LANDASAN TEORI
Display/
Tampilan
Pengkondisi Recorder/
sensor
sinyal Rekaman
Input / masukan
yang diukur Control/
Kendali
Power supply
2.1.1 Karakteristik Sistem Instrumentasi
a) Akurasi dan error, akurasi adalah perluasan jangkauan dimana nilai yang
diindikasikan oleh sebuah sistem pengukuran atau elemen mungkin bernilai salah.
Istilah error digunakan untuk menyatakan selisih antara hasil pengukuran dan
nilai sebenarnya dari besaran yang diukur. jenis error yang sering terjadi dalam
sistem instrumentasi diantaranya error histerisis, error non linearitas, dan error
penyisipan,
b) Resolusi, adalah perubahan terkecil dari input yang masih dapat dideteksi oleh
transduser.
c) Jangkauan / Range, Jangkauan variabel dari sebuah sistem adalah batas
batas dimana nilai masukan dapat berubah ubah, misalnya sebuah sensor RTD
dapat dinyatakan memiliki jangkauan antara -200 C sampai +800 C. sedangkan
jangkauan variabel dari sebuah instrumen sering disebut dengan istilah kisaran
(span).
d) Presisi, repeatibility, dan reproduksibilitas, Istilah presisi digunakan untuk
menggambarkan derajat kebebasan suatu sistem pengukuran dari adanya error-
error acak. istilah repeatibility (kemampuan pengulangan) adalah kemampuan
sistem untul menghasilkan keluaran yang sama saat dilakukan pengukuran secara
berulang-ulang. Sedangkan reproduksibilitas merupakan kemampuan sistem
untuk menghasilkan keluaran yang sama saat sistem diputuskan dari masukan
kemudian dimasukan kembali.
e) Linearitas, ada banyak sensor yang menghasilkan sinyal keluaran yang
berubah secara kontinyu sebagai tanggapan terhadap masukan yang berubah
secara kontinyu, Linearity adalah lineritas output dari sensor.
1 1
Tegangan
Tegangan
0 0
100 100
temperatur temperatur
(a) (b)
Gambar 2.2 (a) Tangapan linier, (b) Tangapan non linier
c) peak time (tp), yaitu waktu yang dibutuhkan sistem untuk mencapai respon
perbandingan umpan balik dengan inputnya. Akibatnya ketetapan dari sistem
masukan keluaran
Proses
pemanasan
Sistem kendali loop tertutup seringkali disebut sistem kendali umpan balik.
Pada sistem kendali loop tertutup, sinyal kesalahan yang bekerja, yaitu perbedaan
antara sinyal input dan sinyal umpan balik diinputkan ke kontroler sedemikian
rupa untuk mengurangi kesalahan dan membawa keluaran sistem ke nilai yang
dikehendaki. Sebagai contoh, sistem kendali loop tertutup pada suatu pemanas
ruangan yang digambarkan pada gambar 2.5.
masukan keluaran
kontroler pemanas
error
dengan nilai Temperatur
yang telah yang diinginkan
diatur
pengukuran
temperatur
umpan balik informasi temperatur
10
Temperature Detector (RTD) sebagai sensor temperatur, LDR (light dependent
fisik tertentu dan mengubahnya menjadi bentuk energi yang lain. Kita mengenal
ada enam macam energi, yaitu : radiasi, mekanik, panas, listrik, dan kimia.
Berdasarkan klasifikasinya, transduser dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Transduser pasif, yaitu transduser yang dapat bekerja bila mendapat energi
tambahan dari luar. Contohnya IC LM35, untuk mengubah energi panas menjadi
energi listrik yaitu tegangan listrik, maka IC LM35 harus dialiri arus listrik,
ketika temperatur berubah, maka tegangan keluaran dari IC LM35 juga berubah.
2) Transduser aktif, yaitu transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari
luar, tetapi menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri. Contohnya
Thermocouple, ketika menerima panas, thermocouple langsung menghasilkan
tegangan listrik tanpa membutuhkan energi dari luar.
11
Tabel 2.1 Karakteristik dari beberapa jenis sensor temperatur
Simbol
Tegangan
Karakteristik
Tahanan
Tahanan
Tegangan
terbatas
Kurang absolut suplai daya Terjadi
sensitif rendah Terjadi pemanasan
Memerlukan Terjadi pemanasan sendiri
referensi pemanasan sendiri Konfigurasi
sendiri terbatas
12
2.4.1 Thermocouple
+
Ujung panas Arus elektron akan
e
mengalir dari ujung
panas ke ujung dingin
Ujung dingin
Thermocouple terdiri dari beberapa tipe dimana setiap tipe terbuat dari
material yang berbeda dan memiliki jangkauan temperatur yang berbeda pula.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.2, sedangkan perubahan tegangan
terhadap perubahan temperatur pada thermocouple dapat dilihat pada gambar 2.7.
