TOPIK BAHASAN
A. Aspek-Aspek Teoritis
1. Motor Induksi
Motor listrik adalah suatu peralatan listrik yang dapat merubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Prinsip kerja dari motor listrik berdasarkan hukum
lorentz yang menyatakan bahwa apabila suatu penghantar di dalam medan magnet
yang dialiri arus listrik maka akan timbul suatu gaya.
Motor listrik pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk
menjalankan alat-alat tertentu atau membantu manusia dalam menjalankan
pekerjaannya sehari-hari, terutama dalam bidang perindustrian. Motor listrik
memiliki beberapa klarifikasi berdasarkan pasokan input, konstruksi dan
mekanisme operasi seperti ditunjukan pada gambar 3.1.
14
15
Sebuah motor induksi tiga fasa memiliki konstruksi yang hampir sama
dengan motor listrik jenis lainnya. Pada dasarnya motor ini terdiri atas dua bagian,
yaitu stator, adalah bagian dari motor yang tidak berputar ( diam ) dan rotor yaitu
bagian dari motor yang berputar.
a. Frame
Frame merupakan penutup sebuah motor listrik. Frame terdiri dari suatu
rangka dan dua ujung brackets. Stator ditempatkan didalam frame,sedangkan
rotor diletakkan didalam stator dan dipisahkan oleh rongga udara.
b. Stator
Stator merupakan bagian yang diam dan didalamnya terdapat kumparan
medan (field winding) yang berguna untuk menginduksikan fluks elektromagnetik
ke kumparan rotor. Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk
membawa gulungan tiga fasa. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub.
Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120 derajat.
c. Rotor
Rotor merupakan bagian yang bergerak pada suatu motor akibat adanya
induksi medan magnet dari kumparan stator yang diinduksikan ke kumparan
rotor. Di dalam rotor terdapat kumparan jangkar (armature winding), yakni
tempat mengalirnya arus induksi.
Berdasarkan bentuknya, rotor dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
rotor belitan (wound rotor) dan rotor sangkar tupai (squirrel cage rotor). Pada
rotor sangkar tupai terdapat batang-batang konduktor yang disusun sedemikian
rupa sehingga menyerupai sangkar tupai. Batang-batang konduktor tersebut
ditanamkan dalam celah-celah besi rotor yang ujungnya dihubung singkat.
Pada rotor belitan, belitan yang ada pada rotor jenis ini merupakan belitan
tiga fasa yang merupakan bayangan dari belitan statornya. Masing-masing ujung
17
dari belitan rotor tiga fasa tersebut dihubungkan pada slip ring yang terdapat pada
poros rotor. Belitan-belitan rotor ini kemudian dihubung singkatkan ke sikat arang
(carbon brush) yang menempel pada slip ring yang bertujuan untuk dapat
menambah nilai tahanan dari belitan rotor tersebut.
Prinsip kerja pada motor induksi tiga fasa adalah perputaran motor pada
mesin arus bolak balik ditimbulkan oleh adanya medan putar (fluks yang
berputar) yang dihasilkan dalam kumparan statornya. Medan putar ini terjadi
apabila kumparan stator dihubungkan dalam fasa banyak umumnya fasa 3.
hubungan dapat berupa hubungan bintang atau delta.
Ada beberapa prinsip kerja motor induksi: Apabila sumber tegangan 3 fasa
dipasang pada kumparan medan (stator), maka akan timbul medan putar dengan
kecepatan rpm dengan fs = frekuensi stator (Stator line frequency) atau frekuensi
jala-jala dan p = jumlah kutub pada motor. Medan stator tersebut akan memotong
batang konduktor pada rotor. Akibatnya pada kumparan jangkar (rotor) timbul
tegangan induksi Karena kumparan jangkar merupakan kumparan tertutup, ggl
akan menghasilkan arus. Adanya arus didalam medan magnet menimbulkan gaya
pada rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya pada rotor besar akan
memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa tegangan induksi timbul karena
terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar
tegangan terinduksi diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan
stator dengan kecepatan berputar rotor. Perbedaan kecepatan disebut slip
dinyatakan dengan bila tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir
pada kumparan jangkar rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel
motor akan ditimbulkan apabila lebih kecil dari . Dilihat dari cara kerjanya, motor
induksi disebut juga sebagai motor tak serempak atau asinkron.
