Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TOPIK BAHASAN

A. Aspek-Aspek Teoritis
1. Motor Induksi
Motor listrik adalah suatu peralatan listrik yang dapat merubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Prinsip kerja dari motor listrik berdasarkan hukum
lorentz yang menyatakan bahwa apabila suatu penghantar di dalam medan magnet
yang dialiri arus listrik maka akan timbul suatu gaya.
Motor listrik pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk
menjalankan alat-alat tertentu atau membantu manusia dalam menjalankan
pekerjaannya sehari-hari, terutama dalam bidang perindustrian. Motor listrik
memiliki beberapa klarifikasi berdasarkan pasokan input, konstruksi dan
mekanisme operasi seperti ditunjukan pada gambar 3.1.

Gambar 2. Klarifikasi Motor Listrik


(Sumber: http://www.scribd.com/doc/11026244/Motor-Induksi-Tiga-Phase)
Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada
berbagai peralatan industri karena rancangannya yang sederhana, murah dan
mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan ke sumber daya AC.

14
15

Sebuah motor induksi tiga fasa memiliki konstruksi yang hampir sama
dengan motor listrik jenis lainnya. Pada dasarnya motor ini terdiri atas dua bagian,
yaitu stator, adalah bagian dari motor yang tidak berputar ( diam ) dan rotor yaitu
bagian dari motor yang berputar.

Gambar 3. Motor Induksi Tiga Fasa


(Sumber: https://rekayasalistrik.files.wordpress.com/2013/08/rotor-
motor.jpg?w=300&h=225)

a. Frame
Frame merupakan penutup sebuah motor listrik. Frame terdiri dari suatu
rangka dan dua ujung brackets. Stator ditempatkan didalam frame,sedangkan
rotor diletakkan didalam stator dan dipisahkan oleh rongga udara.

Gambar 4. Frame Motor Induksi


(Sumber: https://rekayasalistrik.files.wordpress.com/2013/07/motor-induksi.jpg)
16

b. Stator
Stator merupakan bagian yang diam dan didalamnya terdapat kumparan
medan (field winding) yang berguna untuk menginduksikan fluks elektromagnetik
ke kumparan rotor. Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk
membawa gulungan tiga fasa. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub.
Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120 derajat.

Gambar 5. Stator Motor Induksi


(Sumber: https://rekayasalistrik.files.wordpress.com/2013/08/stator-motor-pole.jpg)

c. Rotor
Rotor merupakan bagian yang bergerak pada suatu motor akibat adanya
induksi medan magnet dari kumparan stator yang diinduksikan ke kumparan
rotor. Di dalam rotor terdapat kumparan jangkar (armature winding), yakni
tempat mengalirnya arus induksi.
Berdasarkan bentuknya, rotor dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
rotor belitan (wound rotor) dan rotor sangkar tupai (squirrel cage rotor). Pada
rotor sangkar tupai terdapat batang-batang konduktor yang disusun sedemikian
rupa sehingga menyerupai sangkar tupai. Batang-batang konduktor tersebut
ditanamkan dalam celah-celah besi rotor yang ujungnya dihubung singkat.
Pada rotor belitan, belitan yang ada pada rotor jenis ini merupakan belitan
tiga fasa yang merupakan bayangan dari belitan statornya. Masing-masing ujung
17

dari belitan rotor tiga fasa tersebut dihubungkan pada slip ring yang terdapat pada
poros rotor. Belitan-belitan rotor ini kemudian dihubung singkatkan ke sikat arang
(carbon brush) yang menempel pada slip ring yang bertujuan untuk dapat
menambah nilai tahanan dari belitan rotor tersebut.

Gambar 6. Rotor Motor Induksi Tiga Fasa


(Sumber: https://rekayasalistrik.files.wordpress.com/2013/08/motor-rotor.jpg)

1) Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Fasa


Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan
stator kepada kumparan rotornya. Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari
kumparan stator akan memotong kumparan rotornya sehingga timbul emf (ggl)
atau tegangan induksi dan karena penghantar (kumparan) rotor merupakan
rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus pada kumparan rotor.
Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya fluks
yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami gaya
Lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai
dengan arah pergerakan medan induksi stator. Pada rangka stator terdapat
kumparan stator yang ditempatkan pada slot-slotnya yang dililitkan pada sejumlah
kutup tertentu. Jumlah kutub ini menentukan kecepatan berputarnya medan stator
yang terjadi yang diinduksikan ke rotornya. Makin besar jumlah kutub akan
mengakibatkan makin kecilnya kecepatan putar medan stator dan sebaliknya.
18