Tipe Material
13
14
Gambar 2.8 Konstruksi RTD
Tabel 2.3 Tipe Resistance Temperature Detector (RTD)
Lead
Tingkat Operating Temperature
Tipe R100/ R0 Kelas Wire
Arus Range
System
1 mA L -200 s/d 100 C 2 wire*
Kelas A
PT100 1,3850 2 mA M 0 s/d 350 C 3 wire
Kelas B
5mA* H 0 s/d 650 C 4 wire
1 mA L -200 s/d 100 C 2 wire*
Kelas A
JPT100 1,3916 2 mA M 0 s/d 350 C 3 wire
Kelas B
5mA* H 0 s/d 650 C 4 wire
Pada gambar 2.9 dapat dilihat salah satu aplikasi pemasangan RTD (PT100) untuk
pengukuran suhu minyak dan pengukuran suhu air pada tangki crystalizer.
15
3) Stabil pada temperatur yang tinggi, karena jenis logam platina lebih stabil dari
2.4.3 Thermistor
Thermistor atau tahanan termal adalah komponen semikonduktor yang
bersifat sebagai tahanan dengan koefisien tahanan temperatur yang tinggi, yang
biasanya negatif. Umumnya tahanan thermistor pada temperatur ruang dapat
berkurang 6% untuk setiap kenaikan temperatur sebesar 1 oC. Kepekaan yang
tinggi terhadap perubahan temperatur ini membuat thermistor sangat sesuai untuk
pengukuran, pengontrolan dan kompensasi temperatur secara presisi. Thermistor
terbuat dari campuran oksida-oksida logam yang diendapkan seperti mangan
(Mn), nikel (Ni), cobalt (Co), tembaga (Cu), besi (Fe) dan uranium (U).
Secara umum, thermistor terdiri dari 2 jenis, yaitu :
1) Negative Temperature Coefficient (NTC)
Thermistor NTC mempunyai nilai tahanan semakin kecil dengan
bertambahnya suhu dan mempunyai koefisien temperatur negatif yang sangat
tinggi. NTC dibuat dari oksida logam yang terdapat dalam golongan transisi,
seperti misalnya, ZrOz - YzPt, NiAlzOr Mg(Al, Cr, Fe)2Oa, SiC, dan sebagainya.
Oksida-oksida ini sebenarnya mempunyai resistansi yang tinggi, tetapi dapat
diubah menjadi bahan semikonduktor yaitu dengan menambahkan beberapa ion
lain (sebagai doping) yang mempunyai valensi yang berbeda.
16
Contoh jenis jenis NTC dapat dilihat pada gambar 2.10. Sedangkan kurva
17
Dalam beberapa hal, PTC berbeda dengan NTC antara lain seperti yang dijelaskan
berikut ini:
a) Koefisien temperatur dari PTC benilai positif hanya dalam interval temperatur
tertentu, sehingga di luar interval tersebut, koefisien temperaturnya bisa
bernilai nol atau negatif.
b) Pada umumnya, harga mutlak dari koefisien temperatur PTC jauh lebih besar
dari pada NTC.
2.4.4 IC LM35
IC LM35 adalah salah satu jenis sensor suhu. LM35 berfungsi untuk
mengkonversi besaran suhu yang ditangkap menjadi besaran tegangan. Sensor ini
memiliki presisi tinggi, sangat sederhana dengan hanya memiliki buah 3 kaki.
Kaki pertama IC LM35 dihubung ke sumber daya, kaki kedua sebagai output dan
kaki ketiga dihubung ke ground. Adapun gambar dari IC LM35 diperlihatkan
pada gambar 2.13.
18
3) Tingkat akurasi 0,5C. saat suhu kamar (25C).
19
2.7 Pengkondisi Sinyal
Dalam suatu sistem pengukuran, sinyal keluaran dari sensor atau transduser
masih terlalu kecil sehingga harus diperkuat terlebih dahulu agar keluarannya
cocok untuk ditampilkan pada display atau digunakan untuk sistem
kontrol/kendali.
Pengkondisi sinyal adalah sistem elektronika yang berfungsi untuk
display
Jembatan Penguat
Sensor operasional recorder
wheatstone
(op-amp)
control
Pengkondisi sinyal
20
R1
Vo
R2
Gambar 2.15 Voltage devider
................................................................................................(2.1)
21
Rangkaian jembatan wheatstone dapat dilihat pada gambar 2.16.
a
I1 I2
R1 R3
vs b d
Vo
R2 R4
c
Ketika tegangan Vbd sama dengan nol, maka tidak ada beda potensial antara titik
b dan d, sehingga Vab haruslah sama dengan Vad, jadi :
I1.R1 = I2.R3 ......(2.2)
Begitu pula besarnya tegangan R2 yaitu Vbc harus sama dengan tegangan R4 yaitu
Vdc, jadi :
....(2.4)
Dalam kondisi demikian ini, jembatan dikatakan dalam kondisi seimbang. Namun
jika elemen jembatan memiliki resistansi yang berubah nilainya dari kondisi
seimbang ini, maka :
...(2.5)
........(2.6)
22
( )
........(2.7)
2.10 Penguat Operasional / Operational Amplifier (Op-Amp)
Penguat Operasional atau yang sering disebut Op-Amp merupakan suatu
penguat diferensial yang mempunyai penguatan (gain) yang sangat tinggi dan
Penguat operasi yang sering dipakai dan telah banyak dikenal adalah tipe 741.
