Anda di halaman 1dari 13

SISTEM DISRIBUSI TENAGA LISTRIK

NAMA : HAFIDHUDIN
NPM : 0541 13 016
SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
PROF. DR.IR.H. DIDIK NOTOSUDJONO MSC
JAWABAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER 2017 - 2018 (UTS)

1) DEFINISI SISTEM DISRIBUSI TENAGA LISTRIK

Source: http://ohmlistrik.blogspot.co.id/2010/11/sistem-distribusi-tenaga-listrik.html )

Sistem distribusi merupakan salah satu bagian dalam sistem tenaga


listrik, yaitu dimulai dari sumber daya atau pembangkit tenaga listrik
sampai kepada para konsumen. Pada masa sekarang ini dimana
kebutuhan akan tenaga listrik meningkat, maka diperlukan suatu sistem
pendistribusian tenaga listrik dari pembangkit sampai kepada para
konsumen yang memiliki keandalan yang tinggi. Tenaga listrik yang
didistribusikan tersebut tidak hanya tegangan menengah dan rendah saja,
namun juga tegangan tinggi dan ekstra tinggi. Namun yang umum disebut
sistem distribusi adalah sistem tegangan menengah (primer) dan tegangan
rendah (sekunder). Secara skematis sistem tenaga listrik dapat
digambarkan seperti pada gambar diatas.
SISTEM DISRIBUSI TENAGA LISTRIK

Sistem penyaluran tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik ke


konsumen (beban), merupakan hal penting untuk dipelajari. Mengingat
penyaluran tenaga listrik ini, prosesnya melalui beberapa tahap, yaitu dari
pembangkit tenaga listrik penghasil energi listrik, disalurankan ke jaringan
transmisi (SUTET) langsung ke gardu induk. Dari gardu induk tenaga listrik
disalurkan ke jaringan distribusi primer (SUTM), dan melalui gardu
distribusi langsung ke jaringan distribusi sekuder (SUTR), tenaga listrik
dialirkan ke konsumen. Dengan demikian sistem distribusi tenaga listrik
berfungsi membagikan tenaga listrik kepada pihak pemakai melalui
jaringan tegangan rendah (SUTR), sedangkan suatu saluran transmisi
berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik bertegangan ekstra tinggi ke
pusat-pusat beban dalam daya yang besar (melalui jaringan distribusi).
Pada gambar 1 dibawah ini dapat dilihat, bahwa tenaga listrik yang
dihasilkan dan dikirimkan ke konsumen melalui Pusat Pembangkit Tenaga
Listrik, Gardu Induk, Saluran Transmisi, Gardu Induk, Saluran Distribusi,
dan kemudian ke beban (konsumen tenaga listrik)

Source: https://daman48.files.wordpress.com/2010/11/materi-1-konsep-distribusi.pdf )
SISTEM DISRIBUSI TENAGA LISTRIK

Dalam melakukan distribusi tenaga listrik diperlukan beberapa


komponen-komponen utama yang menunjang distribusi tenaga listrik,
yaitu:
1. Gardu Induk (GI)
2. Gardu Hubung (GH)
3. Gardu Distribusi (GD)
4. Jaringan Distribusi Primer
5. Jaringan Distribusi Sekunder
Source: http://ohmlistrik.blogspot.co.id/2010/11/sistem-distribusi-tenaga-listrik.html )
Berdasarkan Tegangan Pengenal
Berdasarkan tegangan pengenalnya sistem jaringan distribusi
dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Sistem jaringan tegangan primer atau Jaringan Tegangan
Menengah (JTM), yaitu berupa Saluran Kabel Tegangan Menengah
(SKTM) atau Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM). Jaringan ini
menghubungkan sisi sekunder trafo daya di Gardu Induk menuju ke Gardu
Distribusi, besar tegangan yang disalurkan adalah 6 kV, 12 kV atau 20 kV.
b. Jaringan tegangan distribusi sekunder atau Jaringan Tegangan
Rendah (JTR), salurannya bisa berupa SKTM atau SUTM yang
menghubungkan Gardu Distribusi/sisi sekunder trafo distribusi ke
konsumen. Tegangan sistem yang digunakan adalah 220 Volt dan 380
Volt.
Source: http://dunia-listrik-88.blogspot.co.id/2014/04/sistem-distribusi-tenaga-listrik_3.html )

Sistem Pendistribusian Tenaga Listrik.