Prinsip kerja pada motor induksi tiga fasa adalah perputaran motor pada
mesin arus bolak balik ditimbulkan oleh adanya medan putar (fluks yang
berputar) yang dihasilkan dalam kumparan statornya. Medan putar ini terjadi
apabila kumparan stator dihubungkan dalam fasa banyak umumnya fasa 3.
hubungan dapat berupa hubungan bintang atau delta.
Ada beberapa prinsip kerja motor induksi: Apabila sumber tegangan 3 fasa
dipasang pada kumparan medan (stator), maka akan timbul medan putar dengan
kecepatan rpm dengan fs = frekuensi stator (Stator line frequency) atau frekuensi
jala-jala dan p = jumlah kutub pada motor. Medan stator tersebut akan memotong
batang konduktor pada rotor. Akibatnya pada kumparan jangkar (rotor) timbul
tegangan induksi Karena kumparan jangkar merupakan kumparan tertutup, ggl
akan menghasilkan arus. Adanya arus didalam medan magnet menimbulkan gaya
pada rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya pada rotor besar akan
memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa tegangan induksi timbul karena
terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar
tegangan terinduksi diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan
stator dengan kecepatan berputar rotor. Perbedaan kecepatan disebut slip
dinyatakan dengan bila tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir
pada kumparan jangkar rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel
motor akan ditimbulkan apabila lebih kecil dari . Dilihat dari cara kerjanya, motor
induksi disebut juga sebagai motor tak serempak atau asinkron.

2) Gangguan Pada Motor Induksi Tiga Fasa


Suatu motor induksi sering mengalami gangguan, baik gangguan dari
motor itu sendiri maupun gangguan dari luar. Dalam kondisi kerja yang tidak
normal maupun pembebanan motor yang berlebihan atau kerja motor itu yang
terus-menerus tanpa berhenti, akan selalu mempengaruhi ketahanan isolasi motor
itu sendiri, walaupun dirancang berdasarkan syarat-syarat yang ditentukan. Isolasi
dari motor-motor induksi biasanya dirancang untuk suatu tingkatan tertentu,
sedangkan arus lebih yang mungkin terjadi akibat beban lebih yang menyebabkan
arus naik. Pengaruh arus ini berkaitan dengan panas dan dapat mengganggu dari
19

ketahanan isolasi dari kawat-kawat beban motor serta mengakibatkan motor cepat
terbakar. Jadi gangguan-gangguan maupun kondisi yang tidak normal selalu
terjadi dan tidak dapat dihindari.
a. Gangguan Fisik dari sekeliling motor
Gangguan ini berbentuk segala macam persinggungan atau juga
tetesan dan semburan air, yang kesemuanya itu dapat merusak dan
menimbulkan gangguan. Gangguan ini dapat diatasi dengan cara
pemilihan konstruksi yang sesuai dari berbagai kerangka motor. Dan juga
dengan memasang tutup pelindung tambahan agar lebih terlindungi.
b. Gangguan Mekanis
Gangguan ini biasanya disebabkan oleh pemasangan instalasi yang
kurang baik, pelumasan dari bantalan-bantalan motor yang tidak sempurna
dan merata pada semua bagian dan pemakaian perlengkapan mesin yang
tidak tepat pemeliharaan yang tidak baik.
c. Gangguan Operasi
Gangguan ini disebabkan pengoprasian dan pemakaian yang salah.
Kesalahan tersebut berupa kesalahan operasi motor pada beban lebih dan
setting overload rele yang tidak sesuai kemampuan motor.
d. Gangguan Beban Bebih
Beban kerja suatu motor listrik biasanya telah ditentukan dari
pabrik pembuatnya, untuk itu perlu diperhitungkan apakah motor dapat
mengangkat beban yang tersedia. Pembebanan lebih akibat muatan yang
berlebih dari mekanisme yang digerakkan motor dengan mudah dapat
diatasi yaitu dengan cara mengurangi muatan pada sistem mekanisme itu
sendiri menjadi sebesar dalam batas ukuran motor yang digerakkannya.
Apabila motor dibiarkan atau sering bekerja pada beban lebih maka akan
mengakibatkan kerusakan pada isolasi kawat email belitan yang
diakibatkan oleh panas. Pengaruh dari beban lebih tersebut juga dapat
menyebabkan motor listrik terbakar.
20

