Sebenarnya, daya listrik terbagi menjadi 3 jenis yaitu daya aktif, daya reaktif, dan
daya semu. Daya nyata disimbolkan dengan P, daya reaktif disimbolkan dengan Q
dan daya semu disimbolkan dengan S.
Silakan para sobat BintangTop.com simak penjelasan di bawah ini, agar lebih
memahami …
Perbedaan 3 Jenis Daya Listrik - Segitiga Daya :
1. Daya Nyata
Daya nyata disebut juga dengan daya aktif (P) atau pada gambar di atas disebut
dengan real power dan memiliki satuan Watt. Daya nyata sederhananya adalah
daya yang diperlukan oleh beban resistif murni. Daya nyata dimanfaatkan untuk
mengubah suatu energi listrik menjadi bentuk energi lain.
Sebenarnya rumus daya nyata mirip dengan rumus daya pada arus DC,
perbedaannya adalah melibatkan faktor daya (cos Ø).
2. Daya Reaktif
Daya reaktif (Q) cukup sulit untuk didefinisikan, secara sederhana daya reaktif
adalah daya imajiner (khayal) yang menunjukkan adanya pergeseran arus dan
tegangan listrik akibat adanya beban reaktif.
Beban reaktif tersebut bisa berupa beban induktif atau beban kapasitif, contohnya
kipas angin, mesin cuci, pompa dll. Daya reaktif diukur dengan satuan VAr (Volt
Ampere-reaktif).
3. Daya Semu
Daya semu atau disebut juga dengan daya total (S), pada gambar di atas adalah
apparent power. Daya total tersebut ada yang dihamburkan atau diserap kembali
pada rangkaian arus bolak balik (AC). Daya semu juga merupakan hasil kali dari
Tegangan rms (root mean square) dan Arus rms.
Cara menggunakan Tang Ampere atau Clamp Meter ini sebenarnya cukup mudah,
yaitu dengan menjepitkan rahang penjepitnya ke kabel listrik yang diinginkan.
Berikut ini adalah langkah-langkah selengkapnya untuk Mengukur Arus Listrik
AC atau Ampere AC dengan menggunakan Clamp Meter (Tang Ampere).
1. Putar atau setting Saklar Clamp Meter ke posisi Ampere Meter (biasanya
tertulis huruf A dengan gelombang sinus diatasnya).
2. Tekan Trigger untuk membuka rahang Penjepit Clamp Meter atau Tang
Ampere.
3. Jepitkan Rahang penjepit ke kabel Konduktor yang dialiri arus listrik AC
(Kabel Listrik berada di tengah-tengah rahang penjepit) kemudian lepaskan
Trigger Clamp Meter.
Catatan : Jika kabel listrik tersebut belum dialiri listrik, hubungkan kabel
tersebut atau ON-kan perangkat yang ingin diukur arus listriknya.
4. Baca Nilai Ampere yang tertera di layar Clamp Meter (Tang Ampere).
Dibawah ini adalah perbedaan Multimeter dan Clamp Meter dalam mengukur
Arus listrik :
Voltmeter adalah alat pengukur beda potensial (tegangan) antara dua titik.
Voltameter juga digunakan untuk mengukur besarnya potensial listrik, mengukur
tingkat tegangan yang ada dalam batterei, dan mengukur turunan tegangan dalam
sirkuit. Untuk mengukur beda potensial antara dua titik pada suatu komponen,
kedua terminal voltmeter harus dihubungkan dengan kedua buah titik yang
tegangannya akan diukur sehingga terhubung secara parallel dengan komponen
tersebut.Voltmeter dapat dibuat dari sebuah galvanometer dan sebuah hambatan
eksternal Rx yang dipasang seri. Adapun tujuan pemasangan hambatan Rx ini
tidak lain adalah untuk meningkatkan batas ukur galvanometer, sehingga dapat
digunakan untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari nilai standarnya.
Bagian-bagian voltmeter
Voltmeter biasanya disusun secara paralel (sejajar) dengan sumber tegangan atau
peralataan listrik. Cara memasang voltmeter adalah dengan menghubungkan
ujung sumber tegangan yang memiliki potensial lebih tinggi (kutub positif) harus
dihubungkan ke terminal positif voltmeter,dan ujung sumber tegangan yang
memiliki potensial lebih rendah (kutub negatif) harus dihubungkan ke terminal
negatif voltmeter.
Prinsip kerja voltmeter hampir sama dengan ampermeter karena desainnya juga
terdiri dari galvanometer dan hambatan seri atau multiplier. Galvanometer
menggunakan prinsip hukum lorenzt dimana interaksi antara medan magnet dan
kuat arus akan menimbulkan gaya magnetic. Gaya magnetik inilah yang
menggerakkan jarum penunjuk sehingga menyimpang pada saat dilewati oleh arus
yang melewati kumparan. Makin besar kuat arus makin besar pula
penyimpangannya.Tegangan selalu berada antara dua titik. Dengan kata lain, yang
diukur adalah perbedan tegangan antara sebuah titik dengan titik lain. Oleh kerena
itu, voltmeter cukup dihubungkan memotong aliran tegangan yang hendak diukur,
seperti terlihat pada gambar dibawah. Sebenarnya tahanan voltmeter harus tidak
menentu supaya tidak mengganggu sirkit, yaitu voltmeter seharusnya menerima
arus sebesar 0 dari sirkit.