Sistem jaringan tenaga listrik adalah penyaluran energi listrik dari
pembangkit tenaga listrik (power station) hingga sampai kepada konsumen
(pemakai) pada tingkat tegangan yang diperlukan. Sistem tenaga listrik ini
terdiri dari unit pembangkit, unit transmisi dan unit distribusi. sistem
pendistribusian tenaga listrik dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
sistem pendistribusian langsung dan sistem pendistribusian tak langsung.
SISTEM DISRIBUSI TENAGA LISTRIK

1. Sistem Pendistribusian Langsung


Sistem pendistribusian langsung merupakan sistem penyaluran tenaga
listrik yang dilakukan secara langsung dari Pusat Pembangkit Tenaga
Listrik, dan tidak melalui jaringan transmisi terlebih dahulu. Sistem
pendistribusian langsung ini digunakan jika Pusat Pembangkit Tenaga
Listrik berada tidak jauh dari pusat-pusat beban, biasanya terletak daerah
pelayanan beban atau dipinggiran kota.
2. Sistem Pendistribusian Tak Langsung
Sistem pendistribusian tak langsung merupakan sistem penyaluran tenaga
listrik yang dilakukan jika Pusat Pembangkit Tenaga Listrik jauh dari pusat-
pusat beban, sehingga untuk penyaluran tenaga listrik memerlukan
jaringan transmisi sebagai jaringan perantara sebelum dihubungkan
dengan jaringan distribusi yang langsung menyalurkan tenaga listrik ke
konsumen.

RUGI ATAU SUSUT TEKNIS PADA SISTEM DISTRIBUSI


Definisi dasar
Faktor beban adalah
perbandingan antara beban rata-rata
dalam suatu periode tertentu dan beban
puncak dalam periode tersebut
Jam ekivalen pembebanan adalah
lamanya waktu (jam) dalam suatu
periode tertentu yang diperlukan oleh
beban/demand puncak untuk
menghasilkan energi yang sama oleh
beban sebenarnya.
Faktor kapasitas adalah perbandingan antara beban suatu mesin
atau peralatan dalam periode tertentu dan daya nominal dari mesin
atau peralatan tersebut.
Faktor operasi adalah perbandingan antara lamanya waktu
beroperasinya suatu mesin/peralatan dalam periode tertentu dan
waktu lamanya periode yang diambil.
SISTEM DISRIBUSI TENAGA LISTRIK

Faktor rugi daya/faktor rugi adalah perbandingan rugi daya rata-rata


dan rugi daya pada beban puncak.
Dalam satu periode tertentu yang diperlukan oleh beban/demand
puncak untuk menghasilkan rugi energi yang oleh beban sebenarnya
dalam periode yang sama.
Faktor rugi energi adalah perbandingan rugi energi dalam prosen dan
rugi daya pada beban puncak dalam prosen, pada satu periode yang
sama.
Kurva beban adalah suatu beban yang menggambarkan besar dan
lamanya pembebanan dalam suatu periode tertentu.
Perbandingan rugi transformator adalah perbandingan rugi tembaga
pada beban nominal dan rugi besi pada tegangan pengenalnya
Source: http://elektro-unimal.blogspot.co.id/2013/05/rugi-atau-susut-teknis-pada-sistem.html )

Rugi teknis
Dalam proses penyaluran daya listrik/ menyampaikan listrik kepada
pelanggan atau beban terjadi rugi-rugi teknis (losses), yaitu rugi daya
dan rugi energi, dimulai dari pembangkit, transmisi dan distribusi .
Rugi teknis adalah pada penghantar saluran, adanya tahanan dari
penghantar yang dialiri arus, timbullah rugi teknis (I kwadrat R) pada
jaringan tersebut, pada mesin-mesin listrik, seperti generator, trafo
dan sebagainya, adanya histerisis dan arus pusar pada besi dan
belitan-belitan yang dialiri arus, merupakan rugi teknis dari peralatan
tersebut.