e. Gangguan Hubung Singkat


Apabila motor-motor induksi listrik beroperasi dengan salah satu
fasanya terganggu, misalnya salah satu fasanya terjadi hubuing singkat,
maka akan mengakibatkan putusnya fuse pada fase yang terganggu
tersebut dalam kondisi harga kapasitas beban lebih, motor akan cendrung
menjadi berat putaranya karena pengaruh torsi (T) bertambah, yang berarti
pula slip makin besar. Pengaruh torsi bertambah maka arus akan betambah
pula bila momen maksimal motor pada kondisi ini tetap lebih besart dari
mome beban, motor tetap akan bekerja namun dengan harga slip (S) yang
besar dan arus stator dapat mencapai 1,5 sampai 2 kali arus normal.
f. Gangguan Tegangan Turun
Gangguan ini akan mengurangi kemampuan momen dari motor
yang mengakibatkan tenaga reaktif motor yang sehingga arus yang
diberikan makin besar. Keadaan inilah yang bisa menciptakan
pembebanan arus lebih pada motor yang akan mengakibatkan penurunan
tegangan pada jala-jala.

g. Gangguan Unbalance Voltage Dan Unbalance Current


Pada motor induksi tiga fasa banyak terdapat gangguan-gangguan
dari luar yang dapt mengurangi kinerja dari motor tersebut sehingga
mempunyai efek merusak pada motor listrik, gangguan tersebut
diantaranya adalah gangguan ketidakseimbangan tegangan tiap fasa atau
unbalance voltage dan ketidak seimbangan arus atau unbalance current.
Yaitu tegangan dan arus yang tersedia di ketiga fasanya tidak sama.

Gangguan ketidakseimbangan tegangan ini juga kerap terjadi pada


motor induksi tiga fasa 3,3 kV pt pertamina ru ii dumai yang berakibat
fatal bagi motor induksi tiga fasa tersebut dimana akibatnya adalah arus
locked motor di winding stator yang sudah cenderung tinggi juga menjadi
tidak seimbang sebanding dengan tidak seimbangnya tegangan, putaran
dan torsi motor juga cenderung akan mengalami penurunan. Jika
ketidakseimbangan cukup tinggi makan tidak akan sesuai dengan
21

pemakaian karena putaran rated motor tidak dapat tercapai. Akibatnya


hampir semua kerusakan akan terjadi pada isolasi winding. Umur isolasi
winding akan berkurang setengahnya akibat gangguan ketidakseimbangan
tegangan ini. Setiap kenaikan 10 C umur isolasi winding akan berkurang
setengahnya.

Motor induksi tiga fasa yang sering dioperasikan secara terus


menerus dengan kondisi tegangan tidak seimbang tentunya akan
mengurangi efisiensi yang diakibatkan oleh naiknya arus dan resistansi
karena panas. Panas yang timbul diakibatkan oleh arus dan resistansi yang
naik secara terus menerus. Akibat hal tersebut ialah isolasi winding akan
mudah sekali rusak. Selain itu akan terjadi kelebihan panas atau
overheating yang dapat menyebabkan rotor akan hangus dan kerusakan
stator. Kondisi unbalance sering disebabkan oleh variasi dari beban.
Ketika baban satu fasa dengan fasa lain berbeda, maka saat itulah kondisi
ketidakseimbangan akan terjadi.

Tegangan unbalance yang terjadi pada motor induksi tiga fas 3,3kV
PT.Pertamina RU II Dumia dapat menyebabkan arus unbalance yang
porsinya dapat lebih besar yaitu sekitar enam sampai sepuluh kali besarnya
ketidakseimbangan yang terjadi pada tegangan. Ketidakseimbangan
tegangan yang terjadi pada sistem tiga fasa dapat menurunkan performa
dan memperpendek umur dari motor induksi. Ketika terjadi arus yang
tidak seimbang, arus yang mengalir pada kedua kumparan cenderung
mengalami kenaikan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, besarnya
rugi-rugi pada kumparan cenderung mengalami kenaikan. Seperti yang
telah disebutkan sebelumnya, besarnya rugi-rugi pada kumparan adalah
sebesar IR (dimana I adalah arus yang mengalir pada kumparan dan R
adalah resistansi pada kumparan), maka rugi-rugi pada kumparan juga
mengalami kenaikan sebanding dengan kuadrat dari perubahan arus
unbalance.