Op-Amp 741 atau lengkapnya uA-741 adalah nama jenis Op-Amp komersial
pertama yang terkenal, hasil rekayasa perusahaan Fairchild pada tahun 1968,
menjadi nama yang legendaris hingga hari ini. IC ini mempunyai delapan kaki,
dengan keterangan sebagai berikut :
23
Rf
i
R1
Vi
i Vo
24
i= - i
......(2.8)
................(2.9)
Av =
Vo = Vi
V1
Vi = 0 Vo
i=0
V1
Rf
R1
V1 = Vo ....(2.10)
..........(2.11)
Av = 1 +
Vo = (1 + V1
25
2.10.3 Penguat Buffer
Vo
Vi
Vo = Vi .....(2.12)
Av = = 1 ......(2.13)
R2
R1
V1
X
R1 Vo
V2
R2
26
Gambar 2.22 memperlihatkan bagaimana sebuah op-amp dapat digunakan
sebagai penguat diferensial, yang memperkuat selisih antara dua sinyal masukan.
Karena op-amp mempunyai impedansi yang tinggi diantara terminal-terminal
masukannya, maka secara virtual tidak ada arus yang mengalir diantara kedua
terminal masukannya. Jadi tidak ada beda potensial diantara kedua terminal
masukan, dan oleh karena itu keduanya berada pada potensial yang sama yaitu x.
Tegangan V2 adalah tegangan pada resistor R1 dan R2. Jadi terdapat sebuah
rangkaian pembagi tegangan dengan besar potensial pada masukan non inverting
sama dengan potensial pada titik x yaitu Vx sebagai :
yang
.(2.14)
Arus yang melewati resistor umpan balik pasti sama dengan arus yang mengalir
dari V1 melewati R1, jadi :
......(2.15)
( ) ....(2.16)
Vo = (V2 V1)
27
V1 R4 R5
A1
R3
Rg A3 Vo
R2
R6 R7
A2
V2
Penguat diferensial merupakan bentuk paling sederhana dari apa yang kerap
disebut sebagai penguat instrumentasi. Bentuk lain yang lebih umum digunakan
terdiri dari tiga buah penguat operasional. Rangkaian semacam ini tersedia
sebagai IC tunggal. Rangkaian tingkat pertama melibatkan penguat A1 dan A2.
Tingkat rangkaian ini akan memperkuat kedua sinyal masukan tanpa
meningkatkan tegangan mode common-nya, sebelum penguat A3 digunakan
untuk memperkuat sinyal diferensialnya. Penguatan diferensial yang dihasilkan
oleh penguat A1 dan A2 adalah (Rg+R2+R3) / Rg, Sedangkan penguatan yang
dihasilkan penguat A3 adalah R5 / R4 Diasumsikan semua resistor mempunyai
nilai yang sama sebesar R kecuali Rg, maka :
....(2.17)
(V2 V1)...(2.18)
28
Karakteristik dari penguat instrumentasi ini diantaranya :
1) DC offset sangat rendah, low drift, low noise dan open loop gain yang
sangat tinggi.
2) Gain tegangannya, dari masukan diferensial (V1 - V2) ke keluaran
AC Vi IRL RL
Prinsip kerja penyearah setengah gelombang adalah bahwa pada saat sinyal
input (Vi) pada setengah perioda positif, maka dioda mendapat bias maju
sehingga arus (IRL) mengalir ke beban (RL), dan sebaliknya bila sinyal input pada
setengah perioda negatif maka dioda mendapat bias mundur sehingga tidak arus
(IRL) yang mengalir ke beban (RL) dan berarti tegangan VRL sama dengan nol.
Bentuk tegangan masukan dan keluaran penyearah setengah gelombang
diperlihatkan pada gambar 2.25.
29
Vi
Vm
2 t
VRL
Vm
2 t
VRL,dc = VRL,eff =
=
=
= (- cos t)
= (- -1 - -1) =
= volt =
= = volt
31
Keluarga IC 78XX dan 79XX adalah pilihan utama bagi banyak sirkuit
elektronika yang memerlukan catu daya teregulasi karena mudah digunakan dan
harganya relatif murah. Untuk spesifikasi IC individual, XX digantikan dengan
angka dua digit yang mengindikasikan tegangan keluaran yang didesain,
contohnya 7805 mempunyai keluaran 5 volt dan 7812 memberikan 12 volt dan
seterusnya. Pada gambar 2.26 diperlihatkan bentuk dan konfigurasi IC 78XX dan
IC 79XX.
Gambar 2.27 Aplikasi IC 78XX dan 79XX pada power supply simetris.
31
2.14 Regulator Variabel LM 317