Sakelar lima posisi hanya membuat sambungan dengan sebuah resistor pada
setiap saat . Pada posisi bawah (penuh kekanan) , ini membuat sambungan tanpa
resistor seluruhnya, memenuhi sebuah keadaan mati "off". setiap ukuran
resistornya merupakan jangkah ukur penuh mandiri untuk sebuah voltmeter,
semua berdasar pergerakan meter mandiri (1 mA, 500 Ω). Sebuah hasil akhir
adalah volt meter dengan empat jangkah skala penuh pengukuran yang berbeda .
tentu, untuk pantasnya, skala meter pergerakan harus dilengkapi penandaan untuk
setiap jangkah ukur yang berbeda.
Di dalam voltmeter terdapat kumparan dan pegas. Alat ukur kumparan putar ialah
alat pengukur yang berkerja atas dasar prinsip dari adanya suatu kumparan listrik,
yang ditempatkan pada medan magnet, yang berasal dari suatu magnet permanen.
Arus yang di alirkan melalui kumparan akan menyebabkan kumparan tersebut
berputar. Alat ukur kumparan putar adalah alat ukur penting yang dipakai untuk
bermacam arus.
Fungsi Voltmeter
Fungsi voltmeter adalah untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu
rangkaian listrik. Alat ini terdiri dari tiga buah lempengan tembaga yang
terpasang pada sebuah bakelite yang dirangkai dalam sebuah tabung kacca atau
plastik.
Pada alat ukur Voltmeter ini biasanya ditemukan tulisan voltmeter (V) ,
milivoltmeter (mV), mikrovoltmeter , dan kilo volt (kV). Voltmeter memiliki
batas ukur terntentu, yakni nilai tegangan makasimum yang dapat diukur oleh
voltmeter tersebut. Jika tegangan yang diukur oleh voltmeter melebihi batas
ukurnya , voltmeter akan rusak
Voltmeter ini merupakan gabungan dari fungsi alat ukur amperemeter untuk
mengukur ampere (kuat arus listrik), sedangkan voltmeter untuk mengukur volt
(besar tegangan listrik).
WATT METER
A. Pengertian Wattmeter
Wattmeter merupakan alat untuk mengukur daya listrik (atau tingkat pasokan
energi listrik) dalam satuan watt dari setiap beban yang diansumsi pada suatu
sirkuit rangkaian.
Wattmeter digunakan untuk mengukur daya listrik pada beban-beban yang sedang
beroperasi dalam suatu sistem kelistrikan dengan beberapa kondisi beban seperti:
beban DC, beban AC satu phase serta beban AC tiga phase.
Walaupun medan magnit yang ditimbulkan oleh kumparan tegangan praktis sama
(tidak berubah), maka bila arus yang mengalir pada kumparan arus makin besar
(sesuai dengan besarnya alat / peralatan listrik), maka medan magnit yang
ditimbulkan oleh kumparan arus juga makin besar, sehingga gaya tolak yang
menyebabkan kumparan tegangan / jarum berputar kekanan juga makin nkuat,
yang menyebabkan penyimpangan jarum kekanan makin lebar.
Ada dua jenis pengukuran daya menggunakan metode pengukuran tak langsung,
ditinjau dari letak kedua alat ukur, yaitu Amperemeter dan Voltmeter:
2. Wattmeter induksi
P = V . Icos f
3. Wattmeter digital
KWH meter merupakan suatu alat ukur yang banyak dipakai baik di lingkungan
perumahan, perkantoran maupun industri. Alat ukur ini sudah mengalami
perkembangan yang begitu luar biasa dalam beberapa tahun terakhir ini. Pada
awalnya, fungsi utama dari KWH meter ialah untuk menghitung pemakaian
energi listrik. Dengan perkembangan teknologi yang luar biasa, maka KWH meter
berkembang menjadi suatu alat ukur otomatis yang bisa mengirimkan hasil
pengukurannya kepada perusahaan listrik yang bersangkutan.
Fungsi-fungsi dari bargainser adalah :
• Pembatas daya yang digunakan oleh pelanggan (sesuai dengan kontrak
pemasangan)
• Mencatat daya yang dipakai oleh konsumen. Karena itu ada yang
menyebutnya “kWh Meter” atau “Meteran Listrik” (kWh : kilowatt hour)
• Saklar utama pemutus aliran listrik bila terjadi kelebihan pemakaian daya oleh
pelanggan, adanya gangguan hubung singkat dalam instalasi listrik rumah
pelanggan atau sengaja dimatikan untuk keperluan perbaikan instalasi listrik
rumah.
