Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
WATTMETER
1. Definisi Wattmeter
Wattmeter adalah instrumen pengukur daya listrik nyata yang pembacaannya dalam satuan
Watt. Wattmeter digunakan untuk mengukur daya listrik pada beban-beban yang sedang beroperasi
dalam suatu sistem kelistrikan dengan beberapa kondisi beban seperti : beban DC, beban AC satu
phase serta beban AC tiga phase.
2. Fungsi Wattmeter
Alat ukur ini digunakan untuk mengukur daya listrik secara langsung. Wattmeter dapat
digunakan untuk pengukuran pada arus searah maupun arus bolak balik. Untuk arus searah,
maka daya yang dipakai dalam beban tahanan R dinyatakan sebagai :
𝑽𝟐
𝑷 = 𝑽 𝑰 = 𝑰𝟐 𝑹 =
𝑹
Dengan V adalah tegangan beban dan I adalah arus beban Pada arus bolak balik, daya yang
dipakai pada beban pada saat tegangan beban v dan arus beban i dinyatakan sebagai p = v i
dengan v dan i adalah tegangan dan arus sebagai fungsi waktu yang memenuhi persamaan
sinusoida. Terdapat beberapa jenis Wattmeter yaitu diantaranya wattmeter elektrodinamis
wattmeter Induksi, wattmeter elektrostatis, wattmeter digital dan sebagainya. Paling banyak
digunakan adalah Wattmeter elekrodinamis.
3. Jenis-Jenis Wattmeter
Wattmeter analog yang paling sederhana adalah Wattmeter elektrodinamis. Alat ukur daya ini
terdiri dari sepasang kumparan tetap yang disebut sebagai kumparan arus dan sebuah
kumparan putar (yang bergerak) yang disebut sebagai kumparan tegangan (potensial).
Kumparan arus dihubungkan dengan rangkaian secara seri sedangkan kumparan tegangan
dihubungkan parallel dengan rangkaian alat ukurnya. Pada wattmeter analog ini, kumparan
tegangan menggerakkan jarum penunjuk yang menyimpang sepanjang skala yang menunjukkan
pengukuran daya. Arus mengalir melalui kumparan arus (tetap) menghasilkan medan
elektromagnetik di sekitar kumparan. Kuat medan ini sebanding dan sefase dengan arus.
Pada rangkaian arus bolak balik, simpangan jarum penunjuk sebanding dengan rata-rata arus
dan tegangan sesaat i dan v Wattmeter DC dac AC tersebut dapat mengalami kerusakan oleh
adanya arus yang berlebihan. Pada Ammeter dan Voltmeter, arus yang berlebihan ini akan
menimbulkan panas dimana ini merupakan kondisi yang berbahaya (jarum penunjuk menjadi
tidak dapat bergerak lagi karena melebihi batas skala). Akan tetapi pada Wattmeter, arus dan
tegangan dapat menjadi panas tetapi tidak menyebabkan penunjukan jarum melebihi batas
skala. Hal ini dkarenakan posisi jarum penunjuk tergantung pada faktor daya, tegangan dan
arus. Sehingga rangkaian dengan faktor daya yang rendah akan memberikan pembacaan yang
rendah pula pada wattmeter meskipun melebihi batas keselamatan. Oleh karena itu di samping
untuk mengukur besar daya listrik dalam Watt, juga dalam volt dan ampere.
2. Wattmeter Thermocouple
Prinsip kerja Wattmeter thermocouple ini berdasarkan pada adanya gaya listrik thermos.
Dari gambar tersebut terlihat bahwa jika arus-arus berbanding lurus dengan tegangan, sehingga
memenuhi persamaan.
(𝒊𝟏 + 𝒊𝟐 )𝟐 − (𝒊𝟏 − 𝒊𝟐 )𝟐 = 𝟒𝒊𝟏 𝒊𝟐 = 𝟒𝒌𝟏 𝒌𝟐 𝒗𝟏
1. Definisi Voltmeter
Volt meter adalah alat ukur tegangan listrik. Voltmeter sering dicirikan dengan simbol V pada
setiap rangkaian listrik. Voltmeter harus dipasang paralel dengan ujung-ujung hambatan yang
akan diukur beda potensialnya. Satuan beda potensial listrik dalam satuan SI adalah volt atau
diberi simbol V. Voltmeter sendiri mempunyai hambatan sehingga dengan disisipkannya
voltmeter tersebut menyebabkan arus listrik yang melewati hambatan R sedikit berkurang.
Idealnya, suatu voltmeter harus memiliki hambatan yang sangat besar agar berkurangnya arus
listrik yang melewati hambatan R juga sangat kecil.
2. Fungsi Voltmeter
Voltmeter berfungsi sebagai alat untuk mengukur beda potensial listrik. Voltmeter juga disusun
menjadi satu dengan ohm meter dan amperemeter menjadi multimeter atau avanometer.
Prinsip Kerja Voltmeter hampir sama dengan Amperemeter karena desainnya juga terdiri dari
galvanometer dan hambatan seri atau multiplier. Galvanometer menggunakan prinsip hukum
Lorentz, dimana interaksi antara medan magnet dan kuat arus akan menimbulkan gaya
magnetic. Gaya magnetik inilah yang menggerakan jarum penunjuk sehingga menyimpang saat
dilewati oleh arus yang melewati kumparan.