Ada beberapa permasalahan dalam menentukan rugi daya dan susut


energi :
Rugi daya
Rugi daya lebih mudah dihitung daripada rugi energi karena pada rugi
energi perlu diketahui kurva pembebanannya dan kondisi
pengoperasiannya pada selang waktu pembebanan tersebut.
SISTEM DISRIBUSI TENAGA LISTRIK

Susut Energi
Pada umumnya rugi-rugi teknis pada tingkat pembagkit dan saluran
transmisi pemantauannya tidak menjadi masalah karena adanya
fasilitas pengukuran yang dapat dipantau dengan baik. Hal yang sama
juga terdapat pada gardu induk (GI), sehingga rugi-rugi teknis dari GI
tidak menjadi masalah besar karena disinipun pengukuran dan
pemantauan berjalan baik.

RUGI/SUSUT TEKNIS PADA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK


Ada beberapa persoalan yang menyebabkan terjadinya penyusutan daya
antara lain penyusutan daya listrik secara teknis dan penyusutan daya
listrik secara non teknis.

1) Penyusutan Daya Secara Teknis


Penyusutan secara teknis biasanya disebabkan adanya kesalahan pada
sistem kelistrikannya antara lain :
a) Adanya kerusakan pada peralatan mekanik listrik yang berada di
Pembangkit ataupun PLN antara lain :
1. Kerusakan yang terjadi pada peralatan mekanik yang berada di pusat
pembangkit seperti: kerusakan pada generator, turbin, kincir air dan
sebagainya.
2. Kerusakan yang terjadi pada jaringan Transmisi seperti terlalu
jauhnya jarak pembangkit dari konsumen dan terjadi kerusakan pada
saluran kabelnya.
3. Adanya pemakaian peralatan dan konstruksi jaringan (komponen)
yang tidak memenuhi syarat atau sudah berumur sehingga
menimbulkan kerusakan pada peralatan.
4. Kerusakan pada peralatan komponen pendukung jaringan seperti
kerusakan pada alat ukur.
SISTEM DISRIBUSI TENAGA LISTRIK

b) Kesalahan manusia atau human error.


1. Kesalahan yang terjadi pada PLN yaitu kesalahan dalam pembacaan
alat ukur.
2. Kurangnya perhatian terhadap hasil pekerjaan penyambungan kawat
penghantar atau penyadapan dan pemasangan sepatu kabel yang
kurang baik, dimana nilai tahanan (R) pada titik sambungan atau
penyadapan dan sepatu kabel menjadi lebih tinggi dari yang
seharusnya.
3. Kurangnya perhatian terhadap hasil pekerjaan pemasangan atau
pemeliharaan jaringan yang kurang baik. Kondisi penghantar,
isolator, tiang listrik, jarak aman dan sebagainya tidak sesuai dengan
standar yang ditetapkan sehingga kemungkinan terjadinya kebocoran
arus, korona yang melebihi batas standar sampai terhentinya
pasokan tenaga listrik akan menjadi cukup besar
4. Adanya pemakaian bahan alat listrik yang kurang baik atau tidak
memenuhi standar sehingga memudahkan alat yang dipergunakan
cepat rusak atau dapat menimbulkan impedansi yang lebih tinggi.
5. Adanya pemakaian konstruksi jaringan dan peralatannya (komponen)
yang tidak memenuhi syarat sehingga dapat menimbulkan kerugian.

2) Penyusutan Daya Secara Non Teknis


Penyusutan daya secara non teknis disebabkan oleh adanya kesalahan di
luar sistim kelistrikannya antara lain :
1. Bencana alam seperti : Banjir, gempa, angin topan dll
2. Kondisi fisik, psikis dan religi SDM
3. Kondisi sarana dan prasarana pekerjaan
4. Kondisi pengetahuan dan ketrampilan
5. Adanya kesalahan yang dilakukan oleh konsumen seperti pencurian
daya dan penggunaan energi listrik secara sembarangan.
Source: https://bielisme.wordpress.com/2016/06/10/rugisusut-teknis-pada-sistem-distribusi-
tenaga-listrik/)
SISTEM DISRIBUSI TENAGA LISTRIK