BAGIAN – BAGIAN KWH METER DAN FUNGSINYA
1. Badan (body) terdiri dari :
a. Bagian atas
b. Bagian bawah
2. Kumparan arus terdiri dari :
a. Pada kWh meter 1 phasa kumparan arus 1 set
b. Pada kWh meter 3 phasa 3 kawat kumparan arus 2 set
c. Pada kWh meter 3 phasa 4 kawat kumparan 3 set
Pada kumparan arus dilengkapi dengan kawat tahanan atau lempengan besi
yang berfungsi sebagai pengatur Cosinus phi (factor kerja) Kumparan Tegangan
terdiri dari : Pada kWh meter 1 phasa
3.Piringan
Piringan kWh meter ditempatkan dengan dua buah bantalan (atas dan bawah)
yang digunakan agar piringan kWh meter dapat berputar dengan mendapat
gesekan sekecil mungkin.
4. Circuit Breaker (MCB)
6. Spin Control
Bagian ini lebih dikenal orang dengan nama “Sekering”. Asalnya dari bahasa
Belanda “Zekering”. Dalam bahasa Inggris biasa disebut “Fuse”.
Fungsi utamanya adalah mengamankan instalasi bila terjadi masalah seperti
hubung singkat di peralatan listrik dengan cara memutus arus listriknya.
Dalam bagian pengaman listrik ini, instalasi listrik rumah dibagi dalam kelompok
atau grup (kadang disebut juga dengan istilah Panel Hubung Bagi). Tujuan paling
utama adalahtentu saja faktor keamanan. Apabila ada masalah pada suatu
peralatan listrik, misal hubung singkat, maka tidak keseluruhan aliran listrik ke
rumah akan terputus. Dan akan lebih mudah mencari bagian dari instalasi listrik
tersebut yang bermasalah.
Saat ini ada 2 macam bargainser, yaitu analog dan digital. Model analog
masih sangat umum dipakai di perumahan, sedangkan model digital biasanya
lebih digunakan untuk pelanggan PLN pra-bayar (dikenal dengan system pulsa).
Untuk system ini, pelanggan hanya perlu membayar terlebih dahulu sejumlah
uang kepada PLN (bisa melalui ATM dengan memasukkan kode pelanggan yang
diperlukan) dan kemudian mendapatkan kode semacam voucher untuk
dimasukkan dalam bargainser tersebut. Persis seperti membeli pulsa pra-bayar.
Termasuk dalam alat ini adalah sambungan kabel pentanahan (“Arde” atau
“Grounding”). Mengenai pentanahan akan dibahas dalam bagian terakhir.
Komponen pengaman tipe lebur ini mulai jarang digunakan karena ada kerepotan
tersendiri bila putus karena terjadi masalah. Apalagi bila persediaan sekering di
rumah tidak ada. Tetapi secara jujur perlu diakui bahwa komponen ini akan
bekerja sempurna memutus listrik bila terjadi masalah, asal saja komponen ini
original kawatnya tanpa kita rubah sendiri. Berbeda dengan tipe berikut yaitu
MCB yang mempunyai fungsi sebagai pemutus arus lsitrik bila kelebihan beban
atau terjadi hubung singkat, pengaman lebur hanya berfungsi bila terjadi hubung
singkat saja.
Merupakan komponen listrik yang bekerja dengan system thermal atau panas.
Didalamnya terdapat bimetal, dimana bila arus listrik yang mengalir melebihi
ukuran tertentu (karena kelebihan beban atau terjadi hubung singkat) dari MCB
ini, maka bimetal ini secara mekanis akan memutus aliran listrik dan
menggerakkan tuas ke posisi “OFF”. Untuk menormalkan kembali sangat mudah,
hanya dengan mengembalikan tuas ke posisi “ON”.
Jenis ini lebih banyak digunakan di instalasi listrik rumah. Hanya saja komponen
ini punya kelemahan, yaitu bila secara mekanis ada masalah maka MCB ini tidak
akan bekerja. Karena itulah perlu memilih MCB dengan kualitas baik dan bukan
melulu yang paling murah.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, mulai dari bagian Pengaman listrik inilah
menjadi tanggung jawab pelanggan. Bagian ini sangat “customized”, sesuai
dengan permintaan pelanggan dan dipasang oleh instalatir listrik bersamaan
dengan bagian instalasi listrik lainnya. Bila terjadi masalah pada bagian ini,
pelanggan bisa menghubungi instalatir listrik tersebut atau petugas PLN pun
masih bisa membantu bila kondisi darurat seperti malam hari.
Dalam beberapa proyek pemasangan instalasi listrik rumah, instalatir listrik
kadangkala membuat terminal kabel pentanahan atau arde tersambung dalam box
pengaman ini. Sehingga kabel pentanahan dari bargainser PLN akan dihubungkan
di terminal ini.