Anda di halaman 1dari 12

BAB III

WATTMETER

1. Definisi Wattmeter

Wattmeter adalah instrumen pengukur daya listrik nyata yang pembacaannya dalam satuan
Watt. Wattmeter digunakan untuk mengukur daya listrik pada beban-beban yang sedang beroperasi
dalam suatu sistem kelistrikan dengan beberapa kondisi beban seperti : beban DC, beban AC satu
phase serta beban AC tiga phase.

2. Fungsi Wattmeter

Alat ukur ini digunakan untuk mengukur daya listrik secara langsung. Wattmeter dapat
digunakan untuk pengukuran pada arus searah maupun arus bolak balik. Untuk arus searah,
maka daya yang dipakai dalam beban tahanan R dinyatakan sebagai :

𝑽𝟐
𝑷 = 𝑽 𝑰 = 𝑰𝟐 𝑹 =
𝑹

Dengan V adalah tegangan beban dan I adalah arus beban Pada arus bolak balik, daya yang
dipakai pada beban pada saat tegangan beban v dan arus beban i dinyatakan sebagai p = v i
dengan v dan i adalah tegangan dan arus sebagai fungsi waktu yang memenuhi persamaan
sinusoida. Terdapat beberapa jenis Wattmeter yaitu diantaranya wattmeter elektrodinamis
wattmeter Induksi, wattmeter elektrostatis, wattmeter digital dan sebagainya. Paling banyak
digunakan adalah Wattmeter elekrodinamis.

3. Jenis-Jenis Wattmeter

3.1 Wattmeter Elektrodinamis

Wattmeter analog yang paling sederhana adalah Wattmeter elektrodinamis. Alat ukur daya ini
terdiri dari sepasang kumparan tetap yang disebut sebagai kumparan arus dan sebuah
kumparan putar (yang bergerak) yang disebut sebagai kumparan tegangan (potensial).
Kumparan arus dihubungkan dengan rangkaian secara seri sedangkan kumparan tegangan
dihubungkan parallel dengan rangkaian alat ukurnya. Pada wattmeter analog ini, kumparan
tegangan menggerakkan jarum penunjuk yang menyimpang sepanjang skala yang menunjukkan
pengukuran daya. Arus mengalir melalui kumparan arus (tetap) menghasilkan medan
elektromagnetik di sekitar kumparan. Kuat medan ini sebanding dan sefase dengan arus.

Praktikum Rangkaian Listrik 1


Sebuah hambatan yang besar nilainya disambungkan seri pada kumparan putar untuk
mereduksi arus yang melalui kumparan tersebut. Pada rangkaian arus searah, simpangan jarum
penunjuk sebanding dengan arus dan tegangan, dan memenuhi persamaan P=VI.

Gambar 3.1. Wattmeter Elektrodinamis

Pada rangkaian arus bolak balik, simpangan jarum penunjuk sebanding dengan rata-rata arus
dan tegangan sesaat i dan v Wattmeter DC dac AC tersebut dapat mengalami kerusakan oleh
adanya arus yang berlebihan. Pada Ammeter dan Voltmeter, arus yang berlebihan ini akan
menimbulkan panas dimana ini merupakan kondisi yang berbahaya (jarum penunjuk menjadi
tidak dapat bergerak lagi karena melebihi batas skala). Akan tetapi pada Wattmeter, arus dan
tegangan dapat menjadi panas tetapi tidak menyebabkan penunjukan jarum melebihi batas
skala. Hal ini dkarenakan posisi jarum penunjuk tergantung pada faktor daya, tegangan dan
arus. Sehingga rangkaian dengan faktor daya yang rendah akan memberikan pembacaan yang
rendah pula pada wattmeter meskipun melebihi batas keselamatan. Oleh karena itu di samping
untuk mengukur besar daya listrik dalam Watt, juga dalam volt dan ampere.

2. Wattmeter Thermocouple

Prinsip kerja Wattmeter thermocouple ini berdasarkan pada adanya gaya listrik thermos.