2) KARAKTERISTIK BEBAN TENAGA LISTRIK


1. Faktor Beban (load factor)
Faktor beban adalah perbandingan antara beban rata rata terhadap
beban puncak yang diukur dalam suatu periode tertentu. Beban rata rata
dan beban puncak dapat dinyatakan dalam kilowatt, kilovolt amper, amper
dan sebagainya, tetapi satuan dari keduanya harus sama.
Faktor beban dapat dihitung untuk periode tertentu biasanya dipakai
harian, bulanan atau tahunan.
Beban puncak yang dimaksud disini adalah beban puncak sesaat atau
beban puncak rata-rata dalam interval tertentu (demand maksimum), pada
umumnya dipakai demand maksimum 15 menit atau 30 menit.
Definisi dari faktor beban ini dapat dituliskan dalam persamaan berikut ini:
Faktor beban dapat diketahui dari kurva bebannya. Sedangkan untuk
perkiraan besaran faktor beban di masa yang akan datang dapat didekati
dengan kata data statistik yang ada berdasarkan jenis bebannya.
2. Faktor Kebutuhan (DF = demand factor)Didefinisikan sebagai
perbandingan antara beban puncak dengan beban trpasang
dengankata lain merupakan derajat pelayanan serentak pada seluruh
beban terpasang.
Faktor Kebutuhan =

Beban puncak
Untuk suatu perioda waktu tertentu (2) Yang dimaksud dengan beban
terpasang adalah jumlah kapasitas yang tertera pada papan nama (name
plate). Faktor kebutuhan adalah perbandingan antara kebutuhan
maksimum (beban puncak) terhadap total daya tersambung.
3. Faktor Diversitas
Faktor diversitas adalah perbandingan antara jumlah beban puncak dari
masing masing pelanggan dari satu kelompok pelanggan dengan beban
puncak dari kelompok pelanggan tersebut. Didefinisikan sebagai
perbandingan antara jumlah demand dari unit-unit beban terhadap demand
maksimum dari keseluruhan beban. Secara matematis, faktor diversitas
(Fd)
SISTEM DISRIBUSI TENAGA LISTRIK

4. Faktor Keserempakan (Coincidence Factor)


Faktor keserempakan (fcf) adalah keba1ikan dari faktor keragaman, yang
didefinisikan sebagai perbandingan antara beban maksimum dari suatu
kumpulan beban dari sistem terhadap jumlah beban maksimum dari
masing-masing unit beban.
5. Faktor Rugi-Rugi (Loss Factor)
Faktor rugi-rugi (fLs) didefinisikan sebagai perbandingan antara rugi-rugi
daya rata-rata terhadap rugi-rugi daya beban puncak dalam selang waktu
tertentu.
Source: https://daman48.files.wordpress.com/2010/11/materi-11-karakeristik-beban.pdf )

5) STRUKTUR JARINGAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK


Ada Beberapa bentuk Sistem Tenaga Listrik Distribusi, yaitu :

Source: http://tentanglistrikkita.blogspot.co.id/2014/05/sistem-tenaga-listrik-distribusi.html )

1. Sistem Radial
Merupakan jaringan sistem distribusi primer yang sederhana dan murah
biaya investasinya. Pada jaringan ini arus yang paling besar adalah yang
paling dekat dengan Gardu Induk. Tipe ini dalam penyaluran energi listrik
kurang handal karena bila terjadi gangguan pada penyulang maka akan
menyebabkab terjadinya pemadaman pada penyulang tersebut.
SISTEM DISRIBUSI TENAGA LISTRIK

Secara Sederhana Sistem Radial Mempunyai Kelebihan dan Kekurangan :


Kelebihan :
- Lebih Murah Biaya Investasinya
- Lebih Sederhana Pengendalian dan Sistemnya
Kekurangan :
- Kualitas Listrik Kurang Baik
- Jika Mengalami gangguan pada satu titik maka titik yang lain tidak akan
teraliri listrik.

