Anda di halaman 1dari 13

MODUL 1

ARUS SEARAH

Nama : Izzahuddin Kamil


NIM : 101120011
Kelas : GP-2
Tanggal Praktikum : Jum’at, 5 Februari 2021
Pimpinan Praktikum : Rendy Elmianto
I. INTISARI
Laporan praktikum Modul 1 Arus Searah ini bertujuan untuk Menentukan besaran-
besaran arus listrik DC, memahami sifat-sifat hambatan dan tegangan dalam suatu
rangkaian seri dan parallel, Memahami fungsi kapasitor sebagai penyimpan energi
(muatan listrik). Pada praktikum modul ini dilakukan 3 percobaan yaitu rangkaian
resistor seri sebagai pembagi tegangan, rangkaian resistor paralel sebagai pembagi
arus, dan energi yang tersimpan dalam kapasitor. Dari tiga percobaan tersebut,
didaptkan data yang akan digunakan pada proses perhitungan. Perhitungan
dilakukan dengan melihat data yang didapatkan dari 3 percobaan tadi, data tersebut
digunakan untuk menghitung besar tegangan, arus tegangan, dan hambatan
tegangan pada rangkaian seri dan pararel. Pada percobaan tersebut juga didapatkan
data mengenai perubahan perubahan tegangan kapasitor. Dilanjutkan dengan
pembahasan yang berisi yang diketahui penulis mengenai resistor dan fungsi dari
resistor seri dan pararel, yang diketahui penulis mengenai kapasitor dan juga
fungsinya, yang diketahui penulis mengenai arus DC dan tegangan DC dan keadaan
arus DC dan tegangan DC jika dalam posisi seri atau pararel, perbedaan keadaan
nilai hambatan secara perhitungan teoritis dengan pengukuran secara langsung,
bunyi hukum ohm dan mencari tahu apakah hasil percobaan sudah sesuai dengan
hukum ohm, pendapat penulis mengenai kondisi kapasitor sesudah dan sebelum
saklar dimatikan, proses penyimpanan muatan pada kapasitor dan bagaimana sifat
kapasitor pada arus AC. Dilanjutkan dengan kesimpulan yang membahas besaran
besaran arus listrik DC, sifat sifat hambatan dan tegangan dalam suatu rangkaian
seri dan pararel, dan fungsi kapasitor sebagai penyimpan energi.

Kata kunci: Arus listrik AC, arus listrik DC, kapasitor, rangkaian pararel,
rangkaian seri, resistor
II. PENDAHULUAN
A. Tujuan
1. Menentukan besaran-besaran arus listrik DC
2. Mampu memahami sifat-sifat hambatan dan tegangan dalam suatu rangkaian
seri dan parallel
3. Memahami fungsi kapasitor sebagai penyimpan energi (muatan listrik)
B. Dasar Teori
Tahanan listrik yang ada pada sebuah penghantar dilambangkan dengan huruf
R, tahanan merupakan komponen yang didesain untuk memiliki besar tahanan
tertentu. fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk salah satu
komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi
suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω). Sesuai
hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir
melaluinya. Selain nilai resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain
seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai
yang berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan
suatu rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan
dalam kemasan resistor tersebut. Rumus Resistor adalah sebagai berikut :
R = V/I
dimana :
R = Tahanan dengan satuan Ohm
V = Tegangan dengan satuan Volt
I = Arus dengan satuan Ampere
Gambar 1.1 Simbol resistor
(I. Amaliah. 2015)

