Anda di halaman 1dari 22

Rangkaian arus lisrtrik ac dan dc

Beberapa sumber listrik (terutama, generator elektro-mekanik rotary) secara alami


menghasilkan teganggan bergantian dalam polaritas, membalikkan positif dan
negatif dari waktu ke waktu. Baik sebagai polaritas teganggan switching atau
sebagai arah switching arus bolak-balik, seperti ini “” listrik dikenal sebagai (AC)
Alternating Current.

Sedangkan yang di sebut dengan DC (Direct Current ) adalah listrik yang


mengalir ke arah yang konstan astau satu arah, dan / atau memiliki teganggan
dengan polaritas konstan/satuarah. DC adalah jenis listrik dibuat oleh baterai
(dengan terminal positif dan negatif pasti), atau jenis biaya yang dihasilkan
dengan menggosokkan beberapa jenis bahan terhadap satu sama lain
Arus AC atau kepanjangan dari Alternating Curren adalah arus yang sipatnya
mempunya dua arah atau lebih di kenal dengan sebutan arus bolak-balik yang
tidak memiliki sisi negatif, dan hanya mempunya ground (bumi). Arus AC biasa
di gunakan untuk tegangan listrik PLN sebesar misalnya 220 Volt 50 hezh. ini
adalah tegangan standard untuk Indonesia, beda halnya dengan standard Tegangan
untuk Negara lainnya. oleh karena itu belum tentu elektronika-elektronka yang
ada di indonesia dapat di operasikan di negara lain, seperti misalnya TV buatan
indonesia untuk di konsusmsi di Indonesia nah kali kita bawa ke negara lain
belum tentu bisa di operasikan, di karnakan beda untuk tegangan jala-jala
listriknya.
Arus DC atau kepanjangan dari Direct Curren adalah merupakan arus searah
dimana arus ini harus benar-benar searah dan memiliki kutup positif dan negatif
atau lebih dikenal lagi plush minusnya simbul + dan simbul -, Arus CD disini
benar-benar sudah disearahkan dengan menggukanan rangkaian penyearah seperti
adaftor, fungsi penyearah disini dipakai untuk komponen-komponen elektronika
seperti: IC, Resistor, Capasitor, Transistor dan lainnyanya yang semuanya itu
menggunakan arus searah.
segitiga listrik
Secara umum, persamaan matematis daya adalah sebagai berikut :

Sebenarnya, daya listrik terbagi menjadi 3 jenis yaitu daya aktif, daya reaktif, dan
daya semu. Daya nyata disimbolkan dengan P, daya reaktif disimbolkan dengan Q
dan daya semu disimbolkan dengan S.

Silakan para sobat BintangTop.com simak penjelasan di bawah ini, agar lebih
memahami …
Perbedaan 3 Jenis Daya Listrik - Segitiga Daya :
1. Daya Nyata
Daya nyata disebut juga dengan daya aktif (P) atau pada gambar di atas disebut
dengan real power dan memiliki satuan Watt. Daya nyata sederhananya adalah
daya yang diperlukan oleh beban resistif murni. Daya nyata dimanfaatkan untuk
mengubah suatu energi listrik menjadi bentuk energi lain.

Contoh penggunaannya adalah pada perangkat elektronik misalnya pada setrika


listrik untuk mengubah energi listrik menjadi energi panas.
Secara matematis persamaan dari daya nyata adalah sebagai berikut, Lihat gambar
bawah ...:

Sebenarnya rumus daya nyata mirip dengan rumus daya pada arus DC,
perbedaannya adalah melibatkan faktor daya (cos Ø).

2. Daya Reaktif
Daya reaktif (Q) cukup sulit untuk didefinisikan, secara sederhana daya reaktif
adalah daya imajiner (khayal) yang menunjukkan adanya pergeseran arus dan
tegangan listrik akibat adanya beban reaktif.

Beban reaktif tersebut bisa berupa beban induktif atau beban kapasitif, contohnya
kipas angin, mesin cuci, pompa dll. Daya reaktif diukur dengan satuan VAr (Volt
Ampere-reaktif).