ketahanan isolasi dari kawat-kawat beban motor serta mengakibatkan motor cepat
terbakar. Jadi gangguan-gangguan maupun kondisi yang tidak normal selalu
terjadi dan tidak dapat dihindari.
a. Gangguan Fisik dari sekeliling motor
Gangguan ini berbentuk segala macam persinggungan atau juga
tetesan dan semburan air, yang kesemuanya itu dapat merusak dan
menimbulkan gangguan. Gangguan ini dapat diatasi dengan cara
pemilihan konstruksi yang sesuai dari berbagai kerangka motor. Dan juga
dengan memasang tutup pelindung tambahan agar lebih terlindungi.
b. Gangguan Mekanis
Gangguan ini biasanya disebabkan oleh pemasangan instalasi yang
kurang baik, pelumasan dari bantalan-bantalan motor yang tidak sempurna
dan merata pada semua bagian dan pemakaian perlengkapan mesin yang
tidak tepat pemeliharaan yang tidak baik.
c. Gangguan Operasi
Gangguan ini disebabkan pengoprasian dan pemakaian yang salah.
Kesalahan tersebut berupa kesalahan operasi motor pada beban lebih dan
setting overload rele yang tidak sesuai kemampuan motor.
d. Gangguan Beban Bebih
Beban kerja suatu motor listrik biasanya telah ditentukan dari
pabrik pembuatnya, untuk itu perlu diperhitungkan apakah motor dapat
mengangkat beban yang tersedia. Pembebanan lebih akibat muatan yang
berlebih dari mekanisme yang digerakkan motor dengan mudah dapat
diatasi yaitu dengan cara mengurangi muatan pada sistem mekanisme itu
sendiri menjadi sebesar dalam batas ukuran motor yang digerakkannya.
Apabila motor dibiarkan atau sering bekerja pada beban lebih maka akan
mengakibatkan kerusakan pada isolasi kawat email belitan yang
diakibatkan oleh panas. Pengaruh dari beban lebih tersebut juga dapat
menyebabkan motor listrik terbakar.
20
Tegangan unbalance yang terjadi pada motor induksi tiga fas 3,3kV
PT.Pertamina RU II Dumia dapat menyebabkan arus unbalance yang
porsinya dapat lebih besar yaitu sekitar enam sampai sepuluh kali besarnya
ketidakseimbangan yang terjadi pada tegangan. Ketidakseimbangan
tegangan yang terjadi pada sistem tiga fasa dapat menurunkan performa
dan memperpendek umur dari motor induksi. Ketika terjadi arus yang
tidak seimbang, arus yang mengalir pada kedua kumparan cenderung
mengalami kenaikan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, besarnya
rugi-rugi pada kumparan cenderung mengalami kenaikan. Seperti yang
telah disebutkan sebelumnya, besarnya rugi-rugi pada kumparan adalah
sebesar IR (dimana I adalah arus yang mengalir pada kumparan dan R
adalah resistansi pada kumparan), maka rugi-rugi pada kumparan juga
mengalami kenaikan sebanding dengan kuadrat dari perubahan arus
unbalance.
1) Relay Proteksi
Relay proteksi adalah salah satu dari beberapa fitur dari desain
sistem tenaga dan merupakan sensor yang memiliki fungsi untuk
merasakan adanya gangguan yang akan memerintahkan CB untuk
memutus jaringan. Setiap bagian dari sistem tenaga diproteksi. Faktor-
faktor untuk menentukan pilihan untuk memproteksi motor dan jaringan
adalah berdasarkan tipe, rating, lokasi peralatan, jenis kesalahan, kondisi
abnormal dan biaya.
Relay proteksi biasa digunakan sebagai pemberi sinyal alarm atau
mengatasi masalah gangguan pada sistem ketika mengalami keadaan yang
23
tidak normal. Keadaan tidak normal ini bisa diakibatkan dari kerusakan
atau gangguan operasi terus menerus tanpa istirahat dari suatu sistem.
