PROSES OUTPUT
INPUT
Input berfungsi untuk memberikan sinyal, data, atau perintah yang diperlukan,
selanjutnya sinyal, data, atau perintah diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan
nilai keluaran yang berupa:
ON-OFF atau 1-0
Digital
analog
dari blok diagram diatas belum memberikan gambaran yang jelas mengenai bagaimana
bekerjanya suatu sistem kontrol industri terutama pada blok output. Output/keluaran dari
sistem kontrol industri dapat berupa sinyal untuk memonitor kerja plant atau keluaran
yang digunakan untuk menjalankan sistem penggerak. Jelasnya dapat dilihat pada blok
diagram sebagai berikut:
Peralatan Proses
2.1.2.
Inti dari sebuah kontrol terdapat pada proses, proses ini merupakan kunci terpenuhi atau
tidaknya sebuah hasil dari keinginan terhadap sesuatu yang harus dikontrol (deskripsi).
Proses yang dimaksudkan disini adalah proses bekerjanya sistem kontrol sehubungan
dengan informasi-informasi yang diperoleh dari pembacaan sinyal-sinyal masukan dan
selanjutnya diproses untuk menghasilkan aksi keluaran sesuai dengan deskripsi kerja
mesin yang telah ditentukan.
Informasi informasi masukan pada sistem kontrol haruslah menghasilkan sinyal
/ data keluaran yang dapat merespon rencana proses kontrol yang telah dibentuk dalam
proses.
Rencana proses kontrol dapat diimplentasikan dalam dua cara yaitu:
a. Menggunakan kontrol dengan sistem pengawatan (Hardwire control)
b. Menggunakan kontrol dengan sistem program (Programmable control ).
Kontrol dengan sistem pengawatan merupakan kontrol yang fungsinya tetap dan
permanen setelah semua elemen pendukung dirakit bersama - sama , dimana rencana
proses kontrol tak dapat diubah-ubah lagi setelah semuanya dikawati. Sedangkan kontrol
dengan sistem program merupakan suatu sistem dimana fungsi-fungsi kontrolnya dapat
diprogram dan disimpan dalam suatu unit memory dan dapat dipanggil kembali atau
diprogram kembali bila diperlukan, dengan kata lain rencana proses kontrolnya dapat
diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. Hal-hal yang berkaitan dengan bentuk dan
kemampuan kedua sistem dapat dilihat pada tabel maupun grafik sebagai berikut:
SISTEM
PENGAWATAN TIPE SISTEM PROGRAM TIPE
KONTROL
KELUARAN BESARAN YANG DIHASILKAN MASUKAN
CATU DAYA
RANGKAIAN
MEMORY RANGKAIAN MASUKAN
PANEL
PROGRAM PROGRAM MASUKAN LUAR
UNIT KONTROL
MEMORY RANGKAIAN
KERJA KELUARAN RANGKAIAN
TPG
KELUARAN
CATU DAYA LUAR
KOMPUTER
Memory
Processor
Power
Supply
a. Prosesor berfungsi:
mengoperasikan dan mengkomunikasikan modul-modul PLC
melalui bus-bus serial atau paralel yang ada.
Mengeksekusi program kontrol.
citra, atau RLL (Relay Ladder Logic), yang merupakan program pengendali
proses.
c. Power Supply:
PLC tidak akan beroperasi apabila tidak ada supply daya listrik. Power Supply merubah
tegangan input menjadi tegangan listrik yang dibutuhkan oleh PLC. Dengan kata lain,
sebuah supply daya listrik mengkonversikan supply daya PLN (220 V) ke daya yang
dibutuhkan CPU atau modul input/output. Pada PLC tertentu kadang kita jumpai pula
beberapa prosesor sekaligus dalam satu modul, yang ditujukan untuk mendukung
keandalan sistem. Beberapa prosesor tersebut bekerja sama dengan suatu prosedur
tertentu untuk meningkatkan kinerja pengendalian.
2.3.4 Pemrograman PLC
Pemrograman PLC dapat dilakukan dengan berbagai macam bahasa pemrograman
termasuk State Language, SFC, Boolean dan bahkan C. Yang paling populer digunakan
ialah RLL (Relay Ladder Logic). Sistem diagram ini merupakan sistem diagram standar
yang berlaku pada semua jenis PLC. Keuntungan dengan menggunakan sistem diagram
tersebut antara lain:
Cepat dan mudah dimengerti sistem logika rangkaian kontrol
Mudah dalam penggambaran rangkaian kontrol sekalipun sistem kontrolnya rumit
cukup rumit
Sangat fleksibel, karena semua fungsi-fungsi serta instruksi-instruksi kontrol,
seperti fungsi-fungsi logika, fungsi-fungsi aritmatika, fungsi untuk pengolahan
dan manipulasi data, counter, timer, serta fungsi-fungsi kontrol lainnya, dapat
digambarkan dengan sistem ladder diagram, sehingga dapat dengan mudah diedit,
dicopy, dipindahkan ke ladder diagram yang lainnya
Dapat dengan mudah memonitor dan mengevaluasi kerja dari rangkaian sistem
kontrol pada saat dieksekusi.