Secara matematis, dituliskan sebagai berikut:

3. Daya Semu
Daya semu atau disebut juga dengan daya total (S), pada gambar di atas adalah
apparent power. Daya total tersebut ada yang dihamburkan atau diserap kembali
pada rangkaian arus bolak balik (AC). Daya semu juga merupakan hasil kali dari
Tegangan rms (root mean square) dan Arus rms.

Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:


Tang Ampere

Tang Ampere atau dalam bahasa Inggrisnya


disebut dengan Clamp Meter adalah alat ukur
yang digunakan untuk mengukur arus listrik
pada sebuah kabel konduktor yang dialiri arus
listrik dengan menggunakan dua rahang
penjepitnya (Clamp) tanpa harus memiliki
kontak langsung dengan terminal listriknya.
Dengan demikian, kita tidak perlu
mengganggu rangkaian listrik yang akan diukur, cukup dengan ditempatkan pada
sekeliling kabel listrik yang akan diukur.Pada umumnya, Tang Ampere (Clamp
Meter) yang terdapat di pasaran memiliki fungsi sebagai Multimeter juga. Jadi
selain terdapat dua rahang penjepit, Clamp Meter juga memiliki dua probe yang
dapat digunakan untuk mengukur Resistansi, Tegangan AC, Tegangan DC dan
bahkan ada model tertentu yang dapat mengukur Frekuensi, Arus Listrik DC,
Kapasitansi dan Suhu.

Cara Mengukur Arus Listrik (Ampere) dengan menggunakan Tang Ampere


(Clamp Meter)

Cara menggunakan Tang Ampere atau Clamp Meter ini sebenarnya cukup mudah,
yaitu dengan menjepitkan rahang penjepitnya ke kabel listrik yang diinginkan.
Berikut ini adalah langkah-langkah selengkapnya untuk Mengukur Arus Listrik
AC atau Ampere AC dengan menggunakan Clamp Meter (Tang Ampere).

1. Putar atau setting Saklar Clamp Meter ke posisi Ampere Meter (biasanya
tertulis huruf A dengan gelombang sinus diatasnya).
2. Tekan Trigger untuk membuka rahang Penjepit Clamp Meter atau Tang
Ampere.
3. Jepitkan Rahang penjepit ke kabel Konduktor yang dialiri arus listrik AC
(Kabel Listrik berada di tengah-tengah rahang penjepit) kemudian lepaskan
Trigger Clamp Meter.
Catatan : Jika kabel listrik tersebut belum dialiri listrik, hubungkan kabel
tersebut atau ON-kan perangkat yang ingin diukur arus listriknya.
4. Baca Nilai Ampere yang tertera di layar Clamp Meter (Tang Ampere).

Untuk mengukur Tegangan dan Resistansi, cara pengukurannya hampir sama


dengan Multimeter yaitu dengan menggunakan Probe yang dicolokan di Terminal
COM yang berwarna Hitam dan Terminal Positif yang berwarna Merah.

Dibawah ini adalah perbedaan Multimeter dan Clamp Meter dalam mengukur
Arus listrik :

Prinsip Kerja Tang Ampere (Clamp Meter)

Pada dasarnya, Tang Ampere (Clamp Meter) menggunakan prinsip induksi


Magnetik untuk menghasilkan pengukuran non-kontak terhadap arus listrik AC.
Arus Listrik yang mengalir di kabel konduktor akan menghasilkan Medan
Magnet. Seperti yang diketahui bahwa, arus AC adalah arus dengan polaritas yang
bolak-balik, hal ini akan menyebabkan fluktuasi dinamis dalam medan magnet
yang sebanding dengan aliran arus listriknya. Sebuah Transformator yang terdapat
di dalam Clamp Meter/Tang Ampere akan merasakan fluktuasi magnet tersebut
dan kemudian mengkonversikannya menjadi nilai Ampere (arus listrik) sehingga
kita dapat membacanya di layar Clamp Meter. Cara Pengukuran dengan teknologi
ini sangat mempermudahkan kita dalam mengukur arus listrik AC terutama pada
arus listrik AC yang tinggi.
Pengertian voltmeter