Praktikum Rangkaian Listrik 2


Gambar 3.2. Wattmeter Thermocouple

Dari gambar tersebut terlihat bahwa jika arus-arus berbanding lurus dengan tegangan, sehingga
memenuhi persamaan.
(𝒊𝟏 + 𝒊𝟐 )𝟐 − (𝒊𝟏 − 𝒊𝟐 )𝟐 = 𝟒𝒊𝟏 𝒊𝟐 = 𝟒𝒌𝟏 𝒌𝟐 𝒗𝟏

Jika i = k1v merupakan arus sekumder pada transformator T1 sedangkan i2 = k2 i merupakan


arus sekunder dari transformator T2 maka bila sepasang tabung thermocouple dipanaskan
dengan arus i1 + i2 dan i1 - i2 , maka gaya listrik secara thermis juga akan digerakkan dan
berbanding lurus dengan kuadrat arus. Sepasang tabung thermocouple ini dihubungkan secara
seri sedemikian rupa sehingga polaritasnya terbalik, maka perbedaan tegangan yang terjadi
pada ujungujungnya dapat diukur dengan sebuah milivolt yang sebanding dengan daya yang
akan diukur. Wattmeter jenis thermocouple ini biasanya digunakan untuk mengukur daya yang
kecil yaitu pada frekuensi audio.

Praktikum Rangkaian Listrik 3


BAB IV
VOLTMETER

1. Definisi Voltmeter
Volt meter adalah alat ukur tegangan listrik. Voltmeter sering dicirikan dengan simbol V pada
setiap rangkaian listrik. Voltmeter harus dipasang paralel dengan ujung-ujung hambatan yang
akan diukur beda potensialnya. Satuan beda potensial listrik dalam satuan SI adalah volt atau
diberi simbol V. Voltmeter sendiri mempunyai hambatan sehingga dengan disisipkannya
voltmeter tersebut menyebabkan arus listrik yang melewati hambatan R sedikit berkurang.
Idealnya, suatu voltmeter harus memiliki hambatan yang sangat besar agar berkurangnya arus
listrik yang melewati hambatan R juga sangat kecil.

Gambar 4.1. Contoh Voltmeter


Komponen dasar suatu voltmeter adalah galvanometer. Galvanometer mempunyai hambatan
yang sering disebut sebagai hambatan dalam galvanometer (Rg). Voltmeter mempunyai skala
penuh atau batas ukur maksimum sesuai dengan nilai maksimum yang tertera dalam alat ukur
itu, misalnya 5V, 10V, 20 V, dll. Voltmeter juga dapat ditambah multiplier. Fungsi dari multiplier
adalah untuk meningkatkan kemampuan voltmeter berkali-kali lipat.

2. Fungsi Voltmeter

Voltmeter berfungsi sebagai alat untuk mengukur beda potensial listrik. Voltmeter juga disusun
menjadi satu dengan ohm meter dan amperemeter menjadi multimeter atau avanometer.

Praktikum Rangkaian Listrik 4


3. Prinsip Kerja Voltmeter

Prinsip Kerja Voltmeter hampir sama dengan Amperemeter karena desainnya juga terdiri dari
galvanometer dan hambatan seri atau multiplier. Galvanometer menggunakan prinsip hukum
Lorentz, dimana interaksi antara medan magnet dan kuat arus akan menimbulkan gaya
magnetic. Gaya magnetik inilah yang menggerakan jarum penunjuk sehingga menyimpang saat
dilewati oleh arus yang melewati kumparan.

Gambar 4.2. Prinsip Kerja Voltmeter


Makin besar kuat arus akan makin besar penyimpangannya. Desain penyusunan galvanometer
dengan hambatan multiplier menjadi voltmeter dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.3 Contoh Galvanometer dengan Hambatan Multipier


Fungsi dari multiplier adalah menahan arus agar tegangan yang terjadi pada galvanometer tidak
melebihi kapasitas maksimumnya, sehingga sebagian tegangan akan berkumpul pada
multiplier. Dengan demikian kemampuan mengukurnya menjadi lebih besar.

Jika kemampuannya ingin ditingkatkan menjadi n kali maka dapat ditentukan berapa besar
hambatan multiplier yang diperlukan.

Praktikum Rangkaian Listrik 5


n=

Rm = (n – 1) RG

Ket:
V = tegangan yang akan diukur
VG = Tegangan maksimum galvanometer
RG = Hambatan galvanometer
Rm = Hambatan multiplier

Contoh Soal:
Sebuah Galvanometer yang memiliki hambatan dalam 10 ohm dan tegangan maksimum 10 mV
akan dipakai untuk mengukur tegangan hingga tegangan maksimumnya bisa 20 V. Berapa besar
hambatan multiplier yang diperlukan ?