Apabila resistor (𝑅1, 𝑅2, … , 𝑅𝑛) disusun paralel, maka semua resistor
tersebut senilai dengan 𝑅𝑥, dimana:
1 1 1 1
= + + ⋯+ (1.1)
𝑅𝑥 𝑅1 𝑅2 𝑅𝑛
Dalam praktiknya, nilai resistor yang menghambat arus yang melalui suatu
rangkaian bisa dihitung menggunakan hukum Ohm.
𝑉(𝑣𝑜𝑙𝑡)
𝑅(𝑜ℎ𝑚) = (1.2)
𝐼(𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒)
Besaran listrik tersebut dapat diukur dengan galvanometer ataupun multimeter
digital. Terdapat amperemeter, voltmeter, serta ohmmeter di dalam multimeter
digital. Amperemeter, alat yang digunakan untuk mengukur arus listrik,
digunakan dengan cara menghubungkannya secara seri di tempat arus yang akan
diukur. Sedangkan voltmeter, alat yang digunakan untuk mengukur tegangan,
digunakan dengan cara menghubungkannya secara paralel dengan komponen
yang akan diukur. Gambar 1.1 menunjukkan contoh perangkaian alat pengukur
dengan suatu resistor yang diukur tegangan dan arus yang melaluinya. V
menunjukkan voltmeter, sedangkan A menunjukkan amperemeter.
Gambar 1.2 Konfigurasi voltmeter dan amperemeter
(Elmianto. R. 2021)
Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan
listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multimeter
secara umum, sedangkan pada perkembangannya multimeter masih bisa
digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi,
frekuensi, dan sebagainya. Ada juga orang yang menyebut multimeter dengan
sebutan AVO meter, mungkin maksudnya A (ampere), V(volt), dan O(ohm).
(A. Muhammad. 2016)
Suatu multimeter yang akan digunakan untuk mengukur arus dan tegangan
membutuhkan 2 kabel probe untuk menghubungkannya dengan rangkaian. Probe
tersebut berwarna merah dan hitam. Probe merah dihubungkan dengan pin/kutub
positif pada multimeter, sedangkan probe hitam dihubungkan dengan pin/kutub
negatif pada multimeter. Kesalahan kutub akan mengakibatkan pembacaan tanda
yang salah pada rangkaian berarus DC. Pin/kutub positif dan negatif pada
multimeter sendiri berbeda pada saat mengukur arus atau tegangan, seperti yang
terlihat pada Tabel 1.1 berikut.
Multimeter Pin/kutub positif Pin/kutub negatif
Amperemeter mA COM
Voltmeter Vohm COM
Tabel 1.1. Pin/kutub positif dan negatif pada multimeter
(Elmianto. R, 2021)
C. Alat-Alat Percobaan
Tabel 1.2. Daftar alat-alat percobaan
Nama Alat Jumlah

Catu daya 1

Saklar SPST 2

Resistor 50 Ω, 5W 1

Resistor 100 Ω, 5W 1

Kapasitor 10 µF 1

Jepit buaya bersoket 2

Multimeter digital 1

Kabel probe 10

D. Prosedur Percobaan
Pada praktikum modul ini dilakukan 3 percobaan yaitu rangkaian resistor seri
sebagai pembagi tegangan, rangkaian resistor paralel sebagai pembagi arus, dan
energi yang tersimpan dalam kapasitor. Langkah-langkah percobaan adalah sebagai
berikut:
1. Percobaan 1: Rangkaian resistor seri sebagai Pembagi Tegangan
1) Saklar dihubungkan dengan catu daya berkutub positif
2) Resistor pertama disusun seri dengan saklar
3) Hambatan 50 ohm digunakan, kemudian R2 disusun seri dengan R3 sebesar
100 ohm
4) Ujung R2 dihubungkan dengan kutub negative
5) Besaran arus yang melalui rangkaian diukur menggunakan amperemeter
6) kabel pada R1 dicabut dan diganti dengan kabel yang terhubung pada
amperemeter
7) Catu daya dan saklar dinyalakan dan diberi tegangan sebesar 2V, 4V, dan
6V
8) Ampermeter diamati hingga angka yang keluar stabil, lalu angka yang
keluar dicatat
9) rangkaian disusun seperti semula
10) Selanjutnya data tegangan diambil, ada 3 buah tegangan yaitu VAB, VBC,
dan VAC
11) Setelah itu rangkaian dinyalakan
12) Voltmeter disusun secara pararel pada rangkaian, kutub positif dihubungkan
di titik A dan kutub negative di titik B
13) Tegangan sumber diberikan sebesar 2V, 4V, dan 6V
14) Hasil pengukuran dicatat
15) Cara yang sama digunakan untuk menghitung tegangan lainnya dititk yang
berbeda
16) Setelah selesai, semua rangkaian dimatikan secara teratur (saklar, kemudian
catu daya)

Gambar 1.3. Rangkaian resistor seri

2. Percobaan 2: rangkaian resistor pararel sebagai pembagi arus


1) Saklar dihubungkan dengan catu daya berkutub positif
2) Resistor pertama disusun seri dengan saklar, kemudian resistor kedua
dihubungkan secara pararel dengan resistor pertama
3) Kutub negatif dari catu daya dihubungkan dengan ujung R2
4) Selanjutnya arus yang mengalir diukur (I1, I2, I3)
5) Untuk mengukur kuat arus rangkaian, amperemeter dihubungkan ke
rangkaian secara seri
6) Catu daya dan saklar dinyalakan
7) Sumber tegangan diatur sebesar 2V, 4V, dan 6V secara bergantian
8) Angka yang keluar pada amperemeter dicatat