Voltmeter adalah alat pengukur beda potensial (tegangan) antara dua titik.
Voltameter juga digunakan untuk mengukur besarnya potensial listrik, mengukur
tingkat tegangan yang ada dalam batterei, dan mengukur turunan tegangan dalam
sirkuit. Untuk mengukur beda potensial antara dua titik pada suatu komponen,
kedua terminal voltmeter harus dihubungkan dengan kedua buah titik yang
tegangannya akan diukur sehingga terhubung secara parallel dengan komponen
tersebut.Voltmeter dapat dibuat dari sebuah galvanometer dan sebuah hambatan
eksternal Rx yang dipasang seri. Adapun tujuan pemasangan hambatan Rx ini
tidak lain adalah untuk meningkatkan batas ukur galvanometer, sehingga dapat
digunakan untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari nilai standarnya.

Jenis -jenis voltmeter

Terdapat dua jenis voltmeter, yaitu:


1.Voltmeter analog
2. Voltmeter digital

Perbedaan voltmeter analog dan voltmeter digital


Kedua jenis voltmeter tersebut mempunyai fungsi yang sama, yang
membedakan adalah tampilannya, jika voltmeter analog menggunakan jarum
penunjuk sedangkan voltmeter digital menggunakan LCD (Liquid Crystal
Display).Voltmeter merupakan galvanometer yang dirangkai seri dengan resistor
yang mempunyai hambatan (R) yang tinggi.Voltmeter yang sering digunakan di
laboratorium sekolah. Kemampuan pengukurannya terbatas sesuai dengan nilai
maksimum yang tertera dalam alat ukur itu. Ada yang maksimumnya 5 V, 10 V
dan 20 V

Bagian-bagian voltmeter

Voltmeter terdiri atas beberapa bgian yaitu:


1. Terminal positif (+) dan negatif (-)
2. Skala tinggi dan rendah
3. Batas ukur
4. Jarum penunjuk
5. Setup pengatur fungsi (pengenolan)
Prinsip kerja voltmeter

Voltmeter biasanya disusun secara paralel (sejajar) dengan sumber tegangan atau
peralataan listrik. Cara memasang voltmeter adalah dengan menghubungkan
ujung sumber tegangan yang memiliki potensial lebih tinggi (kutub positif) harus
dihubungkan ke terminal positif voltmeter,dan ujung sumber tegangan yang
memiliki potensial lebih rendah (kutub negatif) harus dihubungkan ke terminal
negatif voltmeter.

Prinsip kerja voltmeter hampir sama dengan ampermeter karena desainnya juga
terdiri dari galvanometer dan hambatan seri atau multiplier. Galvanometer
menggunakan prinsip hukum lorenzt dimana interaksi antara medan magnet dan
kuat arus akan menimbulkan gaya magnetic. Gaya magnetik inilah yang
menggerakkan jarum penunjuk sehingga menyimpang pada saat dilewati oleh arus
yang melewati kumparan. Makin besar kuat arus makin besar pula
penyimpangannya.Tegangan selalu berada antara dua titik. Dengan kata lain, yang
diukur adalah perbedan tegangan antara sebuah titik dengan titik lain. Oleh kerena
itu, voltmeter cukup dihubungkan memotong aliran tegangan yang hendak diukur,
seperti terlihat pada gambar dibawah. Sebenarnya tahanan voltmeter harus tidak
menentu supaya tidak mengganggu sirkit, yaitu voltmeter seharusnya menerima
arus sebesar 0 dari sirkit.

Sakelar lima posisi hanya membuat sambungan dengan sebuah resistor pada
setiap saat . Pada posisi bawah (penuh kekanan) , ini membuat sambungan tanpa
resistor seluruhnya, memenuhi sebuah keadaan mati "off". setiap ukuran
resistornya merupakan jangkah ukur penuh mandiri untuk sebuah voltmeter,
semua berdasar pergerakan meter mandiri (1 mA, 500 Ω). Sebuah hasil akhir
adalah volt meter dengan empat jangkah skala penuh pengukuran yang berbeda .
tentu, untuk pantasnya, skala meter pergerakan harus dilengkapi penandaan untuk
setiap jangkah ukur yang berbeda.
Di dalam voltmeter terdapat kumparan dan pegas. Alat ukur kumparan putar ialah
alat pengukur yang berkerja atas dasar prinsip dari adanya suatu kumparan listrik,
yang ditempatkan pada medan magnet, yang berasal dari suatu magnet permanen.
Arus yang di alirkan melalui kumparan akan menyebabkan kumparan tersebut
berputar. Alat ukur kumparan putar adalah alat ukur penting yang dipakai untuk
bermacam arus.