Untuk mencari nilai persentasi unbalance voltage pada motor


induksi tiga fasa dapat dapat dicar dengan rumus sebagai berikut:
22

%unbalance voltage =(Vmax-V av)/ V av x 100%

Dimana : Vmax = tegangan tebesar pada tiga fasa tersebut (volt)


Vav = tegangan rata-rata dari tiga fasa tersebut (volt)
Bedasasarkan peraturan dan rekomendasi dari National Electrical
Manufacturers Association (NEMA), rated capacity dari sebuah motor
untuk bekerja dalam keadaan normal adalah memiliki nilai unbalance
voltage yang tidak lebih dari satu persen(<1%). Sehingga motor dikatakan
normal apabila beroperasi dengan nilai ketidakseimbangan tegangan
dibawah satu persen. Berdasarkan referensi dari NEMA pula apabila motor
memiliki nilai Unbalance voltage sebesar 1% maka motor tersebut
memiliki nilai unbalance current sebesar 6-10%. Karena satu nilai
tegangan yang tidak seimbang setara dengan enam sampai sepuluh kali
nilai arus yang tidak seimbang.

1% unbalance voltage = 6 10% unbalance current

2. Peralatan Proteksi/Pengaman Motor Induksi


Komponen-komponen pengaman minimum pada sebuah motor
listrik adalah pengaman hubung singkat dan pengaman beban lebih. Untuk
pengaman hubung singkat biasanya digunakan pemutus daya atau sekring
(fuse), sedangkan untuk pengaman beban lebih digunakan Thermal
Overlad Relay. Pemutus daya yang banyak digunakan adalah MCCB
(Moulded case Circuit Breaker).

1) Relay Proteksi
Relay proteksi adalah salah satu dari beberapa fitur dari desain
sistem tenaga dan merupakan sensor yang memiliki fungsi untuk
merasakan adanya gangguan yang akan memerintahkan CB untuk
memutus jaringan. Setiap bagian dari sistem tenaga diproteksi. Faktor-
faktor untuk menentukan pilihan untuk memproteksi motor dan jaringan
adalah berdasarkan tipe, rating, lokasi peralatan, jenis kesalahan, kondisi
abnormal dan biaya.
Relay proteksi biasa digunakan sebagai pemberi sinyal alarm atau
mengatasi masalah gangguan pada sistem ketika mengalami keadaan yang
23

tidak normal. Keadaan tidak normal ini bisa diakibatkan dari kerusakan
atau gangguan operasi terus menerus tanpa istirahat dari suatu sistem.
Sehingga relay proteksi bisa meminimalisir kerusakan pada motor ketika
kegagalan listrik terjadi. Relay membantu untuk meminimalkan kerusakan
dan meningkatkan kerja motor.
Relay termasuk peralatan yang kompleks yang dapat merasakan
adanya gangguan. Ketika gangguan terjadi, kontak relay akan menutup.
Dan akan mentripkan circuit serta circuit breaker (MCB). Circuit breaker
merupakan alat pemutus suatu kesalahan jaringan ketika mcb terkontak
dengan relay untuk bekerja memutuskan jaringan listrik yang mana
prosesnya sangat cepat.
a. Fungsi Relay Proteksi
Berbagai fungsi relay proteksi adalah sebagai berikut :
1. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya pada
bagian system (motor) yang diamankannya.
2. Melepaskan bagian sistem yang terganggu sehingga bagian system
lainnya (motor) dapat terus beroperasi.
3. Memberitahu operator tentang adany agangguan dan lokasinya.
Atau dengan kata lain fungsi dari suatu sistem proteksi adalah :
Meminimalisasikan gangguan.
Mengurangi kerusakan yang mungkin timbul pada motor atau
sistem.
Melokalisir meluasnya gangguan pada sistem.
Pengamanan terhadap manusia dan motor.
b. Klasifikasi Relay
1. Electromagnetic Attraction Relay
- Tipe selenoid
- Tipe attracted armatur
- Tipe balance beam
2. Induction type relay
- Tipe instantaneous
- Tipe definite time lag
- Tipe inverse time lag
3. Distance type relay
- Type impedansi
- Tipe reaktansi
- Tipe admitansi
4. Differential type relay
- Tipe current differential
- Tipe voltage differential
24