Penyelesaian:
n = 10 : 0,01 = 1000
Rm = ( n – 1) . RG
= 999. 10
= 9990 ohm

4. Cara Penggunaan Voltmeter

Untuk mengukur tegangan kita harus menggunakan voltmeter yang dipasang paralel terhadap
komponen yang kita ukur beda potensialnya. Jadi tidak perlu dilakukan pemutusan penghantar
seperti pada amperemeter.

Gambar 4.4 Contoh Susunan Pengunaan Voltmeter

Praktikum Rangkaian Listrik 6


Pada rangkaian arus searah pemasangan kutub-kutub voltmeter harus sesuai. Kutub positif
dengan potensial tinggi dan kutub negatif dengan potensial rendah. Biasanya ditandai dengan
kabel yang berwarna hitam dan merah atau biru. Bila pemasangan terbalik akan terlihat
penyimpangan yang arahnya ke kiri. Sedangkan pada rangkaian arus bolak balik tidak menjadi
masalah.

Setelah voltmeter terpasang dengan benar maka hasil pengukuran harus memperhatikan
bagaimana menuliskan hasil pengukuran yang benar Tegangan yang terukur (V) adalah:

V=

Contoh Soal :

2V

Gambar 4.5 Contoh Penggunaan Voltmeter

Jika angka yang ditunjuk jarum = 2 dan skala maksimumnya 5, dan kabel merah pada angka 2 V
maka hasil pengukuran adalah?

Penyelesaian :

𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑑𝑖𝑡𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘
V= × 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

2
= 5 × 2 = 𝟎, 𝟖 𝑉

Praktikum Rangkaian Listrik 7


BAB V
AMPEREMETER

1. Definisi Amperemeter

Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus. Alat ini biasanya sering digunakan oleh
teknisi elektronik yang buasanya dibuat menjadi satu dalam multi tester atau avometer yang
merupakan singkatan dari Amperemeter, Voltmeter dan Ohmmeter.

Gambar 5.1 Amperemeter

Kemampuan pengukuran amperemeter terbatas sesuai dengan nilai maksimum yang tertera
dalam alat ukur tersebut seperti 5 A, 10 A, 20 A, dll. Kekuatan ampere meter dapat ditingkatkan
dengan memasang shunt tergantung dengan berapa kalai kemampuannya akan ditingkatkan.

2. Fungsi

Fungsi dari ampere meter ini adalah sebagai alat pengukur kuat arus listrik dan biasanya juga
dibuat menjadi satu dengan voltmeter dan ohm meter menjadi multi tester.

3. Prinsip Kerja Amperemeter

Amperemeter bergerak dengan prinsip gaya magnetik (Gaya Lorenzt). Ketika arus mengalir
melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnet timbul gaya lorentz yang menggerakan
jarum penunjuk menyimpang. Apabila arus yang melewati kumparan besar, maka gaya yang
timbul juga akan membesar sedemikian sehingga penyimpangan jarum penunjuk juga akan
membesar. Demikian juga sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka jarum penunjuk akan
dikembalikan ke posisi semula oleh pegas. Besar gaya yang dimaksud sesuai dengan prinsip
gaya lorenzt F = B . I . L.

Praktikum Rangkaian Listrik 8


Kemampuan ampere meter dapat ditingkatkan dengan memasang hambatan shunt secara
paralel terhadap ampere meter. Besar hambatan shunt bergantung pada berapa kali
kemampuannya akan ditingkatkan. Misalnya mula-mula arus maksimumnya adalah I. Akan
ditingkatkan menjadi I’ = n.I, maka besar hambatan shunt,
𝑹𝑮
Rsh = (𝒏−𝟏)

Ket :
RG = Hambatan galvanometer mula-mula.

Contoh :
Sebuah amperemeter dengan hambatan RG = 100 Ω dapat mengukur kuat arus maksimum 100
mA. Berapa besar hambatan shunt yang diperlukan agar dapat mengukur kuat arus sebesar 10
A.