Fungsi Voltmeter

Fungsi voltmeter adalah untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu
rangkaian listrik. Alat ini terdiri dari tiga buah lempengan tembaga yang
terpasang pada sebuah bakelite yang dirangkai dalam sebuah tabung kacca atau
plastik.

Pada alat ukur Voltmeter ini biasanya ditemukan tulisan voltmeter (V) ,
milivoltmeter (mV), mikrovoltmeter , dan kilo volt (kV). Voltmeter memiliki
batas ukur terntentu, yakni nilai tegangan makasimum yang dapat diukur oleh
voltmeter tersebut. Jika tegangan yang diukur oleh voltmeter melebihi batas
ukurnya , voltmeter akan rusak
Voltmeter ini merupakan gabungan dari fungsi alat ukur amperemeter untuk
mengukur ampere (kuat arus listrik), sedangkan voltmeter untuk mengukur volt
(besar tegangan listrik).
WATT METER

A. Pengertian Wattmeter

Wattmeter merupakan alat untuk mengukur daya listrik (atau tingkat pasokan
energi listrik) dalam satuan watt dari setiap beban yang diansumsi pada suatu
sirkuit rangkaian.

Wattmeter digunakan untuk mengukur daya listrik pada beban-beban yang sedang
beroperasi dalam suatu sistem kelistrikan dengan beberapa kondisi beban seperti:
beban DC, beban AC satu phase serta beban AC tiga phase.

B. Prinsip Kerja Wattmeter

Pada Wattmeter terdapat kumparan tegangan dan kumparan arus, sehingga


besarnya medan magnit yang ditimbulkan sangat tergantung pada besarnya arus
yang mengalir melalui kumparan arus tersebut.

Walaupun medan magnit yang ditimbulkan oleh kumparan tegangan praktis sama
(tidak berubah), maka bila arus yang mengalir pada kumparan arus makin besar
(sesuai dengan besarnya alat / peralatan listrik), maka medan magnit yang
ditimbulkan oleh kumparan arus juga makin besar, sehingga gaya tolak yang
menyebabkan kumparan tegangan / jarum berputar kekanan juga makin nkuat,
yang menyebabkan penyimpangan jarum kekanan makin lebar.

Pada rangkaian arus bolak-balik, simapangan jarum penunjuk sebanding dengan


rata-rata arus dan tegangan sesaat i dan v Wattmeter DC dan AC tersebut dapat
mengalami kerusakan oleh adanya arus yang berlebihan. Pada Amperemeter dan
Voltmeter, arus yang berlebihan ini akan menimbulkan panas dimana ini
merupakan kondisi yang berbahaya (jarum penunjuk jadi tidak dapat bergerak lagi
karena melebihi bata skala). Akan tetapi pada Wattmeter, arus dan tegangan akan
menjadi panas tetapi tidak menyebabkan penunjuukan jarum melebihi batas skala.

C. Prinsip Pengukuran (Cara Pengukuran dan Prosedur Pengoperasian)


Dalam sebuah rangkaian listrik, daya didefinisikan sebagai laju energy yang
dihantarkan atau kerja yang dialkukan per-satuan waktu. Dalam pengukuran daya
ada 2 metode, yaitu :

a) Metode Pengukuran Daya Secara Tidak Langsung

Ada dua jenis pengukuran daya menggunakan metode pengukuran tak langsung,
ditinjau dari letak kedua alat ukur, yaitu Amperemeter dan Voltmeter:

- Voltmeter dipasang sebelum Amperemeter

- Voltmeter dipasang setelah Amperemeter

b) Metode Pengukuran Daya Secara Langsung

Pengkuran daya listrik secara langsung adalah dengan menggunakan Wattmeter.