5. Tipe lainnya
- Under voltage, current, power relay
- Over voltage, current, power relay
- Thermal relay
- Rectifier relay
- Permanent magnet moving coil relay
- Static relay
- Gas operated relay

B. Proses Pengerjaan/Produksi
1. Proteksi Terhadap Gesekan
Pengaturan putaran motor juga sangat berperan penting dalam
mencegah terjadi kerusakan pada motor listrik. Putaran yang tidak stabil
dapat menyebabkan rotor tidak balance (tidak seimbang), tidak seimbang
rotor berakibat cepatnya aus bagian yang bergesek. Kerusan ini selain
harus dicegah melalui pengaturan putaran juga dengan memperkecil gaya
gesek pada bagian yang bersentuhan.
Menurut Peter Soedojo (1999:10) bahwa Gesekan ialah gerakan
relative antara 2 permukaan yang bersinggungan sedemikian hingga akibat
persinggungan tersebut, gerakan yang satu terhadap yang lain menjadi
tidak leluasa dan mengalami hambatan. Makin lekat atau kuat
persinggungan itu, makin besar hambatan itu, yakni makin besar
gesekannya.
Selanjutnya gaya gesek mengurangi gaya torsi yag dihasilkan
medan magnet. Akibatnya gaya output yang menjadi tenaga putar pun
menjadi berkurang, berkurangnya gaya ini tentunya mempengaruhi
percepatan putar motor.
Artinya semakin besar koefesien gesek, maka semakin kecil putaran yang
dihasilkan. Selain itu terhadap beban arus juga akan berpengaruh, hal ini
akan kita jelaskan pada bahasan proteksi terhadap beban.
25

2. Proteksi Terhadap Suhu


Motor listrik merupakan salah satu perangkat elektronis yang peka
terhadap kerusakan. Agar resiko kerusakan ini dapat kita antisipasi di
perlukan suatu sistem perlindungan yang kita kenal dengan sistem proteksi
motor listrik. Fisik motor listrik harus di desain sedemikian rupa sehingga
tahan terhadap keadaan lingkungan, terutama keadaan termal. Sejalan
dengan lamanya bekerja motor listrik maka suhunya semakin meningkat.
Bila motor listrik terus saja digunakan akan terjadi pemuaian pada
kompnennya sehingga macet atau tidak dapat berputar lagi.
Berdasarkan kutipan di atas maka cara yang tepat untuk mengatasi panas
yang di hasilkan motor adalah dengan menghasilkan angin di sekitar body
motor yang rawan menimbulkan panas. Dalam hal ini kita melihat desain
bagian motor. Bagian motor yang paling cepat meningkatkan panas adalah
di sekitar rotor yang berputar karena adanya proses gesekan. Untuk itu
diperlukan hembusan angin yang kuat pada bagian tersebut. Untuk
mengahsilkan angin maka perlu dibuat fan (kipas). Kipas dihubungkan
secara langsung dengan poros utama motor. Semakin cepat putaran motor
semakin cepat peningkatan panasnya, demikian juga semakin besar angin
yang di hasilkan kipas sehingga mampu mengimbangi panas yang
ditimbulkan. Dengan demikian motor listrik dapat dilindungi dari
kerusakan akibat keadaan panas.