Dengan menggunakan komputer, program rangkaian dapat pula dibentuk dengan
kontrol lainnya.
Mudah untuk mengubah program atau rancangan dari rangkaian proses kontrol.
Untuk
Untuk memprogram dan
Untuk memasang Untuk merancang
memprogram merancang butuh
internasional.
Mempunyai kecepatan prosesing yang tinggi dengan prosesor aritmetik yang tersedia.
Gambaran Umum
3.1
Pada sistem pengaturan level ketinggian air ini terdiri dari 3 bagian alat yaitu :
1. Modul Inverter
2. Modul PLC
3. Plant
3.1.2 Plant
Plant ini digunakan untuk pengaplikasian sebuah pendistribusian air, pada plant ini
terdapat semua input dan output yang digunakan pada sistem pengaturan level ketinggian
air. Dimana plant ini terdiri dari dua buah SLV, dua buah kran, sebuah panel yang berisi
satu buah sensor level transmitter, motor pompa listrik tiga phasa. Hubungan dari input
dan output yang terdapat di plant dengan modul PLC dan modul inverter melalui sebuah
panel dengan menggunakan kabel DB 25 dan receiptacle
3.2
Hubungan PLC, Inverter dan Plant
3.3
Output yang berasal dari luar dengan penghubung yang menggunakan konektor 25
pin
Antara output yang satu dengan yang lain dapat dipisahkan dengan menggunakan toggle
switch, untuk simulasi PLC digital digunakan lampu tanda dan voltmeter untuk simulasi
analog, yang dipasang dibagian atas modul. Untuk input/output eksternal. Untuk supplay
PLC analog digunakan power supply 24V DC dipasang disudut modul.
Input analog pada modul PLC menggunakan receiptacle yang dipasang didepan didepan
toggle switc input digital. Untuk pemilihan input analog yang berupa tegangan atau arus
menggunakan toggle switch yang diletakan sejajar dengan receiptacle input analog. Dan
untuk menghidupkan seluruh modul digunakan saklar power yang letaknya disamping
selector switch.
Modul ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai pengaplikasian dari elektronika daya
untuk dapat mengatur kecepatan motor listrik AC 3 phasa dengan V/F variable. Selain itu
pada modul ini juga banyak terdapat fungsi spesial dari inverter sebagai pengatur
kecepatan dengan mempunyai 7 tingkat kecepatan yang berbeda. Namun hal itu didukung
pula oleh kemampuan parameter setting yang tepat sesuai dengan kebutuhan pemakai.
Pada modul ini terdapat perlengkapan tambahan seperti kontaktor magnit maupun
pengaman motor listrik seperti TOR (Thermal Overload Relay ) dikarenakan pada
inverter itu sendiri sudah dilengkapi dengan sistem keamanan dan pendinginan, namun
hal ini disesuaikan penggunaannya tergantung pada parameter setting yang kita inginkan.
Sehingga untuk dapat menjalankan Motor listrik AC 3 phase tinggal menghubungkan
inverter dengan Motor tersebut.
2. Relay bantu pasang-lepas atau disebut pula dengan istilah Set-Reset Relay.
P0
S2 (SET M1)
S1
P1
(SET M2)
RST
SET
PLC
LEVEL KETINGGIAN
SENSOR
Pada pengaturan level ketinggian air ini, alat yang digunakan untuk mengontrol level air
adalah PLC. Fungsi PLC disini adalah sebagai alat pengendali dan sebagai pengatur
kecepatan pompa digunakan Inverter. Untuk mengatur level ketinggian digunakan
potensiometer sebagai set point, ketika set point ditentukan maka PLC akan menyimpan
data set point sebagi pembatas level ketinggian air.
Jika tombol start ditekan maka pompa akan bekerja untuk mengisi air ke bak
penampungan, seiring dengan itu sensor level transmitter membaca level ketinggian air,
jika data sensor sudah sama dengan data set point yang ditentukan maka pompa akan Off.
Dan jika SLV atau Stop kran dibuka maka pompa akan On kembali untuk
mempertahankan level ketinggian air sesuai dengan set point yang ditentukan. Ketika
SLV atau Stop kran ditutup kembali maka pompa akan Off jika data sensor dengan data
set point sudah sama.