Wattmeter adalah instrument pengukur daya listrik yang pembacaannya dalam
satuan Watt dimana merupakan kombinasi Voltmeter dan Amperemeter.

Dalam pengoperasiannya harus memperhatikan pentunjuk yang ada pada manual


book atau tabel yang tertera pada Wattmeter. Demikian juga dalam hal
pembacaannya harus mengacu pada manual book yang ada. Adapun macam-
macam Watmeter dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Wattmeter Elektrodinamik / Analog


Wattmeter elektrodinamik atau elektrodinamometer, instrumen ini cukup familiar
dalam desain dan konstruksi elektrodinamometer tipe ampermeter dan voltmeter
analog. Kedua koilnya dihubungkan dengan sirkuit yang berbeda dalam
pengukuran power. Koil yang tetap atau field coil dihubungkan secaraseri dengan
rangkaian, koil bergerak dihubungkan paralel dengan tegangan dan membawa
arus yang proporsional dengan tegangan. Sebuah tahanan non-
induktif dihubungkan secara seri dengan koil bergerak supaya dapat membatasi
arus menuju nilai yang kecil. Karena koil bergerak membawa arus proposional
dengan tegangan maka disebut pressure coil atau voltage coil dari wattmeter

2. Wattmeter induksi

P = V . Icos f

Perbedaan dengan wattmeter jenis dinamometer adalah wattmeter induksi hanya


dapat dipakai dengan suplai listrik bolak balik sedangkan wattmeter jenis
dinamometer dapat dipakai baik dengan suplai listrik bolak balik atau
searah.Kelebihan dan keterbatasan wattmeter induksi yaitu wattmeter induks
imempunyai skala lebar, bebas pengaruh medan liar, serta mempunyai
peredaman bagus. Selain itu, alat ukur ini juga bebas dari error akibat frekuensi.
Kelemahannya adalah timbulnya error yang kadang-kadang serius yang
diakibatkan oleh pengaruh suhu sebab suhu ini berpengaruh pada tahanan lintasan
arus eddy. Pengukuran daya arus searah dapat dilakukan dengan alat ukur
wattmeter. Didalam instrumen ini terdapat dua macam kumparan yaitu kumparan
arus dan kumparan tegangan. Kopel yang dikalikan oleh kedua macam kumparan
tersebut berbanding lurus dari hasil perkalian arus dan tegangan. Daya listrik
dalam pengertiannya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok sesuai dengan
catu tenaga listriknya, yaitu daya listrik DC dan daya listrik AC. Daya listrik DC
dirumuskan sebagai Dimana P = daya (Watt), V = tegangan (Volt), I = arus
(Ampere) Daya listrik AC ada dua macam yaitu daya untuk satu phase dan daya
untuk tiga phase. Pada sistem satu phase dirumuskan sebagai berikut P = VI

3. Wattmeter digital

Wattmeter elektronik digital modern / energi meter menghasilkan sampel


tegangan dan arus ribuan kali dalam sedetik. Nilai rata-rata tegangan instan yang
dikalikan dengan arus adalah true power (daya murni). Daya murni yang dibagi
oleh volt-ampere (VA) nyata adalah power factor. Rangkaian komputer
menggunakan nilai sampel untuk menghitung tegangan RMS, arus RMS, VA,
power (watt), power factor, dan kilowatt-hours (kwh). Model yang sederhana
menampilkan informasi tersebut pada layar display LCD. Model yang lebih
canggih menyimpan informasi tersebut dalam beberapa waktu lamanya, serta
dapat mengirimkannya ke peralatan lapangan atau lokasi pusat.
KWH meter