Gambar 1.4. Rangkaian resistor pararel

3. Percobaan 3: energi yang tersimpan dalam kapasitor


1) Saklar dihubungkan ke catu daya
2) Saklar dihubungkan ke kapasitor sesuai gambar 1.5
3) Voltmeter dihubungkan ke rangkaian secara pararel untuk mengukur
muatan kapasitor
4) Rangkaian dinyalakan dan berikan sumber tegangan sebesar 4V
5) Tegangan yang terbaca pada voltmeter dicatat
6) Setelah beberapa saat saklar dimatikan dan amati perubahan pada voltmeter
7) Semua rangkaian dimatikan ketika voltmeter menunjukan hasil yang jelas

Gambar 1.5. Rangkaian kapasitor


III. DATA DAN PENGOLAHAN DATA
Tabel 1.3 Perhitungan rangkaian seri

Vs I (A) V1(V) V2(V) Vx(V) Vt(V) R1(Ω) R2(Ω) Rx(Ω) Rt(Ω)

2V 0,0148 1.39 0.7 2 2,09 93,91 47,297 135,135 141,215

4V 0,02863 2.62 1.319 3.99 3,939 93,57 46,08 139,364 139,65

6V 0,0402 3.93 1.962 5.892 5,892 97,76 48,80 146,56 146,53

Perhitungan 𝑉𝑡 :
𝑉𝑡 = 𝑉1 + 𝑉2
𝑉𝑡 = 1,39 + 0,7 = 2,09V
Perhitungan R:
𝑉1
𝑅1 =
𝐼
1,39
𝑅1 = = 93,918 𝑂ℎ𝑚
0,0148
Perhitungan 𝑅𝑡 :
𝑅𝑡 = 𝑅1 + 𝑅2
𝑅𝑡 = 93,918 + 47,297 = 141,215 𝑂ℎ𝑚

Tabel 1.4 Perhitungan rangkian pararel


Vs
(volt) I1(A) I2(A) I3(A) It(A) R1(Ω) R2(Ω) R3(Ω) Rt(Ω)

2 0,02 0,0415 0,0592 0,120 100 48,192 33 16,379

4 0,03953 0,0758 0,0110 0,225 101 52,77 36 17,658

6 0,0578 0,114 0,0166 0,337 103 52,58 36,1 17,721


Perhitungan It:
It = I1 + I2 + I3
It = 0,02 + 0,0415 + 0,0592 = 0,120 A
Perhitungan R:
𝑉1
𝑅1 =
𝐼1
2
𝑅1 = = 100 𝑂ℎ𝑚
0,02
Perhitungan Rt:
1
𝑅𝑡 =
1 1 1
𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3
1
𝑅𝑡 =
1 1 1
100 + 48,192 + 33
𝑅𝑡 = 16,379 𝑂ℎ𝑚

Tabel 1.5 Perubahan tegangan kapasitor


Waktu Kapasitor saat Saklar
Pengamatan Dimatikan
T1 4,3 V
T2 3,2 V
T3 2,4 V
T4 1,3 V
T5 0V