Penyelesaian :
I’ = n.I
𝐼′ 10 𝐴
N = 𝐼 = 100 𝑚𝐴 = 100
𝑅𝐺 100 1
Rsh = (𝑛−1) = = 1 99 Ω
99

4. Cara Penggunaan

a. Jika kita akan mengukur arus yang melewati penghantar dengan menggunakan
amperemeter maka ujung-ujung penghantar harus kita sambungkan pada amperemeter.

Gambar 5.1 Cara Penggunaan Aperemeter

b. Setelah amperemeter terpasang, kita dapat mengetahui besar kuat arus yang mengalir
melalui penghantar dengan membaca amperemeter melalui jarum penujuk. Dalam
membaca ampere meter harus diperhatikan karakteristik alat ukur karena jarum penujuk

Praktikum Rangkaian Listrik 9


tidak selalu menyatakan angka apa adanya. Kuat arus yang terukur I dapat dihitung dengan
rumus:
𝑨𝒏𝒈𝒌𝒂 𝑫𝒊𝒕𝒖𝒏𝒋𝒖𝒌
I = 𝑺𝒌𝒂𝒍𝒂 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎 × 𝑨

Ket :
A = Amperemeter yang digunakan

Contoh:
Berapa kuat arusnya?
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐷𝑖𝑡𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘
I = 𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 𝐴
20
= 50 × 25
= 10 A

Gambar 5.2 Cara Membaca Pengukuran Ampere Meter

5. Cara lain pengukuran amperemeter

Ada 2 cara melakukan pengukuran dengan Ampere Meter,

1. Ampere meter yang tidak memiliki clamp ampere


Clamp Ampere : clamp atau arti dasarnya adalah menggenggam, yang berfungsi membentuk
kalang tertutup. Clamp berbentuk lingkaran yang bisa menyatu dengan alat ukur atau pun
terpisah. Biasanya Ampere meter yang tidak menggunakan clamp ampere adalah model
Ampere meter Analog.

Berikut cara melakukan pengukurannya:


- Ampere meter dipasang seri dengan bebannya, seperti gambar di bawah:

Gambar 5.3 Sususnan Penggunaan Ampere meter

Praktikum Rangkaian Listrik 10


- Atur knob pemilih cakupan mendekati cakupan yang tepat atau di atas cakupan yang
diprediksi berdasarkan perhitungan arus secara teori.

Gambar 5.4 Knob Pengatur Jangkauan Ampere Meter

- Bila yakin rangkaian telah benar, hidupkan sumber tegangan dan baca gerakan jarum
penunjuk pada skala V dan A. Hasil pembacaan yang baik bila posisi jarum lebih besar dari 60%
skala penuh meter.

Gambar 5.5 Tampilan Multimeter

Pembacaan pada alat ukur Analog sebaiknya > 60 % agar


pembacaannya lebih tepat.
- Bila simpangan terlalu kecil, lakukan pengecekan apakah cakupan sudah benar dan
pembacaan masih dibawah cakupan pengukuran di bawahnya bila ya, matikan power supply
pindahkan knob pada cakupan yang lebih kecil.

- Nyalakan kembali sumber tegangan baca jarum penunjuk hingga pada posisi yang mudah
dibaca.

Praktikum Rangkaian Listrik 11


- Hindari kesalahan pemasangan polaritas sumber tegangan, karena akan menyebabkan arah
simpangan jarum berlawanan dengan seharusnya. Bila arus terlalu besar dapat merusakkan
jarum penunjuk.

Gambar 5.6 Susunan Penggunaan Amperemeter DC yang Salah

Perhatikan polaritas saat mengukur Ampere DC

2. Ampere meter yang memiliki Clamp Ampere


Umumnya model Ampere meter Digital memiliki Clamp Ampere, baik menyatu dengan Alat
ukur maupun terpisah.

Berikut cara pengukurannya:

Pengukuran ampere tidak perlu memutus rangkaian, cukup dengan meletakkan clamp ampere
pada kabel yang akan diukur, dengan terlebih dulu memilih range yang sesuai. Berikut
ilustrasinya:

Gambar 5.7 Susunan Penggunaan Ampere Meter yang Memiliki Clamp Ampere

Praktikum Rangkaian Listrik 12

Anda mungkin juga menyukai