KWH meter merupakan suatu alat ukur yang banyak dipakai baik di lingkungan
perumahan, perkantoran maupun industri. Alat ukur ini sudah mengalami
perkembangan yang begitu luar biasa dalam beberapa tahun terakhir ini. Pada
awalnya, fungsi utama dari KWH meter ialah untuk menghitung pemakaian
energi listrik. Dengan perkembangan teknologi yang luar biasa, maka KWH meter
berkembang menjadi suatu alat ukur otomatis yang bisa mengirimkan hasil
pengukurannya kepada perusahaan listrik yang bersangkutan.
Fungsi-fungsi dari bargainser adalah :
• Pembatas daya yang digunakan oleh pelanggan (sesuai dengan kontrak
pemasangan)
• Mencatat daya yang dipakai oleh konsumen. Karena itu ada yang
menyebutnya “kWh Meter” atau “Meteran Listrik” (kWh : kilowatt hour)
• Saklar utama pemutus aliran listrik bila terjadi kelebihan pemakaian daya oleh
pelanggan, adanya gangguan hubung singkat dalam instalasi listrik rumah
pelanggan atau sengaja dimatikan untuk keperluan perbaikan instalasi listrik
rumah.
BAGIAN – BAGIAN KWH METER DAN FUNGSINYA
1. Badan (body) terdiri dari :
a. Bagian atas
b. Bagian bawah
2. Kumparan arus terdiri dari :
a. Pada kWh meter 1 phasa kumparan arus 1 set
b. Pada kWh meter 3 phasa 3 kawat kumparan arus 2 set
c. Pada kWh meter 3 phasa 4 kawat kumparan 3 set
Pada kumparan arus dilengkapi dengan kawat tahanan atau lempengan besi
yang berfungsi sebagai pengatur Cosinus phi (factor kerja) Kumparan Tegangan
terdiri dari : Pada kWh meter 1 phasa

3.Piringan
Piringan kWh meter ditempatkan dengan dua buah bantalan (atas dan bawah)
yang digunakan agar piringan kWh meter dapat berputar dengan mendapat
gesekan sekecil mungkin.
4. Circuit Breaker (MCB)

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, MCB inilah komponen yang bertugas


memutus aliran listrik bila terjadi pemakaian daya yang berlebihan oleh
konsumen atau bila terjadi gangguan hubung singkat dari suatu peralatan listrik di
rumah. Pun saat melakukan perbaikan instalasi listrik rumah, komponen ini
sebaiknya dimatikan.

5. Meter Listrik (kWh Meter)

Sebagai penunjuk besarnya daya listrik yang telah digunakan pelanggan.


Satuannya dalam kWh(kilowatt hour). Indikatornya terlihat dari angka-angka
yang tercatat. Petugas pencatat PLN yang rutin berkunjung tiap bulan selalu
mencatat angka-angka ini.

6. Spin Control

Merupakan sebuah komponen yang bekerja dengan berputar bila terjadi


pemakaian daya listrik. Semakin besar daya yang dipakai maka perputaran akan
semakin cepat. Besarnya daya pemakaian akan dicatat oleh “meter listrik” dan
bila kelebihan akan dibatasi oleh MCB.

6. Pengaman Listrik (“Sekering” atau “Panel Hubung Bagi”)

Bagian ini lebih dikenal orang dengan nama “Sekering”. Asalnya dari bahasa
Belanda “Zekering”. Dalam bahasa Inggris biasa disebut “Fuse”.
Fungsi utamanya adalah mengamankan instalasi bila terjadi masalah seperti
hubung singkat di peralatan listrik dengan cara memutus arus listriknya.
Dalam bagian pengaman listrik ini, instalasi listrik rumah dibagi dalam kelompok
atau grup (kadang disebut juga dengan istilah Panel Hubung Bagi). Tujuan paling
utama adalahtentu saja faktor keamanan. Apabila ada masalah pada suatu
peralatan listrik, misal hubung singkat, maka tidak keseluruhan aliran listrik ke
rumah akan terputus. Dan akan lebih mudah mencari bagian dari instalasi listrik
tersebut yang bermasalah.

Syaratnya tentu saja pemilik rumah harus tahu pembagiangrup ini.


Pembagian grup dalam suatu instalasi listrik rumah, dalam hal ini adalah yang
paling umum, biasanya per area, misalnya :

• Antara bagian depan dan bagian belakang rumah.


• Antara sayap kiri atau sayap kanan rumah.
• Untuk rumah 2 lantai, bisa dibagi per lantai
• Antara berbagai macam beban listrik, seperti pompa air, lampu, stop kontak,
AC dan lain-lain.

