gambar 3. 2 beban resistif rangkaian AC
Tegangan pada resistor VR sama dengan tegangan generator sehingga
untuk rangkaian resistif dapat ditulis:

Dengan demikian akan berlaku juga hubungan sebagai berikut:

Karena rangkaian resistif dianggap tidak mempunyai induktansi dan


kapasitas, maka rangkaian resistif tidak dipengaruhi oleh perubahan medan magnet
di sekitarnya. Berdasarkan hal tersebut, maka pada rangkaian resistif, arus dan
tegangan bolak-balik mempunyai fase yang sama atau beda fasenya nol.
3.2.3. Beban Induktif L Pada Rangkaian AC
Beban induktif diciptakan oleh lilitan kawat (kumparan) yang terdapat di
berbagai alat-alat listrik seperti motor, trafo, dan relay. Kumparan dibutuhkan oleh
alat-alat listrik tersebut untuk menciptakan medan magnet sebagai komponen
kerjanya. Pembangkitan medan magnet pada kumparan inilah yang menjadi beban
induktif pada rangkaian arus listrik AC.

Gambar 3. 3 gelombang AC dengan beban induktif


Kumparan memiliki sifat untuk menghalangi terjadinya perubahan nilai
arus listrik. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa listrik AC memiliki nilai arus
yang naik turun membentuk gelombang sinusoidal. Perubahan arus listrik yang naik
turun inilah yang dihalangi oleh komponen kumparan di dalam sebuah rangkaian
listrik AC. Terhalangnya perubahan arus listrik ini mengakibatkan arus listrik
menjadi tertinggal beberapa derajat oleh tegangan listrik pada grafik sinusoidal arus
dan tegangan listrik AC.
3.2,4. Beban Kapasitif C pada rangkaian AC
Beban kapasitif merupakan kebalikan dari beban induktif. Jika beban
induktif menghalangi terjadinya perubahan nilai arus listrik AC, maka beban
kapasitif bersifat menghalangi terjadinya perubahan nilai tegangan listrik. Sifat ini
menunjukkan bahwa kapasitor bersifat seakan-akan menyimpan tegangan listrik
sesaat.

Gambar 3. 4 Rangkaian Listrik AC dengan Beban Kapasitif


Gambar di atas merupakan ilustrasi rangkaian listrik AC dengan beban
kapasitor murni. Mendapatkan supply tegangan AC naik dan turun, maka kapasitor
akan menyimpan dan melepaskan tegangan listrik sesuai dengan perubahan
tegangan masuknya. Fenomena inilah yang mengakibatkan gelombang arus AC
akan mendahului (leading) tegangannya sejauh 90°.
3.3. Alat dan Bahan
a. AFG 1 buah
b. Osiloskop 1 buah
c. Multimeter Digital 2 buah
d. Resistor 1K Ω 1 buah
e. Induktor 2,5 Mh 1 buah
f. Kapasitor 0,0 µF 1 buah
3.4. Gambar Rangkaian Percobaan

Gambar 3. 5 Rangkaian Pengukuran AC untuk R

Gambar 3. 6 Rangkaian Pengukuran AC untuk L

Gambar 3. 7 Rangkaian Pengukuran AC untuk C


3.5. Langkah Percobaan
1. Membuat rangkaian seperti gambar 3.
2. Menyalakan AFG dan osiloskop.
3. Dengan memperhatikan voltmeter, mempertahankan tegangan keluaran
AFG pada 5 volt.
4. Mengatur frekuensi awal AFG pada 10 KHz.
5. Dengan memperhatikan bentuk dan gelombang osiloskop, mencatat nilai
tegangan puncak Vm pada tabel hasil percobaan.
6. Mencatat nilai arus yang ditunjukkan oleh ampermeter pada tabel hasil
percobaan.
7. Mengulangi langkah 4 sampai 6, dengan frekuensi yang bervariasi, sesuai
dengan tabel.
8. Membuat rangkaian seperti gambar 3.
9. Mengulangi langkah 2 sampai 7 untuk beban induktif.
10. Membuat rangkaian seperti gambar 3.
11. Mengulangi langkah 2 sampai 7 untuk beban kapasitif.
3.6. Hasil Percobaan
Tabel 3.1 Hasil Percobaan beban resistif R
No f V Vm I
(KHz) (V) (V) (mA)
1
2
3

Tabel 3.2 Hasil Percobaan beban resistif L


No f V Vm I
(KHz) (V) (V) (mA)
1
2
3

Tabel 3.3 Hasil Percobaan beban resistif C


No f V Vm I
(KHz) (V) (V) (mA)
1
2
3

Anda mungkin juga menyukai