Sehingga relay proteksi bisa meminimalisir kerusakan pada motor ketika
kegagalan listrik terjadi. Relay membantu untuk meminimalkan kerusakan
dan meningkatkan kerja motor.
Relay termasuk peralatan yang kompleks yang dapat merasakan
adanya gangguan. Ketika gangguan terjadi, kontak relay akan menutup.
Dan akan mentripkan circuit serta circuit breaker (MCB). Circuit breaker
merupakan alat pemutus suatu kesalahan jaringan ketika mcb terkontak
dengan relay untuk bekerja memutuskan jaringan listrik yang mana
prosesnya sangat cepat.
a. Fungsi Relay Proteksi
Berbagai fungsi relay proteksi adalah sebagai berikut :
1. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya pada
bagian system (motor) yang diamankannya.
2. Melepaskan bagian sistem yang terganggu sehingga bagian system
lainnya (motor) dapat terus beroperasi.
3. Memberitahu operator tentang adany agangguan dan lokasinya.
Atau dengan kata lain fungsi dari suatu sistem proteksi adalah :
Meminimalisasikan gangguan.
Mengurangi kerusakan yang mungkin timbul pada motor atau
sistem.
Melokalisir meluasnya gangguan pada sistem.
Pengamanan terhadap manusia dan motor.
b. Klasifikasi Relay
1. Electromagnetic Attraction Relay
- Tipe selenoid
- Tipe attracted armatur
- Tipe balance beam
2. Induction type relay
- Tipe instantaneous
- Tipe definite time lag
- Tipe inverse time lag
3. Distance type relay
- Type impedansi
- Tipe reaktansi
- Tipe admitansi
4. Differential type relay
- Tipe current differential
- Tipe voltage differential
24
5. Tipe lainnya
- Under voltage, current, power relay
- Over voltage, current, power relay
- Thermal relay
- Rectifier relay
- Permanent magnet moving coil relay
- Static relay
- Gas operated relay
B. Proses Pengerjaan/Produksi
1. Proteksi Terhadap Gesekan
Pengaturan putaran motor juga sangat berperan penting dalam
mencegah terjadi kerusakan pada motor listrik. Putaran yang tidak stabil
dapat menyebabkan rotor tidak balance (tidak seimbang), tidak seimbang
rotor berakibat cepatnya aus bagian yang bergesek. Kerusan ini selain
harus dicegah melalui pengaturan putaran juga dengan memperkecil gaya
gesek pada bagian yang bersentuhan.
Menurut Peter Soedojo (1999:10) bahwa Gesekan ialah gerakan
relative antara 2 permukaan yang bersinggungan sedemikian hingga akibat
persinggungan tersebut, gerakan yang satu terhadap yang lain menjadi
tidak leluasa dan mengalami hambatan. Makin lekat atau kuat
persinggungan itu, makin besar hambatan itu, yakni makin besar
gesekannya.
Selanjutnya gaya gesek mengurangi gaya torsi yag dihasilkan
medan magnet. Akibatnya gaya output yang menjadi tenaga putar pun
menjadi berkurang, berkurangnya gaya ini tentunya mempengaruhi
percepatan putar motor.
Artinya semakin besar koefesien gesek, maka semakin kecil putaran yang
dihasilkan. Selain itu terhadap beban arus juga akan berpengaruh, hal ini
akan kita jelaskan pada bahasan proteksi terhadap beban.
25
C. PEMBAHASAN
tidak seimbang dan kondisi beban. Perlindungan juga bisa berlaku dalam
kondisi ketika ada resistif kesalahan tanah dan tanah unsur yang sangat
tinggi mungkin tidak merasakan arus gangguan. Urutan fase negatif lebih
elemen saat dapat diprogram sebagai IDMT atau karakteristik waktu
tertentu. A21M estafet memberikan sepuluh kurva dipilih IEC / IEEE
terbalik untuk setiap tahap.
Berikut adalah foto panel relay control yang terdapat di PT. Pertamina RU II
Dumai