Jika kemampuannya ingin ditingkatkan menjadi n kali maka dapat ditentukan berapa besar
hambatan multiplier yang diperlukan.
Rm = (n – 1) RG
Ket:
V = tegangan yang akan diukur
VG = Tegangan maksimum galvanometer
RG = Hambatan galvanometer
Rm = Hambatan multiplier
Contoh Soal:
Sebuah Galvanometer yang memiliki hambatan dalam 10 ohm dan tegangan maksimum 10 mV
akan dipakai untuk mengukur tegangan hingga tegangan maksimumnya bisa 20 V. Berapa besar
hambatan multiplier yang diperlukan ?
Penyelesaian:
n = 10 : 0,01 = 1000
Rm = ( n – 1) . RG
= 999. 10
= 9990 ohm
Untuk mengukur tegangan kita harus menggunakan voltmeter yang dipasang paralel terhadap
komponen yang kita ukur beda potensialnya. Jadi tidak perlu dilakukan pemutusan penghantar
seperti pada amperemeter.
Setelah voltmeter terpasang dengan benar maka hasil pengukuran harus memperhatikan
bagaimana menuliskan hasil pengukuran yang benar Tegangan yang terukur (V) adalah:
V=
Contoh Soal :
2V
Jika angka yang ditunjuk jarum = 2 dan skala maksimumnya 5, dan kabel merah pada angka 2 V
maka hasil pengukuran adalah?
Penyelesaian :
𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑑𝑖𝑡𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘
V= × 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
2
= 5 × 2 = 𝟎, 𝟖 𝑉
1. Definisi Amperemeter
Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus. Alat ini biasanya sering digunakan oleh
teknisi elektronik yang buasanya dibuat menjadi satu dalam multi tester atau avometer yang
merupakan singkatan dari Amperemeter, Voltmeter dan Ohmmeter.
Kemampuan pengukuran amperemeter terbatas sesuai dengan nilai maksimum yang tertera
dalam alat ukur tersebut seperti 5 A, 10 A, 20 A, dll. Kekuatan ampere meter dapat ditingkatkan
dengan memasang shunt tergantung dengan berapa kalai kemampuannya akan ditingkatkan.
2. Fungsi
Fungsi dari ampere meter ini adalah sebagai alat pengukur kuat arus listrik dan biasanya juga
dibuat menjadi satu dengan voltmeter dan ohm meter menjadi multi tester.
Amperemeter bergerak dengan prinsip gaya magnetik (Gaya Lorenzt). Ketika arus mengalir
melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnet timbul gaya lorentz yang menggerakan
jarum penunjuk menyimpang. Apabila arus yang melewati kumparan besar, maka gaya yang
timbul juga akan membesar sedemikian sehingga penyimpangan jarum penunjuk juga akan
membesar. Demikian juga sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka jarum penunjuk akan
dikembalikan ke posisi semula oleh pegas. Besar gaya yang dimaksud sesuai dengan prinsip
gaya lorenzt F = B . I . L.
Ket :
RG = Hambatan galvanometer mula-mula.
Contoh :
Sebuah amperemeter dengan hambatan RG = 100 Ω dapat mengukur kuat arus maksimum 100
mA. Berapa besar hambatan shunt yang diperlukan agar dapat mengukur kuat arus sebesar 10
A.
Penyelesaian :
I’ = n.I
𝐼′ 10 𝐴
N = 𝐼 = 100 𝑚𝐴 = 100
𝑅𝐺 100 1
Rsh = (𝑛−1) = = 1 99 Ω
99
4. Cara Penggunaan
a. Jika kita akan mengukur arus yang melewati penghantar dengan menggunakan
amperemeter maka ujung-ujung penghantar harus kita sambungkan pada amperemeter.
b. Setelah amperemeter terpasang, kita dapat mengetahui besar kuat arus yang mengalir
melalui penghantar dengan membaca amperemeter melalui jarum penujuk. Dalam
membaca ampere meter harus diperhatikan karakteristik alat ukur karena jarum penujuk
Ket :
A = Amperemeter yang digunakan
Contoh:
Berapa kuat arusnya?
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐷𝑖𝑡𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘
I = 𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 𝐴
20
= 50 × 25
= 10 A
- Bila yakin rangkaian telah benar, hidupkan sumber tegangan dan baca gerakan jarum
penunjuk pada skala V dan A. Hasil pembacaan yang baik bila posisi jarum lebih besar dari 60%
skala penuh meter.
- Nyalakan kembali sumber tegangan baca jarum penunjuk hingga pada posisi yang mudah
dibaca.
Pengukuran ampere tidak perlu memutus rangkaian, cukup dengan meletakkan clamp ampere
pada kabel yang akan diukur, dengan terlebih dulu memilih range yang sesuai. Berikut
ilustrasinya:
Gambar 5.7 Susunan Penggunaan Ampere Meter yang Memiliki Clamp Ampere