IV. PEMBAHASAN
Resistor atau hambatan ini merupakan komponen elektronika pasif yang
memiliki fungsi guna menghambat serta mengatur arus listrik di dalam suatu
rangkaian elektronika. Resistor atau hambatan ini juga memiliki satuan yang disebut
dengan Ohm. Nilai tegangannya berbanding dengan arus listrik yang mengalir sesuai
dengan hukum ohm yaitu V=IR. Dalam resistor tidak ada kutub negatif dan positif,
tetapi memiliki ciri utama yakni toleransi, tegangan kerja maksimum, power rating
dan resistensi. Resistor mempunyai dua jenis rangkaian yaitu rangkaian seri dan
pararel. Rangkaian seri sebagai pembagi beda potensial dan sumber tegangan.
Rangkaian pararel sebagai pembagi arus listrik.
Kapasitor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan muatan
listrik, selain itu kapasitor juga dapat digunakan sebagai penyaring frekuensi.
Kapasitas untuk menyimpan kemampuan kapasitor dalam muatan listrik disebut
Farad (F) sedangkan simbol dari kapasitor adalah C (kapasitor).
Arus listrik DC (Direct current) merupakan arus listrik searah. Pada awalnya
aliran arus pada listrik DC dikatakan mengalir dari ujung positif menuju ujung
negatif. Semakin kesini pengamatan-pengamatan yang dilakukan oleh para ahli
menunjukkan bahwa pada arus searah merupakan arus yang alirannya dari negatif
(elektron) menuju kutub positif. Nah aliran-aliran ini menyebabkan timbulnya
lubang-lubang bermuatan positif yang terlihat mengalir dari positif ke negatif.
Tegangan DC (direct current) adalah sumber tegangansearah seperti baterai dan aki.
Rangkaian seri hanya memiliki satu jalur untuk aliran arus listrik. Rangkaian seri
memiliki kelebihan yaitu kuat arus listrik (I) yang mengalir pada tiap bagian sama,
lampu lebih terang, lebih sederhana dan memerlukan sedikit kabel. Rangkaian seri
memiliki kelemahan yaitu bila satu bagian terputus maka seluruh rangkaian akan
terputus dan mati, serta lebih boros energi listrik dan baterai cepat habis. Rangkaian
paralel memiliki kelebihan yaitu tegangan (V) yang mengalir pada tiap bagian sama,
serta bila satu bagian terputus tidak mempengaruhi yang lain dan lebih hemat listrik.
Rangkaian paralel memiliki kelemahan yaitu memerlukan banyak kabel, lebih rumit
dan lampu lebih redup
Besar nilai hambatan yang diperoleh secara teoritis pada tegangan 2V, 4V, dan
6V berturut turut adalah 135,135 ohm, 139,364 ohm, dan 146,56 ohm. Sedangkan
besar nilai hambatan yang diperoleh secara praktik pada tegangan 2V, 4V, dan 6V
berturut turut adalah 141,215 ohm, 139,65 ohm, dan 146,53 ohm. Adanya perbedan
besar nilai yang didapat antara teori dan praktik disebabkan oleh kondisi percobaan
yang kurang ideal. Pada percobaan ini alat yang digunakan beberapa komponennya
sudah aus sehingga berdampak pada kinerja alat yang kurang maksimal.
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir
melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan tegangan yang diterapkan
kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai
resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang
dikenakan kepadanya. Pada percobaan pad apraktikum kali ini, hasil yang didapatkan
sudah sesuai dengan bunyi hukum ohm karena besar hambatan yang didapatkan
berbanding lurus dengan tegangan yang diberikan, dapat dilihat pada tabel 1.4.
Sesudah saklar dinyalakan kapasitor akan menerima muatan dari rangkaian dan
muatan ditampung pada kapasitor. Sesudah saklar dimatikan muatan pada kapasitor
berangsur-angsur turun. Muatan pada T1, T2, T3, T4, dan T5 secara berturut turut
adalah 4,3 V, 3,2 V, 2,4 V, 1,3 V, dan 0 V.
Bila kedua pelat dihubungkan ke sumber tegangan DC atau tegangan searah
(misalnya Baterai), Elektron “didorong” ke satu pelat oleh terminal negatif baterai,
sementara elektron “ditarik” dari pelat lain oleh terminal positif baterai. Jika
perbedaan muatan antara kedua pelat tersebut terlalu besar, maka akan terjadi
percikan (spark) yang melompati celah diantara kedua pelat tersebut dan membuang
muatan yang tersimpan (discharge). Untuk meningkatkan jumlah muatan pada pelat,
bahan dielektrik yang berupa non-konduktif (isolator) ditempatkan diantara kedua
pelat tersebut. Fungsi dielektrik tersebut dalam kapasitor adalah sebagai “pemblokir
percikan” atau “spark blocker” yang bermanfaat untuk dapat meningkatkan kapasitas
muatan kapasitor.

V. KESIMPULAN
1. Besaran besaran arus listrik DC yang diperoleh pada percobaan modul 1 ini pada
tegangan 2V, 4V, dan 6V berturut-turut adalah 14,8 mA, 28,63 mA, 40,2 mA
2. sifat-sifat hambatan dan tegangan dalam suatu rangkaian seri dan parallel adalah
pada rangkaian seri besar arus listriknya sama besar, tapi besar tegangannya
berbeda-beda tergantung besar hambatan pada rangkaian tersebut, sedangkan
rangkaian paralel, besar tegangan adalah sama untuk masing hambatan yg
terpasang, tapi arusnya berbeda tergantung besar hambatan yg terpasang.
3. berfungsi untuk menyimpan muatan listrik, selain itu kapasitor juga dapat
digunakan sebagai penyaring frekuensi. Kapasitas untuk menyimpan kemampuan
kapasitor dalam muatan listrik disebut Farad (F). Berbeda dengan baterai, kapasitor
hanya berfungsi sebagai penyimpanan sementara

VI. REFERENSI
1) Amaliah. I, 2015. Resistor. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang
2) Muhammad. A., 2016. Multimeter. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya
3) Elmianto. R., 2021. Modul 1 Arus Searah. Jakarta: Universitas Pertamina

Anda mungkin juga menyukai