Source: http://tentanglistrikkita.blogspot.co.id/2014/05/sistem-tenaga-listrik-distribusi.html )

2. Sistem Ring/Loop
Tipe ini merupakan jaringan distribusi primer, gabungan dari dua tipe
jaringan radial dimana ujung kedua jaringan dipasang PMT. Pada keadaan
normal tipe ini bekerja secara radial dan pada saat terjadi gangguan PMT
dapat dioperasikan sehingga gangguan dapat terlokalisir. Tipe ini lebih
handal dalam penyaluran tenaga listrik dibandingkan tipe radial namun
biaya investasi lebih mahal.
Secara Sederhana Sistem Loop Mempunyai Kelebihan dan Kekurangan.
SISTEM DISRIBUSI TENAGA LISTRIK

Kelebihan :
- Kualitas Listrik Lebih Baik/Handal.
- Jika Mengalami gangguan pada satu titik maka titik yang lain dapat di Aliri
listrik dari PMT yang Lain.

Kekurangan :
- Lebih Mahal Biaya Investasinya.
- Lebih Rumit Pengendalian dan Sistemnya.

Source: http://tentanglistrikkita.blogspot.co.id/2014/05/sistem-tenaga-listrik-distribusi.html )

3. Sistem Spindle.
Jaringan ini merupakan jaringan distribusi primer gabungan dari struktur
radial yang ujung-ujungnya dapat disatukan pada gardu hubungdan
terdapat penyulang ekspres. Penyulang ekspres (express feeder) ini harus
selalu dalam keadaan bertegangan, dan siap terus menerus untuk
menjamin bekerjanya system dalam menyalurkan energi listrik ke beban
pada saat terjadi gangguan atau pemeliharaan. Dalam keadaan normal
tipe ini beroperasi secara radial.
Secara Sederhana Sistem Spindle Mempunyai Kelebihan dan Kekurangan.
SISTEM DISRIBUSI TENAGA LISTRIK

Kelebihan :
- Pengecekan beban masing-masing saluran lebih mudah dibandingkan
dengan pola grid.
- Penentuan bagian jaringan yang teganggu akan lebih mudah
dibandingkan dengan pola grid. Dengan demikian pola proteksinya akan
lebih mudah.
- Baik untuk dipakai di daerah perkotaan dengan kerapatan beban yang
tinggi.
Kekurangan :

Source: http://tentanglistrikkita.blogspot.co.id/2014/05/sistem-tenaga-listrik-distribusi.html )

4. Sistem Mesh
Struktur jaringan distribusi primer ini dibentuk dari beberapa Gardu Induk
yang saling dihubungkan sehingga daya beban disuplai oleh lebih dari satu
gardu Induk dibandingkan dengan dua tipe sebelumnya, tipe ini lebih
handal dan biaya investasi lebih mahal.
Secara Sederhana Sistem Spindle Mempunyai Kelebihan dan Kekurangan.
Kelebihan : Lebih handal.
Kekurangan : Sangat mahal biayanya.
SISTEM DISRIBUSI TENAGA LISTRIK

SISTEM JARINGAN LISTRIK DISTRIBUSI UNTUK DI PEDESAAN.


Jaringan Radial
Jaringan ini pada prinsipnya terdiri dan jaringan yang memancar
(mengambil daya langsung dan Gardu Distribusi) melalui feeder utama
tanpa suplay dari sumber-sumber lain.
Sistim ini sangat rendah dan banyak digunakan untuk daerah-daerah yang
bebannya rendah dan menengah. Selanjutnya jaringan ini sangat
sederhana dalam rangkaiannya dan sistem pengamanan serta murah dan
initial Costnya. Akan tetapi kontiunitas pelayanan sistem ini kurang
memuaskan, maka untuk mengatasi hal ini dalam beberapa hal diadakan
modifikasi, misalnya dengan cara membuat saluran ganda serta sebagai
kesimpulannya dapat dikatakan bahwa sistem ini mempunyai keuntungan
serta kerugian.
a. Keuntungan :
1. Bentuknya sederhana
2. Sistem pengamannya tidak sulit.
3. Lebih ekonomis.

b. Kerugiannya :
1. Kontuinitas pelayanan kurang memuaskan
2. Lebih banyak menggunakan alat-alat pengaman.

Sistem radial ini dipakai di Desa Sosornapa sebagai suatu jaringan


distribusi, mengingat beban yang tidak terlalu besar, sehingga tidak
mengeluarkan pemasangan jaringan distribusi yang menelan banyak
biaya.
Source: http://appda.blogspot.co.id/2015/02/aspek-perencanaan-sistim-jaringan_24.html )

Anda mungkin juga menyukai