3. Proteksi Terhadap Beban


Motor listrik kadang kala diberikan beban lebih tanpa disadari.
Beban yang berlebihan dapat membuat beberapa komponen tak sanggup
menahannya, akibatnya terjadi kerusakan. Misalnya, motor digunakan
untuk memutar beban melebihi kapasitas putaran motor sehingga arus
disuplay melebihi daya tahan kawat, akibatnya kawat kumparan hangus
dan tidak dapat digunakan lagi. Untuk kejadian seperti ini, proses proteksi
motor listrik dapat kita bantu dengan menggunakan rangkaian.
Adapun secara umum motor listrik diproteksi terhadap beban
menggunakan rangkaian meliputi beberapa hal, antara lain pembebanan
26

lebih, hubungan singkat, dan tegangan rendah. Beberapa komponen


elektronis yang berperan penting dalam rangkaian proteksi motor listrik
seperti dijelaskan oleh Djiteng Marsudi (2004:42) bahwa ada beberapa
relai yang digunakan untuk memproteksi motor listrik:
a. Relai Arus Lebih dan Sekering Lebur
Untuk memproteksi motor listrik dari pembebanan lebih maupun
hubungan singkat kita dapat menggunakan relai arus lebih.
b. Relai Stall
Stall adalah fenomena dimana putaran motor sewaktu start tidak dapat
dinaikkan dengan cepat karena beban yang terlalu berat. Relai arus
lebih harus distel sedemikian rupa dimana relai arus lebih selama
periode start harus membolehkan arus start yang tinggi selama
tidakmelampui batas waktu tertentu yang menyangkut kemampuan
termal motor.
c. Relai tegangan rendah/hilang
saklar motor listrik umumnya menggunakan magnet pemegang kontak-
kontak saklar (holding coil). Proteksi tegangan rendah atau hilang
diperlukan karena tegangan yang rendah dapat menimbulkan arus lebih.
Sedangkan tegangan pasokan hilang perlu diikuti pembukaan saklar
agar jangan timbul arus berlebihan jika tegangan pasokan datang
kembali.

4. Cara Kerja Sistem Proteksi


1. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan tidak normal yang
dapat membahayakan suatu sistem instalasi listrik
2. Melepaskan atau memisahkan suatu sistem yang terkena gangguan secepat
mungkin sehingga kerusakan akibat gangguan dapat dibatasi seminimum
mungkin.
27

5. Fungsi Sistem Proteksi


1. Merasakan dan melokalisir bagian yang terganggu
2. Mengurangi kerusakan peralatan
3. Mengurangi pengaruh gangguan terhadap bagian yang tidak
terganggu
4. Memperkecil bahaya

6. Syarat Dasar Sistem Proteksi


Proteksi sistem tenaga listrik adalah perlindungan dari kondisi
abnormal pada sistem tenaga listrik untuk meminimalkan pemadaman dan
kerusakan yang lebih lanjut. Dalam merancang sistem proteksi dikenal
beberapa syarat dasar dari sistem proteksi, yaitu :

1. Ekonomi : Peralatan proteksi mempunyai nilai ekonomis


2. Selektif : Dapat mendeteksi dan mengisolasi adanya
gangguan
3. Ketergantungan : Proteksi hanya bekerja jika terjadi gangguan
4. Efektif : Mampu mengenali gangguan yang sesuai setting
yang ditentukan
5. Cepat : Mampu bekerja dalam waktu sesingkat mungkin
6. Stabil : Proteksi tidak mempengaruhi kondisi yang
normal
7. Keamanan : Memastikan proteksi tidak bekerja saat tidak terjadi
gangguan
28

C. PEMBAHASAN

Aplikasi Relay Sebagai Proteksi Motor Induksi Tiga Phasa 3.3 Kv Di


PT.Pertamina (Persero) Ru Ii Dumai

1. Relay Pengaman Proteksi pada Motor 1

Untuk menghindari terjadinya gangguan-gangguan pada motor induksi tiga


fasa yang akan menghambat proses produksi, PT. Pertamina menggunakan
Relay sebagai proteksi motor induksi tersebut. Berikut adalah relay yang
digunakan oleh PT. Pertamina.
1) Instantaneous overcurrent relay (50N)
Fungsi
Menagani masalah pabila ada ganguan disekitar sumber
Meminimalisirkan bahaya arus pada motor terutama pada sumber
yang selalu berubah-ubah
2) Reverse Phase (46)
Fungsi
Sebagai pengaman terhadap kerja balik fasa,ataupun daya
pembalik pada motor Untuk keseimbangan terhadap fasa masukan
dengan keluaran dimana daya pembaliknya tetap stabil. Atau
Pergerakan awal untuk motor pada waktu start.
Adalah relay yang berfungsi saat arus polyphase adalah urutan
fase-balik, atau ketika mereka polyphase arus yang tidak seimbang atau
mengandung negatif komponen fase-urutan di atas jumlah tertentu tidak
seimbang arus stator atau urutan negatif arus menghasilkan ganda saat
frekuensi baris (120 * 2 * F / P) yang mengalir pada rotor bar. arus
mengalir di permukaan rotor atau peredam berliku menyebabkan getaran
yang berlebihan pada poros rotor dan menghasilkan pemanasan berat di
rotor bar.