Saat ini ada 2 macam bargainser, yaitu analog dan digital. Model analog
masih sangat umum dipakai di perumahan, sedangkan model digital biasanya
lebih digunakan untuk pelanggan PLN pra-bayar (dikenal dengan system pulsa).
Untuk system ini, pelanggan hanya perlu membayar terlebih dahulu sejumlah
uang kepada PLN (bisa melalui ATM dengan memasukkan kode pelanggan yang
diperlukan) dan kemudian mendapatkan kode semacam voucher untuk
dimasukkan dalam bargainser tersebut. Persis seperti membeli pulsa pra-bayar.
Termasuk dalam alat ini adalah sambungan kabel pentanahan (“Arde” atau
“Grounding”). Mengenai pentanahan akan dibahas dalam bagian terakhir.

• Pengaman lebur (“Sekering” atau” Fuse”)

Box tipe pengaman lebur (Sekering)

Merupakan komponen pengaman listrik yang sifat kerjanya meleburkan kawat


yang dipasang didalam komponen tersebut apabila kawat tersebut dilewati dengan
arus hubung singkat tertentu. Jenis kawatnya berbeda-beda untuk tiap hantar
kawat dengan arus nominal tertentu, misal 2A (Ampere), 4A, 6A dst.
Ada dua jenis dari komponen ini, yaitu tipe kawat lebur dan tipe tombol. Untuk
tipe kawat lebur mempunyai prinsip kerja seperti penjelasan di atas dan untuk
menormalkan kembali perlu diganti dengan pengaman lebur yang baru.
Sedangkan untuk tipe tombol (seperti gambar diatas), bila terjadi masalah hubung
singkat maka arus listrik akan terputus dan untuk menormalkan kembali cukup
dengan menekan tombol yang besar tersebut. Tombol kecil berfungsi untuk
memutus aliran listrik.

Komponen pengaman tipe lebur ini mulai jarang digunakan karena ada kerepotan
tersendiri bila putus karena terjadi masalah. Apalagi bila persediaan sekering di
rumah tidak ada. Tetapi secara jujur perlu diakui bahwa komponen ini akan
bekerja sempurna memutus listrik bila terjadi masalah, asal saja komponen ini
original kawatnya tanpa kita rubah sendiri. Berbeda dengan tipe berikut yaitu
MCB yang mempunyai fungsi sebagai pemutus arus lsitrik bila kelebihan beban
atau terjadi hubung singkat, pengaman lebur hanya berfungsi bila terjadi hubung
singkat saja.

• Pengaman thermal (“MCB” atau “Circuit Breaker”)


Pengaman tipe MCB

Merupakan komponen listrik yang bekerja dengan system thermal atau panas.
Didalamnya terdapat bimetal, dimana bila arus listrik yang mengalir melebihi
ukuran tertentu (karena kelebihan beban atau terjadi hubung singkat) dari MCB
ini, maka bimetal ini secara mekanis akan memutus aliran listrik dan
menggerakkan tuas ke posisi “OFF”. Untuk menormalkan kembali sangat mudah,
hanya dengan mengembalikan tuas ke posisi “ON”.

Jenis ini lebih banyak digunakan di instalasi listrik rumah. Hanya saja komponen
ini punya kelemahan, yaitu bila secara mekanis ada masalah maka MCB ini tidak
akan bekerja. Karena itulah perlu memilih MCB dengan kualitas baik dan bukan
melulu yang paling murah.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, mulai dari bagian Pengaman listrik inilah
menjadi tanggung jawab pelanggan. Bagian ini sangat “customized”, sesuai
dengan permintaan pelanggan dan dipasang oleh instalatir listrik bersamaan
dengan bagian instalasi listrik lainnya. Bila terjadi masalah pada bagian ini,
pelanggan bisa menghubungi instalatir listrik tersebut atau petugas PLN pun
masih bisa membantu bila kondisi darurat seperti malam hari.
Dalam beberapa proyek pemasangan instalasi listrik rumah, instalatir listrik
kadangkala membuat terminal kabel pentanahan atau arde tersambung dalam box
pengaman ini. Sehingga kabel pentanahan dari bargainser PLN akan dihubungkan
di terminal ini.

Anda mungkin juga menyukai