Tiga tahap independen Definite dan Inverse urutan waktu negatif


atas perlindungan saat akan memberikan perlindungan kesalahan yang
29

tidak seimbang dan kondisi beban. Perlindungan juga bisa berlaku dalam
kondisi ketika ada resistif kesalahan tanah dan tanah unsur yang sangat
tinggi mungkin tidak merasakan arus gangguan. Urutan fase negatif lebih
elemen saat dapat diprogram sebagai IDMT atau karakteristik waktu
tertentu. A21M estafet memberikan sepuluh kurva dipilih IEC / IEEE
terbalik untuk setiap tahap.

3) Transformer Thermal Relay (49)


Fungsi
Mengatasi beban lebih ataupun arus yang timbul akibat
hubung singkat. Untuk pengasutan pada motor atau pun pengereman
yang terjadi akibat beban yg melebihi batas, atau juga dapat di
katakan arusnya melebihi batas arus nominalnya.

4) Instantaneous Overcurrent (50)


Fungsi
Untuk mengatasi gangguan yang dekat ke sumber ketika arus
gangguan tinggi, waktu operasi kira-kira 10 mS Mengatasi
gangguan seimbang atau pun tak seimbang di dalam suatu saluran
transmisi agar tetap dalam keadaan normal.
Rele Sesaat (Instantaneous Relays) beroperasi tanpa delay waktu
yang disengaja (intentional). Rele ini digunakan untuk gangguan yang
dekat ke sumber ketika arus gangguan sangat tinggi. Waktu operasi kira-
kira 10 ms. Konstruksi rele sesaat biasanya berupa armature bergerak,
plunger (pengisap), atau piringan induksi.

Relay memberikan fasa terarah Non dan tanah atas


perlindungan arus ini (Tiga tahap untuk tahap lebih saat ini dan di
atas tanah arus) terhadap arus pendek dan kesalahan tanah di motor.

Fungsi ini dilengkapi dengan algoritma filter digital, memberikan


penolakan harmonik yang lebih tinggi dan DC offset. Dipilih IEC / IEEE
terbalik waktu kurva dengan perlindungan over-arus non-directional akan
30

memberikan selektivitas yang lebih besar, fleksibilitas dan


kepekaan terhadap pengguna untuk lebih baik.

5) Locking Out Relay (86)


Fungsi
Untuk mereset kembali relay jika motor selesai beroperasi
ataupun mati akibat kondisi abormal. Jadi jika terjadi kondisi
abnormal relay relay terutama bersifat digital tidak akan mengalami
data hilang, hanya mereset ke setelan sebelumnya..

6) Differential Protective Relay (87)


Fungsi
Sebagai pengaman utama (main protection) pada transformator
daya yang berguna untuk mengamankan belitan transformator bila
terjadi suatu gangguan. Relay ini sangat selektif dan sistem kerjanya
sangat cepat. Untuk ganggguan pada sumber, untuk mengatasi
gangguan yang timbul diluar dari pada perbedaan dalam hal ratio
terhadap nilai arus hubung singkat External yang tinggi.
Relay differensial dengan persentase memiliki Coil (belitan)
peredam tambahan yang dihubungkan dengan pilot wire.

7) Phase Reversal Protection (47)


Fungsi
Berfungsi pada nilai yang telah ditentukan dari tegangan
polyphase di urutan fase yang diinginkan. Rotor bar dan stator dari
motor induksi akan terlalu panas saat motor dimulai dengan urutan
fase yang salah (Phase reversal). A21M estafet memberikan
perlindungan motor terhadap pembalikan fase. fungsi perlindungan
disediakan dengan fitur waktu yang pasti.
31

Berikut adalah foto panel relay control yang terdapat di PT. Pertamina RU II
Dumai

Gambar 7. Panel Control Relay


(Sumber: https://www.exportersindia.com/indian-suppliers/relay-panel.htm
20

Anda mungkin juga menyukai